SKENARIO 2
Seorang bayi laki-laki lahir dengan vakum ekstraksi di puskesmas rawat inap dari
seorang ibu berumur 45 tahun. Berat lahir 2300 gram, skor Ballard 30. Saat lahir
bayi tidak menangis, ketuban pecah saat lahir, jernih dan tidak berbau. Nilai
APGAR menit 1 = 5 dan menit ke 5= 7, Resusitasi dilakukan oleh dokter jaga
sampai dengan ventilasi tekanan positif menggunakan ambu bag. Paska resusitasi
bayi dirujuk dan dirawat di NICU
Diskusikan kasus diatas dengan langkah seven jumps !
1. KLARIFIKASI ISTILAH
1. Vacum ekstraksi? Prosedur yang kadang dilakukan saat persalinan pervaginam
(SPONTAN), apabila kala II tidak maju, atau karena Kesehatan bayi sangat
bergantung pada persalinan segera. Dilakukan saat kepala bayi sudah tampak namun
ibu tidak punya kekuatan lagi untuk mengejan. Dilakukan dengan disedot
menggunakan alat, ini berisiko krn dapat membuat trauma kepala bayi.
2. NICU? Neonatal intensif care unit > ruang perawatan intensif, untuk bayi hingga usia
28 hari yang memerlukan pengobatan serta perawatan khusus, untuk mencegah dan
mengobati terjadinya kegagalan organ-organ vital.
3. VTP? Tindakan pemberian bantuan napas pada BBL dengan gangguan pernapasan
dengan menggunakan sungkup wajah dan inflation bag dan pemberian oksigen.
4. APGAR score? Untuk menilai keadaan klinis BBL pada usia satu menit, yang dinilai
dari 5 komponen; frekuensi jantung, usaha napas, tonus otot, reflek rangsangan, dan
warna kulit. Penilaian ini untuk menilai ada asfiksia atau tdk, diukur pada menit
pertama dan ke-5 pasca lahir. Saat menit pertama digunakan untuk menilai ketahanan
bayi melewati proses persalinan, untuk menit ke-5 menggambarkan sebaik apa bayi
bertahan setelah keluar Rahim ibu. Berfungsi untuk tahu bahwa bayi butuh bantuan
napas atau alat jantung.
Bisa dilanjutkan ke menit 20 bila skor belum 7, resusitasi untuk menentukan kapan
resusitasi dilakukan.
2. Penyusunan pertanyaan
1. Bagaimana skor ballard & nilai apgar pada scenario tsb?
2. Mengapa bayi tidak menangis saat dilahirkan? Apa penyebabnya?
3. Apa kondisi yang terjadi pada bayi sehingga dilakukan pada bayi hingga dilakukan
VTP dengan ambu bag?
4. Bagaimana alur resusitasi neonatus (algoritmenya)? Apa monitoring yang dilakukan
pasca resusitasi?
5. Apakah ibu yang berumur 45 tahun & Tindakan vakum ekstraksi menjadi risiko
dengan kondisi yang dialami saat ini? Faktor risiko lain yang mungkin bisa terjadi
dan konsekuensi dari Tindakan?
6. Apa makna dari BBL 2300 gram, apakah risiko yang mungkin terjadi hingga
dilakukan Resusitasi? Adakah kaitan dengan BBL?
7. Indikasi bayi yang harus dirujuk ke NICU?
3. Jawaban singkat
1. Bagaimana skor ballard & nilai apgar pada scenario tsb?
Skor ballard 30 >>> usia kehamilan 36 minggu, score apgar menit 1=5 >>>
menandakan asfiksia ringan, pasca Tindakan menjadi 7 (normal)
2. Mengapa bayi tidak menangis saat dilahirkan? Apa penyebabnya?
Kemungkinan krn asfiksia, premature, air ketuban hijau, atau diabetes pada ibu.
Pre-eklamsia.
Ibu mengonsumsi obat-obatan tertentu.
3. Apa kondisi yang terjadi pada bayi sehingga dilakukan pada bayi hingga
dilakukan VTP dengan ambu bag?
Indikasi bayi butuh VTP:
1. Denyut nadi <100x per menit.
2. Apnea (pernapasan tidak adekuat).
3. Sianosis sentral.
4. Bagaimana alur resusitasi neonatus (algoritmenya)? Monitoring apa yang
dilakukan pasca resusitasi?
