Anda di halaman 1dari 6

INDONESIAN JOURNAL OF LABORATORY

Vol 2 (2) 2020, 10-15

Modifikasi Deanstark Upaya Efisiensi Proses Distilasi Uap Minyak Biji Pala
dalam Praktikum Kimia Organik

Siti Asfiyah1, Supaya2

1
Laboratorium Kimia Organik, Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, siti.asfiyah@ugm.ac.id
2
Laboratorium Kimia Organik, Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, supaya@ugm.ac.id

Submisi : 26 Agustus 2019; Penerimaan : 11 Februari 2020

ABSTRAK
Telah dilakukan percobaan kombinasi sistem distilasi uap dengan modifikasi
deanstark upaya efisiensi proses distilasi minyak biji pala untuk praktikum kimia
organik. Destilasi ini bertujuan untuk membandingkan stem distilasi baru modifikasi
deanstark dan stem distilasi lama dengan generator uap, meningkatkan hasil
distilasi minyak biji pala, mempercepat waktu praktikum, dam mengidentifikasi
komponen senyawa dalam minyak biji pala dengan GC-MS.
Percobaan ini diawali dengan isolasi minyak pala menggunakan metode distilasi uap
dengan sistem generator sebagai sumber uap air panas yang di dalamnya diisi
akuades panas sebanyak 3 L. Isolasi minyak pala menggunakan metode stem
distilasi yang dikombinasikan dengan deanstark, digunakan labu 1 L yang diisi
akuabides 600 mL dan dipanaskan selama 1 jam. Hasil yang diperoleh dari dua
sistem destilasi tersebut kemudian dibandingkan volume minyak atisiri (mL) dan
beratnya (g). Minyak atsiri yang didapat selanjutnya diidentifikasi dengan GC-MS.
Hasil percobaan menunjukkan bahwa dengan waktu destilasi uap 1, 2, dan 3 jam
dengan sistem generator menghasilkan minyak 0,13, 0,24, dan 0,30 mL dengan
berat masing – masing 0,12, 0,10, dan 0,05 g. Sedangkan pada waktu yang sama
dengan stem distilasi yang dikombinasikan dengan deanstark diperoleh minyak 0,7,
0,3 , dan 0,1 mL dengan berat masing – masing 0,632, 0,903, dan 0,993 g.
Berdasarkan hasil identifikasi dengan GC-MS minyak atsiri biji pala hasil isolasi
mengandung komponen sabinene (40,53%), camphene (21,10%), dan safrole
(7,13%).

Kata kunci: distilasi uap; deanstark; minyak biji pala; kromatografi lapis tipis.

PENDAHULUAN

Minyak atsiri atau dikenal juga yang tajam, wangi yang khas, tidak larut
sebagai minyak eteris (aetheric oil), dalam air tetapi larut dalam pelarut
minyak esensial, minyak aromatik, serta organik. Penamaan minyak atsiri
minyak terbang. Salah satu ciri minyak disesuaikan dengan sumber utamanya
atsiri yaitu bersifat mudah menguap seperti minyak cendana, minyak kayu
karena titik didihnya rendah. Secara putih, minyak serai, minyak pala, minyak
kimia, minyak atsiri tersusun dari daun cengkeh, minyak nilam, dll
campuran yang rumit dari berbagai (Agusta,2000).
senyawa. Sebagian besar minyak atsiri Pala (Myristica fragans Houtt)
termasuk dalam golongan senyawa merupakan tanaman asli Indonesia,
organik terpena dan terpenoid yang karena tanaman ini berasal dari Banda
bersifat larut dalam minyak. Sifat minyak dan Maluku, yang kemudian menyebar
atsiri antara lain mudah menguap, rasa ke pulau-pulau lain sekitarnya, termasuk

