BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Penulisan laporan kasus ini bertujuan untuk :
a. Meningkatkan kemampuan dalam penulisan ilmiah di bidang kedokteran.
b. Memenuhi salah satu tugas Kepaniteraan Klinik di Bagian Ilmu Anestesi
dan Reanimasi RSUD Kanjuruhan Kepanjen Fakultas Kedokteran
Universitas Islam Malang.
1.4 Manfaat
Sebagai proses pembelajaran bagi dokter muda yang sedang mengikuti
kepaniteraan klinik bagian ilmu anastesiologi dan reanimasi.
3
BAB II
STATUS PASIEN
2.2 Anamnesa
1. Keluhan Utama :
Nyeri Perut bagian bawah disertai benjolan
2. Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang ke Poli Bedah RSUD Kanjuruhan Kepanjen dengan keluhan
nyeri perut sejak 2 hari yang lalu sebelum masuk rumah sakit. Nyeri perut
dirasakan Nyeri yang dirasakan hilang timbul sejak 2 hari yang lalu. Selain
itu, pasien juga mengatakan terdapat benjolan di bagian pusarnya sejak 1
tahun yang lalu serta 2 hari yang lalu mengeluarkan nanah.
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat Operasi : Tyroidectomy tahun 1993 & Katarak 2015
Riwayat Diabetes Melitus : 4 tahun yang lalu
Riwayat Penyakit Jantung : -
Riwayat Hipertensi :-
Riwayat Asma :-
Riwayat Kejang :-
Riwayat Stroke :
4
3. Riwayat Pengobatan : -
4. Penyakit Keluarga : DM (+), hipertesi (-), penyakit jantug (-), asma (-)
5. Riwayat alergi : obat (Clindamycin, Captopril, Cefadroxil),
makanan (-), suhu (-)
6. Riwayat Kebiasaan :-
7. Riwayat psikologi : Tenang
HEMATOLOGI
Indeks Eritrosit
KIMIA KLINIK
Elektrolit
Ureum 60 mg/dL 10 – 20
HEMOSTASIS
IMUNOSEROLOGI
2.5 Resume
- Anamnesa :
- Pasien datang ke Poli Bedah RSUD Kanjuruhan Kepanjen dengan
keluhan nyeri perut sejak 2 hari yang lalu sebelum masuk rumah sakit.
Nyeri perut dirasakan Nyeri yang dirasakan hilang timbul sejak 2 hari
yang lalu. Selain itu, pasien juga mengatakan terdapat benjolan di bagian
pusarnya sejak 1 tahun yang lalu. BAB lancar, nyeri saat BAK disangkal
- Pemeriksaan Fisik :
o Keadaan umum : kesadaran CM, GCS 456, TD: 149/80 mmHg, nadi:
80x/menit, Tax: 36°C, RR : 20x/menit.
o Mata : Eksolftalmus.
o Abdomen : Tampak adanya masa pada regio umbilical
8
- Pemeriksaan Penunjang :
Laboratorium : Penurunan TSH dan Peningkatan T4.
USG abdomen : Hernia Umbilical
2.6 Diagnosa
2.7 Terapi
a. Operatif
- Hernioumbilikoplasty.
b. Non Operatif
- IVFD NS 20 tpm
- Dexamethasone
- Acarbose
- Atorvastatin
- Pioglitazone
B5 : Puasa : (+)
Lavement : (-)
Layak induksi anestesi
KETERANGAN UMUM
Nama penderita : Tn. S
Umur : 65 tahun
POSISI : Supinasi
OBAT ANASTESI
1. Bupivacain HCL 20 mg
2. Midazolam 2,5 mg
3. Metoclopramide 10 mg
4. Ketorolac 30 mg
DURANTE OPERASI
1. Pasien mulai masuk ke ruang operasi pada jam 10.15 WIB. Selanjutnya,
dipasang alat-alat monitoring pasien yaitu tensimeter dan pulse oximetri
untuk menilai tekanan darah, nadi, dan saturasi O 2. Status monitoring yang
didapatkan (jam 10.15) yaitu TD 149/80; Nadi 70x/menit; Sat.O2 99%
2. Pasien diberikan oksigenasi O2 3 lpm via nasal canule dan resusitasi cairan
RL 500 mL secara IV
5. Setelah efek anastesia bekerja, operasi dimulai pada jam 10.30. Status
monitoring yang didapatkan (jam 11.30) yaitu TD 126/75; Nadi
82x/menit; Sat.O2 99%
Total skor : 1
BAB III
PEMBAHASAN
Induksi
digunakan sebagai analgesik untuk nyeri pasca bedah (Stone dan Humphries,
2004).
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Tn.S 65 tahun dengan Hernia Umbilical dan Tirotoksikosis dengan status
ASA 2 karena terdapat penyakit DM type II terkontrol. Dilakukan Hernioplasty
selama 60 menit. Selama operasi yaitu saat premedikasi maupun medikasi, sampai
proses anestesi selesai tidak ditemukan masalah yang berarti. Efek samping
pemberian obat minimal tanpa ada permasalahan yang berarti. Selama operasi
tidak terjadi ketidakseimbangan cairan yang dapat mengancam keselamatan
pasien. Setelah selesai proses anestesi, pasien langsung dipindahkan ke ruang
recovery, kesadaran pasien compos mentis dan tanda vital baik.
17
DAFTAR PUSTAKA
Latief SA, Suryadi KA, Dachlan MR. 2009. Petunjuk Anestesiologi: Edisi Kedua.
Jakarta: Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif FK UI
Latief, Said A, dkk. 2010. Petunjuk Praktik Anestesiologi: Edisi Kedua. Jakarta: FKUI
Mangku Gde & Senephati, Tjokorda GA. 2017. Buku Ajar Ilmu Anestesia Reanimasi.
Jakarta: indeks
Pasricha PJ, Pehlivanov N, Sugumar A, et al. 2006. Drug insight: from disturbed
motility to disordered movement—a review of the clinical benefits and
medicolegal risks of metoclopramide. Nat Clin Pract Gastroenterol Hepatol.
3(3):138–148.
Soenarjo, Jatmiko H & dkk. 2013. Anestesiologi Edisi 2. Bagian Anestesiologi dan
Terapi Intensif. Fakultas Kedokteran Undip/RSUP Dr. Kariadi : Semarang.
Stone, C.K., Humphries RL. 2004. Current Emergency Diagnosis and Treatment,
Lange.
Wirawan AY. 2011. Perbandingan onset dan durasi blok syaraf spinal antara
penambahan fentanyl 12,5μg dengan neostigmin 50 μg pada subarachnoid blok
dengan bupivakain 0,5% 12,5 mg hiperbarik untuk operasi daerah panggul dan
ekstremitas bawah [Karya tulis ilmiah akhir]. Yogyakarta: Fakultas Kedokteran
UGM.
18