Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

FISIOLOGI PENCERNAAN

DISUSUN OLEH :
YOVIANTI GEBRIELLA (C2014201093)
TINGKAT 1B

PROGRAM STUDI FISIOLOGI


TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan,yang atas kekudusannya maka saya dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “FISIOLOGI PENCERNAAN” tepat pada waktu.

Dalam penulisan makalah ini saya merasa masih banyak kekurangan, baik dalam penulisan
maupun materi, mengingat akan kemampuan yang saya miliki. Untuk itu kritik dan saran dari
semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Dalam penyusunan makalah ini saya menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak
yang membantu dalam mendukung saya menyelesaikan makalah ini.

Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca,mengharapkan bersifat membangun penulis demi
mencapai kesempurnaan makalah berikut.

Sekian penulis saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang mendukung saya, semoga
Tuhan selalu melindungi kita semua. Amin.

Makassar, 16 Oktober 2020

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN
JUDUL……………………………………………………………………………………………
…….1

KATA PENGANTAR
………………………………………………………………………………2

DAFTAR ISI
…………………………………………………………………………………………..3

BAB
PENDAHULUAN…………………………………………………………………………….4

1.1……………………………………………………………………………… LATAR
BELAKANG 4

1.2…………………………………………………………………………RUMUSAN
MASALAH 4

1.3……………………………………………………………………………………TUJUAN 5

BAB 2…………………………………………………………………………..PEMBAHASAN 6

BAB 3 ………………………………………………………………………………..PENUTUP

3.1 ……………………………………………………………………………… KESIMPULAN


20

3.2……………………………………………………………………………………SARAN 20

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………….. 21
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Proses pencernaan merupakan suatu proses yang melibatkan organ-organ pencernaan dan
kelenjar-kelenjar pencernaan. Antara proses dan organ-organ serta kelenjarnya merupakan
kesatuan sistem pencernaan. Sistem pencernaan berfungsi memecah bahan- bahan makanan
menjadi sari-sari makanan yang siap diserap dalam tubuh.

Agar makanan yang kita makan dapat di serap di usus halus, maka makanan itu harus di
ubah menjadi bentuk sederhana melalui proses pencernaan, zat makanan yang mengalami
proses pencernaan di dalam tubuh adalah karbohidrat, protein, dan lemak. Sedangkan unsur-
unsur mineral, vitamin, dan air tidak mengalami proses pencernaan. Proses pencernaan pada
manusia dapat di bedakan menjadi dua macam yaitu proses pencernaan secara mekanik dan
kimiawi (enzimatis). Saat kalian mengunyah makanan seperti nasi, roti, umbi dan pisang
berarti proses pencernaan mekanik (fisik) sedang berlangsung. Dan, proses pencernaan
mekanik adalah proses perubahan makanan dari bentuk besar atau kasar menjadi bentuk
kecil atau halus. Pada manusia dan mamalia umumnya proses pencernaan mekanik
dilakukan dengan menggunakan gigi. Berarti, proses pencernaan kimiawi pun sedang terjadi.
Dan proses pencernaan kimiawi adalah proses perubahan makanan dari zat yang kompleks
menjadi zat-zat yang lebih sederhana dengan menggunakan enzim. Enzim adalah zat kimia
yang dihasilkan oleh tubuh yang berfungsi mempercepat reaksi-reaksi kimia dalam tubuh.

Proses pencernaan makanan pada manusia melibatkan alat-alat pencernaan makanan yang kita
makan. Alat pencernaan makanan dapat di bedakan atas saluran pencernaan dan kelenjar
pencernaan.

Saluran pencernaan manusia memanjang dari mulut sampai anus, terdiri dari mulut (kaum olis),
kerongkongan (esofagus), lambung (ventlikulus), usus halus (intestinum), usus besar (kolon),
dan anus. Kelenjar pencernaan menghasilkan enzim-enzim yang membantu proses pencernaan
kimiawi. Kelenjar air liur, kelenjar getah lambung, hati (hepar), dan pankreas.
1.2 TUJUAN
1.2.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui dan memahami fisiologi dari sistem pencernaan tubuh manusia.

