415 707 1 SM
415 707 1 SM
Abstract
Implementing urban forest in city’s planning is an effective and efficient ways to solve
ecological problems, including Malang City. There are three urban forests in Malang
City (1) Malabar; (2) Velodrome; and (3) Jalan Jakarta Urban Forest. On macro scale,
urban forest expected to be as a microclimate function. Microclimate could affect the
human thermal comfort. The aims of this study are (1) to identify density, frequence and
dominance of vegetation, (2) to analyse the correlation between urban forest shape with
urban environmental thermal comfort; and (2) to evaluate the community’s perception
and preference related with urban forest’s comfort. This study was held in Malang City
forests. The steps for this study were (1) preparation; (2) inventory and observation; (3)
measuring the thermal components; and (4) social data. The results of this study were
(1) Malang City urban forests has grouped, scattered, and striped shape with multiple
strata; (2)there is a positive correlation between dominance factor with comfort;
(3)Temperature analysis showed that distance was not affected the temperature
significantly; (4) based on visitor’s perception, urban forests in Malang regarding as
comfortable urban forest but to narrow; and (5) based on community perception and
preference, they want the urban forests in Malang designed proportionally with more
variety kind of plants.
Keywords: comfortable, microclimate, perception, preference, temperature
Nilai frekuensi vegetasi dapat dihitung Nilai perhitungan indeks keragaman (H)
dengan rumus: tersebut dapat menunjukkan bahwa jika :
H<1, keragaman spesies rendah
Jumlah petak terisi suatu 1<H<3, keragaman spesies sedang
Frekuensi = Jumlah terisispesies
suatu spesies H>3, keragaman spesies tinggi.
jumlah seluruh petak
c. Analisis Suhu
𝐹𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑠𝑝𝑒𝑠𝑖𝑒𝑠 Analisis data suhu udara berdasarkan
Frekuensi relatif = 𝐹𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑝𝑒𝑠𝑖𝑒𝑠
x 100% jarak bagian sisi luar hutan kota
dimaksudkan untuk melihat hubungan
Nilai kerapatan vegetasi dapat dihitung jarak yang makin menjauh dari tepi
dengan rumus : hutan kota terhadap perubahan suhu
sekitarnya. Data dianalisis dengan
Kerapatan = menggunakan ANOVA. Jika
berpengaruh nyata maka dilakukan uji
𝐾𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑠𝑝𝑒𝑠 𝑖𝑒𝑠 beda rata-rata Duncan’s Multiple Range
Kerapatan relatif = 𝐾𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑝𝑒𝑠𝑖𝑒𝑠
x 100%. Test (DMRT). Data suhu udara rata-
rata pada setiap hutan kota akan
b. Nilai keragaman dapat dihitung dikorelasikan dengan bentuk dan
dengan metode Shanon - Wiener struktur masing-masing hutan kota
dalam Vitasari (2010) seperti berikut: dengan menggunakan regresi
sederhana guna mengetahui bentuk
𝑖 𝑖 yang lebih berpengaruh terhadap suhu.
dengan
𝑖 𝑖 ⁄ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 Lokasi dan Waktu
Lokasi penelitian terletak di hutan kota
Keterangan: yang berada di Kota Malang antara lain :
H : Indeks keragaman Shanon-Wiener 1) Hutan Kota Malabar; 2) Hutan Kota
Pi : Jumlah individu suatu spesies/jumlah Velodrome; dan 3) Hutan Kota Jalan
total seluruh spesies Jakarta (Gambar 1). Penelitian ini
Ni : Jumlah individu spesies i berlangsung pada bulan Januari 2014 –
N total : jumlah total individu Agustus 2014.
b. Menyebar
105
Frekuensi relatif
Dari perhitungan frekuensi relatif
pada masing-masing hutan kota
menunjukkan ketiga hutan kota memiliki
frekuensi yang jarang. Hasil perhitungan
frekuensi menunjukkan bahwa spesies
yang memiliki nilai frekuensi relatif
tertinggi pada hutan kota Malabar adalah
jenis flamboyan (Delonix regia) sebesar
38.11%. Hutan Kota Velodrome
menunjukkan bahwa spesies yang
memiliki nilai frekuensi relatif tertinggi
adalah jenis palem raja (Roystonea regia)
sebesar 25.00%. Sedangkan pada Hutan
Kota Jalan Jakarta pohon gamelina
c. Menjalur (Gmelina arborea) memiliki nilai frekuensi
Gambar 2 (a) Bentuk hutan kota Malabar, relatif tertinggi sebesar 31.73%.
(b) Bentuk Hutan Kota Velodrome, (c)
Dominansi
Bentuk hutan kota Jalan Jakarta
Nilai dominansi relatif menunjukkan
Diversitas Vegetasi proporsi antara luas tempat yang ditutupi
Kerapatan relatif oleh jenis tumbuhan dengan luas total
habitat serta menunjukkan jenis
Kerapatan merupakan jumlah tumbuhan yang dominan di dalam
individu suatu spesies per luas wilayah komunitas (Indriyanto 2006). Hasil
pengamatan. Jika semakin tinggi nilai perhitungan dominansi menunjukkan
kerapatan suatu spesies maka jumlah bahwa spesies yang memiliki nilai
spesies tersebut semakin banyak dijumpai dominansi relatif tertinggi pada hutan
pada tapak. Perhitungan kerapatan kota Malabar adalah jenis flamboyan
vegetasi pada masing-masing hutan kota (Delonix regia) sebesar 46.19%. Hutan
menunjukkan bahwa masing-masing Kota Velodrome menunjukkan bahwa
hutan kota memiliki kerapatan jenis spesies yang memiliki nilai dominansi
pohon yang berbeda-beda. relatif tertinggi adalah jenis sengon
Jenis pohon yang memiliki nilai (Albiziachinensis) sebesar 33.50% .
kerapatan relatif tertinggi di hutan kota Sedangkan pada Hutan Kota Jalan
Malabar adalah pohon flamboyan Jakarta pohon mahoni (Swietenia mahagoni)
(Delonix regia) dengan nilai kerapatan memiliki nilai dominansi relatif tertinggi
relatif 38.10%. Jenis pohon yang sebesar 49.72%.
memiliki nilai kerapatan relatif tertinggi
di hutan kota Velodrome adalah pohon Keragaman
palem raja (Roystonea regia) dengan nilai Hasil inventarisasi dan perhitungan
kerapatan relatif adalah 25%. Sedangkan keragaman spesies pada tiga hutan kota
pada Hutan kota Jl. Jakarta Jenis pohon secara umum masih tergolong memiliki
yang memiliki nilai kerapatan relatif keragaman spesies yang rendah dengan
tertinggi adalah pohon gamelina (Gmelina nilai <1 (Tabel 2). Maka perlu adanya
arborea) dengan nilai kerapatan relatif peningkatan keragaman spesies pada
31.75% . setiap hutan kota oleh pihak pengelola
106
Tabel 3 Uji lanjut interaksi suhu dan kelembaban di sekitar hutan kota
Suhu (ºC) RH (%)
Rata- Rata-
Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore
rata rata
Rata-
27 32 28 66.58 50.79 67.96
rata
Rata-
25 32 28 65,37 43,76 61,88
rata
Rata-
27 31 28 64.73 52.68 62,68
rata
Ket: Angka yang diikuti oleh huruf kecil yang berbeda menunjukkan perbedaan
signifikan arah terhadap waktu pada taraf α <0.05. Angka yang diikuti oleh huruf besar
yang berbeda menunjukkan perbedaan signifikan waktu terhadap arah pada taraf α
<0.05
109