Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

ILMU HADIST

Dosen Pengampu : Darmaizar Arif, Lc, M.Ag

Disusun Oleh :

A. Al-Faris Malikusysyarqiy 2041912017

Ardani Ade R 2041912052

PROGRAM STUDI

KOMUNIKASI DAN PENYIAR ISLAM

FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ulumul Hadis adalah satu bidang ilmu yang  penting  didalam


Islam. Ulumul Hadis merupakan ilmu yang membahas tentang hadis-hadis
Nabi Muhammad SAW. yang bersumber dari ajaran  Islam. Fungsi Hadits
itu sendiri adalah penjelas dan penafsir terhadap ayat-ayat Al-Quran yang
bersifat umum.
Pembahasan tentang sanad dan matan Hadis adalah dua hal yang
penting yang berkaitan langsung apabila salah satunya tidak ada maka
akan berpengaruh terhadap kualitas dari suatu hadits tentang pengertian
sanad dan matan hadits baik dari segi bahasa maupun istilah.
Di dalam ilmu hadits juga terdapat cabang-cabang ilmu hadits
untuk  mengetahui adanya sanad dan matan hadits tersebut. dari penelitian
tentang sanad dan matan Hadis terdapat penelusuran terhadap rawi yang
untuk meriwayatkan beberapa hadits baik dari segi sanad maupun matan
hadits.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian hadist riwayah?


2. Apa pengertian hadist dirayah?
3. Apa saja cabang-cabang ilmu hadist?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Hadist Riwayah
1. Pengertian

Jumhur ulama’ memberikan batasan tentang definisi hadits


riwayah, ialah suatu ilmu untuk mengetahui sabda-sabda nabi
perbuatan-perbuatan nabi takrir-takrir nabi dan sifat-sifat beliau.1

Ilmu Hadits Riwayah adalah ilmu pengetahuan yang


mempelajari hadits – hadits yang disandarkan kepada Nabi SAW,
baik berupa perkataan, perbuatan, taqrir, tabi’at maupun tingkah
lakunya.

Obyek ilmu Hadits Riwayah ialah bagaimana cara menerima,


menyampaikan kepada orang lain, dan memindahkan atau
mendewankan.

Adapun faedah mempelajari ilmu Hadits Riwayah adalah


untuk menghindari adanya penukilan yang salah dari sumbernya
yang pertama, yaitu Nabi SAW.

2. Objek Kajian

Objek kajian ilmu hadist riwayah ini meliputi:


1. Cara periwayatan hadits, berarti cara penerimaan dan
penyampaian hadits kepada orang lain.
2. penulisan serta pembukuan hadits.

Pada masa Nabi Muhammad saw. para sahabat


dilarang menulis hadits. Dengan demikian hadits hanya
tersimpan dalam hafalan para sahabat. Meskipun demikian
keaslian hadits tersebut sejak penerimaan dari Rosulullah

1
Drs M Syuhudi Ismail (1991) Ilmu Hadist. Angkasa:Bandung hal. 61-62
saw. sampai pada masa pembukuannya terjamin dengan
baik, karena beberapa faktor:

a. Nabi Muhammad saw. menyampaikannya dengan fasih


serta menggunakan bahasa yang baik dan benar;
b. Nabi Muhammad saw. sering menyesuaikan dialeknya
dengan dialek lawan bicaranya;
c. Cara Nabi Muhammad saw. berbicara perlahan-lahan,
tegas, dan jelas, serta sering mengulangnya hingga tiga
kali;
d. Para sahabat sangat mengidolakan dan sangat hormat
kepada Nabi Muhammad saw. sehingga mereka yakin
betul apa yang beliau ucapkan mengandung makna.
Karena itulah para sahabat mendengarkan sabdanya
dengan tekun;
e. Orang-orang Arab memiliki kemampuan menghafal
yang sangat luar biasa;
f. Pada tingkat tabi'in, periwayatan hadits dan keasliannya
terjamin oleh anggapan mereka bahwa apa yang
diterima itu semuanya adalah sesuatu yang berharga.

B. Hadist dirayah
1. Pengertian

Menurut bahasa, dirayah berasal dari kata dara-yadri-daryan


yang berarti pengetahuan. Maka seringkali kita mendengar Ilmu
Hadits Dirayah Disebut-sebut sebagai pengetahuan tentang ilmu
hadits atau pengantar ilmu hadits.

Ilmu hadits dirayah adalah ilmu yang mempelajari tentang


kaedah-kaedah untuk mengetahui hal ikhwal sanah, matan.2 Pendiri
Ilmu Hadits Dirayah adalah Al-Qadhi Abu Muhammad Al-Hasan
bin Abdurahman bin Khalad Ramahumuzi (w.360 H).

