Disusun Oleh :
Dinda Herdianingsih
K7118073/6B
2021
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI........................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah.........................................................................1
1.2. Rumusan Masalah..................................................................................2
1.3. Tujuan Penulisan....................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Guru Honorer.........................................................................................4
2.2. Strategi untuk Meningkatkan Kesejahteraan Guru Honorer..................5
1. Guru Honorer Daerah.......................................................................5
2. Status Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK)..........6
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan.............................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................9
LAMPIRAN......................................................................................................10
i
BAB I
PENDAHULUAN
1
berdasarkan peraturan pemerintah yang tertuang dalam undang-undang
ketenagakerjaan (Mulyasa, 2016)
Banyaknya guru yang berstatus sebagai guru honorer daerah sangat
memprihatinkan, mulai dari masa depan yang tidak jelas, menjalani kondisi
terpuruk bertahun-tahun, mengabdi di daerah tertinggal, sistem honorium
yang tidak menentu, terkadang menerima honorium setelah tiga bulan
menjalankan tugas bahkan tidak menentu.
Berdasarkan hasil observasi yang telah penulis lakukan, penulis
memperoleh informasi jumlah tenaga honorer di SDN Kalinongko dan
penjaga adalah 10 orang, sedangkan PNS sejumlah 3 orang. Melalui
wawancara kepada salah satu guru honorer SDN Kalinongko yang bernama
Safitri Niswatur Rohmah, S.Pd., menunjukan berbagai problem yang dilema,
mulai dari masa mengabdi yang cukup lama, namun kesejahteraan secara
ekonomi masih relatif kecil untuk bisa memenuhi kebutuhan pribadinya.
Namun, beliau tetap bertahan dengan kondisi terpuruk bertahun-tahun,
ditambah status kepegawaiannya yang belum jelas. Guru honorer tersebut
tetap menjalankan tugas utamanya sebagaimana tugas guru tetap, yaitu
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada tuhan yang maha kuasa.
Terdapat perbedaan antara guru PNS dengan guru honorer. Perbedaan
tersebut dapat kita lihat dari gaji seorang guru PNS dengan guru honorer
yang sangat jauh, padahal secara kerja mereka tidak jauh berbeda dan
kontribusi yang mereka berikan juga tidak jauh berbeda, sehingga sebagai
warga negara Indonesia, seorang pekerja, dan pahlawan pndidikan upah
minimal yang seharusnya diterima adalah sebesar upah minimum daerah.
Sehingga guru honorer sebagai salah satu tenaga kerja terdidik akan
diperlakukan seperti tenga kerja pada umunya.
2
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut, maka dapat dirumuskan
masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana permasalahan yang dialami guru honorer di SDN
Kalinongko, Purworejo?
2. Bagaimana kebijakan dan strategi untuk meningkatkan kesejahteraan
guru honorer di SDN Kalinongko, Purworejo?
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
2.2. Strategi untuk Meningkatkan Kesejahteraan Guru Honorer
1. Guru Honorer Daerah
Guru Honorer yang telah terdaftar DAPODIK sudah mendapatkan
gaji langsung dari Pemerintah Daerah. Guru Honorer kini mendapat
perhatian serius bagi pemerintah, mengingat honor dan gaji mereka
sangat minim, karena hanya dianggarkan dari dana BOS sebesar 15%
dari alokasi BOS tiap sekolah. Sehingga Pemerintah Daerah ikut andil
dalam mengalokasikan dananya untuk menambah kesejahteraan Guru
Honorer.
Pemerintah memiliki kebijakan bagi pemerintah daerah dalam
pengalokasian dana daerah Dana Alokasi Khusus (DAK) yang berasal
dari APBN dan APBD, dialokasikan kepada daerah untuk membantu
membiayai kebutuhan khusus daerah. Alokasi DAK ditentukan dengan
memerhatikan tersediannya dana dalam APBN maupun APBD sesuai
dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999, yang dimaksud dengan
kebutuhan khusus adalah (1) kebutuhan yang tidak dapat diperkirakan
dengan menggunakan rumus alokasi umum,dalam pengertian kebutuhan
yang tidak sama dengan kebutuhan daerah lain,dan (2) kebutuhan yang
merupakan komitmen/prioritas nasional. DAK akan berfungsi sebagai
saluran untuk mengefektifkan prioritas nasional. Contohnya dalam
bidang pendidikan baik dalam perbaikan mutu pendidikan dan juga
penghargaan atas kinerja guru. Upah/ gaji adalah hak pekerja atau buruh
yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan
berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 78 tentang Pengupahan.
Pemerintah menetapkan standart KHL (Kebutuhan Hidup Layak)
sebagai dasar penetapan upah minimum provinsi seperti yang di atur
pasal 88 ayat 4.
Berdasarakan ketentuan pasal 19 PP No.8 Tahun1981 yaitu apabila
upah terlambat di bayar, maka mulai hari ke empat sampai ke delapan
terhitung dari hari di mana seharusnya upah di bayar.upah tersebut di
tambah dengan 5% untuk tiap hari keterlambatan.sesudah hari ke
5
delapan tambahan itu menjadi 1% untuk tiap hari keterlambatan, dengan
ketentuan bahwa tambahan itu untuk satu bulan tidak boleh melebihi
50% dari upah yang seharusnya di bayarkan. Dengan hal tersebut para
guru honorer di daerah terlindungi hak-haknya untuk mendapatkan
perlakuan lebih baik dari pemerintah daerah sehingga kesejahteraan
hidup layak dapat terealisasikan dengan baik.
