Anda di halaman 1dari 10

TUGAS 5

KENDALI MESIN LISTRIK


“kontrol kecepatan motor DC"

Disusun oleh :
ALIYAH SAKINAH
19064006

Dosen pembimbing :
Drs. Aswardi, M.T.

D3 – TEKNIK LISTRIK
TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGRI PADANG
2021
A. KONTROL KECEPATAN MOTOR DC
Kontrol kecepatan motor dc adalah subjek yang sangat penting dalam pertimbangan
penerapan motor tersebut. Berbagai metode kontrol kecepatan mengikuti langsung dari
persamaan dasar dc persamaan kecepatan motor (11.9), dari mana seseorang dapat
memprediksi cara untuk kontrol n jika kita menuliskannya dalam bentuk sederhana berikut,

Persamaan ini menunjukkan bahwa kecepatan berbanding lurus dengan tegangan


( V t ), berbanding terbalik dengan fluks per kutub dan Perubahan resistansi
jangkar Ra dengan menambahkan resistansi eksternal secara seri. Oleh karena itu, jelas
bahwa kecepatan motor n dapat divariasikan oleh metode berikut:
 Memvariasikan tegangan terminal Vt, oleh karena itu tegangan divariasikan
pada angker Va
 MenyesuaikantahananmedanRf(dandengandemikianmemvariasikanfluks
medan)
 Memasukkanresistorsecaraseridenganrangkaiandinamo(Ra+Radd=∑Ra),
(kontrolrheostat).
Metode pertama adalah metode yang paling umum untuk mengurangi atau
meningkatkan kecepatan , sedangkan yang ketiga jarang digunakan sekarang karena
menghasilkan banyak kerugian
1. Kontrol Kecepatan Motor dari Motor DC Shunt dan Motor DC terpisah
a. Mengubah Tegangan Jangkar
Metode ini melibatkan perubahan tegangan pada dinamomotor tanpa
mengubah tegangan pada medan. Jika voltase Va meningkat dan Ia naik karena :[Va↑
- Ea) /Ra] jika Ia naik maka torsi juga naik membuat Te > TL dan kecepatan motor
meningkat.seiring bertambahnya kecepatan menyebabkan arus jangkar
berkurang,penurunan Ia menurunkan torsi menyebabkan Te = TL pada rotasi yang
memiliki kecepatan yang tinggi
b. Mengubah Resistensi Medan
Jika hambatan medan meningkat, maka arus medan berkurang (If ↓ = Vt
/Rf↑), dan saat arus medan berkurang, fluks juga berkurang. Penurunan fluks
menyebabkan penurunan internal seketika.
Fig.11.13 The effect of armature voltage variation on speed control of d.c. separately-excited
and shunt motor.
Tegangan yang dihasilkan Ea↓ (= Ke ϕ ↓ n), yang menyebabkan peningkatan besar
pada arus jangkar mesin dan fluks pada mesin berkurang sedangkan Ia meningkat. berikut
contoh :

Gambar 11.4 Gambar motor shunt dengan penambahan resitansi pada arus medan
Gambar diatas menunjukkan motor DC shunt dengan resistansi jangkar sebesar 0,25
Ω. beroperasi dengan tegangan terminal 240 V dan sebuah tegangan internal Ea 235V . Oleh
karena itu, aliran arus jangkar adalah:
Ia = ( 240V -235V) / 0,25Ω = 20A
Jika fluks berkurang 1%, maka Ea turun 1% j, karena: (E a =Ke ϕ ↓ n)
E a2 =0,99 E a1 =0,99 (235) = 232,65V
Arus jangkar : Ia = ( 240-232,65) / 0,25 = 29,4 A.
Dengan demikian, penurunan fluks sebesar 1% meningkatkan peningkatan arus
jangkar sebesar 47%.
jadi, penurunan fluks, Te > TLdan kecepatan motor meningkat. Namun, saat motor
bertambah cepat, Ea naik, menyebabkan Ia menurun. Jadi, torsi Te menurun , dan akhirnya
Te dan TL pada kecepatan stabil yang lebih tinggi dari bangun (1 → 2 → 3) seperti gambar
berikut ini :
Pengaruh variasi tahanan medan Rf pada kontrol kecepatan karakterisitik kecepatan
torsi motor shunt
c. Memasang resitor secara seri dengan sirkuit jangkar jika resistor dipasang pada sirkuit
jangkar maka secara drastis meningkatkan kemiringan kecepatan torsi motor
,pengoprasi lebih lambat jika di beri beban.seperti persamaan dibawah ini :
vt Ra +R
-
add