Tujuannya meminimalkan bayi untuk kehilangan panas, untuk membantu bayi
agar bernapas normal, meningkatkan PO2 arteri, meningkatkan kardiak output
bayi.
Dengan Langkah-Langkah STABLE.
5. Apakah ibu yang berumur 45 tahun & Tindakan vakum ekstraksi menjadi
risiko dengan kondisi yang dialami saat ini? Faktor risiko lain yang mungkin
bisa terjadi dan konsekuensi dari Tindakan vakum ekstraksi?
Bisa jadi berhubungan (usia dengan vakum ekstraksi, usia 45 th adalah risiko
tinggi.).
Tergantung dari Tindakan itu sendiri, apakah bayi mengalami trauma/tidak?
Faktor risiko ibu (ante-partum & intra-partum)
Faktor risiko janin (antenatal & pascanatal)
6. Apa makna dari BBL 2300 gram, apakah risiko yang mungkin terjadi hingga
dilakukan Resusitasi? Adakah kaitan dengan BBL?
BBL 2300gram >>> BBLR (dibawah 2500gram)
Risiko yang mungkin terjadi; apabila BBLR akan berisiko, kenapa resusitasi?
Krn BBLR biasanya mengalami permasalah pernapasan, neurologis,
kardiovaskuler.
7. Indikasi bayi yang harus dirujuk ke NICU?
Beberapa alasan;
1. Premature
2. Ada permasalahan intrapartum
3. Menunjukan gangguan Kesehatan saat dilahirkan
4. BBLR
ANALISIS MASALAH
1. Bagaimana skor ballard & nilai apgar pada scenario tsb?
Skor ballard 30 >>> usia kehamilan 36 minggu, score apgar menit 1=5 >>>
menandakan asfiksia ringan, pasca Tindakan menjadi 7 (normal).
Skor ballard = cara untuk menilai maturistas (lanugo, plantar, payudara, genitalia) &
neuromuskularitas (sudut pergelangan tangan, postur, sudut popliteal, arm recoil,
tanda scarf, heal to ear) ; skor kurang dari 35 menadakan bayi premature (umur
kurang dari 38 minggu).
Appearance (warna kulit bayi), Pulse (denyut jantung), Grimace (respon reflek),
Activity (aktifitas), Respon bayi.
Nilai 7-10 = normal, biasanya tangisan kuat dengan Gerakan aktif.
Nilai 4-6 = asfiksia ringan, memerlukan Tindakan medis segera (Penyedotan lender
yang menyumbat jalan napas, pemberian O2). Derajat vitalis tidak teratur, Denyut
jantung >100x/menit.
Nilai 0-3 = asfiksia berat, perlu Tindakan medis intensif (perlu resusitasi). Tidak ada
pernapasan, denyut jantung <100x/menit.
Algoritme > tanyakan apakah menangis atau tidak, tonus otot bayi baik atau
tidak.
- Bila menangis dan tonus baik > jaga kehangatan bayi. Bila usia kurang 32
minggu maka harus dibungkus tanpa dikeringkan, agar tetap hangat, evaluasi
pernapasan denyut nadi dan tonus otot.
- Apabila tidak menangis dan tonus tidak baik > bersihkan jalan napas,
keringkan dan stimulasi taktil, dan posisikan Kembali. evaluasi pernapasan
denyut nadi dan tonus otot.
- Apabila bayi tidak napas dan megap-megap atau denyut jantung
<100x/menit > maka lakukan VTP dan pasang EKG BAYI
(JIKA ADA). Nilai lagi penilaian VTP, awal dan kedua. Apabila denyut jantung
>100 atau 60-99x/ menit maka lakukan evaluasi ventilasi lagi.
- Apabila <60x/menit pertimbangan untuk melakukan ET dan kompresi dada
dengan perbandingan 3:1, dan pemberian obat IV (seperti epinephrine diberikan
diberikan 1:10.000, bisa melalui vena umbilical dengan dosis 0,1-0,3ml/kgbb,
bisa melalui ET dengan dosis 0,3-1ml/kgbb).
