Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN KEGIATAN KULIAH KERJA LAPANGAN (KKL)

Pada Pondok Pesantren Al-Markaz Darul Istiqomah dan Pulau Sembilan

Dosen Pembimbing :

Amrullah Harun, S.Th.I, M.Th.I


Radhie Munardi, S.pd.I, M.Ag

Oleh :

I
L
M
U

H
A
D
I
S

2016

PRODI ILMU HADIS

FAKULTAS USHULUDDIN FILSAFAT DAN POLITIK

UIN ALAUDDIN MAKASSAR

2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mahasiswa memiliki peran yang besar dalam proses pembangunan bangsa

ini. Sebagai Agen of Change, Mahasiswa berperan untuk melakukan perubahan-

perubahan yang dianggap perlu untuk mencapai kemajuan. Perubahan-perubahan

itu sendiri dapat dalam bidang politik, ekonomi, sosial dan budaya dan atau

lainnya sesuai dengan kebutuhan bangsa. Terkait dengan hal tersebut, Mahasiswa

diharapkan memiliki kemampuan nyata yang dapat diterapkan dalam bidang

bisnis maupun publik. Hanya dengan belajar dibangku kuliah, tidaklah cukup

untuk membekali Mahasiswa agar memiliki kemampuan yang memadai. Perlu

adanya kunjungan secara nyata sebagai pengalaman aplikatif.

Kuliah Kerja Lapangan (KKL) adalah salah satu bentuk belajar praktik

yang merupakan agenda rutin yang dilakukan oleh Program Studi Ilmu Hadis

Fakultas Uhuluddin Filsafat dan Politik Universitas Islam Negeri Alauddin

Makassar. Kegiatan tersebut diikuti oleh mahasiswa/mahasiswi semester 6 dan

beberapa dosen yang mendampingi. KKL dilakukan bertujuan untuk menambah

pengetahuan dan pengalaman mengenai masyarakat, sehingga mahasiswa dapat

menyelaraskan dengan teori yang sudah didapat ditiap kunjungan yang dilakukan.

Adapun tempat yang dianggap tepat untuk mengembangkan teori adalah

Pondok Pesantren al-Markaz Darul Istiqomah Sinjai dan Pulau Sembilan yang

berada di kabupaten Sinjai. Lokasi ini dianggap tepat untuk melaksanakan

kegiatan KKL, karena adanya kegiatan santri dan santri wati yang berbeda dari

pesantren yang lain, serta beberapa kebiasaan masyarakat dipulau Sembilan dalam

mencari nafkah yang dianggap menarik diketahui. Oleh karenannya, peneliti

menjadikan tempat tersebut sebagai tempat yang akan kami kunjungi.

1
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah yang dipaparkan diatas, maka dapat diambil

pokok permasalahan yakni dengan rumusan sebagai berikut:

1. Bagaimana rangkaian kegiatan di Pondok Pesantren al-Markaz Darul

Istiqomah ?

2. Bagaimana rangkaian kegiatan di Pulau Sembilan?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka peneliti dalam hal ini

memiliki dua tujuan utama: pertama yaitu meneliti tentang metode pembelajaran

santri di pesantren, kedua untuk menggali nilai-nilai sunnah yang hidup dalam

lingkungan pesantren yang dikenal dengan stilah living Sunnah. Selanjutnya,

sebagai Mahasiswa Program Studi Ilmu Hadis, Fakultas Ushuluddin Filsafat dan

Politik, UIN Alauddin Makassar, pada umumnya bertujuan untuk meningkatkan

kemampuan dan kompetensi terhadap kehidupan bermasyarakat yang

berkelanjutan, sebagaimana yang disebutkan dalam tema dari kegiatan Kuliah

Kerja Lapangan (KKL) pada spanduk.

D. Metodel Penelitian

Untuk menganalisis obyek penelitian ini, peneliti menggunakan satu tahap

penelitian dengan metode pengumpulan data.

Secara leksikal pengumpulan berarti proses, cara, perbuatan

mengumpulkan, menghimpun, pengerahan. Data adalah keterangan yang benar

dan nyata, keterangan atau bahan nyata yang dapat dijadikan bahan kajian

(analisis atau kesimpulan). Dengan demikian, pengumpulan data dapat diartikan

sebagai prosedur yang sistematis dan memiliki standar untuk menghimpun data

yang diperlukan dalam rangka menjawab masalah penelitian sekaligus

2
menyiapkan bahan-bahan yang mendukung kebenaran korespondensi teori yang

akan dihasilkan.

Peneliti menempuh tiga tahapan dalam pengumpulan data yaitu:

1. Observasi

Metode observasi juga merupakan tahap penelitian dengan cara terjun

langsung ke objek penelitian, kemudian mencatat dan mengabadikan hal-hal yang

sekiranya menunjang dalam proses penelitian.

2. Wawancara

Metode wawancara adalah salah satu cara para peneliti mendapatkan data

atau informasi dari sebuah persoalan, dalam hal ini peneliti melakukan tanya

jawab secara langsung kepada narasumber yang bersangkutan. Dalam hal ini

peneliti melakukan wawancara dengan beberapa civitas Pondok Pesantren al-

Markaz Darul Istiqomah Sinjai, seperti Pimpinan, Kepala Madrasah, Guru, dan

para Santri dan Santri Wati.

3. Dokumentasi

Dalam Kamus Bahasa Indonesia, dokumentasi diartikan sesuatu yang

tertulis atau tercetak yang dapat dipakai sebagai bukti atau keterangan, seperti

akte kelahiran, surat nikah, surat perjanjian. Dalam hal ini, peneliti memperoleh

sumber data atau keterangan melalui dokumen-dokumen yang ada pada lokasi

penelitian, baik melaui surat secara tertulis maupun melalui gambar.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Profil Kabupaten Sinjai dan Pondok Pesantren al-Markaz al-Islamy Darul

Istiqomah Sinjai

1. Kabupaten Sinjai

Sinjai merupakan salah satu kabupaten yang berada di Sulawesi Selatan.