k e ∅ K e K t ∅2

Jika Ra ↓, Ia dan Te↑, Maka motor dipercepat ( n meningkat dari Titik 1 ke titik 3)
sedangkan Jika Ra ↑, Ia dan Te↓, Maka motor melambat ( n menurun dari Titik 4 ke titik 6)
seperti pada gambar dibawah ini :

Gambar 11.7 Variasi kecepatan dengan menambahkan restansi tambahan Radd di


sirkuit jangkar

11.16 Kontrol kecepatan rheostat dari shunt motor


metode pesinyisipan resitor jarang digunakan karena sangat boros dan memiliki
kerugian pada resistor yang masukan yang jumlahnya sangat besar.
2. Rentang Pengoprasian yang aman dengan 2 metode umum
 kontrol resistasi bidang
a. Semakin rendah arus medan pada motor dc shunt maka semakin tinggi kecepat
putarannya,dan semakin tinggi arus medan maka semakin lambat putaran
motornya. dikarenakan kenaikan arus medan yang menyebakan penurunan pada
kecepatan.Kecepatan minimum dapat dicapai oleh kontrol rangkaian medan.
Kecepatan minimum ini terjadi ketika sirkuit medan motor memiliki arus
maksimum yang diijinkan mengalir melaluinya.
b. Jika motor beroperasi pada tegangan terminal, daya dan arus medan rated , maka
motor akan berjalan pada kecepatan rated ,dikenal juga sebagai kecepatan
dasar.Kontrol tahanan medan dapat mengontrol kecepatan motor untuk kecepatan
di atas Kecepatan dasar tetapi tidak untuk kecepatan di bawah kecepatan dasar.
Untuk mencapai kecepatan yang lebih lambat dari kecepatan dasar dengan sirkuit
kontrol medan akan membutuhkan arus medan yang berlebihan, kemungkinan
besar gulungan medan.
 Kontrol Tegangan Jangkar
a. Semakin rendah tegangan jangkar pada motor DC maka kecepatan putaran
motornya lambat, dan semakin tinggi tegangan jangkar maka semakin cepat
putarannya. Karena peningkatan tegangan jangkar menyebabkan peningkatan
kecepatan yang berada pada tingkat maksimum yang dapat dijangkau oleh
kontrol tegangan jangkar.Kecepatan maksimum ini ketika motor berada di
level maksimum yang diizinkan
b. Jika motor beroprasi pada tegangan,daya dan arus medan rated maka aka
berjalan/berputar dengan kecepatan rated.Kontrol tengangan jangkar dapat
mengontrol kecepatan motor untuk kecepatan motor dibawah kecepatan dasar
tetapi tidak bisa untuk kecepatan diatas kecepatan dasar.Untuk mencapai
kecepatan yang lebih cepat dari kecepatan dasar dengan kontrol tegangan
jangkar akan membutuhkan tegangan jangkar yang tinggi dan bisa
menyebabkan rusaknya sirkuit jangkar.