- Apabila bayi nafas spontan pasca Langkah awal>>> maka nilai apakah ada
distress pernapasan berupa takipneu, maka lakukan CPAP pada bayi. Apabila
gagal CPAP, perimbangkan pemasangan ET,
- Apabila bernapas spontan namun terjadi sianosis sentral presisten tanpa
distress >>> maka pertimbangkan suplementasi O2 dan pemantauan O2.
- Jika dj >100x/menit dan SPO2 tapi dengan alat bantu napas, lanjutkan ke
perawatn pasca resusitasi.
- Jika dj >100x/menit dan SPO2 tanpa alat bantu napas, lanjutkan ke meja
observasi.
- Langkah STABLE
5. Apakah ibu yang berumur 45 tahun & Tindakan vakum ekstraksi menjadi risiko
dengan kondisi yang dialami saat ini? Faktor risiko lain yang mungkin bisa terjadi
dan konsekuensi dari Tindakan vakum ekstraksi?
Bisa jadi berhubungan (usia dengan vakum ekstraksi, usia 45th adalah risiko tinggi.).
Tergantung dari Tindakan itu sendiri, apakah bayi mengalami trauma/tidak?
Faktor risiko ibu (ante-partum & intra-partum)
Faktor risiko janin (antenatal & pascanatal)
6. Apa makna dari BBL 2300 gram, apakah risiko yang mungkin terjadi hingga
dilakukan Resusitasi? Adakah kaitan dengan BBL?
BBL 2300gram >>> BBLR (dibawah 2500gram)
Risiko yang mungkin terjadi; apabila BBLR akan berisiko, kenapa resusitasi? Krn
BBLR biasanya mengalami permasalah pernapasan, neurologis, kardiovaskuler.
7. Indikasi bayi yang harus dirujuk ke NICU?
Beberapa alasan;
- Premature
- Ada permasalahan intrapartum
- Menunjukan gangguan Kesehatan saat dilahirkan
- BBLR
Triger 2
Ibu penderita asma sejak kondisi hamil, mengalami 2x serangan saat hamil, kontrol rutin ke
dokter kandungan dan mengonsumsi obat asma rutin saat hamil,
- 2 jam setelah lahir bayi tampak sesak,napas 70x/menit, ada retraksi didaerah
subcostal, tidak tampak biru,
- auskultasi suhu ekspiratory grunting
- suhu 36,3
- downs score 4
LO >
1. 2x serangan asma saat hamil, berdampakkah thd kondisi bayi skrng?
Berpengaruh, krn ibu dengan Riwayat asma dan hipoksia maka O2 janin
akan berkurang, jadi asma bisa memperberat kondisi bayi seperti asfiksia.
Derajat asma
- Intermitten = kurang 6x/tahun atau jarak antar gejala >= 6minggu
- Persisten ringan = lebih 1x/bulan dan <1x/minggu
- Persisten sedang = lebih dari 1x/minggu namun tidak setiap hari
- Persisten berat = terjadi hampir setiap hari
Triger 3
pasien setelah dirawat di NICU beberapa hari kondisi membaik, sudah bisa menetek, suhu dan
napas stabil, dokter merencakan beberapa pemeriksaan dan monitoring jangka Panjang.
LO >
1. Monitoring apa yg sebaiknya dilakukan pasca dari NICU ?
- Jangka pendek = acceptability (penilaian perbandingan asupan yg masuk
secara actual thd preskripsi nutrisi yg direncanakan), Toleransi (penilaian
adanya muntah, diare, residu lambung, foot adforce reaction(enteral/oral),
parameter biokimia klinis), Efisiensi (Penilaian BB).
- Komplikasi BBLR
Gangguan perkembangan, pertumbuhan, pendengaran, penglihatan, penyakit
paru kronis, kenaikan angka kesakitan, dan kenaikan frekuensi kelainan
bawaan. Sehingga harus dipantau tumbuh kembangnya
- Komplikasi lain = otak (apneu, kejang), Tindakan pasca resusitasi > ventilasi,
pemantauan gula darah, elektrolit, pencegahan hipotermi, dan pencegahan
anti kejang.
- Paru-paru (hipertensi pulmonal, pneumonia, pneumotoraks, tacipneu
transiens, sindrom aspirasi, meconium, def.surfaktan) bisa di ventilasi,
oksigenasi, antibiotic, foto thorax bila ada sesak napas
- CDV (hipotensi), bisa pemantauan tekanan darah & frekuensi jantung.
