Dalam kitab fathul muin, shalat diartikan sebagai beberapa ucapan dan perbuatan tertentu, yang diawali
dengan takbir dan diakhiri dengan salam
“Dan dirikanlah sholat, tunaikanlah zakat dan rukuklah beserta orang-orang yang rukuk.” (QS.al
Baqarah(2) : 43)
“Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) sholat. Dan sesungguhnya
yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk,” (QS.al Baqarah(2):45)
“Dan apabila kamu berada di tengah-tengah mereka (sahabatmu) lalu kamu hendak mendirikan sholat
bersama-sama mereka, maka hendaklah segolongan dari mereka berdiri (sholat) besertamu dan
menyandang senjata, kemudian apabila mereka (yang sholat besertamu) telah sujud (telah selesai
sholat), maka hendaklah datang golongan yang kedua yang belum sholat, lalu sholatlah mereka
denganmu, dan hendaklah mereka bersiap siaga dan menyandang senjata…”. (QS.an-Nisa’(4):102)
“Jika mereka bertaubat, mendirikan sholat dan menunaikan zakat, maka (mereka itu) adalah saudara-
saudaramu seagama.” (QS. at-Taubah(9): 11)
Macam2 shalat
Dari segi hukum, sholat rawatib juga dibagi menjadi dua, yakni sunah muakkad dan sunah ghairu
muakkad. Sunah muakkad artinya sunah yang sangat dianjurkan karena banyaknya keutamaan di
dalamnya. Sedangkan sunah ghairu muakkad artinya sunah yang memiliki sedkit keutamaan.
Sunah muakkad:
Dalam suatu hadits dijelaskan bahwa seorang muslim yang mengerjakan 4 rakaat sholat sebelum zuhur,
2 rakaat sesudahnya, 2 rakaat sesudah magrib, dua rakaat sesudah isya, dan dua rakaat sebelum subuh
akan dibangunkan rumah di surga.
Sholat sunah 2 rakaat sebelum subuh lebih baik dari dunia dan seluruh isinya,
sholat yang dikerjakan di waktu dhuha, yakni ketika matahari mulai naik 7 hasta sejak terbitnya atau
sekitar pukul 7 pagi hingga waktu sholat zuhur.
Namun di Indonesia, waktu shalat dhuha menurut pada ulama yakni pada pukul 9 pagi. Jumlah rakaat
sholat dhuha adalah dua rakaat, namun boleh dikerjakan lebih dari itu karena tidak ada batasan jumlah
rakaat.
Menghapuskan dosa
Sholat tasbih merupakan macam-macam sholat sunnah yang dikerjakan dengan membaca bacaan tasbih
sebanyak 300 kali. Bacaan tasbihnya, "subhanallah, walhamdulillah, walaa ilaaha illa allah, wallahu
akbar." Artinya, "Maha Suci Allah, Segala Puji Bagi Allah, Allah Maha Besar.
Sholat tasbih tidak bisa dilaksanakan dengan berjamaah dan didirikan sebanyak empat rakaat. Jika
dikerjakan siang hari, maka empat rakaat dengan satu salam.
Sedangkan jika dilaksanakan pada malam hari maka sebanyak empat rakaat dengan dua salam.
4. Shalat Jumat
“Sebaik-baiknya hari yang matahari terbit padanya adalah hari Jumat. Pada hari itu Adam diciptakan,
masuk dan keluar dari surga dan hari kiamat hanya akan terjadi pada hari Jumat.” (HR. Muslim)
Bagi laki-laki, menunaikan sholat pada hari Jumat hukumnya fardhu'ain atau wajib. Sholat Jumat ini akan
dilaksanakan pada waktu dzuhur telah tiba di hari Jumat.
"Salat Jumat itu wajib bagi setiap muslim dengan berjemaah kecuali empat orang: budak, wanita, anak-
anak atau orang yang sakit". (HR. Abu Dawud, Daruquthni, Baihaqi dan Hakim).
“Barangsiapa meninggalkan shalat Jumat sebanyak tiga kali karena lalai terhadap shalat tersebut, Allah
akan tutupi hatinya.” (HR. Abu Daud, An-Nasai, dan Ahmad
• Adanya khutbah
• Mendapat izin khalayak ramai yang menyebabkan shalat Jumat masyhur atau tersiar.
• Jemaah sholat Jumat tidak lebih dari satu di satu negeri (kampung)
5. Memohonkan maghfiroh (ampunan) bagi sekalian mukminin pada khutbah yang kedua.
3. Menutup aurat.
4. Badan, pakaian, dan tempat yang suci dari hadats dan najis.
5. Shalat id
Sholat Idul Fitri sendiri dilaksanakan pada pagi hari dan juga hukumnya sunnah muakkad, yakni sangat
dianjurkan.
2. Takbiratul ihram
22. Salam
Meskipun hukum mendengarkan khotbah adalah sunnah, akan lebih baik jika kamu tetap duduk dan
mendengarkannya.
4. Menutup aurat
6. Beragama islam
7. Sudah balig
8. Berakal sehat
3. Takbiratul ihram.
12. Salam.
13. Tertib.
1. Jika salah satu syarat atau rukun shalat tidak dikerjakan atau sengaja tidak dikerjakan.
4. Aurat terbuka.
5. Membelakangi kiblat.
12. Murtad.
Waktu2 shalat
1. Zhuhur
Waktunya dari tergelincirnya matahari hingga bayangan semua benda sama panjang dengan aslinya.
3. ‘Ashar
Waktunya dari saat bayangan semua benda sama panjang dengan aslinya hingga terbenamnya
matahari.
4. Maghrib
Waktunya dari terbenamnya matahari hingga hilangnya warna kemerah-merahan pada senja.