ISSN 2655 4887 (Print),ISSN 2655 1624 (Online) 10


INDONESIAN JOURNAL OF LABORATORY
S. Asfiyah & Supaya/ Vol 2 (2) 2020, 10-15

pulau jawa. Tanaman pala terkenal Prinsip dasar distilasi uap adalah
karena biji buahnya yang tergolong mendistilasi campuran senyawa dibawah
sebagai rempah-rempah. Biji dan selaput titik didih dari masing-masing senyawa
biji (fuli) atau sering disebut dengan campurannya. Selain itu distilasi uap
bunga pala, sejak dulu merupakan dapat digunakan untuk campuran yang
komoditi ekspor Indonesia dan tidak larut dalam air disemua temperatur,
menduduki 60% dari jumlah ekspor pala tetapi dapat didistilasi dengan air. Hal ini
dunia. Bunga pala dalam bentuk kering dilakukan dengan cara mengalirkan uap
digunakan sebagai ramuan obat air ke dalam campuran sehingga bagian
tradisional. Minyak atsiri dan lemak pala yang dapat menguap berubah menjadi
terdiri atas10% miristin dan monoterpen uap pada temperatur yang lebih rendah
yang dapat menimbulkan rasa kantuk daripada dengan pemanasan langsung
(Sunanto, 1993), 4%, pinen, 80% kamfer, (Jayanuddin, 2011). Aplikasi dari distilasi
8% dipente, safrol 0,6 %, egenol, ko- uap adalah untuk mengekstrak beberapa
egenol dan alcohol 6% produk alam seperti minyak eucalyptus
(Kartasapoetra,1992). dari eucalyptus, minyak sitrus dari jeruk
Salah satu cara memanfaatkan dan untuk ekstraksi minyak parfum dari
daging buah pala agar tidak menjadi tumbuhan (Bahti, 1998).
limbah adalah dengan memproduksi
minyak atsiri dari jaringan daging buah
pala melalui proses distilasi
(Ketaren,1995). Menurut Sastroamidjojo
(2004), faktor yang mempengaruhi
proses distilasi, yaitu kualitas bahan
dasar serta faktor teknologi proses.
Minyak pala biasa diperoleh
dengan cara destilasi uap dari biji atau
fuli pala. Minyaknya tidak berwarna atau
kuning dengan odor dan rasa seperti Gambar 1. Rangkaian distilasi uap
pala, tidak larut dalam air, tetapi larut dengan sistem generator sebagai
dalam alkohol dan mempunyai bobot sumber uap air.
jenis pada 25 oC antara 0,859 – 0,924,
refraktif indeks pada 20 oC antara 1,470– Distilasi uap pada praktikum kimia
1,488 dan putaran optik pada 20 oC organik selama ini menggunakan
sekitar +10o -+45o (Nurdjannah, 2007). generator uap air seperti pada Gambar 1
Distilasi uap merupakan suatu akan dipadukan dengan alat modifikasi
metode isolasi zat organik yang tidak deanstark yang ditunjukkan pada
larut dalam air dengan mengalirkan uap Gambar 2. Gabungan dari dua alat
air dengan prinsip penurunan titik didih tersebut diharapkan akan dapat
campuran. Umumnya distilasi uap mempercepat waktu praktikum
digunakan untuk memisahkan campuran mahasiswa dan hasil destilasi minyak
senyawa-senyawa yang memiliki titik atsiri lebih banyak. Prinsip kerja alat
didih mencapai 200oC atau lebih. Distilasi tersebut adalah uap air yang dipanaskan
uap dapat menguapkan senyawa- akan membawa uap minyak atsiri dan
senyawa ini dengan suhu mendekati didinginkan oleh pendingin Liebig masuk
100oC dalam tekanan atmosfer dengan ke modifikasi deanstark, minyak atsiri
menggunakan uap atau air mendidih yang berat jenisnya ringan akan
(Bahti,1998). ditambung di modifikasi deanstark
bagian atas sedangkan airnya akan

ISSN 2655 4887 (Print),ISSN 2655 1624 (Online)