1.2.2 Tujuan Khusus

 Untuk mengetahui dan memahami tentang macam-macam bagian dari sistem


pencernaan.
 Untuk mengetahui dan memahami tentang mekanisme pencernaan yang terjadi
didalam tubuh manusia.

1. Apakah pengertian dari sistem pencernaan ?


2. Apa saja organ-organ sistem pencernaan manusia ?
3. Bagaimana  proses pencernaan makanan di dalam tubuh ?

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 LANDASAN TEORI

2.1.1 A. Pengertian
Sistem pencernaan adalah proses menerima makanan, merubahnya menjadi energi dan
menegeluarkan sisa proses tersebut. Pada dasarnya sistem pencernaan makanan dalam tubuh
manusia terjadi di sepanjang saluran pencernaan  dan dibagi menjadi 3 bagian, yaitu proses
penghancuran makanan yang terjadi dalam mulut hingga lambung. Selanjutnya adalah proses
penyerapan sari – sari makanan yang terjadi di dalam usus. Kemudian proses pengeluaran sisa –
sisa makanan melalui anus. Dalam pelaksanaan proses pencernaan makanan organ pencernaan
dibantu oleh enzim dan hormon yang prosesnya berbeda tiap organ dan mempunyai fungsi
masing-masing.
Berdasarkan prosesnya pencernaan makanan pada manusia terdiri dari proses pencernaaan
mekanis yaitu pengunyahan oleh gigi dengan dibantu lidah serta peremasan yang  terjadi di
lambung dan proses pencernaan kimiawi yaitu pelarutan dan pemecahan makanan oleh enzim-
enzim pencernaan dengan mengubah makanan yang bermolekul besar menjadi molekul yang
berukuran kecil. Setiap organ dalam sistem pencernaan manusia memiliki peranan penting
dengan fungsi yang berbeda-beda, misalnya mulut sebagai pintu masuk makanan dimana
makanan akan dikunyah secara mekanik oleh gigi dengan unsur kimiawi yang dimiliki oleh lidah
yang mengandung enzim amylase ( Ptyalin ) akan mempermudah proses sistem pencernaan
manusia dengan menghancurkan makanan menjadi serpihan yang lebih kecil,  pada tahap
berikutnya menuju lambung disini makanan akan dipecah kembali dan diproses menjadi zat-zat
gizi yang selanjutnya diserap oleh tubuh melalui usus dan sirkulasi darah.

B. Organ Sistem Pencernaan pada Manusia


1. Mulut atau oral cavity

Mulut merupakan organ yang pertama dari saluran pencernaan yang terdiri atas 2 bagian yaitu
bagian luar yang sempit atau vestibula yaitu ruang di antara gusi, gigi, bibir dan pipi, dan bagian
rongga mulut atau bagian dalam, yaitu rongga mulut yang dibatasi sisinya oleh tulang maksilaris,
palatum dan mandibularis di sebelah belakang bersambung dengan faring. Selaput lendir mulut
ditutupi epitelium yang berlapis-lapis, di bawahnya terletak kelenjar-kelenjar halus yang
mengeluarkan lendir, selaput ini kaya akan pembuluh darah dan juga memuat banyak ujung akhir
saraf sensoris. Di dalam mulut terdapat alat-alat yang membantu dalam proses pencernaan, yaitu:
bibir, gigi, lidah, dan kelenjar ludah (air liur). Dan di dalam ronggga mulut, makanan
menggalami pencernaan secara mekanik dan kimiawi.

Dimana gigi berfungsi untuk mengunyah makanan, pemecahan partikel besar menjadi partikel
kecil yang dapat ditelan tanpa menimbulkan terdesak. Proses ini merupakan proses mekanik
pertama yang dialami makanan pada waktu melalui saluran pencernaan sehingga makanan
menjadi halus. Dan lidah berfungsi untuk mengaduk makanan di dalam rongga mulut dan
membantu mendorong makanan ( proses penelanan ). Selain itu lidah juga berfungsi sebagai alat
pengecap yang dapat merasakan manis, asin, pahit dan asam.

