Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun oleh:
RISTAULI PASARIBU
NIM : 02012106
JAKARTA, 2021
KATA PENGANTAR
Untuk itulah saya menyusun makalah realisme yang mana adalah salah
satu cabang aliran dalam Filsafat Pendidikan Kristen. Segala Saran dan pendapat
saya ucapkan terimakasih. Dan saya memohon maaf yang sebesar-besarnya
apabila ada kesalahan dalam kepenulisan, dan kami sangat mengharapkan kritik
dan saran untuk menguatkan makalah saya.
Jakarta, 2021
Penyusun
1
Paul D. Meier dkk, Pengantar Psikologi dan Konseling Kristen (Yogyakarta: (PBMR)ANDI, 1991), hal 1.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 2 PEMBAHASAN
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................7
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Karena filsafat pendidikan merupakan terapan dari filsafat umum maka filsafat
pendidikan pun terdiri beberapa aliran seperti filsafat pendidikan idealisme,
realisme, esensialisme dan pragmatisme. Dalam makalah ini kita akan membahas
tentang aliran realism.
1
Siapa saja tokoh-tokoh Filsafat Realisme?
BAB II
PEMBAHASAN
Realisme berasal dari kata dalam bahasa Inggris yaitu real, atau yang nyata, dapat
diartikan juga yang ada secara fakta, tidak dibayangkan atau diperkirakan. Adapun
kata fakta dalam bahasa Indonesia berarti hal (keadaan, peristiwa) yang merupakan
kenyataan; sesuatu yg benar-benar ada atau terjadi. Realisme juga berasal dari kata
Latin realis yang berarti nyata.
Pada dasarnya realisme merupakan filsafat yang memandang realitas secara dualitas.
Realisme berbeda dengan materialisme dan idealisme yang bersifat monitis.Realisme
berpendapat bahwa hakikat realitas adalah terdiri atas dunia fisik dan dunia
rohani.2Realisme membagi realitas menjadi dua bagian, yang subjek yang menyadari
dan mengetahui disatu pihak dan dipihak lainnya adalah adanya realita diluar manusia
yang dapat dijadikan sebagai objek pengetahuan manusia.
2
Uyoh Sudilloh, Pengantar Filsafat Pendidikan (Bandung: Alfa Beta, 2007), hal 103.
2
Gagasan filsafat realisme terlacak dimulai sebelum periode abad masehi dimulai,
yaitu dalam pemikiran murid Plato bernama Aristoteles (384-322 SM). Sebagai
murid Plato, sedikit banyak Aristoteles tentu saja memiliki pemikiran yang sangat
dipengaruhi Plato dalam berfilsafat. Dalam keterpengaruhannya, Aristoteles memiliki
sesuatu perbedaan pemikiran yang membuatnya menjadi berbeda dengan Plato.
Ibarat Plato memulai filsafatnya dari sebelah selatan, Aristoteles justru memulai dari
sebelah utara. Filsafat Aristoteles tampak seperti antitesis filsafat Plato yang justru
memiliki corak idealisme. Oleh karena itu, jika Plato meyakini bahwa apa yang
sungguh-sungguh ada adalah yang ada dalam alam idea, Aristoteles justru
memandang bahwa apa yang di luar alam ide, termasuk benda-benda yang terlihat
indra bukanlah idea yang lahir dari replikasi yang ada dalam pikiran atau mental.
3
Bagi Aristoteles, benda-benda itu sungguh pun tidak ada yang memikirkannya ia
tetaplah ada. Keberadaanya tersebut tidak ditentukan oleh akal. Disini fokus perhatian
Aristoteles terhadap kemungkinan sampai pada konsepsi-konsepsi tentang bentuk
universal melalui kajian-kajian atas objek-objek material. Kelak, ini akan menjadi
dasar-dasar pertama bagi lahirnya fisika modern serta sains.
Realisme adalah aliran filsafat yang memandang bahwa dunia materi diluar kesadaran
ada sebagai suatu yang nyata dan penting untuk kita kenal dengan mempergunakan
intelegensi.4Objek indra adalah real, yaitu benda-benda ada, adanya itu terlepas dari
kenyataan bahwa benda itu kita ketahui, atau kita persepsikan atau ada hubungannya
dengan pikiran kita. Menurut realisme hakikat kebenaran itu barada pada kenyataan
alam ini, bukan pada ide atau jiwa.
5
Sementara itu, dalam pengenalan rasional, rasio manusia tidak terbatas aktivitasnya.
Rasio dapat mengenal hakikat sesuatu, jenis sesuatu, dan sasaran rasio lebih umum
dibanding sasaran indra. Pengetahuan rasional atau konseptual adalah tidak
3
Teguh Wangsa Gandhi HW, Filsafat Pendidikan (Yogyakarta: Ar Ruzz Media, 2010), hal 140.
4
Adisasmita, Hakekat, Filsafat dan Peranan Pendidikan Jasmani dalam Masyarakat, (Jakarta:PT
Rneka Cipta, 1989), hal. 60.
5
Prof. KH Yudian Wahyudi, Hukum Islam antara Filsafat dan Politik (Yogyakarta: Pesantren Nawesea,
2007),hal. 90.
