Anda di halaman 1dari 8

NAMA : TOMI ZAKARIA

NIM : 751440119095
KELAS : 1C DIII KEPERAWATAN
TUGAS : FARMAKOLOGI

RESUME COVID 19

 Apa Itu Virus Corona?


Virus corona (coronavirus, disingkat CoV) adalah keluarga besar virus yang terdiri dari
banyak jenis virus. Berbagai jenis virus corona itu dapat menyebabkan berbagai penyakit,
mulai dari batuk pilek biasa hingga yang lebih berbahaya seperti sindrom pernapasan akut
parah (SARS) dan sindrom pernapasan Timur Tengah (MERS)
Virus corona adalah zoonosis, artinya cara penyebaran virus ini bisa ditularkan dari hewan ke
manusia. Penyelidikan yang telah dilakukan secara terperinci menemukan bahwa SARS-CoV
ditularkan dari musang ke manusia, dan MERS-CoV dari unta arab ke manusia. Tetapi ada
beberapa jenis virus corona pada hewan yang sampai saat ini diketahui belum menginfeksi
manusia.
Pada 31 Desember 2019, kantor WHO di China diberitahu tentang kasus pneumonia yang
penyebabnya tidak diketahui terdeteksi di kota Wuhan, Provinsi Hubei, China. Kemudian
pada 7 Januari 2020 pihak berwenang China mengidentifiasikan bahwa penyebabnya adalah
virus corona baru (novel coronavirus).
Pada tanggal 11 Februari 2020, WHO memberi nama khusus untuk penyakit yang
disebabkan oleh virus corona baru, yaitu COVID-19 yang adalah singkatan dari coronavirus
disease 2019 (penyakit virus corona 2019). Belakangan virus corona baru itu juga diberi
nama SARS-CoV-2, singkatan dari severe acute respiratory syndrome coronavirus 2.
Wabah di Wuhan itu dikaitkan dengan pasar makanan laut dan pasar hewan hidup yang besar
di sana, mengingat cara penyebaran virus corona yang melalui hewan. Belakangan semakin
banyak pasien dilaporkan tidak mengunjungi pasar hewan, yang menunjukkan bahwa
penyebarannya dari orang ke orang.
Tidak hanya di China, kasus infeksi virus tersebut juga dilaporkan terjadi di Italia, Korea
Selatan, Singapura, Thailand, Jepang, Malaysia, Australia, Jerman, Amerika Serikat, Prancis,
Indonesia, dan banyak negara lainnya (lebih dari 100 negara). Di Indonesia pada tanggal 2
Maret 2020 dilaporkan kasus positif COVID-19 yang pertama. Dan saat artikel ini ditulis,
penyelidikan sedang berlangsung untuk mempelajari virus ini lebih lanjut.

 Bagaimana Cara Penyebaran Virus Corona?