Sinjai yang berjarak sekitar ±220 km dari Kota Makassar. Kabupaten ini memiliki

luas wilayah 819,96 km2 dan berpenduduk sebanyak kurang lebih 236.497 jiwa.

Kabupaten Sinjai mempunyai nilai historis tersendiri, dibanding dengan

kabupaten-kabupaten lain di Provinsi Sulawesi Selatan. Dulu terdiri dari beberapa

kerajaan-kerajaan, seperti kerajaan yang tergabung dalam federasi Tellu Limpoe

dan Kerajaan – kerajaan yang tergabung dalam federasi Pitu Limpoe.

Watak dan karakter masyarakat tercermin dari system pemerintahan

demokratis dan berkedaulatan rakyat. Komunikasi politik di antara kerajaan-

kerajaan dibangun melalui landasan tatanan kesopanan Yakni Sipakatau yaitu

Saling menghormati, serta menjunjung tinggi nilai-nilai konsep “Sirui Menre’

Tessirui No’ yakni saling menarik ke atas, pantang saling menarik ke bawah,

mallilu sipakainge yang bermakna bila khilaf saling mengingatkan.

Jika ditelusuri, hubungan antara kerajaan-kerajaan yang ada di kabupaten

Sinjai di masa lalu, maka nampaklah dengan jelas bahwa ia terjalin dengan erat

oleh tali kekeluargaan yang dalam Bahasa Bugis disebut Sijai artinya sama

jahitannya. Eksistensi dan identitas kerajaan-kerajaan yang ada di Kabupaten

Sinjai di masa lalu semakin jelas dengan didirikannya Benteng pada tahun 1557.

Benteng ini dikenal dengan nama Benteng Balangnipa, sebab didirikan di

Balangnipa yang sekarang menjadi Ibukota Kabupaten Sinjai. Disamping itu,

benteng ini pun dikenal dengan nama Benteng Tellulimpoe, karena didirikan

4
secara bersama-sama oleh tiga kerajaan yakni Lamatti, Bulo-bulo, dan Tondong

lalu dipugar oleh Belanda melalui perang Manggarabombang.

Geografi, Secara geografis Kabupaten Sinjai terletak pada titik 5°2'56" -

5°21'16" Lintang Selatan dan 119°56'30" - 120°25'33" Bujur Timur. Kabupaten

Sinjai terletak di bagian pantai timur Provinsi Sulawesi Selatan yang berjarak

sekitar 223 km dari kota Makassar. Luas wilayahnya berdasarkan data yang ada

sekitar 819,96 km2 (81.996 ha). Batas-batas wilayahnya adalah sebagai berikut:

Utara (Kabupaten Bone), (Selatan) Kabupaten Jeneponto dan Kabupaten

Bantaeng, (Barat) Kabupaten Gowa, (Timur) Teluk Bone.

Topografi, Kabupaten Sinjai secara geografis terdiri atas wilayah pesisir,

dataran rendah dan dataran tinggi dengan ketinggian antara 0- ?2.871 meter diatas

permukaan air laut (mdpl). Wilayahnya termasuk 9 pulau-pulau kecil di Teluk

bone yang masuk ke wilayah kecamatan Pulau Sembilan. Pesisir di Kabupaten

Sinjai berada di sepanjang batas sebelah timur dan tergolong sempit meliputi

Kecamatan Sinjai Timur, Sinjai Utara dan kecamatan Tellu Limpoe. Pertanian

yang menonjol dari kabupaten Sinjai adalah lada dan coklat. Lada tumbuh hampir

di semua kecamatan kecuali di kecamatan Pulau Sembilan.

Beberapa pariwisata yang terdapat di kabupaten Sinjai, diantaranya:

a. Pulau Sembilan

b. Pantai Ujung Kupang

c. Pantai Karampuang

d. Air terjun Baruttungge

e. Air terjun Lembang Saukang

f. Air terjun Batu Barae

g. Air terjun Barania

h. Air terjun Pincuni

5
i. Hutan Mangrove Tongke-tongke

j. Benteng Oval Balangnipa, dll.

2. Pondok Pesantren al-Markaz Darul Istiqomah Sinjai

a. Sejarah Pendirian Pesantren

Pondok Pesantren Darul Istiqamah didirikan oleh K.H. Ahmad Marzuki

Hasan pada tahun 1969 di Maccopa Kabupaten Maros dan diresmikan pada tahun

1970 dengan menggunakan Yayasan Pembina Dakwah Islamiyah (YPDI) sebagai

payung hukumnya. Pesantren Darul Istiqamah yang berlokasi di Maccopa Kab.

Maros dijadikan sebagai Pondok Pesantren Pusat, sehingga saat ini dikenal

sebagai Pesantren Darul Istiqamah Pusat Maccopa Maros. Pada awal berdirinya

Pesantren Darul Istiqamah Maccopa Maros hanya memilki + 7 (tujuh) orang

santri dengan menjadikan gubuk bambu sebagai asrama pemondokannya. Saat ini

tengah berkembang pesat dan memiliki bangunan terbilang bagus dan tanah yang

bertambah luas menjadi + 60 Hektar.