Pemerintah juga membuat sebuah kebijakan tentang jaminan sosial
tenaga kerja. Badan penyelenggara jaminan sosial (BPJS) yaitu lembaga
yang bertugas sebagai pelaksana untuk asuransi karyawan yang saat ini
juga di peruntukkan bagi guru honorer, untuk memberikan perlindungan
finansial (atau ganti rugi secara finansial) untuk keselamatan jiwa,
kesehatan dan lain sebagainya mendapat penggantian finansial dari
kejadian-kejadian yang tidak dapat diduga yang dapat terjadi seperti
kematian, kecelakaan kerja, sakit, di mana melibatkan pembayaran
premi secara teratur dalam jangka waktu tertentu sebagai ganti polis
yang menjamin perlindungan. Berberdasarkan undang-undang No.24
tahun 2011 lebih memperhatikan perlindungan kerja dan keselamatan
kerja.
2. Status Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK)
Seleksi terbuka PPPK merupakan langkah strategis dalam
pemenuhan kebutuhan tenaga pendidik dan penyelesaian masalah guru
honer pemerintah membuka seleksi PPPK sebagaimana diatur dalam PP
No. 49 Tahun 2018 tentang Manajemen Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja (PPPK). PPPK, selain sebagai solusi pemenuhan
kebutuhan guru juga merupakan solusi atas permasalahan guru honorer.
Melalui PPPK guru memperoleh jaminan dari sisi kesejahteraan
maupun kesempatan pengembangan diri dan pengembangan karir untuk
menunjang tugasnya sebagai guru profesional. Berdasarkan UU NO 5
Tahun 2014 tentang ASN Pasal 22, Pengangkatan Guru Honorer atau
Guru dengan PPPK diangkat sebagai Pegawai dengan Perjanjian Kerja
oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan kebutuhan Instansi
6
Pemerintah. PPPK berhak memperoleh gaji dan tunjangan, cuti,
perlindungan dan pengembangan kompetensi. Pengadaan calon PPPK
merupakan kegiatan untuk memenuhi kebutuhan pada Instansi
Pemerintah. Pengadaan calon PPPK dilakukan melalui tahapan
perencanaan, pengumuman, lowongan, pelamaran, seleksi, pengumuman
hasil seleksi, dan pengangkatan menjadi PPPK. Penerimaan calon PPPK
dilaksanakan oleh Instansi Pemerintah melalui penilaian secara objektif
berdasarkan kompetensi, kualifikasi, kebutuhan Instansi Pemerintah, dan
persyaratan lain yang dibutuhkan dalam jabatan.
Pengangkatan calon PPPK ditetapkan dengan keputusan Pejabat
Pembina Kepegawaian pada BKN untuk Instansi Pusat dan BKD untuk
instansi daerah. Masa perjanjian kerja paling singkat 1 (satu) tahun dan
dapat diperpanjang sesuai dengan kebutuhan dan berdasarkan penilaian
kinerja. PPPK tidak dapat diangkat secara otomatis menjadi calon PNS.
Untuk dapat diangkat menjadi calon PNS, PPPK harus mengikuti semua
proses seleksi yang dilaksanakan bagi calon PNS dan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
PPPK berhak mendapatkan gaji, tunjangan, cuti, pengembangan
kompetensi, penghargaan, dan perlindungan. Di samping itu, PPPK juga
memiliki kewajiban untuk mematuhi tugas pekerjaan, target kinerja, hari
kerja dan jam kerja, dan disiplin bagi PPPK.
7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Setelah penulis melakukan analisis dan pembahasan pada masalah-
masalah yang muncul berkaitan dengan guru honorer, penulis menarik
kesimpulaan ke dalam beberapa poin berikut :
1. Guru honorer yang ada di SDN Kalinongko belum mendapatkan kepastian
dalam karir profesionalitasnya
2. Gaji untuk guru honorer terbilang masih cukup minim dibandingkan
dengan gaji guru ASN
3. Kebijakan pemerintah daerah dalam mengalokasikan dana APBN dan/atau
APBD untuk guru honorer dapat mewujudkan kehidupan yang adil dan
sejahtera
4. Seleksi PPPK merupakan langkah strategis pemerintah sebagai upaya
pemenuhan guru dan penyelesaian guru honorer.
8
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Wandi & Arifin, Ridwan. 2019. Asas Keadilan Upah Guru Honorer dalam
Perspektif Hukum. Riau Law Jurnal. Vol 3 (No 2) : 85-104
Fauzi, Hilmi & Syafar, Djunawir. 2017. Studi tentang Kebijakan Guru Honorer
Sekolah Dasar di Yogyakarta. Jurnal Manajemen Pendidikan Islam.
Vol 5 (No2) : 162-172
http://berkas.dpr.go.id/puslit/files/info_singkat/Info%20Singkat-XII-23-I-P3DI-
Desember-2020-1953.pdf Diakses pada 12 April 2021 Pukul 17.25
https://p3gtk.kemdikbud.go.id/dokumen/penerimaan-pppk-p3k-guru-2021-
saupve3/kebijakan-pengadaan-pppk-guru-npgz64t Diakses pada 12
April 2021 Pukul 17.29
https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt56d59d47d249a/status-dan-
gaji-pegawai-honorer/ Diakses pada 12 April 2021 Pukul 17.30
M.Iwan Satriawan, Politik Hukum Pemerintahan Desa di Indonesia, 150, 7.9 Asri
Wijayanti, S.H , M.H Hukum Ketenaga Kerjaan Pasca Reformasi, Sinar
Grafika, Jakarta: 2013, 11810 Hani Regina Sarisyamsiar Syamsu,S.H,
M.H.Ati Yuniati S.H, M.H, Perlindungan Hukum Tenaga Kerja Oleh
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan Berdasarkan
Undang-Undang No.24 Tahun 2011.
9
LAMPIRAN
10
Gambar 3. Gambar guru honorer/GTT sedang mengajar di kelas
11