ISSN 2655 4887 (Print),ISSN 2655 1624 (Online) 11


INDONESIAN JOURNAL OF LABORATORY
S. Asfiyah & Supaya/ Vol 2 (2) 2020, 10-15

masuk lagi ke labu stem distilasi. hasil kualitatif, kuantitatif atau preparatif
Sirkulasi ini berlangsung terus menerus dan untuk menjajaki sistem pelarut yang
sampai distilasi dianggap selesai. akan digunakan dalam kromatografi
kolom (Soebagio, 2003). Didalam
kromatografi, mobilitas relatif dari
komponen sinyatakan dalam satuan
retardatcon factor (Rf) yang didefinisikan
sebagai berikut:
𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑡𝑒𝑚𝑝𝑢ℎ 𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑠𝑒𝑛𝑦𝑎𝑤𝑎
𝑅𝑓 =
𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑡𝑒𝑚𝑝𝑢ℎ 𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑒𝑙𝑢𝑒𝑛
Kromatografi gas spektrofotometri
massa adalah kombinasi dari dua teknik
analisis yang sangat baik. Kromatografi
gas memisahkan komponen dari
Gambar 2. Rangkaian distilasi uap campuran dalam waktu tertentu dan
dengan stem distilasi yang spektrofotometri massa menghasilkan
dikombinasikan dengan deanstark (a) informasi yang membantu dalam
labu stem distilasi (b) pendingin bola (c) identifikasi struktur masing-masing
modifikasi deanstark (d) gelas beaker komponen serta untuk mengetahui
massa molekul relatif (Mr) dari setiap
Kromatografi lapis tipis merupakan puncak kromatogram (Kitson dkk., 1996).
kromatografi serapan yang memiliki fasa Kromatografi gas-spektrometer massa
diam berupa zat padat dengan fase ini biasa digunakan untuk analisis
geraknya berupa zat cair. Prinsip dari kualitatif senyawa organik yang pada
pemisahan kromatografi lapis tipis umumnya bersifat dapat diuapkan.
adalah adanya perbedaan sifat fisik dan Campuran terdiri dari metil ester minyak
kimia dari senyawa yaitu kecenderungan nabati yang dapat dianalisis
dari molekul untuk melarut dalam cairan menggunakan gas-spektrometer karena
(kelarutan), kecenderungan molekul memiliki kriteria tersebut. Pemisahan
untuk menguap dan kecenderungan yang dihasilkan dari setiap jenis senyawa
molekul untuk melekat pada permukaan yang dianalisis bersifat khas untuk setiap
(Hendayan, 2006). Kromatografi lapis senyawa (Suryani, 2005).
tipis merupakan bentuk kromatografi
planar yang digunakan untuk METODE PENELITIAN
memisahkan senyawa-senyawa yang
siatnya hidrofob seperti lipida-lipida dan Bahan yang digunakan untuk
hidrokarbon (Sastrohamidjojo, 1991). membuat rangkaian alat stem distilasi ini
Fasa gerak berupa pelarut atau adalah generator uap labu leher tiga,
pengembang yang mengalir melalui pendingin Liebig, deanstark, Erlenmeyer,
penyerap padat. Komponen-komponen gelas ukur, gelas beaker, pengaduk
dalam campuran (sampel) yang bergerak kaca, pemanas, lampu UV. Untuk tarap
melalui plat KLT memiliki kecepatan uji cobanya menggunakan bubuk biji
yang berbeda, tergantung pada pala, etil asetat batu didih, dan akuades.
kelarutan komponen. Karena perbedaan Isolasi Minyak Pala dengan generator
inilah komponen-komponen tersebut uap
dapat terpisahkan satu sama lain. Generator uap diisi dengan
Kromatografi jenis ini dapat dijelaskan akuades sebanyak 3L dan dipanaskan.
untuk dua tujuan yaitu untuk mencapai Bubuk biji pala yang telah dihaluskan

ISSN 2655 4887 (Print),ISSN 2655 1624 (Online)