Pada tahun 1978 K.H. Achmad Marzuki Hasan (Alm) melebarkan sayap

dakwahnya ke daerah sinjai dengan mendirikan Pesantren Darul Istiqamah

Cabang Puce’e (tahun 1979), kemudian pada tahun 1980 beliau memilih menetap

dan mendirikan Pesantren Darul Istiqamah Jurusan Syari’ah di Jalan Bulu Tanah

Kelurahan Bongki Kabupaten Sinjai. Bersama dengan istrinya Hj. Andi

Muthahharah K, beliau membina ratusan santri putra dan putri dari berbagai

daerah tidak hanya dari dalam provinsi tapi juga dari luar provinsi Sulawesi

selatan.

Dalam perkembangannya, beliau juga membina ummat melalui puluhan

masjid binaan sampai di luar kabupaten Sinjai. Disamping dari pada itu, seiring

berjalannya waktu, beliau mendirikan beberapa cabang pesantren yang dipimpin

oleh beberapa alumni yang beliau kader sendiri. Diantaranya: cabang Lappa’e

6
(1981), cabang Patohoni (1997), cabang Biroro (1997) dan cabang Tongke-

Tongke (1997).

Karena membludaknya jumlah santri dan kondisi asrama yang padat, maka

pada tahun 2000 beliau memutuskan dan atas inisiatif pemerintah daerah (saat itu

dipimpin oleh Bapak Muh. Roem, SH) untuk memperluas pesantren ke lokasi

baru yaitu di jalan Bulu Lohe Kelurahan Bongki, Lokasi seluas 1 (satu) hektar

tersebut merupakan tanah wakaf pemerintah daerah (PEMDA) kabupaten Sinjai,

simpatisan dan dermawan Islam.

b. Pimpinan Pesantren

Saat ini Pesantren al-Markaz al-Islamy Pesantren Darul Istiqomah Sinjai

dipimpin oleh K.H. Fadhlullah Marzuki, S.Pd.I, beliau merupakan putra kedua

dari K.H. Achmad Marzuki Hasan bersama Hj. A. Muthahharah K dari sembilan

bersaudara. Beliau telah menjadi pimpinan pondok pesantrena al-Markaz al-

Islamy Pesantren Darul Istiqomah sejak tahun 2006.

c. Identitas Pesantren

 Nama Pesantren Lengkap : Pondok Pesantren Darul Istiqamah

Kampus al-Markaz al-Islamy Kabupaten Sinjai

 Nama Familiar : Pesantren al-Markaz atau Pesantren

Darul Istiqamah Bongki-Bulu Lohe.

 Alamat Lengkap : Jl. Bulu Lohe Kelurahan Bongki,

Kecamatan Sinjai Utara Kabupaten Sinjai, Prov. Sulawesi Selatan.

 No.Telpon/HP : 0482-21469 / 0482-21179 /

085355115878

 Kode Pos : 92615

 NPWP : 02-853-790-0-806-000

 Nomor Statistik Pesantren : 312731901120

7
 No. Rekening Pesantren : 0258-01-016769-50-2 (BRI Cab.

Sinjai)

 Status Pesantren : Swasta

 Tipe Pondok Pesantren : Kombinasi Salafiyah dan Modern

 Tahun Berdiri : Tahun 2000

 Pendiri : K.H. Ahmad Marzuki Hasan

 Pimpinan Saat Ini : K.H. Fadhlullah Marzuki, S.Pd.I

 Yayasan Penyelenggara : Yayasan Pembina Dakwah Islamiyah

(YPDI – Sinjai)

 Ketua Yayasan : KH. Fadhlullah Marzuki, S.Pd.I

 Alamat Yayasan : Jl. Bulu Lohe Kelurahan Bongki,

Kecamatan Sinjai Utara Kabupaten Sinjai, Prov. Sulawesi Selatan.

 No/Tgl SK Yayasan : Nomor 02/02 Maret 2005

 No. Izin Yayasan : C-495-HT-03-02

d. Struktur

Struktur dari Pesantren al-Markaz al-Islamy Darul Istiqomah Sinjai yaitu

Lembaga tertinggi dalam organisasi pesantren al-Markaz al-Islamy Pesantren

Darul Istiqamah Sinjai ialah Badan Wakaf. Badan Wakaf adalah semacam badan

legislatif yang bertanggungjawab atas segala pelaksanaan dan perkembangan

pendidikan dan pengajaran di al-Markaz al-Islamy Pesantren Darul Istiqamah

Sinjai. Untuk tugas dan kewajiban keseharian amanat ini dijalankan oleh

Pimpinan Pondok Pesantren.

Pimpinan pesantren al-Markaz al-Islamy Darul Istiqamah Sinjai

merupakan semacam badan eksekutif yang dipilih oleh Pendiri Pesantren dan

Badan Wakaf. Dengan demikian Pimpinan Pondok adalah mandataris Badan

Wakaf yang mendapatkan amanah untuk menjalankan keputusan-keputusan

8
Badan Wakaf dan bertanggungjawab kepada Badan Wakaf al-Markaz al-Islamy.

Pimpinan pesantren al-Markaz al-Islamy Darul Istiqamah Sinjai, di samping

memimpin lembaga-lembaga dan bagian-bagian di pesantren al-Markaz al-Islamy

Pesantren Darul Istiqamah Sinjai, juga berkewajiban mengasuh para santri sesuai

dengan sunnah. Adapun lembaga-lembaga dan  bagian-bagian yang dibawahi

Pimpinan pesantren al-Markaz al-Islamy Sinjai adalah sebagai berikut:

1. Lembaga Tahfidzul Qur’an, TKA/TPA, SD Tahfidzul Qur’an, Madrasah

Tsanawiyah al-Markaz, SMP Islam Darul Istiqamah, SMA Islam Darul

Istiqamah, Madrasah Aliyah, dan Takhassus

2. Dewan Guru-guru al-Markaz al-Islamy Pesantren Darul Istiqamah

3. Lembaga Pengasuhan Santri yang mengurusi bidang pengasuhan santri

khususnya bidang ekstra kurikuler.