Sedangkan kelenjar ludah berfungsi untuk memudahkan penelanan makanan. Selain itu, lidah
juga melindungi selaput mulut terhadap panas, dingin, asam, dan basa. Didalam ludah terdapat
enzim ptialin ( amilase ). Enzim ptialin berfungsi mengubah makanan dalam mulut yang
mengandung zat karbohidrat ( amilum ) menjadi gula sederhana      ( maltosa ). Maltosa mudah
di cerna oleh organ pencernaan selanjutnya. Enzim ptialin bekerja dengan baik pada PH antara 6,
8-7 dan suhu 37oC.
Proses penelanan makanan contohnya lidah terangkat sehingga menelan makanan yang telah kita
kunyah kelangit-langit lunak ( tekak ). Langit-langit lunak terangkat, menutup rongga hidung,
sedangkan lidah tetap menekan langit-langit dan menutup rongga mulut. Epiglotes terangkat
menutup lubang ke arah saluran pernapasan.

Bagian – bagian mulut

 Bibir dan pipi


Bibir atau labia merupakan struktur yang banyak terbentuk dari muscular oleh orbiculari
oris. Lapisan terluar bibir ditutupi oleh kulit. Sedangkan pipi terbentuk didinding bagian
lateral di ral cavity. Bagian dari pipi adalah termasuk otot buccinators, yang meratakan
pipi terhadap gigi,dan buccal fat pad yang berada mengelilingi sisi wajah (Mc Graw
Hill,2004). Bagian bibir dan pipi sangat penting dalam proses mastikasi dan berbicara
atau berkomunikas.
 Palate and palatine tonsils
Palate atau langit-langit mulut memiliki dua bagian yang terdiri dari bagian anterior yang
bertulang (hard palate) dan bagian posterior yang tak bertulang (soft palate), yang terdiri
dari otot dan jaringan (connective tissue). Fungsi dari langit-langit mulut (palate)
sangatlah penting dalam proses cavity. Sedangkan palatin tonsil terletak didinding lateral
dari fauces (Mc Graw Hil,2004).
 Lidah
Lidah terletak ditelinga mulut yang dipenuhi dengan otot skeletal yang ditutupi dengan
mukosa membran. Lidah berfungsi menggerakan makanan didalam mulut, membantu
dalam mendorong makanan ke dalam berbicara dan berkomunikasi, sebagai perasa.
Dalam proses menggerakan makanan didalam mulut, lidah bekerja bersama dengan bibir
dan gusi, sehingga mampu menahan makanan didalam mulut selama pengunyahan atau
mustikasi.
 Gigi
Secara normal, orang dewasa memiliki jumlah total gigi adalah 32 gigi secara
keseluruhan. Tiap gigi memiliki crown (diatas gusi),neck dan root (dibawah gusi). Dibagi
menjadi dua bagian, yaitu bagian rahang atas (maxillary) dan bagian rahang bawah
(mandibular). Selain pembagian gigi yaitu terdiri dari bagian atas sebelah kanan dan kiri
dan bagian bawah sebelah atas dan bawah. Tiap empat kuadran memiliki gigi seri,gigi
taring, premolars,molars,dan wisdom teeth. Fungsinya hampir sama dengan lidah,
berperan dalam proses mastikasi dan berbicara.
 Kelenjar Saliva
2.1.2 Faring
Merupakan organ yang menghubungkan rongga mulut dengan kerongkongan (osofagus) di
dalam lengkung faring terdapat tonsil (amandel) yaitu kumpulan kelenjar limfe yang banyak
mengandung limfosit dan merupakan pertahanan terhadap infeksi. Disini terletak persimpangan
antara jalan nafas dan jalan makanan, letaknya di belakang rongga mulut dan rongga hidung, di
depan ruas tulang belakang. Ke atas bagian depan berhubungan dengan rongga hidung, dengan
perantaraan lubang bernama koana.
Keadaan tekak berhubungan dengan rongga mulut dengan perantaraan lubang yang
disebut ismus fausium.