- Ginjal (nekrosis tubuler akut), bisa pemantauan prodksi urin & kadar
elektrolit.
- Gastrointestinal (ileus, enterocolitis, nekroticans), bisa tunda pemberian
minum dan berikan cairan IV, pertimbangakan nutrisi parenteral,
- Organ metabolic (hipoglikemik, hipokalsemia, hiponatriemi, anemia,
trombositopenia), bisa dipantau gula darah, tromosit, elektrolit, hematokrit.
LO >
1. Dd & Dx
Dd =
- transiens tacipneu neuborn/TTN (gangguan respirasi neonates pasca lahir,
kondisi ini bisa sembuh sendiri dengan laju pernapasan yang meningkat,
retraksi ringan, hipoksia, merintih. Tanpa repiratory distress berat. Gaterlalu
gawat. Sembuh dalam waktu 24-72 jam. Pada PX gas darah sering
menunjukan hipoksemia, hiperkemia, asidosis respiratorik. Bisa rongent dada
(ada gambaran streaky-> gambaran radioopak, cairan paru, hiperinflansi,
efusi pleura. Air bronchogram tidak tampak). Biasanya bayi atau ibu
memiliki Riwayat persalinan cepat. Sering pada bayi yang SC, kala 2 pendek.
- respiratory distress sindrom/gawat napas/RDS
(dikenal dengan penyakit membrane hyalin, butuh O2 untuk pernapasan,
lebih berat dari TTN, pekembangan tergantung dari usia bayi, tingkat
keparahan penyakit, infeksi, CVD, bantuan benapas?). RDS buruk pada
48 jam-72jam dan membaik pasca pengobatan. Gejala; napas cepat,
lubang hidung melebar, retraksi, bising napas, mendengkur, sianosis. Dx
nya harus Px fisik, tes darah (kadar O2, infeksi), rongent dada (tampilan
keruh khas pada RDS), Pulse oksimetri.
- Mekoneum aspiration syndrome, singkirkan jika tidak ada mekoneum.
- Pneumonia kongenital, infeksi neonates dari ibu. Streptoccocus groub B,
setidaknya ada faktor risiko dari ibu, KPD >= 12jam, premature. X-ray (baby
gram, tampak seperti gejala RDS, >> bedanya dari Riwayat penyakitnya).
Muncul beberpa hari pasca lahir., Blood culture., atresia coana. Simptomp:
bradikardi, sianosis saat bayi berhenti nangis. Bagusnya CT SCAN.
Dx = ASFIKSIA SEDANG
2. Patofisiologi
Asfiksia
Krn kekurangan O2 yg dibutuhkan janin/neonatus, bisa pre/pasca persalinan.
Ex: gangguan plasenta > hipoksia (efeknya banyak timbul ke organ-organ
penting) > berlanjut > hipoksik iskemik > hiposik iskemik otak (paling bahaya,
ada kematian neuron).
Ketika ada kematian neuron = penurunan APT, banyak menghasilkan asam
laktat > acidosis metabolic > apoptosis (kematian sel). Paling parah bisa hipoksik
ensefalopatik iskemik. Bisa berlanjut pada masa perkembangan & pertumbuhan.
3. Tx
Resusitasi
- Tindakan umum = tanpa nilai APGAR. Bisa pakai infant warmer dan
handuk untuk mengurangi evaporasi. Letakan bayi lebih rendah dan
suction.
- Tindakan khusus = dengan menilai APGAR
7-10 = suction tekanan rendah, harus hati-hati > observasi > ttv > apgar >
incubator (agar tidak hipotermi).
4-6 = ransangan refleks pernapasan, bisa 30-60 detik > bila tidak timbul
> ransang taktil. Kepala bayi di ekstensi maksimal > masukan pipa
hidung > masukan O2 > 20x/menit.
0-3 = resusitasi aktif harus segera dilakukan, perbaiki ventilasi paru, bisa
pakai ET, dilakukan untuk minimalisir kerusakan paru. Koreksi natrium
bikarbonat dengan dosis 2-4 meq/kgbb, glukosa 15-20% dengan dosis 2-
4ml/kgbb. Diselingi dengan tekanan 1:3 (1 ventilasi:3 kompresi)