4. Lembaga wadah pemersatu Para alumni yang disebut Forum Silaturrahim

Keluarga besar Darul Istiqamah (FOSKADI) Untuk Organisasi Alumni al-

Markaz al-Islamy Pesantren Darul Istiqamah.

5. Lembaga yang bergerak dalam bidang penggalian dana, pemeliharaan,

perluasan, dan pengembangan aset-aset pesantren al-Markaz al-Islamy

Pesantren Darul Istiqamah Sinjai.

e. Visi dan Misi Pesantren

Pesantren Darul Istiqamah memiliki Visi dan Misi yang menjadi pegangan

dalam mengawal pejalanannya. Adapun Visinya yaitu: “Mantap Aqidah,

Berakhlaqul Karimah, Pelopor dan Pengembang Syiar Islam, Konsisten Terhadap

Prinsip Dasar al-Qur’an dan as-Sunnah”

Misi-misi yang dilakukan untuk mencapai visi yang telah dipaparkan

yaitu:

9
1) Membentuk Siswa yang Kaya akan Pengetahuan Agama dengan tidak

Mengabaikan Ilmu duniawi.

2) Memberi Landasan Moral Terhadap Pengembangan Ilmi Pengetahuan dan

Tekhnologi.

3) Mengartikulasikan Islam Secara Professional dalam Konteks Kehidupan

Bermasyarakat.

f. Ekstrakulikuler

 Ekstrakurikuler yang ada di Pesantren al-Markaz al-Islamy Pesantren

Darul Istiqamah yaitu :

1) Tahfidz Al-Quran

2) Diskusi dan Kajian ilmiah

3) Pelatihan Organisasi

4) Gerakan Pramuka, termasuk di dalamnya Marching Band

5) Ikatan Pencak Silat Indonesia Termasuk didalamnya Tapak Suci

6) Program peningkatan Bahasa, diantaranya;

7) Penyampaian kosa kata Bahasa Arab dan Inggris setiap pagi.

8) Percakapan berbahasa Arab maupun Inggris, dua kali sepekan, pada hari

Selasa dan Jumat.

9) Perlombaan pidato, drama dan cerdas cermat dalam bahasa Arab dan

Inggris.

10) Public Speaking dengan menggunakan tiga bahasa, Bahasa Indonesia,

Bahasa Arab, dan Bahasa Inggris.

11) Perkemahan Dan Latihan Rutin Gerakan Pramuka di Gugus Depan

12) Kursus-kursus keterampilan dan kesenian, di antaranya: kursus kaligrafi,

kursus melukis, kursus mengetik, kursus komputer, kursus elektronika,

kursus percetakan, dan life skill

10
13) Olahraga, meliputi lari pagi, sepak bola, bola basket, bola takraw, tenis

meja, bulu tangkis, bola voli, bela diri, senam dan futsal

14) Penerbitan buletin dan majalah dinding

15) Pementasan Seni

g. Tujuan pendidikan

Tujuan pendidikan al-Markaz al-Islamy Pesantren Darul Istiqamah Sinjai

adalah membentuk pribadi beriman, bertakwa dan berakhlaq karimah yang dapat

mengabdi pada umat dengan penuh keikhlasan dan berperan aktif dalam

memberdayakan masyarakat. Untuk itu, sejak awal mula berdirinya, pesantren al-

Markaz al-Islamy Pesantren Darul Istiqamah Sinjai telah mencanangkan bahwa

“pendidikan lebih penting daripada pengajaran”.

Arah dan tujuan pendidikan dan pengajaran di pesantren al-Markaz al-

Islamy Pesantren Darul Istiqamah Sinjai adalah:

1. Pendidikan Kemasyarakatan

Berlandaskan semboyan, “Muslim yang berbaur dengan orang lain dan

bersabar dalam menghadapi mereka, lebih baik daripada muslim yang tidak

berbaur dengan manusia dan tidak bersabar atas penderitaan mereka,” pesantren

al-Markaz al-Islamy Pesantren Darul Istiqamah Sinjai menjadi laboratorium

kehidupan bagi santri-santrinya. Berbagai macam hal yang akan dihadapi santri di

masyarakat, dikenalkan kepada mereka sejak dini.

Penugasan adalah salah satu metode pendidikan di pesantren al-Markaz al-

Islamy Pesantren Darul Istiqamah Sinjai. Santri tidak hanya diberi ilmu, tapi juga

diberi ladang untuk mengaplikasikannya, dengan bimbingan dan pengawasan

ketat dari para guru. Bentuk penugasan dan pendidikan kemasyarakatan tersebut

tercermin dengan dibentuknya organisasi pelajar intern, yaitu Organisasi Dewan

Santri. organisasi itu, bukan hanya penting dalam mendidik santri, tapi bahkan

11
telah menjadi denyut kehidupan santri sendiri. Berbagai kepentingan santri

ditangani oleh santri sendiri. Para santri ditempa dalam organisasi tersebut dengan

sikap disiplin, tanggungjawab, semangat pengabdian dan kebersamaan. Mereka

juga dilatih berorganisasi sehingga mampu  menjadi pemimpin yang membawa

masyarakat ke arah kemajuan.