a. Fungsi faring
- Swallowing, fase involutari dari menelan menggerakkan bolus dari mulut ke
esophagus. Makanan dicegah agar tidak masuk ke dalam nasal cavity oleh soft palate
dan mencegah masuk ke dalam sistem pernafasan bagian bawah ( Mc Graw
hill,2004).
- Breathing, udara masuk melalui hidung atau mulut melewati faring menuju kesaluran
penafasan bawah.
- Protection, mukus menyediakan lubrikasi.
b. Bagian – bagian faring
Faring terdiri dari tiga bagian yaitu nasofaring,orofaring, dan laringofaring. Secara
normal, makanan dapat masuk melalui orofaring dan laringofaring. Nasofaring berfungsi
sebagai saluran dalam masuknya udara slama bernafas dan berhubungan dengan fungsi
pendengaran. Orofaring berada dibagian posterior mulut, sebagai saluran masuknya
mulut dan menuju kelambung dan juga berfungsi sebagai saluran udara untuk pernafasan.

Tekak terdiri dari atas tiga bagian

1. Bagian superior: bagian yang sama tinggi dengan hidung, bagian superior


disebut nasofaring, pada nasofaring bermuara tuba yang menghubungkan tekak dengan ruang
gendang telinga.
2. Bagian media: bagian yang sama tinggi dengan mulut, bagian media disebut orofaring,
bagian ini berbatas ke depan sampai di akar lidah
3. bagian inferior: bagian yang sama tinggi dengan faring, bagian inferior
disebut laringofaring yaitu pangkal lidah yang menghubungkan tekak dengan tenggorokkan
(trakea).
Menelan (Deglutisio) disaat Jalan udara dan jalan makanan pada faring terjadi penyilangan. Jalan
udara masuk ke bagian depan terus ke leher bagian depan sedangkan jalan makanan masuk ke
belakang dari jalan nafas dan di depan dari ruas tulang belakang. Makanan
melewati epiglotis lateral melalui ressus piriformis masuk keosofagus tanpa membahayakan
jalan udara. Gerakan menelan mencegah masuknya makanan ke jalan udara, pada waktu yang
sama jalan udara ditutup sementara. Permulaan menelan, otot mulut dan lidah kontraksi secara
bersamaan.

