TEORI MAGNET
Penyusun:
ACTUR SAKTANTO N 3334131364
SUKMA SUCI FRIANDANI 3334131140
WAHYU RAMADHA 3334131080
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini
dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami membahas mengenai
Teori Magnet
Makalah ini dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari berbagai
pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan
makalah ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini.
Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik
yang dapat membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan
untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian.
Penulis
DAFTAR ISI
Magnet selalu memiliki dua kutub yaitu: kutub utara (north/ N) dan kutub
selatan (south/ S). Walaupun magnet itu dipotong-potong, potongan magnet kecil
tersebut akan tetap memiliki dua kutub.
Magnet dapat menarik benda lain. Beberapa benda bahkan tertarik lebih kuat
dari yang lain, yaitu bahan logam. Namun tidak semua logam mempunyai daya
tarik yang sama terhadap magnet. Besi dan baja adalah dua contoh materi yang
mempunyai daya tarik yang tinggi oleh magnet. Sedangkan oksigen cair adalah
contoh materi yang mempunyai daya tarik yang rendah oleh magnet.
m0 m1 . m 2
F= .
4 p R2
F = gaya tarik menarik/gaya tolak menolak dalam newton.
R = jarak dalam meter.
N Weber
A .m atau dalam m2
Bila rapat garis-garis gaya dalam medan yang serba sama B, maka banyaknya
m 0 Weber
k= 4p = 10-7 A.m
Vektor B tegak lurus pada l dan r, arahnya dapat ditentukan denagan tangan
kanan. Jika l sangat kecil, dapat diganti dengan dl.
m 0
I . Dl sin q
dB = 4p r2
Persamaan ini disebut hukum Ampere.
m 0 I
B= 2 . p.a
B dalam W/m2
I dalam Ampere
a dalam meter
B B
I
Kuat medan dititik H = m = mr .m 0 = 2 p.a
r udara = 1
B=
m i ( cos q −cos q )
0
1 2
4 pa
Induksi Induksi magnetik di pusat arus lingkaran.
m 0
a. I . N
. sin α 1 m 0
2
a .I .N
B= 2 . r 2
atau B= 2 . r3
m 0
I .N
B= 2 . a
B dalam W/m2.
I dalam ampere.
N jumlah lilitan.
a jari-jari lilitan dalam meter.
Arah medan magnetik dapat ditentukan dengan aturan tangan kanan.
Jika arah arus sesuai dengan arah melingkar jari tangan kanan arah ibu jari
menyatakan arah medan magnet.
Solenoide
Solenoide adalah gulungan kawat yang di gulung seperti spiral.
Bila kedalam solenoide dialirkan arus listrik, di dalam selenoide terjadi medan
magnet dapat ditentukan dengan tangan.
Gambar :
N
. dx
B=
m 0
∋. 2
2
B= m 0 ∋¿
¿
B=
m 0
∋. 1
2
B=
m 0
∋¿
2
¿
Toroida
Sebuah solenoide yanfg dilengkungkan sehingga sumbunya membentuk
lingkaran di sebut Toroida.
Bila keliling sumbu toroida 1 dan lilitannya berdekatan, maka induksi
magnetik pada sumbu toroida.
B= m∋ ¿
¿
N
n dapat diganti dengan 2 pR
N banyaknya lilitan dan R jari-jari toroida.
gambar :
F=BI l sin
F = gaya Lorentz.
B = induksi magnetik medan magnet.
I = kuat arus.
B=
m 0 IP
2 pa
Besar gaya Lorentz pada arus dalam kawat Q
F=B . I Q . l Q
Besar gaya Lorentz tiap satuan panjang
F=B . I Q
=
m 0 IP
IQ
2 pa
F=
m 0 I P IQ
2 pa
F tiap satuan panjang dalam N/m.
Ip dan IQ dalam Ampere dan a dalam meter.
F=
m I2
0
=
m
0 2I
2
=2. 10−7
I2
2p a 4p a a
Untuk I = 1 Ampere dan a = 1 m maka F = 2.10-7 N/m
Kesimpulan :
1 Ampere adalah kuat arus dalam kawat sejajar yang jaraknya 1 meter dan
menimbulkan gaya Lorentz sebesar 2.10-7 N tiap meter.
Gerak Partikel Bermuatan Dalam Medan Listrik .
Pertambahan energi kinetik.
q.E
a=
percepatan : m
Usaha yang dilakukan gaya medan listrik setelah partikel berpindah d adalah :
W = F . d = q . E .d
Usaha yang dilakukan gaya sama dengan perubahan energi kinetik
Ek = q . E .d
1 1
2
mv 2 − 2 mv 2 =q . E . d
2 1
Didalam medan listrik serba sama yang kuat medannya E, bergerak partikel
bermuatan positif dengan kecepatan vx.
Dalam hal ini partikel mengalami dua gerakan sekaligus, yakni gerak lurus
beraturan sepanjang sumbu x dan gerak lurus berubah beraturan
sepanjang sumbu y.
Oleh sebab itu lintasannya berupa parabola. Setelah melintasi medan listrik,
lintasannya menyimpang dari lintasannya semula.
l
t=
v
2
1 1 q .E l
d= 2 at 2 = 2 . .
m v 2
X
√
v = v 2+ v
X Y2
q.E l
v Y =a . t= .
m vX
Pada arus listrik yang berada dalam medan magnet bekerja gaya Lorentz.
F=B.I. l sin
Arus listrik adalah gerakan partikel-partikel yang kecepatannya tertentu, oleh
sebab itu rumus di atas dapat diubah menjadi :
q
F = B . t . v . t sin
F = B . q . v sin
3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan pada makalah ini adalah
1. Medan magnet adalah daerah atau wilayah yang jika sebuah benda bermuatan
listrik berada atau bergerak di daerah itu maka benda tersebut akan mendapatkan
gaya magnetik.
2. Arah kuat medan magnetik disekitar arus listrik bergantung pada arah arus
listrik dapat ditentukan dengan kaidah tangan kanan.
3. Arah gaya magnetik dapat ditentukan dengan kaidah tangan kanan
4. Besarnya GGL induksi (E) bergantung pada cepatnya perubahan fluks magnetic
DAFTAR PUSTAKA
Giancolli, Dauglas C.2001.Fisika Edisi v jilid II. Jakarta: Erlangga
Halliday dan Resnick dkk.1997. Fisika jilid 2 Edisi 3. Jakarta : Erlangga
http://id.wikipedia.org/w/index.php?
title=Transformator&oldid=5250454”