2. Kesederhanaan

Pesantren al-Markaz al-Islamy Pesantren Darul Istiqamah Sinjai mendidik

para santrinya untuk hidup dengan sederhana. Sikap kesederhanaan yang berarti

menjalani pola hidup wajar dan tidak berlebihan. Sederhana tidak berarti pasif

atau nerimo, tidak juga berarti miskin atau melarat. Justru dalam jiwa

kesederhanaan itu terdapat nilai-nilai kekuatan, kesanggupan, ketabahan dan

penguasaan diri dalam menghadapi perjuangan hidup. Kesederhanaan tidak berarti

miskin dan tidak berarti mendidik untuk menjadi miskin, bahkan sebaliknya,

kesederhanaan memungkinkan santri untuk hidup jujur serta bersih, qanaah, dan

sehat secara jasmani dan rohani.  Allah berfirman dalam QS. Al-Furqon: 67.

        


  
Terjemahnya:
Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak
berlebih-lebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di
tengah-tengah antara yang demikian. 

Dari musnad Ahmad no. 6408. “ Telah menceritakan kepada kami Yazid

bin Harun telah mengkhabarkan kepada kami Hammam dari Qotadah dari 'Amru

bin Syu'aib dari bapaknya dari kakeknya, dia berkata; bahwa Rasulullah

Shallallahu 'alaihi wa Salam bersabda: "Makanlah, minumlah, bersedekahlah, dan

berpakaianlah kalian dengan tidak merasa bangga dan sombong serta berlebih-

12
lebihan." Kesempatan lain Yazid berkata: "dengan tidak isrof (berlebihan), dan

tidak sombong."

B. Deskripsi atas Sepuluh Rangkaian Kegiatan

Pada tahap awal, peneliti akan mendiskripsikan setiap momen yang

dirasakan selama proses persiapan di Kampus, hingga tahap pelaksanaan Kuliah

Kerja Lapangan (KKL) di Sinjai. Dalam hal ini. peneliti membagi atas sepuluh

bagian yang dapat dilihat dalam uraian berikut:

1. Pembekalan (Jum’at, 19 Juli 2019)

Pada hari Jum’at tanggal 19 Juli 2019, tepatnya pukul 14:00 WITA

seluruh mahasiswa Jurusan Ilmu Hadis angkatan 2016 diwajibkan untuk

menghadiri pembekalan KKL di Lecturer Teacher (LT) Fakultas Ushuluddin

Filsafat dan Politik, yang sebelumnya telah disampaikan lebih awal melalui media

group whatshapp.

Pembekalan ini dipimpin langsung oleh Ustadz Dr. Muhsin Mahfudz,

M.Th.I. Ketua Program Studi Ilmu Hadis (sekarang Dekan Fakultas Ushuluddin

Filsafat dan Politik). Ia memberikan pemahaman kepada seluruh mahasiswa yang

hadir terkait dengan tujuan dan teknis selama pelaksanaan KKL, dilanjutkan

beberapa agenda di antaranya: Gambaran umum tentang apa yang dimaksud

dengan KKL, kemudian peraturan-peraturan yang harus di taati selama proeses

KKL berlangsung. Salah-satu tujuan diadakan pembekalan adalah untuk

mengantisipasi adanya hal-hal yang tidak diingankan terjadi saat pelaksanakan

KKL.

2. Pelepasan (Jum’at, 26 Juli 2019)

Seluruh mahasiswa yang ikut serta dalam kegiatan KKL, dikumpulkan di

depan Fakultas Ushuluddin Filsafat dan Politik saat pelepasan dilaksanakan,

mahasiswa membawa perlengkapan masing-masing dengan tujuan memudahkan

13
ketika hendak pemberangkatan, seperti mengatur barang di mobil. Pelepasan ini

dihari oleh wakil dekan tiga Ustadz Dr. Abdullah Thalib, M.Ag. dan Ustadz Dr.

Muhsin Mahfudz, M.Th.I. Ketua Program Studi Ilmu Hadis (sekarang Dekan

Fakultas Ushuluddin Filsafat dan Politik) serta Ustadz Amrullah Harun,

S.Thi.,M.hum. dan Ustadz Radi Munardi S.Pd.i,.M.Ag. dosen ilmu hadis, dua

pembimbing yang hebat dan selalu kompak dalam setiap hal. Acara pelepasan ini

tidak dalam bentuk formal namun dalam bentuk terbuka.

3. Masjid al-Muttaqin (Jum’at, 26 Juli 2019)

Sesampainya di Camba Kecamatan Cenrana, kabupaten Maros, kami

singgah di Masjid al-Muttaqin, untuk istirahat dan duduk-duduk sejenak lalu

melaksanakan sholat Jum’at, setelah itu kami makan siang dan duduk melingkar

bersama dosen pembimbing KKL, suasana yang penuh dengan kebersamaan

makanan yang di hidangkan di santapnya dengan nikmat. Setelah makan siang,

kami melanjutkan perjalanan, kami pun terus didampingi oleh dosen pembimbing.

4. Rumah Keluarga Pimpinan Pondok Pesantren al-Markaz Darul Istiqomah

Sinjai, (Jum’at, 26 Juli 2019)

Sekitar pukul 04.30 sore, tiba di rumah keluarga Ikhwan salah satu anak

dari pimpinan PP tersebut. Keluarganya pun menyambut kami dengan baik dan

sudah menyediakan hidangan berupa es buah dan kue-kue. Setelah makan kami

di arahkan oleh pembimbing menuju ke Hutan Mangrove.

5. Hutan Mangrove (Jum’at, 26 Juli 2019)

Hutang Mangrove disebut juga hutan Bakau, tumbuh disepanjang pesisir

pantai, muara Sungai bahkan ada yang tumbuh di Rawa Gambut. Hutan

Mangrove bermanfaat bagi penduduk Indonesia khususnya Kabupaten Sinjai,

yakni dapat mencegah abrasi dan tsunami, serta peresapan Air Laut kedaratan.