kedua teknik diatas saling melengkapi, yang mana kontrol tengangan jangkar berkerja
dengan baik untuk kecepatan dibawah kecepatan dasar dan kontrol tahanan medan berkerja
dengan baik untuk kecepatan diatas kecepatan dasar.
c. Ada perbedaan signifikan dalam batas torsi dan daya pada mesin berat di
bawah kedua jenis kontrol kecepatan ini. Faktor pembatas kedua kasus adalah
konduktor jangkar , yang menempatkan batas arus jangkar Ia Untuk
mengontrol tegangan jangkar, fluks pada motor konstan, torsi maksimum di
motor T maks = K T Ø i a , torsi maksimum konstan terlepas dari kecepatan
putaran motor karena daya dari motor diberikan oleh P = T ω, (ω = 2πn / 60)
adalah kecepatan sudut poros motor), daya maksimumnya P . maks = Tmaks
ω. Maka tenaga maksimal yang keluaran berbanding lurus dengan kecepatan
operasi dibawah kontrol tegangan jangkar.
d. ketika tahanan kontrol digunakan, fluks berubah.Dalam bentuk kontrol ini,
peningkatan peningkatan yang disebabkan oleh penurunan fluks mesin. Agar
batas arus jangkar tidak terlampaui,maka Batas torsi harus berkurang seiring
dengan peningkatan kecepatan motor . Karena daya dari motor yang diberikan
oleh P = Tω dan batas torsi menurun seiring dengan peningkatan kecepatan
motor, daya maksimum yang keluar dari motor dc di bawah kendali arus
medan konstan, sedangkan torsi maksimum bervariasi kebalikan dari
kecepatan motor seperti gambar dibawah ini:

1) kontrol tegangan jangkar


2) kontrol arus medan
3. Kontrol Kecepatan Motor DC Seri
Kontrol kecepatan motor DC seri didapatkan dari kontrol medan.
A. Metode kontrol medan
adalah kontrol motor kecepatan dapat dikontrol dengan memvariasikan fluks dengan
cara berikut:
 Menggunakan resistor pengalih medan
Arus medan dalam motor seri belitan dapat terhubung dengan menghubungkan
resistansi shunt mencegah belitan medan sehingga sebagian kecil arus medan dialihkan
keresistansi shunt sehingga mengurangi eksitasi. mmf dan melemahkan fluks

Kontrol kecepatan motor seri dengan resistor pengalih


(a). koneksi sikuit (b) karakteristik
Metode ini memberikan kecepatan di atas normal karena penurunan fluks. Saat arus
medan berkurang, kecepatan torsi bergeser ke atas sejajar satu sama lain seperti yang
ditunjukkan pada gambar diatas (b).karakteristik. Resistor pengalih bersifat induktif sehingga
setiap perubahan arus muatan tidak akan mempengaruhi arus belitan medan.
 Menggunakan belitan medan berliku
Untuk meningkatkan kecepatan seri motor, fluks dikurangi dengan mengurangi
jumlah belitan medan berliku.dengan menggunakan belitan medan dengan sejumlah belitan
diluar.seperti gambar berikut ini :

pengendali kecepatan motor seri mengunakan metode medan – tapped


B. Metode kontrol angker
kontrol jangkar dapat dilakukan dengan salah satu metode berikut,
 Metode itu adalah dengan mengubah tegangan terminal motor.
Jika tegangan terminal dinaikkan, kecepatan akan meningkat untuk setiap torsi yang
diberikan. kecepatan motor seri dapat dikontrol oleh variasi tegangan terminal Vt
menggunakan suplai dc variabel.Meskipun metode ini sangat mahal untuk didapatkan di
masa lalu, metode menjadi yang paling umum digunakan sekarang karena faktor perangkat
semikonduktor daya bertenaga yang menyediakan pasokan dc variabel yang murah,
berukuran kecil, dan andal seperti pemotong dc dan penyearah terkontrol.
 Kontrol resistansi angker
Metode ini diperoleh dengan cara yang sama cara untuk motor dc shunt dengan
pengecualian bahwa tahanan kontrol seri dengan tegangan suplai sehingga total resistansi
jangkar dilihat oleh suplai ( ∑ R a = R a + R s + Rs + Radd )

Kontrol kecepatan motor seri mengunakan resistasi jangkar (a). koneksi sikuit (b)
karakteristik
Untuk nilai Radd tertentu kecepatan berbanding terbalik dengan akar kuadrat dari torsi
seperti persamaannya :
Vt 1 R a + Rs + R add
n= x −
∅ √ Te Ke K f

TUGAS 2 : CONTOH SOAL DAN JAWABAN


1. Motor DC yang digunakan untuk menggerakan kipas angin yang memiliki torsi
sebanding dengan kuadrat kecepatan . saat sirkuit angker dari motor terhubung pada
200 V , dibutuhkan arus jangkar sebesar 16 A dan motor berjalan dengan kecepatan
1000 rpm, hitunglah tegangan terminal yang diperlukan dan arus tarik oleh motor
dengan kecepatan baru. Asumsikan angker resistansi adalh 0,5 ohm dan mengabaikan
penurunan tegangan sikat .