2.1.3 Esofagus (Kerongkongan)


Merupakan saluran yang menghubungkan tekak dengan lambung, panjangnya sekitar 25 cm,
mulai dari faring sampai pintu masuk kardiak di bawah lambung. Lapisan dinding dari dalam ke
luar; Lapisan selaput lender (mukosa), lapisan sub mukosa, lapisan otot melingkar sirkuler dan
lapisan otot memanjang longitudinal. Osofagus terletak di belakang trakea dan di depan tulang
punggung setelah melalui toraks menembus diafragma masuk ke dalam abdomen menyambung
dengan lambung. kerongkongan berfungsi sebagai jalan makanan yang telah di kunyah menuju
lambung, jadi, pada kerongkongan tidak terjadi proses pencernaan.
Otot kerongkongan dapat berkontraksi secara bergelombang sehingga dapat mendorong
makanan masuk ke dalam lambung, gerak kerongkongan ini di sebut gerak peristalis. Gerak
peristalis merupakan gerak kembang kempis kerongkongan untuk mendorong makanan ke dalam
lambung. Makanan di dalam kerongkongan hanya sekitar enam detik. Bagian pangkal
kerongkongan ( paring ) berotot lurik, artinya kita menelan makanan jika telah di kunyah sesuai
dengan kehendak kita. Akan tetapi, sesudah proses penelanan sehingga mengeluarkan proses.
Kerja otot-otot organ pencernaan selanjutnya tidak menurut kehendak kita ( tidak di sadari ).
2.1.4 Lambung
Lambung ( ventrikulus ) merupakan kantung besar yang terletak disebelah kiri rongga perut.
Lambung sering pula disebut perut besar atau kantung nasi. Lambung terdiri dari 3 bagian yaitu
bagian atas ( kardiak ), bagian tengah yang membulat ( fundus ), dan bagian bawah ( pilorus ).
Kardiak berdekatan dengan hati dan berhubungan dengan kerongkongan. Pilorus berhubungan
langsung dengan usus dua belas jari. Di bagian ujung kardiak dan pilorus terdapat klep (sfingter)
yang mengatur masuk dan keluarnya makanan ke dalam dari lambung.
Dinding lambung terdiri dari otot yang tersusun melingkar, memanjang, dan menyerong. Otot-
otot tersebut menyebabkan lambung berkontraksi. Akibatnya kontraksi otot lambung, makanan
teraduk dengan baik sehingga akan bercampur merata dengan getah lambung. Hal ini
menyebabkan makanan didalam lambung berbentuk seperti bubur. Dinding lambung
mengandung sel-sel kelenjar yang berfungsi sebagai kelenjar pencernaan yang menghasilkan
getah lambung. Getah lambung mengandung air lender  ( musin ), asam lambung, enzim renin,
dan enzim pepsinogen. Getah lambung bersifat asam karena banyak mengandung asam lambung.
Asam lambung berfungsi membunuh kuman penyakit atau bakteri yang masuk bersama makanan
dan juga berfungsi untuk mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin-pepsin yang berfungsi
memecah protein menjadi pepton dan proteosa enzim renin berfungsi menggumpalkan protein
susu (kasein) yang terdapat dalam susu. Adanya enzim renin dan enzim pepsin menunjukkan
bahwa didalam lambung terjadi proses pencernaan kimiawi- selain menghasilkan enzim
pencernaaan, dinding lambung juga menghasilkan hormon gastrin. Hormon gastrin berfungsi
untuk mengeluarkan (sekresi) getah lambung. Lambung dapat meregang sampai dapat
menyimpan 2 liter cairan, makanan umumnya dapat bertahan 3-4 jam didalam lambung. Dari
lambung , makanan sedikit demi sedikit keluar menuju usus 12 jari melalui sfingter pilorus.

a. Fungsi lambung
- Storage, rugae dapat membantu abdomen untuk meluaskan area perut dan menahan
(menyimpan) makanan hingga dapat dicerna.
- Distogen,terjadinya proses pencernaan dimana pencernaan protein dimulai sebagai
hasil dari proses asam hidroklorik dan pepsin.
- Absorption, kecuali untuk beberapa produk (air, alkohol,aspirin) penyerapan kecil
berada didalam lambung.
2.1.5 Usus Halus
Usus halus (Intestinum minor)  adalah bagian dari sistem pencernaan makanan yang berpangkal
pada pilorus dan berakhir pada seikum panjangnya sekitar 6 m, merupakan saluran paling
panjang tempat proses pencernaan dan absorpsi hasil pencernaan.

Bagian –bagian usus halus yaitu  :


Disebut juga usus 12 jari, panjangnya sekitar 25cm berbentuk sepatu kuda melengkung kekiri,
pada lengkungan ini terdapat pankreas. Dan bagian kanan duodenum ini terdapat selaput lendir
yang membukit disebut Papila vateri. Pada papila vateri ini bermuara saluran empedu (duktus
koledokus) dan saluran pankreas (duktus wirsungi / duktus pankreatikus). Empedu dibuat di hati,
untuk dikeluarkan ke duodenum melalui duktus koledokus yang fungsinya mengemulsikan
lemak dengan bantuan lipase. Empedu dihasilkan oleh hati dan ditampung oleh empedu dan di
alirkan ke usus dua belas jari. Empedu mengandung garam- garam empedu dan zat pewarna
empedu (bilirubin). Garam empedu berfungsi mengemulsikan lemak, zat warna empedu
berwarna kecoklatan, dan dihasilkan dengan cara perombakansel darah merah yang sudah tua di
hati.