Meski virus corona berasal dari hewan, namun cara penyebaran virus ini pada manusia
umumnya menular dari orang yang telah terinfeksi ke orang lain dari jarak dekat (sekitar 6
kaki atau 180 cm).
Apa saja cara penularan virus corona dari orang ke orang itu? Diperkirakan penularannya
bisa melalui:
 Udara, melalui bersin dan batuk
 Kontak fisik langsung, misalnya melalui sentuhan atau berjabat tangan
 Menyentuh benda atau permukaan yang telah terkontaminasi virus, lalu menyentuh mulut,
hidung, atau mata tanpa mencuci tangan
 Kontaminasi tinja (jarang terjadi)
- Desinfektan dan Antiseptik
Pandemi COVID-19 tak kunjung reda. Bahkan di Indonesia, persentase kematian akibat
penyakit ini termasuk salah satu yang tertinggi di dunia. Sehingga, kita masih harus
melakukan pencegahan lebih lama lagi, salah satunya dengan mengetahui perbedaan
antiseptik dan disinfektan. 
Kedua bahan ini memang bisa digunakan untuk membunuh virus. Namun, penggunaannya
tidak bisa disamakan. Karena itu, kita perlu mengenal lebih dalam perbedaan antiseptik dan
disinfektan, agar ke depannya tidak salah menggunakannya. 
Banyak orang yang masih menggunakan istilah antiseptik dan disinfektan secara bergantian.
Padahal, keduanya merupakan hal yang berbeda fungsinya. 
Antiseptik adalah bahan pembunuh bakteri dan virus yang digunakan di tubuh. Baik
antiseptik maupun disinfektan mengandung bahan yang bernama biosida. Biosida adalah
bahan aktif yang digunakan untuk membunuh bakteri serta kuman. 
Namun biasanya, kandungan biosida yang ada di dalam antiseptik jumlahnya lebih sedikit
dibandingkan dengan yang ada di dalam disinfektan. 
Biasanya, antiseptik digunakan untuk: 
1. Mencuci tangan.  
2. Membersihkan permukaan kulit sebelum operasi. 
3. Membersihkan permukaan kulit yang terluka. 
4. Mengobati infeksi kulit Mengobati infeksi di rongga mulut. 
5. Sementara itu, disinfektan, digunakan untuk: 
6. Membersihkan permukaan lantai, meja, dan permukaan lain yang sering disentuh.  
7. Membersihkan kain atau pakaian yang terpapar bakteri dan virus.  
8. Mensterilkan peralatan medis yang bisa digunakan berulang kali. 
Jenis-jenis antiseptik Ada beberapa jenis antiseptik yang biasa digunakan sehari-hari.
Masing-masing biasanya dikemas menjadi jenis yang berbeda, seperti berikut ini: 
 Chlorexidine, biasanya digunakan untuk antiseptik pembersih luka terbuka. 
 Antibacterial dye, yang sering digunakan untuk merawat luka jatuh dan luka bakar. 
 Peroxide dan permanganate, yaitu bahan yang umumnya digunakan dalam obat kumur
yang mengandung antiseptik dan pada luka terbuka.
 Turunan halogenated phenol, yang umumnya digunakan dalam sabun bagi rumah sakit
dan prosedur medis, serta cairan pembersih.
 Povidine iodine, sebagai bahan yang biasanya digunakan sebagai antiseptik untuk
membersihkan luka yang terkontaminasi, area tubuh yang akan dioperasi, hingga
membersihkan area kulit yang masih sehat. 
 Alkohol dengan konsentrasi 60%-70% lebih efektif sebagai antiseptik jika dibandingkan
dengan yang memiliki konsentrasi 90%-95%. 
Jenis-jenis disinfektan Berikut ini bahan-bahan yang biasa digunakan sebagai disinfektan
beserta kegunaannya: 
- Glutaraldehyde 2%
Bahan ini biasanya digunakan sebagai disinfektan alat-alat operasi yang tidak bisa disterilkan
menggunakan suhu panas. Bahan ini juga bisa digunakan untuk membersihkan permukaan
benda-benda lainnya. 
- Chloroxylenol 5%
Bahan ini sebenarnya bisa digunakan, baik sebagai antiseptik maupun disinfektan. Biasanya,
chloroxylenol dipakai untuk membersihkan alat-alat medis, dengan cara direndam dengan
campuran alkohol 70%.
- Chlorine
Chlorine adalah bahan yang sering kita sebut sebagai kaporit. Selain bisa membersihkan air
di kolam renang, bahan ini rupanya juga digunakan sebagai bahan disinfektan untuk
permukaan barang-barang. 
Efek samping penggunaan antiseptik dan disinfektan Beberapa jenis antiseptik dan
disinfektan yang konsentrasinya kuat, dapat menimbulkan luka bakar di kulit, jika tidak
dilarutkan dengan air ataupun cairan lainnya terlebih dahulu.
Bahkan, bahan yang sudah dilarutkan pun masih berisiko menimbulkan iritasi apabila
dibiarkan menempel di kulit terlalu lama. Iritasi akibat bahan antiseptik ataupun disinfektan,
disebut sebagai dermatitis kontak. Jika Anda menggunakan antiseptik untuk membersihkan
luka, sebaiknya batasi pemakaiannya hanya untuk luka ringan. 
Jangan gunakan antiseptik apabila Anda mengalami: 
1. Luka di area mata Luka akibat gigitan manusia dan binatang Luka yang dalam atau
besar Luka bakar yang parah. 
2. Luka dengan benda asing yang menancap di dalamnya. 
3. Untuk bahan disinfektan glutaraldehyde, efek samping seperti yang disebutkan di bawah