JAWAB:
Arus anggker = 16 A

Back emf = Ea 1=V 1−I a1 Ra 200−16 × 0.5=192 V

Kecepatan n1 =1000rpm

Torsi T 1a n21 → T 1=Cn21 dimana nilai C konstan


T 1=K T ∅ I a 1

Tegangan yang dibutuhkan untuk menurunkan tegangan menjadi 750 rpm


V 2=E a 2−I a 2 Ra

Untuk mencari V 2 kita harus menemukan Ea 2 dan I a 2

Untuk I a 2 : ∅ konstan
T 2=K T ∅ I a 2

Jadi :

T 2=Cn22

T 1 Cn21 n21
= = =¿) ❑2 = 1.778
T 2 Cn22 n22

T1
T2 = =0.562T 1
1,778
K T ∅ I a 2=0.562( K T ∅ I a 1 )
I a 2=0.562 ×16=9 A
Untuk Ea 2 : Ea 1=¿ K ∅ n ¿
e 1
dan Ea 2 =K e ∅ n2
Ea 1 K e ∅ n1 n 1 1000
 = = = =1.33
Ea 2 K e ∅ n2 n 2 750

E a1 192
Ea 2 = = =144.36 V
1.33 1.33
jadi V 2 =144.36+9 ×0.5=148.86 V ≅ 150V

2. A 240 V motor dc shunt memiliki resistansi jangkar 0.2 0hm ketika arus dynamo 40 A
kecepatan 1000 rpm
a. Temukan tambahan Rx untuk dihubungkan secara seri dengan angker untuk
mengurangi kecepatan sehingga 600 rpm . usahakan arus jangkar tetap sama
b. Jika arus berkurang menjadi 20 A ( dengan resistansi Rx terhubung ) temukan
kecepatan motor yang baru

JAWAB :
a. Ea 1=V 1−I a1 Ra

= 240 – 40 × 0.2=232V
Ea 2 =V 1−I a 1( Ra + R x ¿

= 240 – 40 × ( 0.2 + R x ) = 232 – 40 R x


n1 E a 1
Tapi : =
n2 E a 2

600 232−40 R x
=
1000 232
600 × 232 = 1000 ( 232 −40 R x )
232−0.6 ×232
R x= = 2.325 ohm
40
n2 240−20(2.325+ 0.2)
b. =
1000 240−20 ×0.2
n2 =803 rpm

3. A 300 V motor dc shunt berjalan pada 1600 rpm saat mengambil angker arus 40 A .
resistansi jamgkar adalah 0.5 0hm
a. Hitunglah kecepatan saat resistansi dimasukan di lapangan sirkuit untuk
mengurangi fluks hingga 80% dari nilai nominalnya( fluks pelemahan )
b. Hitunglah percepaytan medan dikurangi menjadi a nilai sedemikian rupa sehingga
fluks dinaiakn menjadi 120% dari nominal nilainya .
Usahakan bahwa arus jangjar tetap konstan dalam kedua kasus
JAWAB :
a. Dalam control kecepatan motor dc menggunakan metode fluks , yaitu tegangan
terminal dan resistansi jangkar dijaga konstan , sedangkan fluks bervariasi . karena itu
,

V t −Ra I a 1
n1 =
Ke ∅ n1
V t −Ra I a 2
n2 =
K e ∅ n2

Dengan membagi persamaan ( a ) dan ( b ) menghasilkan


n2 V t−R a I a 2 ∅ 1
= ×
n1 V t−R a I a 1 ∅ 2

Dari I a 2 = I a 1
n2 ∅ 1
=
n1 ∅ 2
∅1 100
n2 =n1 × = 1600 × =2000 rpm
∅2 80

b. Ketika fluks dinaikan 120%


∅1 100
n2 =n1 × = 1600 × =1333.3 rpm
∅2 120

Anda mungkin juga menyukai