Diremuk
Diayak
Peremuk Kedua
Pengayakan
Pencucian
2. Analisa Ultimate
Pengujian ini akan memberikan komposisi kimia batubara dengan tepat,
parameter yang diukur adalah :
a. Analisa Karbon, Hidrogen dan Nitrogen
Unsur – unsure ini bagian dari analisa ultimate dan dipakai dalam
perhitungan pembakara. Karbon dan Hidrogen dapat ditetapkan dalam batubara
dengan memanfaatkan metode pembakaran suhu tinggi. Pada metode ini sample
batubara dioksidasikan pada suhu 1350ºC. Oksida – oksida klorida dan sulfur
dibersihkan dengan perak. Hasil air karbondioksida yang dihasilkan oleh oksida
diserap oleh ascarite dan magnesium perchloride dan secara gravietris ditetapkan.
Nitogen dapat ditetapkan dengan metode Kjeldahl.Prosedur ini melibatkan
percernaan sample oleh pendidihan dengan menggunakan asam sulfat pekat, dengan
hadirnya katalis selenium. Zat – zat organik dihancurkan dan Nitrogen dihancurkan
menjadi ammonium sulfat. Amoniak kemudian dilepas oleh penambahan sodium
hidroksida yang berlebihan dan uap disulingkan kedalam larutan asam boric, dan
dititrasi dengan asam sulfat.
b. Kandungan Sulfur
Sulfur dalam batubara ditentukan oleh daerah terbentuknya. Kandungan
Sulfur yang tinggi dalam batubara menyebabkan korosi dalam bunker, cerobong.
Dapat menyebabkan oksidasi dalam penyimpanan, dapat menyebabkan pembakaran
spontan. Dapat menyebabkan pergerakan (slaging). Dan dapat menyebabkan polusi
udara. Metode untuk menetapkan sulfur dalam batubara antara lain :
Metode Bomb Oksigen Kalorimeter :
• 1 Gram sample dibakar dalam bomb oksigen, dicuci bersih dengan aquadest.
• Netralisir dengan larutan Na2CO3 0,0709 N. tambahkan 1 ml NH4OH pekat,
panaskan sampai mendidih, lalu disaring.
• Cuci endapan dengan air panas, tambahkan sampai 250ml. Netralisir dengan
HCL pekat.
• Saring dan cuci dengan air panas sampai bebas klorida. Panaskan kertas
saring dan endapkan pada suhu 925ºC sampai berat konstan.
3. Analisa Lainnya.
a. Analisa Nilai Kalor
Membeli batubara sama juga membeli satuan energi kalor. Nilai kalor adalah
panas yang dihasilkan oleh pembakaran sample dalam linngkungan yang terkendali.
Nilai kalor dapat dihitung dengan bomb calorimeter dimana sample ditutup dan
diberi tekanan oksigen antara 20 – 30 atm.bomb dikelilingi air dan sample dibakar.
Suhu diukur dan kenaikan suhu sebanding dengan kandungan panas. Data yang
didapat dihitung sebagai kalor.
b. Suhu Leleh Abu
Suhu leleh abu mempengaruhi jenis dasar tungku yang dibutuhkan dan
menunjukkan tendensi untuk terjadinya klinker dan pergerakan. Pengujian fusi abu
diukur dengan memanaskan kerucut dari abu batubara dalam suatu tungku yang
secara umum diatur dengan suasana reduksi. Dapat pula diuji dengan memakai Ash
Fusion Determinator.
c. Analisa Kandungan Abu
Abu yang terjadi pada pembakaran batubara akan membentuk oksida –
oksida, SiO2, Fe2O3, TiO2, CaO, MgO. Analisa kandungan abu dilakukan dengan
mengabukan abu, kemudian dilarutkan dalam HCl. Hasil tersebut kemudian dianalisa
dengan AAS (Atomic Absorbsion Spectofotometri). Bisa juga dengan cara
Grafimetri.
d. Hardgrove Grindability Index
adalah bilangan yang menyatakan mudah tidaknya batubara digerus.Dengan
rumus : HGI = 13,6 + 6,93W, dengan W adalah berat batubara lolos 200 mesh. Cara
pengujiannya adalah sbb :
• Keringkan sample lolos 4 mesh pada suhu 35ºC kurang dari 48 jam sebanyak
1000 gram.
• Ambil sample 200 gram.
• Masukkan dalam BiiMill diputar sebanyak 60 putaran.
• Kemudian diayak dengan lolos 200 mesh timbang yang lolos dan tertahan.
Kadar (Grade) adalah Kuantitas kandungan unsur atau senyawa dalam dalam
suatu bahan galian, hasil pengolahan atau pemurnian.