ini, dilaporkan juga dapat terjadi: 
4. Mual Sakit kepala. 
5. Sumbatan jalan napas. 
6. Asma
7. Iritasi mata. 
8. Dermatitis. 
9. Diskolorasi kulit (perubahan warna kulit) 
Baik antiseptik maupun disinfektan, berperan penting dalam upaya pencegahan penyebaran
infeksi COVID-19. Selalu sediakan antiseptik di tas ataupun di rumah, agar Anda bisa segera
membersihkan tangan setelah menyentuh sesuatu.
Disinfektan adalah bahan kimia seperti lisol, kreolin, yang digunakan untuk mencegah
terjadinya pencemaran jasad resik. Disinfektan merupakan cara menghilangkan atau
membunuh segala hal terkait mikroorganisme baik virus maupun bakteri, pada objek
permukaan benda mati.
 Penyemprotan disinfektan untuk menangkal virus corona [COVID-19] giat dilakukan
pemerintah dan juga secara mandiri oleh masyarakat.
 Disinfektan merupakan cara menghilangkan atau membunuh segala hal terkait
mikroorganisme baik virus maupun bakteri, pada objek permukaan benda mati. Bahan
disinfektan berbeda dengan antiseptik baik secara tujuan, dosis, dan teknik yang
digunakan.
 Disinfektan alami bisa kita buat sendiri di rumah dari bahan yang ada. Cara
membuatnya tidak sulit. Siapkan setengah cangkir cuka putih [suling], setengah gelas
air, lalu 12-24 tetes minyak esensial [kemangi, kayu manis, cengkih, kayu putih, dan
jeruk nipis].
 Selain disinfektan, ada langkah sederhana untuk memutus rantai penyebaran virus
corona. Caranya, melalui aspek protektif personal yakni cuci tangan. Cuci tangan bisa
menggunakan hand sanitizer alami, memanfaatkan 10 lembar daun sirih, 3 batang lidah
buaya, 5 tetes essensial oil lavender, dan 3 gelas air. Tentunya, social distancing [jaga
jarak], menjaga kebersihan lingkungan dan rumah, serta menjaga tubuh tetap sehat
harus dilakukan. Penyemprotan disinfektan guna menangkal virus corona [COVID-19]
giat dilakukan pemerintah dan juga secara mandiri oleh masyarakat.
- Tata laksana pencegahan penularan dan pengobatan
Sampai saat ini, belum ada vaksin untuk mencegah infeksi virus Corona atau COVID-19.
Oleh sebab itu, cara pencegahan yang terbaik adalah dengan menghindari faktor-faktor yang
bisa menyebabkan Anda terinfeksi virus ini, yaitu:
 Hindari bepergian ke tempat-tempat umum yang ramai pengunjung (social distancing).
 Gunakan masker saat beraktivitas di tempat umum atau keramaian.
 Rutin mencuci tangan dengan air dan sabun atau hand sanitizer yang mengandung alkohol
minimal 60% setelah beraktivitas di luar rumah atau di tempat umum.
 Meningkatkan daya tahan tubuh dengan pola hidup sehat.
 Jangan menyentuh mata, mulut, dan hidung sebelum mencuci tangan.
 Hindari kontak dengan hewan, terutama hewan liar. Bila terjadi kontak dengan hewan, cuci
tangan setelahnya.
 Masak daging sampai benar-benar matang sebelum dikonsumsi.
 Tutup mulut dan hidung dengan tisu saat batuk atau bersin, kemudian buang tisu ke tempat
sampah.
 Hindari berdekatan dengan orang yang sedang sakit demam, batuk, atau pilek.
 Jaga kebersihan benda yang sering disentuh dan kebersihan lingkungan.
Untuk orang yang diduga terkena COVID-19 atau termasuk kategori ODP (orang dalam
pemantauan), ada beberapa langkah yang bisa dilakukan agar virus Corona tidak menular ke
orang lain, yaitu:
 Jangan keluar rumah, kecuali untuk mendapatkan pengobatan.
 Periksakan diri ke dokter hanya bila Anda mengalami gejala gangguan pernapasan yang disertai
demam atau memenuhi kriteria PDP (pasien dalam pengawasan).
 Usahakan untuk tinggal terpisah dari orang lain untuk sementara waktu. Bila tidak
memungkinkan, gunakan kamar tidur dan kamar mandi yang berbeda dengan yang digunakan
orang lain.
 Larang dan cegah orang lain untuk mengunjungi atau menjenguk Anda sampai Anda benar-benar
sembuh.
 Sebisa mungkin jangan melakukan pertemuan dengan orang yang sedang sedang sakit.
 Hindari berbagi penggunaan alat makan dan minum, alat mandi, serta perlengkapan tidur dengan
orang lain.
 Pakai masker dan sarung tangan bila sedang berada di tempat umum atau sedang bersama orang
lain.
 Gunakan tisu untuk menutup mulut dan hidung bila batuk atau bersin, lalu segera buang tisu ke
tempat sampah.
- Pengobatan Virus Corona
Infeksi virus Corona atau COVID-19 belum bisa diobati, tetapi ada beberapa langkah yang
dapat dilakukan dokter untuk meredakan gejalanya dan mencegah penyebaran virus, yaitu:
 Merujuk penderita COVID-19 untuk menjalani perawatan dan karatina di rumah sakit
yang ditunjuk
 Memberikan obat pereda demam dan nyeri yang aman dan sesuai kondisi penderita
 Menganjurkan penderita COVID-19 untuk melakukan isolasi mandiridan istirahat yang
cukup
 Menganjurkan penderita COVID-19 untuk banyak minum air putih untuk menjaga kadar
cairan tubuh
REFERENSI