Berdasarkan sabda Nabi Shallallahu alaihi wa sallam : “Waktu shalat Maghrib selama warna kemerah-
merahan pada senja belum hilang.” [2] 4.‘Isya’
Waktunya dari hilangnya merah senja hingga pertengahan malam. Berdasarkan sabda Nabi Shallallahu
a’alaihi wa sallam: “Waktu shalat ‘Isya’ hingga pertengahan malam.”
Shalat jama'
Salat Jamak berarti menggabungkan kedua salat, dengan jumlah rakaat yang sama dengan biasanya
dilakukan. Penggabungan kedua salat tidak diselingi dengan dzikir maupun salat lain.
Secara bahasa, kata jama' artinya menggabungkan, menyatukan atau pun mengumpulkan. Di dalam Al-
Qur'an disebutkan kata jam'u ketika mengumpulkan ayat-ayat Al-Qur'an yang turun tidak beraturan.
Sedangkan secara istilah, sholat jamak adalah melakukan dua sholat fardhu yaitu Dzuhur dan Ashar atau
Maghrib dan Isya secara berurutan pada salah satu waktunya.
1. Syarat
- Dilakukan berurutan (Antara dua sholat pisahnya tidak lama sehingga seelah melaksanakan sholat
pertama harus segera takbiratul ihram untuk langsung melaksanakan sholat kedua.)
- Saat mengerjakan sholat jamak yang kedua masih dalam perjalanan, meskipun perjalanan tidak harus
mencapai masafatul qashr atau batas minimal perjalanan, sebagaimana sholat qashar.
Berdasarkan riwayat Ibnu Abbas radhiyallahu'anhu, ia berkata: "Rasulullah SAW pernah sholat Dzuhur
bersama Ashar dan Maghrib bersama Isya di Madinah tanpa sebab ketakutan atau sebab hujan." (HR.
Muslim no. 705, Abu Dawud no. 1211 dan Tirmidzi no. 128).
-Safar
Berdasarkan riwayat Ibnu Abbas radhiyallahu'anhu, ia berkata: "Rasulullah SAW pernah sholat Dzuhur
bersama Ashar dan Maghrib bersama Ista tanpa sebab ketakutan atau sebab safar." (HR. an-Nasai No.
601, hadits sahih).
IIbnu Munzir yang menguatkan pendapatnya dibolehkannya jamak ini dengan perjataan Ibnu Abbas ra,
"Beliau tidak ingin memberatkan umatnya." Allah SWT berfirman: "Allah tidak menjadikan dalam agama
ini kesulitan." (QS. Al-Hajj: 78).
Namun mahzab Al-Hanafiyah dan Asy-Syafi;iyah menolak kebolehan menjamak sholat karena sakit. Al-
Imam An-Nawawi di dalam kitab Al-Majmu' Syarah Al-Muhadzdzab menyebutkan: "Nabi mengalami
beberapa kali sakit, namun tidak ada riwayat yang sharih bahwa beliau menjamak sholatnya." Sehingga
tidak ada satupun dalil yang dengan tegas menyebutkan bahwa Rasulullah menjamak sholat karena
sakit.
Salat Jamak terbagi menjadi dua cara sesuai waktu pengerjaannya, adapun pembagiannya sebagai
berikut :
1. Jamak Taqdim
Menggabungkan, mengerjakan 2 salat wajib sekaligus di waktu salat yang pertama atau awal, yakni :
- Salat Zuhur dan Ashar, dikerjakan di waktu Zuhur. Jika niat salat Jamak saja, tanpa meringkas (qashar)
salat berarti dikerjakan 4 rakaat Zuhur hingga salam, lanjut berdiri 4 rakaat Ashar.
- Salat Maghrib dan Isya, dikerjakan di waktu Maghrib. Niat salat jamak Maghrib dan Isya tanpa qashar,
berarti 3 rakaat Maghrib hingga salam lalu 4 rakaat Isya.
2. Jamak Takhir
Pelaksanaannya hampir sama dengan sebelumnya, letak perbedaannya pada niat dan waktu
pengerjaan. Jamak takhir dilakukan di waktu salat yang terakhir, contoh :
Salat Zuhur dan Ashar, dikerjakan pada waktu Ashar. Shalat Magrib dan Isya’ dilakukan pada waktu
shalat Isya’
Shalat Qashar
Salat Qashar berarti melakukan salat wajib dengan meringkas jumlah rakaat salat yang bersangkutan.
Terdapat 3 salat fardhu yang boleh di-Qashar, yakni, Zuhur, Ashar, dan Isya, aslinya berjumlah 4 rakaat
yang akhirnya dikerjakan cukup 2 rakaat.
- Jauh perjalanan dengan dua marhalah atau lebih (80,640 km atau perjalanan sehari semalam).
-Perjalanan yang di lakukan adalah safar mubah (bukan perlayaran yang didasari niat mengerja
maksiat ).
-Sholat yang diqasar adalah shalat rubaiyah (tidak kurang dari empat rakaat).
-Perjalanan terus menerus sampai selesai sholat tersebut.
-Tidak mengikuti dengan orang yang itmam (sholat yang tidak diqasar) dalam sebagian sholat nya
- Niat Shalat Qashar sesuai dengan waktunya baik dhuhur, asar atau isya’
- Shalat sebagaimana shalat biasa namun jumlah rakaat yang semula 4 menjadi 2 rakaat
- Masih berstatus sebagai musafir atau masih dalam perjalanan jauh, belum sampai tujuan.
- Tertib. Lakukan urutan salat sesuai aturannya, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Contoh : jika
salat jamak taqdim qashar, maka mengerjakan Maghrib 3 rakaat dulu baru 2 rakaat Isya.