14
Kami mengabadikan moment bertepatan dengan matahari terbenam

bersama seluruh peserta KKL dan pembina kami yang gagah dan cerdas. Salah

satu pembina menjelaskan tentang hutang Mangrove kepada mahasiswa, proses

pertumbuhan, tumbuhan bakau tersebut. Pembina cukup paham persoalan hutan

Mangrove atau hutan bakau karena beliau berasal dari daerah tersebut. Kemudian

setelah puas mengabadikan moment, kami bergegas kembali ke pesantren.

6. Masjid Agung Nujumul Ittihad Sinjai (Jum’at, 26 Juli 2019)

Sebelum kembali ke pesantren kami singgah untuk melaksanakan salat

Magrib dan Isya. Masjid ini terletak di Sinjai Utara dengan luas tanah 1000 m2

dengan daya tampung jama’ah 2000 jama’ah. Di masjid ini juga, dijadikan pusat

kegiatan belajar masyarakat serta menyelenggarakan kegiatan sosial ekonomi

(koperasi Masjid). Setelah melaksanakan salat, kamipun kembali ke pondok

pesantren untuk melanjutka kegiatan selanjutnya.

7. Penyambutan oleh pimpinan Pondok Pesantren (Jum’at, 26 Juli 2019)

Setelah salat Isya dan dilanjutkan dengan makan malam, kami bergegas ke

Masjid al-Markaz Darul Istiqomah untuk melaksanakan acara penyambutan yang

dilakukan oleh pihak pesantren. Dalam ruangan tersebut semua santri dan satri

wati ikut hadir dalam acara tersebut. Acara pertama penyampaian sepatah kata

oleh pembina KKL Ilmu Hadis angkatan 2016, kemudian dilanjutkan sepatah

kata oleh pimpinan Pondok Pesantren Darul Istiqomah yakni ustad Marzuki.

Pembina menyampaikan kesediaan pihak pesantren untuk membantu dalam

mensukseskan kegiatan KKL Ilmu Hadis UINAM. Pimpianan pesantren sangat

senang dengan kehadiran mahasiswa Ilmu Hadis UINAM dan pihak pesantren

bersedia membantu dalam kegiatan KKL tesebut. Setelah acara sepakat kata

dilanjutkan dengan penandatanganan MOU oleh kedua belah pihak. Kemudian

15
foto bersama peserta KKL dan pimpinan pesantren. Setelah acara selesai, kami

pun istirahat.

8. Pulau Sembilan (Sabtu, 27 Juli 2019)

Pulau sembilan adalah pulau yang terletak di Kabupaten Sinjai, dikatakan

pulau sembilan kerena terdiri dari sembilan pulau diantaranya :

a) Pulau Burungloe, pulau tersebut secara administratif berada di desa buhung

pitue, karakteristik pulau ini berbukit dengan tingkat kemiringan mencapai

45 derajat.

b) Pulau Liang-Liang, pulau tersebut secara administratif berada di desa pulau

Harapan, pulau berpenghuni ini termasuk yang berbukit dengan kemiringan

30 derajat.

c) Pulau Kambuno, pulau tersebut adalah ibu kota dari kepulauan sembilan,

dipulau tersebut terdapat beberpa instansi layanan masyarakat seperti kantor

polisi dan puskemas.

d) Pulau Kanalo, pulau tersebut terdiri atas kanalo 1 dan 2, dihubungkan

dengan jembatan sepanjang kira-kira 500 meter.

e) Pulau Batanglampe, pulau tersebut dihuni oleh masyarakat yang sebagian

besar bekerja sebagai nelayan, di pulau inilah kami mengadakan wawancara

terhadap warga di pulau tersebut. Di pulai ini, kami disambut hangat oleh

kepala Desa setempat yaitu pak Makmur, beliau membawa kami

kekediamannya dan disuguhi sebuah makanan. Sambil menyantap makanan,

kamipun mendengarkan penjelasan atau cerita terkait pulau tersebut. Salah

satu peserta KKL bertanya soal perekonomian. “Masyarakat yang ingin

mencari ikan dan rumput laut harus menggunakan alat bantu perahu dan

peralatan menyelam. Alat bantu tersebut membutuhkan biaya yang tidak

sedikit, masyarakat harus mengumpulkan uang sebanyak mungkin.

16
Punggawa adalah seseorang yang menyediakan modal untuk masyarakat

setempat yang mencari ikan dan rumput laut dengan syarat bagi hasil “

jawab kepala desa. Kemudian dilanjutkan dengan pertanyaan selanjutnya

oleh saudara Yunus “ kejadian apa yang pernah dialami masyarakat ketika

mencari ikan dan rumput laut dan bagaimana solusinya ?”: “ salah satu

kejadian yang dialami masyarakat kami adalah mati rasa (tubuh tidak bisa

digerakkan), sebagian hal itu menganggap akibat dari gangguan makhluk

halus, tetapi penyakit tersebut muncul ketika seorang penyelam berada di

kedalaman lebih dari 30 meter, dimana tekanan gravitasi dan oksigen

berkurang, maka ketika penyelam berada dalam waktu yang lama dapat

menimbulkan tidak berfungsinya kelancaran darah sehingga berdampak

pada organ tubuh yang lain. Adapaun solusinya adalah penyelam tersebut

harus dinaikkan keperahu untuk refleksi kemudian diturunkan kembali di

laut untuk diurut.” Jawab kepala Desa. Setelah mendengarkan beberapa

penjelasan dari kepala Desa terkait pulau tersebut, kamipun bergegas untuk

melanjutkan perjalan ke pulau selanjutnya, (pulau Larea-Rea).