ISSN 2655 4887 (Print),ISSN 2655 1624 (Online) 12


INDONESIAN JOURNAL OF LABORATORY
S. Asfiyah & Supaya/ Vol 2 (2) 2020, 10-15

kemudian dimasukkan kedalam labu digunakan dalam percobaan ini adalah


leher tiga sebanyak 50g dan biji pala. Biji pala mengandung minyak
ditambahkan akuades sebanyak 400mL. atsiri 10%, dengan komponen yang
Labu leher tiga yang berisi bubuk biji pala terdiri dari miristin sekitar 4%, pinen, 80%
kemudian dipasangkan ke alat distilasi kamfer, 8% dipente, safrol 0,6%, egenol,
dan dipanaskan. Uap dari generator uap ko-egenol, alkohol 6%. Percobaan ini
dialirkan kedalam sistem distilasi dan menggunakan bubuk biji pala untuk
distilasi dilakukan selama ± 1 jam. mempermudah pelarut menjangkau pori-
Setelah itu diperoleh distilat yang terdiri pori biji pala sehingga minyak atsiri akan
dari dua lapisan. Lapisan minyak lebih cepat keluar dan menghasilkan
tersebut dipisahkan dengan minyak atsiri lebih banyak. Pelarut yang
menggunakan corong pisah dan diukur digunakan adalah akuades, karena
berat serta volumenya. akuades memiliki sifat kepolaran yang
berbeda dengan minyak atsiri sehingga
Isolasi Minyak Pala dengan stem minyak atsiri akan mudah dipisahkan dari
distilasi yang dikombinasi dengan destilat. Akuades dan minyak atsiri tidak
modifikasi deanstark saling melarutkan, selain itu titik didih air
Bubuk biji pala yang telah lebih kecil dari minyak atsiri sehingga uap
dihaluskan, dimasukkan kedalam labu air akan mendorong minyak biji pala
stem distilasi sebanyak 50g dan untuk lepas dari pori-pori biji pala.
ditambahkan akuades sebanyak 600mL. Prinsip dari destilasi dengan
Stem distilasi tersebut dipasangkan ke deanstark yaitu pemisahan komponen-
alat distilasi yang diatasnya sudah di komponen suatu campuran yang terdiri
pasang deanstark yang telah atas dua cairan atau lebih berdasarkan
dimodifikasi dan selanjutnya dipanaskan. perbedaan tekanan uapatau
Uap dari stem distilasi uap dialirkan berdasarkan perbedaan titik didih
kedalam sistem distilasi melalui komponen-komponen senyawa tersebut.
deanstark yang sudah dimodifikasi dan Pada percobaan ini, campuran uap yang
distilasi dilakukan selama ± 1 jam. Distilat terdiri dari uap air dan uap minyak akan
yang diperoleh kemudian ditampung di mengalir menuju kondensor untuk
bagian bawah deanstark. Lapisan dicairkan kembali dengan sistem
minyak atsiri tertampung di denstak pendinginan dari luar. Kondensat yang
bagian atas, sedangkan lapisan bawah keluar dari kondensor masuk ke
atau air akan masuk lagi ke labu stem deanstark yang memisahkan antara uap
distilasi.Lapisan atas yang tertampung di air dan uap minyak pala berdasarkan
deanstark diambil dengan cara berat jenisnya. Minyak atsiri pala yang
membuka kran pada deanstark, berat jenisnya lebih ringan akan
ditampung dan diukur berat serta ditampung di denstak bagian atas,
volumenya. sedangkan air yang berat jenisnya lebih
berat dari pada minyak pala akan keluar
HASIL DAN PEMBAHASAN dari deanstark masuk ke stem labu
destilasi.Proses destilasi dilakukan
Distilasi merupakan proses selama kurang lebih 1 jam. Dari
pemisahan komponen-komponen antara percobaan destilasi uap dengan sistem
dua atau lebih jenis zat yang memiliki generator maupun steam distilasi
karakteristik berbeda dalam suatu diperoleh hasil minyak pala seperti yang
campuran. Minyak atsiri dapat diambil ditunjukkan pada Tabel 1.
dari beberapa tanaman seperti yang

ISSN 2655 4887 (Print),ISSN 2655 1624 (Online)

ISSN 2655 4887 (Print),ISSN 2655 1624 (Online) 13


INDONESIAN JOURNAL OF LABORATORY
S. Asfiyah & Supaya/ Vol 2 (2) 2020, 10-15

Minyak atsiri yang diperoleh eluen sukar menguap maka zat tersebut
dengan sistem generator tidak berwarna tidak akan dapat dipisahkan karena gaya
dan memiliki bau khas minyak pala. dorong dari eluen hanya
Berdasarkan hasil percobaan dengan sedikit.Identifikasi minyak atsiri biji pala
stem distilasi yang dikombinasi dengan dilakukan dengan KLT menggunakan
modifikasi deanstark diperoleh minyak eluen etil asetat:n-heksana (5:95 v/v) dan
atsiri berwarna kekuningan, dan lebih diperoleh hasil pemisahan yang
efisien dari segi waktu serta hasilnya. ditunjukkan pada Gambar 3.dengan nilai
Rf 0,592,0,72,dan 0,85.
Tabel 1. Hasil distilasii bubuk biji pala
dengan sistem generator.
Waktu Volume Berat Minyak
(jam) Minyak (ml) (g)

1 0,13 0,12
2 0,37 0,22
3 0,67 0,27

Tabel 2. Hasil distilasi bubuk biji pala


dengan stem distilasi
Gambar 3. Profil minyak atsiri biji pala
Waktu Volume Berat Minyak
hasil distilasi.
(jam) Minyak (mL) (g)

Hasil identifikasi minyak atsiri biji


1 0,7 0,632 pala menggunakan GC-MS diperoleh 14
2 1,0 1,535 puncak, yang berarti ada 14 komponen
senyawa pada minyak atsiri bij pala hasil
3 1,1 2,528 isolasi, seperti ditunjukkan pada Gambar
4.