1. Jejunum
Panjangnya 2-3 meter berkelok-kelok terdapat sebelah kiri atas dari intestinum minor dengan
perantaraan lipatan peritoneum, berbentuk kipas (mesenterium). Akar mesenterium
memungkinkan keluar masuk arteri dan vena mesenterika superior. Pembuluh limfe dan saraf ke
ruang antara lapisan peritoneum yang membentuk mesenterium penampung jejunum lebih lebar,
dindingnya lebih tebal dan banyak mengandung pembuluh darah.

2. Usus Dua Belas Jari (Duodenum)


Duodenum atau yang lebih sering dikenal dengan usus dua belas jari adalah muara dari saluran
pankreas dan juga saluran empedu, sehingga makanan yang berada di dalam usus dua belas jari
ini akan mengalami pencernaan secara kimiawi dengan dibantu oleh getah empedu dan getah
pankreas.Kantung empedu yang terdapat dalam usus dua belas jari ini memiliki fungsi untuk
mengemulsikan lemak supaya mudah diserap oleh tubuh menjadi asam lemak dan memberikan
zat warna kecokelatan pada makanan yang sedang dalam proses pencernaan. Sedangkan
pankreas yang terletak di dekat lambung menghasilkan getah pankreas seperti:

a. Enzim amilase, enzim ini dikeluarkan untuk proses pencernaan karbohidrat yang memiliki
fungsi untuk mengubah amilum menjadi maltosa (monosakarida).

b. Enzim tripsinogen, enzim ini dikeluarkan untuk proses pencernaan protein serta untuk
mengaktifkan proenzim yang memiliki fungsi untuk mengubah pepton menjadi asam amino.
c. Enzim lipase, enzim ini dikeluarkan untuk mencerna lemak yang memiliki fungsi untuk
mengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol.

3. Ileum

Ujung batas antara jejunum dan ileum tidak jelas, panjangnya kira-kira 4-5 meter. ujung bawah
ileum berhubungan dengan seikum dengan perantaraan lubang yang bernama orifisium
ileoselkalis. Orifisium ini diperkuat oleh spinter ileoselkalis dan pada bagian ini terdapat katup
valvula seikalis atau valvula baukini, berfungsi untuk mencegah cairan dalam kolom assendens
tidak masuk kembali kedalam ileum.

Di dalam usus halus terjadi proses pencernaan kimiawi dengan melibatkan berbagai enzim
pencernaan. Karbohidrat di cerna menjadi glukosa, lemak di cerna menjadi asam lemak dan
gliserol dan protein di cerna menjadi asam amino. Jadi, pada usus dua belas jari, seluruh proses
pencernaan karbohidrat, lemak, dan protein di selesaikan. Selanjutnya, proses penyerapan
(absorpsi) akan berlangsung di usus kosong dan sebagian di usus penyerap karbohidrat setiap
dalam bentuk glukosa

Lemak diserap dalam bentuk asam lemak dan gliserol. Vitamin dan mineral tidak mengalami
pencernaan dan dapat di tarima langsung oleh usus halus. Pada dinding usus penyerap terdapat
jonjot-jonjot usus yang disebut vili. Vili berfungsi untuk memperluas daerah penyerapan usus
halus sehingga sari-sari makanan dapat terserap lebih banyak dan cepat, dinding vili banyak
mengandung kapiler darah atau pembuluh limfe. (pembuluh getah bening usus). Agar dapat
mencapai darah. Sari-sai makanan harus menembus sel dinding usus halus yang selanjutnya
masuk pembuluh darah atau pembuluh limfe, Glukosa, Asam amino, Vitamin, dan Mineral
setalah diserap oleh usus halus melalui kapiler darah akan dibawah oleh darah melalui pembuluh
vena porta hepar ke hati. Selanjutnya, dari hati ke jantung kemudian di edarkan ke seluruh tubuh.
Asam lemak dan gliserol bersama empedu membentuk suatu larutan yang disebut misel. Pada
saat bersentuhan dengan sel vili usus halus. Gliserol dan asam lemak dan gliserol dibawah oleh
pembuluh getah bening usus (pembuluh kil), dan akhirnya masuk ke dalam peredaran darah.
Sedangkan garam empedu yang telah masuk ke darah menuju ke hati untuk dibuat empedu
kembali. Vitamin yang larut dalam lemak (Vitamin A,D,E dan K) diserap oleh usus halus
diangkut melalui pembuluh getah bening. Selanjutnya, vitamin-vitamin tersebut masuk kesistem
peredaran darah.
Umumnya makanan diserap saat mencapai akhir usus halus. Sisa makanan yang tidak diserap,
secara perlahan-lahan bergerak menuju usus besar. Absorpsi makanan yang sudah dicernakan
seluruhnya berlangsung di dalam usus halus melalui 2 (dua) saluran yaitu pembuluh kapiler
dalam darah dan saluran limfe di sebelah dalam permukaan vili usus.
Fungsi usus halus terdiri dari :