f) Pulau Larea-Rea, merupakan salah satu pulau yang kami singgahi, pulau ini

tidak berpenghuni, luasnya juga tidak terlalu besar, diameter daratannya

saja sekitar 10 meter. Dari pelabuhan sampai ke pulau tersebut, dibutuhkan

waktu sekitar 1-2 jam, namun kalau memakai speed boat hanya butuh waktu

15 menit. Pulau ini merupakan salah satu objek wisata dengan keindahan

yang dimilikinya. Salah satunnya adalah keindahan air laut dan

kejernihannya dalam menembus pandangan. Keindahan dan kejernihannya

mengundang kami untuk mengekspolitasi pulau tesebut dan mengabadikan

moment bersama. Setelah puas menjelajahi pulau tersebut, selanjutnya kami

makan siang di warung, dengan makanan yang telah dipersiapkan dari awal

17
keberangkatan. Setelah makan siang, kami kembali menikmati suasan di

pulau tersebut, ada yang mandi-mandi, berfoto-foto dan ada pula yang

istrihat (tidur santai) sambil menikmati kesejukan di pulau itu. Sampai pada

pukul 16.30, kamipun bergegas untuk kembali ke pondok pesantren.

9. Kembali ke Pondok Pesantren ( Sabtu, 27 Juli)

Pada pukul 20:05 kami tiba di pesnatren, setiba di pesantren kami kembali

menikmati hidangan makan malam yang telah disiapkan oleh ibu dari saudara

Ikhwan dan beberapa keluarganya. Setelah makan malam, kami diarahkan oleh

pembimbing untuk berdiskusi atau melakukan interaksi tanya jawab dengan santri

dan santri wati, terkait kegiatan mereka dalam menjalankan rutinitas keseharian

mereka. Setelah itu kamipun bergegas untuk beristirahat.

Adapun hasil dari wawancara terkait kegiatan yang dilakukan oleh para

santri dan santri wati di pondok tersebut, adalah sebagai berikut:

Mahasiswa : “ Bagaimana metode pembelajaran di pondok pesantren ini ?”

Satri : “Kami diajarkan untuk disiplin waktu, sehingga metode pembelajaran

sudah tersusun rapi. Awalnya kami bangun subuh untuk melaksanakan

salat tahajjud pada pukul 04:00 WITA, setalah itu dilanjutkan salat

subuh berjamaah dan dilanjutkan menghafal al-Quran sampe pagi.

Sebelum kami kembali ke kamar masing-masing, diadakan kegiatan

semacam agenda pelaksanaan pelatihan bahasa. Kemudian jam 07:00

WITA kami masuk kelas untuk menerima pembelajaran sampai selesai.”

Mahasiswa :” Apakah masih ada kegiatan setelah pembelajaran dikelas ?”

Satri : ” Masih ada kak. Kami harus setor hafalan, tetapi khusus satri atau satri

wati yang penghafal al-Qur’an wajib setor hafalan setiap hari dan satri

atau satri wati yang tidak menghafal al-Qur’an tetap juga harus setor

hafalan akan tetapi sesuai ketentuan sudah ditetapkan pesantren. Semua

18
wajib menghafal al-Quran dipondok pesantren ini akan tetapi ada yang

dikhususkan untuk mereka yang ingin serius menghafal al-Quran. Setelah

melaksanakan salat isya kami berkumpul dimesjid untuk evaluasi

kegiatan kami selama subuh sampe sore hari. Satri ddan satri wati yang

diketahui melakukan kesalahan akan diberikan hukuman sesuai tingkat

kesalahannya.kegiatan ini bertujuan supaya kami bisa sungguh-sunguh

belajar, menghargai waktu dan mengurangi kesalahan yang terjadi agar

kami bisa disiplin.”

10. Hutan Raya Abdul Latif (Ahad, 28 Juli 2019)

Ahad, 28 Juli 2019 adalah hari terakhir kami di pesantre. Sama seperti

hari-hari sebelumnya, pagi hari kami disuguhkan makanan untuk sarapan pagi

oleh pihak keluarga. Setelah itu, kami berpamitan kepada para santri dan pihak

keluarga untuk kembali ke kampus. Dalam perjalanan pulang , kami melewati rute

Malino. Kami memulai perjalanan pulang pukul 09. 00 WITA, dalam perjalanan

ini kami singgah ke salah satu toko pusat oleh-oleh yang ada di kabupaten Sinjai,

kemudian kami melanjutkan perjalanan ke tempat wisata Taman Hutan Raya

(Tahura) Abdul Latif, yang lokasinya berada di kecamatan Sinjai Borong. Di

tempat tersebut, kami seperti melihat lukisan nyata yang sangat indah karena

lokasi tahura ini berada di atas bukit dengan ketinggian 1.360 mdpl.

Tahura ini merupakan tempat pelestarian flora dan fauna yang dilindungi,

aneka jenis tumbuhan alami seperti bunga, pepohonan dan tanaman tropis bisa

dijumpai di tempat ini . Kami shalat dzuhur di mushallah yang ada di tahura dan

berwudhu dengan air yang sangat dingin bagaikan air es yang baru diambil dari

dalam kulkas. Kemudian kami makan siang sambil menikmati pemandangan yang

indah. Pukul 16.00 WITA, kami melanjutkan perjalanan melewati Sinjai Selatan,

Sinjai Tengah, Sinjai Barat. Pukul 19.14 memasuki Malino, waktu semakin larut

19
maka kami memutuskan untuk tetap melanjutkan perjalanan dan beristirahat saat

telah sampai di kampus.

Akhirnya, pukul 21.00 WITA, kami sampai di kampus 2 UIN Alauddin

Makassar, kami beristirahat sejenak di Masjid kampus, shalat dan makan malam,

lalu pulang ke tempat masing-masing. Perjalanan yang sangat menyenangkan dan

menegangkan. Pengalaman yang kami anggap sangat berkesan sebagai

Mahasiswa Ilmu Hadis angkatan 2016. Dalam waktu tiga hari KKL kami telah

mewati semua kecamatan yang ada di Sinjai dengan rute perjalanan yang cukup

ekstrem karena melewati jalur pegunungan di waktu yang larut malam.