1. World Health Organization. Coronavirus. URL: https://www.who.int/health-


topics/coronavirus
2. Centers for Disease Control and Prevention. Coronavirus Disease 2019 (COVID-19). URL:
https://www.cdc.gov/coronavirus/2019-ncov/index.html
3. Centers for Disease Control and Prevention. Coronavirus. URL:
https://www.cdc.gov/coronavirus/index.html
4. Yang, Stephanie (28 Januari 2020). "WHO Chief Praises Beijing's Coronavirus Response as Travel
Barriers Rise". Wall Street Journal (dalam bahasa Inggris). ISSN 0099-9660. Diarsipkan dari versi
asli tanggal 28 Januari 2020. Diakses tanggal 28 Januari 2020.
5. Liu, Ying, Albert A. Gayle, Annelies Wilder-Smith, and Joacim Rocklöv. 2020. “The Reproductive
Number of COVID-19 Is Higher Compared to SARS Coronavirus.” Journal of Travel Medicine.
6. Yuliana, Y. 2020. “Corona Virus Diseases (Covid-19); Sebuah Tinjauan Literatur.” Wellness And
Healthy Magazine 2(1):187–92.
7. Citroner, G, Healthine (2020). China Coronavirus Outbreak: CDC Issues warning, Multiple
Cases in U.S
8. Evans, M. Patient (2020). Wuhan Coronavirus What you need to know

Anda mungkin juga menyukai