a)      Menerima zat-zat rnakanan yang sudab dicerna untuk diserap melalu i kapiler- kapiler
darah dan saluran-saluran limfe.

b)      Menyerap protein dalam bentuk asam amino.

c)      Karbohidrat diserap dalam bentuk emulsi, lemak.

2.1.6. Usus Besar


Usus besar (intestinum mayor) merupakan saluran pencernaan berupa usus berpenampang luas
atau berdiameter besar dengan panjang kira-kira 1,5-1,7 meter, dan lebarnya 5 – 6 cm. Lapisan-
lapisan usus besar dari dalam ke luar, lapisan selaput lendir, lapisan otot melingkar, lapisan otot
memanjang, lapisan Jaringan ikat.

Fungsi usus besar, terdiri dari:

1. Menyerap air dan makanan.


2. Tempat tinggal baktert koli.
3. Tempat feses.
Bagian dari usus besar yaitu kolon asenden, kolon tranversum, kolon descenden, rectum dan
sigmoid.

Makanan yang tidak dicerna diusus halus, misalnya selulosa bersama dengan lendir akan menuju
ke usus besar menjadi fases. Dalam usus besar juga terdapat bakteri escherichia coli. Bakteri ini
membantu dalam proses pembusukan sisa makanan. Bakteri e.coli juga menghasilkan vitamin K.
Vitamin K berperan penting dalam proses pembekuan darah.

Usus besar terdiri dari bagian yang naik, yaitu mulai dari usus buntu (apendiks), bagian
mendatar, bagian menurun, dan berakhir pada anus. Didalam usus besar fases di dorong secara
teratur dan lambat oleh gerakan pristalsis menuju ke rektum (poros usus). Gerakan pristalsis
dikendalikan oleh otot polos (otot tak sadar). Pada saat buang air besar otot sfingeres dianus di
pengaruhi oleh otot lurik (otot sadar). Jadi, proses defekasi (buang air besar) dilakukan dengan
adanya konstrasi otot dinding perut yang di ikuti dengan mengendurnya otot sfingeter anus dan
konstraksi kolon serta rektum, akibatnya feses dapat terdorong keluar anus.

7. Rektum dan Anus


Rectum merupakan lanjutan dari kolon sigmoit yang menghubungkan intestinum mayor dengan
anus sepanjang 12 cm, dimulai dari pertengahan sacrum dan berakhir pada kanalis anus. Rectum
terletak dalam rongga pelvis di depan os sacrum dan os koksigis. Rectum terdiri dari dua bagian:

1. Rectum propia: bagian yang melebar disebut ampula rekti. Jika ampula rekti terisi
makanan akan timbul hasrat defekasi.
2. Pars analis rekti: sebelah bawah ditutupi oleh serat-serat otot polos (M. sfingter ani
internus) dan serabut otot lurik (M sfingter ani eksterna). Kedua otot ini berperan pada waktu
defekasi. Tunika mukosa rectum banyak mengandung pembuluh darah. Jaringan mukosa dan
jaringan otot membentuk lipatan disebut kolomna rektalis. Bagian bawah kolomna rektalis
terdapat pembuluh darah V. rektalis. Sering terjadi pelebaran atau varises yang disebut
hemorid (wasir).
Defekasi adalah hasil repleks apabila bahan feses masuk kedalam rectum. Dinding rectum akan
meregang dan menyalurkan impuls aferens melalui pleksus mesentrikus dan menimbulkan
gerakan peristaltic pada kolon desendens. Kolon sigmoid mendorong feses ke arah anus. Apabila
gelombang peristaltic sampai di anus, sfingter ani internus di hambat, sfingter ani eksternus
melemas sehingga terjadi defekasi.

1. Proses Pencernaan Makanan dalam Tubuh


Proses pencernaan pada tubuh manusia melalui beberapa tahapan yang cukup panjang, tahapan
pertama adalah proses penghalusan makanan yang terjadi pada saat mengunyah makanan
didalam mulut, proses pelumatan makanan dalam mulut dibantu oleh air liur.
Idealnya proses penghalusan makanan dalam mulut manusia dilakukan sebanyak 32 kali
kunyahan , karena hal itu nantinya akan mempermudah kinerja pada proses selanjutnya di
lambung. Makanan yang sudah halus trsebut kemudian dihaluskan , kali ini tidak menggunakan
bantuan air liur melainkan enzim yang terdapat dalam lambung itu sendiri.
Pada proses pencernaan makanan yang terjadi di lambung inilah semua sari makanan berupa
vitamin, mineral, karbohidrat yang berperan sebagai penyuplai tenaga pada tubuh manusia, serta
beberapa sari makanan lain yang terkandung diserap oleh tubuh melalui dinding – dinding
lambung. Setelah makanan diproses melalui lambung, makanan yang diproses tersebut kemudian
menuju usus halus ( deudenum , jejenum dan ileum ) disini makanan dipilah mana yang masih
memiliki zat yang berguna untuk tubuh dan mana yang tidak. Setelah makanan diproses di dalam
usus halus selanjutnya makanan yang tidak mengandung zat berguna bagi tubuh menuju usus
besar. Usus besar merupakan terminal terakhir makanan tersebut berada dalam tubuh sebelum
kemudian dibuang dalam bentuk feses.

BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan
Saluran pencernaan makanan merupakan saluran yang menerima makanan dari luar dan
mempersiapkannya untuk diserap oleh tubuh dengan jalan proses pencernaan (pengunyahan,
penelanan dan pencampuran) dengap enzim dan zat cair yang terbentang mulai dari mulut (oris)
sampai anus.

Makanan mengalami proses pencernaan agar dapat di serap oleh usus. Proses pencernaan adalah
proses perubahan makanan dari bentuk kasar (kompleks) menjadi bentuk yang halus (sederhana)
sehingga dapat diserap usus. Proses pencernaan pada manusia dibedakan menjadi pencernaan
secara mekanik dan pencernaan secara kimiawi. Pencernaan secara mekanik yaitu mengubah
makanan dari bentuk kasar menjadi halus. Sedangkan pencernaann secara kimiawi, yaitu
pencernaan dengan bantuan enzim.

Fungsi saluran pencernaan untuk memproses makanan dan memilah zat yang terkandung oleh
tubuh untuk dijadikan energi.

B.Saran
Menjaga asupan makanan penting dilakukan karena secara tidak langsung menjaga saupan
makanan menjaga sistem pencernaan dari gangguan yang timbul dari asupan makanan tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Fried, George H. and George j. Hadamenos. 2005. Biologi. Jakarta: Erlangga.


Pearce, C, Evelyn, 1999, Anatomi dan Fisiologis untuk Paramedis, Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama.
Sloane, Ethel. 2003.  Anatomi dan fisiologi Untuk Pemula. Jakarta: EGC
Syaifuddin, Haji. 2011. Anatomi Fisiologi. Jakarta: EGC.
Opan Tax College.2013. Anatomy and physiology.Texas: Rice University

Anda mungkin juga menyukai