C. Refleksi dan Momen-Momen pada Sembilan Kunjungan

Saat mengikuti pembekalan KKL yang dibawakan oleh Bapak Dr. Muhsin

Mahfuz, M.Th.I, sedang yang memandu pembekalan tersebut adalah ustadz

Amrullah Harun, S.Thi., M.Th.I suasana saat itu sangat mendebarkan hati kami.

Karena kegiatan KKL adalah sebuah kegiatan yang baru dan harus kami lalui

setelah melewati beberapa tahap semester selama dalam perkuliahan. Pelajaran

yang kami dapatkan dari pembekalan ini salah satunya adalah bagaimana

kemudian menjadi mahasiswa yang bermanfaat dan berguna bagi masyarakat.

Saat ini, di kampus mahasiswa hanya mendapat teori dari dosen-dosen yang

membawakan mata kuliah, namun khusus pada kegiatan KKL ini, mahasiswa

tidak lagi diperkenankan untuk mengangkat teori-teori tersebut. Masyarakat

sebagian besar tidak akan sampai pada pengetahuan yang dimiliki oleh

mahasiswa, olehnya itu setelah di lokasi nanti ketika berinteraksi secara langsung

dengan mereka tidak dibolehkan berbicara tentang teori-teori.

Kesan yang kami dapatkan setelah berkunjung ke Rumah Keluarga

Pimpinan Pondok Pesantren al-Markaz Darul Istiqomah Sinjai adalah pihak

20
keluarganya sangat menghormati tamu-tamunya, memberikan ruang kepada

tamunya untuk beristirahat dengan tenang dan nyaman. Seperti dalam

memberikan fasilitas kebutuhan kami seperti tempat istirahat, kamar tidur, toilet

dan lain-lain. Memuliakan tamu adalah perintah Nabi Muhammad saw. inilah

yang diamalkan keluarga saudara Ikhwan, saat kami bertamu kerumahnya.

Momen ketika di pulau, menunjukkan ke-Maha Besaran Allah swt. yang

menciptakan dan memelihara alam-Nya. Betapa indahnya pulau tersebut,

dipikiran kami hanya bertanya-tanya dan mengkhayal bagaimana dengan

kecantikan surga-Nya. Tentu saja pasti lebih indah dan memanjakan mata.

Sungguh Maha Suci bagi Allah swt. Tuhan Seluruh Alam. Dengan ini patutlah

manusia meyakini dan menghayati ciptaan tersebut, tidak mungkin ada pencipta

selain Dia. Boleh jadi kunjungan kami menambah rasa iman kami kepada Allah

swt. disebabkan keindahan dan kecantikan alam-Nya.

21
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kampus adalah tempat mahasiswa mendapatkan teori dari dosen-dosen

yang membawakan mata kuliah, diluar kampus adalah tempat mahasiswa

mengaplikasinya teori tersebut. Kegiatan KKL merupakan kuliah kerja lapangan

yang dimana mahasiswa tidak lagi diperkenankan untuk mengangkat teori-teori

karena masyarakat sebagian besar tidak akan sampai pada pengetahuan yang

dimiliki oleh mahasiswa, tetapi menggunakan bahasa yang mudah dipahami

sehingga ilmu itu mudah pula dipahami oleh masyarakat.

B. Saran

Era digital sekarang yang dimana permasalahan yang terjadi dimasyarakat

tidak bisa diselesaikan dengan teori, tetapi dapat diselesaikan dengan kebiasaan

seseorang menghadapi masalah didalam kampus dan dimasyarakat, maka

mahasiswa tidak boleh dihabiskan waktunya hanya untuk mengurus tugas dan

mengikuti pembelajaran sampai wisuda, akan tetapi mahasiswa harus disibukkan

juga dengan sering berada di tengah masyarakat untuk berinteraksi dengan

masalah yang terjadi di masyaarakat, sehingga mahasiswa yang lulus dapat

berguna bagi masyarakat.

22
DOKUMENTASI HASIL KEGIATAN KKL

-Pelepasan peserta KKL (Jum’at, 26 Juli 2019) Oleh Dr. Abdullah Thalib,

M.Ag (Wakil Dekan tiga fakultas ushuluddin filsafat dan politik)

-Tadarus al-Qur’an oleh santriwati Pondok Pesantren Darul Istiqomah


setelah sholat subuh

23
-Singgah sholat dan foto bersama depan Masjid Agung Nujumul Ittihad
Sinjai

-Hutan Mangrove Sinjai

24
-Hasil Panen Rumput Laut Oleh Masyarakat Pulau Sembilan Yang Siap
Untuk Dijemur

-Wawancara Peserta KKL Dipulau Sembilan Salah Satu Rumah


Penduduk

25
-Foto Bersama Setelah Wawancara Dengan Bapak Makmur
Dipulau Sembilan

-Jembatan Menuju Rumah Penduduk Pulau Sembian

-Kunjungan Kepulau Larearea Islan Sinjai

26
-Wawancara Peserta KKL dengan Santriwati Pondok Pesantren Darul
Istiqomah

-Acara Penutupan Peserta KKL di Masjid Pondok Pesantren Darul


Istiqomah

27
-Penyerahan Cendramata Kepada Pembina Pondok Pesantren Darul Istiqomah

-Foto Bersama depan Masjid Pondok Pesantren Darul Istiqomah

28
-Jalan-Jalan ke Taman Hutan Raya Abd Latief Sinjai Borong.

29

Anda mungkin juga menyukai