3
tergantung pada organ indra, sehingga akan sama untuk setiap orang, indra-indra
menginformasikan impresi individu, tetapi akal atau intelek memproduksi
pengetahuan universal atau kebenaran.
1. Otologi Ilmu Pendidikan yang membahas tentang hakikat subtansi dan pola
organisasi Ilmu Pendidikan;
2. Epismotologi Ilmu Pendidikan yang membahas tentang hakikat objek formal
dan material Ilmu Pendidikan;
3. Metodologi Ilmu pendidikan, yang membahas tentang hakikat cara-cara kerja
dalam menyusun ilmu pendidikan; dan
4. Aksiologi Ilmu Pendidikan yang membahas tentang hakikat nilai kegunaan
teoritis dan praktis ilmu pendidikan.6
Ada beberapa ciri-ciri dari kelompok yang mengikuti aliran realisme ini, diantaranya:
Kelompok realis membedakan antara objek pikiran dan tindakan pikiran itu
sendiri. Menekankan teori korespondensi untuk meneliti kebenaran
pernyataan-pernyataan. Kebenaran adalah hubungan erat putusan kita kepada
fakta-fakta pengalaman atau kepada dunia sebagaimana adanya. Kebenaran
adalah kepatuhan kepada realitas yang objektif
6
Drs. H. Abdul Muis Thabrani MM, Filsafat Dalam Pendidikan (Jember: IAIN Jember Press, 2015), hal.
11.
4
Seorang realis menyatakan, ia tidak menjauhkan diri dari fakta yang nyata.
Menekan kemauan-kemauan dan perhatian-perhatiannya dan menerima
perbedaan dan keistimewaan benda-benda sebagai kenyataan dan sifat yang
menonjol dari dunia. Ia bersifat curiga terhadap generalisasi yang condong
untuk menempatkan segala benda di bawah suatu system
Kebanyakan kaum realis menghormati sains dan menekankan hubungan yang
erat antara sains dan filsafat. Tetapi banyak di antara mereka yang bersifat
kritis terhadap sains lama yang mengandung dualisme atau mengingkari
bidang nilai. Sebagai contoh, Alfred North Whitehead yang mencetuskan
'filsafat organisme'. Ia mengkritik pandangan sains yang tradisional yang
memisahkan antara materi dan kehidupan, badan dan akal, alam dan jiwa,
substansi dan kualitas-kualitas.
1. Aristoteles
Filsafat aristoteles berkembang dengan tiga tahap yakni pertama ketika dia masih
belajar di Akademia plato, kedua gagasannya yang masih dekat dengan gurunya,
kemudian ketika dia mengungsi dan terakhir pada waktu ia memimpin liseum
mencakup 6 karya tulisnya yang membahas masalah logika yang dianggap
sebagai karya nya yang paling penting, selain kontribusinya dibidang
metafisika,fisika, etika, politik, ilmu kedokteran, ilmu alam dan karya seni.
5
Dia mengemukakan bahwa semua manusia harus berusaha mencapai dua
tujuan,pertama keselamatan dan kebahagiaan hidup yang abadi, kedua keadaan
dan kehidupan dunia yang sejahtera dan damai. Johan Amos Comenius
menyatakan bahwa pendidikan harus universal.
3. Williem MC Gucken
4. Francis Bacon
6
5. John locke
Adapun konsep filsafat menurut aliran realisme itu terbagi atas 4 jenis, yaitu:
1. Metafisika-realisme.
2. Humanologi-realisme.
Hakekat manusia terletak pada apa yang dapat dikerjakan. Jiwa merupakan sebuah
organisme kompleks yang mempunyai kemampuan berpikir
3. Epistemologi-realisme.
7
Kenyataan hadir dengan sendirinya tidak tergantung pada pengetahuan dan gagasan
manusia, dan kenyataan dapat diketahui oleh pikiran. Pengetahuan dapat diperoleh
melalui penginderaan. Kebenaran pengetahuan dapat dibuktikan dengan memeriksa
kesesuaiannya dengan fakta
4. Aksiologi-realisme.
Tingkah laku manusia diatur oleh hukum-hukum alam yang diperoleh melalui ilmu,
dan pada taraf yang lebih rendah diatur oleh kebiasaan-kebiasaan atau adat-istiadat
yang telah teruji dalam kehidupan.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari paparan diatas dapat disimpulkan bahwa Realisme berpendapat bahwa hakikat
realitas adalah terdiri atas dunia fisik dan dunia rohani.Realisme membagi realitas
menjadi dua bagian, yang subjek yang menyadari dan mengetahui disatu pihak dan
dipihak lainnya adalah adanya realita diluar manusia yang dapat dijadikan sebagai
objek pengetahuan manusia.
9
Aliran Realisme adalah aliran filsafat yang memandang bahwa dunia materi di luar
kesadaran ada sebagai suatu yang nyata dan penting untuk kita kenal dengan
mempergunakan intelegensi. Segala yang di amati oleh panca indera kita adalah suatu
kebenaran. Pengaruh aliran realisme dalam pendidikan, kemampuan dasar dalam
proses kependidikan yang di alami lebih ditentukan perkembangannya oleh
pendidikan atau lingkungan sekitar, karena empiris (pengalaman) pada hakikatnya
yang membentuk manusia.
10
DAFTAR PUSTAKA
11