Minyak atsiri biji pala kemudian


diidentifikasi menggunakan kromatografi
lapis tipis (KLT). Prinsip pemisahan
dengan metode KLT didasarkan pada
perbedaan polaritas antara sampel
dengan eluen. Sesuai asa “like dissolve
like”, jika eluen yang digunakan nonpolar
maka eluen akan memisahkan Gambar 4. Kromatografi GC minyak
komponen yang bersifat nonpolar. Etil atsiri biji pala.
asetat merupakan larutan yang bersifat
semi polar sedangkan n-heksana bersifat Identifikasi selanjutnya dilakukan
nonpolar. Secara teoritis, eluen yang pada tiga senyawa dengan intensitas
baik adalah senyawa yang bersifat puncak paling tinggi yang menunjukkan
nonpolar dan mudah menguap. Eluen kelimpahan terbanyak dalam minyak
bersifat nonpolar karena sampel akan atsiri biji pala hasil isolasi yang
lebih mudah terbawa oleh fasa gerak ditunjukkan pada Tabel 3. Senyawa yang
ketika tingkat kepolarannya sama. Eluen diidentifikasi adalah senyawa dengan
harus mudah menguap karena apabila nomer puncak 3, 9, dan 13.

ISSN 2655 4887 (Print),ISSN 2655 1624 (Online)

ISSN 2655 4887 (Print),ISSN 2655 1624 (Online) 14


INDONESIAN JOURNAL OF LABORATORY
S. Asfiyah & Supaya/ Vol 2 (2) 2020, 10-15

Tabel 3. Data komponen minyak atsiri biji pala


Puncak Waktu % Massa m/z Senyawa
retensi Area molekul
(menit) (g/mol)
3 12,071 40,53 136 28, 41, 53, 65, 77, 93, 105, Sabinene
121, dan 136
9 14,160 21,10 136 27, 39, 53, 67, 79, 93, Camphene
107,121, dan 136
13 22,836 7,13 162 27, 39,51, 63, 77, 91, 104, Safrole
119, 131, dan 162

KESIMPULAN Teknologi Hasil Pertanian.


FATEMETA, IPB. Bogor.
Berdasarkan hasil percobaan dan Nurdjannah N. 2007. Teknologi
pembahasan dapat disimpulkan bahwa Pengolahan Pala. Balai Besar
isolasi minyak pala dengan alat distilasi Penelitian dan
uap modifikasi deanstark diperoleh hasil Pengembangan Pascapanen
yang lebih banyak dibandingkan alat Pertanian, Bogor.
yang lama. Hasil minyak pala yang Sastroamidjojo, H., 1991, Kromatografi,
diperoleh dengan generator uap sebesar Universitas Gadjah Mada
0,67 mL, dan distilasi uap modifikasi Press, Yogyakarta.
deanstark sebesar 1,10 mL dengan Sastroamidjojo, H., 2004, Kimia Minyak
waktu distilasi yang lebih cepat. Hasil Atsiri, Universitas Gadjah
analisis dengan metode GC-MS Mada Press, Yogyakarta.
menunjukkan minyak atsiri biji pala Sunanto, H., 1993, Budidaya Pala
mengandung komponen sabinene Komoditas Ekspor, Penerbit
(40,53%), camphene (21,10%), dan Kanisius, Yogyakarta
safrole (7,13%).

DAFTAR PUSTAKA

Agusta, A., 2000, Minyak Atsiri


Tumbuhan Tropika, ITB,
Bandung.
Bahti., 1998, Teknik Pemisahan Kimia
dan Fisika, Universitas
Padjajaran, Bandung.
Hendayana, S., 2006, Kimia Pemisahan
Metode Kromatografi dan
Elektroforesis Modern, PT.
Remaja Rosdakarya,
Bandung.
Jayanuddin., 2011, Komposisi Kimia
Minyak Atsiri Daun Cengkeh
Dari Proses Penyulingan
Uap, Jurnal Teknik Kimia
Indonesia., 10, 37-42.
Ketaren dan Djatmiko, B., 1978. Minyak
Atsiri (bersumber dari bunga
dan buah). Departemen

ISSN 2655 4887 (Print),ISSN 2655 1624 (Online)

ISSN 2655 4887 (Print),ISSN 2655 1624 (Online) 15

Anda mungkin juga menyukai