2. Objek Kajian

Adapun objek kajian atau pokok bahasan ilmu hadist


riwayah ini adalah sanad dan matan hadist.3
2
Drs M Syuhudi Ismail (1991) Ilmu Hadist. Angkasa:Bandung hal. 62-63
3
Dr. H. Abdul Majid Khon, M.Ag. Ulumul Hadist, hal. 72
Pembahasan tentang sanad meliputi:

a. Segi persambungan sanad (ittishal al-sanad), yaitu bahwa


suatu rangkaian sanad Hadits haruslah bersambung mulai
dari Sahabat sampai kepada  periwayat terakhir yang
menuliskan atau membukukan Hadits tersebut; oleh
karyanya, tidak dibenarkan suatu rangkaian sanad tersebut
yang terputus, tersembunyi tidak diketahui identitasnya
atau tersamar.  
b. Segi keterpercayaan sanad (tsiqat al-sanad), yaitu bahwa
setiap perawi yang terdapat di dalam sanad suatu Hadits
harus memiliki sifat Hadits atau dhabith (kuat dan cermat
hafalan atau dokumentasi Haditsnya).
c. Segi keselamatannya dari kejanggalan (syadz).
d. Keselamatan dari cacat (i’llat).
e. Tinggi dan rendahnya martabat suatu sanad.

Sedangkan pembahasan mengenai matan adalah meliputi


segi ke-shahi-han atau ke-dha’ifan-nya. Hal ini dapat terlihat
melalui kesejalanannya dengan makna dan tujuan yang terkandung
di dalam Al-Quran, atau selamatnya:

a. Dari kejanggalan redaksi (rakyat al-faz).


b. Dari cacat atau kejanggalan pada maknanya (lafaz al-
ma’an), karena bertentangan dengan akal dan pancaindera,
atau dengan fakta sejarah. 
c. Dari kata-kata asing (gharib), yaitu kata-kata yang tidak
bisa dipahami  berdasarkan maknanya yang umum dikenal.

C. Cabang-Cabang Ilmu Hadist

Banyak sekali jumlah ilmu hadist. Para ulama’ menghitungnya


secara beragam. Ibnu Ash-Shalah menghitungnya 65 cabang, ada juga
yang menghitung hanya 10 hingga 6 cabang tergantung kepentingan
penghitungan itu sendiri, ada yang menghitungnya secara terperinci
ada juga yang menghitungnya secara global saja.4
Diantara cabang-cabang besar yang tumbuh dari Ilmu Hadis
Riwayah dan Dirayah ialah:

1. Ilmu Rijal al-Hadis

4
Dr. H. Abdul Majid Khon, M.Ag. Ulumul Hadis, hal 84
Ilmu Rijal Al-Hadits dibagi menjadi 2, yaitu:
a) Ilmu Tawarikh Ar-Ruwah, yaitu ilmu yang membahas
tentang hal keadaan para perawi hadits dan biografinya
dari segi kelahiran kewafatan mereka, siapa guru-
gurunya atau dari siapa mereka menerima sunnah dan
siapa murid-muridnya atau kepada siapa mereka
menyampaikan periwayatan hadits, baik dari kalangan
para sahabat, tabi’in, dan tabi’ tabi’in.
b) Ilrn al-Jarh wa at-Ta'dil, yaitu ilmu yang membahas hal
ikhwal rawi (periwayat) dengan menyoroti kesalehan
dan kejelekannya, untuk menentukan periwayatannya
dapat diterima atau ditolak. Untuk menunjukkan atau
menilai kekuatan periwayatan seseorang digunakan
ungkapan ungkapan seperti: "orang yang paling
terpercaya", "orang yang kuat lagi teguh", dan "orang
yang tidak cacat".

2. Ilmu Al-Jarh wa At-Ta’dil


Dr. Shubi Ash-Shahih memberikan definisi Ilmu Al-Jarh
wa At-Ta’dil yaitu ilmu yang membahas tentang para perawi dari
segi apa yang dating dari keadaan mereka, dari apa yang mencela
mereka atau yang memuji mereka dengan menggunakan kata-kata
khusus. Jadi, ilmu ini membahas tentang nilai cacat (al-jarh) atau
adilnya (at-ta’dil) seorang perawi dengan menggunakan ungkapan
kata-kata dan memiliki hirarki tertentu.

3. Ilmu Ilal Al-Hadits


Dalam bahasa al-illah diartikan al-maradh = penyakit.
Dalam istilah ilmu hadits Ilmu Ilal Al-Hadits adalah suatu sebab
tersembunyi yang membuat cacat pada hadits sementara lahirnya
tidak nampak adanya cacat tersebut.

4. Ilmu Gharib Al-Hadits


Ilmu Gharib Al-Hadits adalah ilmu yang mempelajari
makna matan hadis dari lafal yang sulit dan asing bagi kebanyakan
manusia, karena tidak umum dipakai orang Arab.

5. Ilmu Mukhtalif Al-Hadits


Ilmu Mukhtalif Al-Hadits adalah adalah ilmu yang
membahas hadis-hadis yang lahirnya terjadi kontradiksi akan tetapi
dapat dikompromikan, baik dengan cara di taqyid (pembatasan )
yang mutlak, takhshish al-‘am (pengkususan yang umum), atau
dengan yang lain.

6. Ilmu Nasikh wa Mansukh


Ilmu Nasikh wa Mansukh membahas hadis-hadis yang
kontradiktif yang tidak mungkin dikompromikan, maka salah
satunya yang datangnya belakangan sebagai nasikh dan yang lain
datangnya duluan sebagai mansukh.

7. Ilmu Fann Al-Mubhamat


Ilmu Fann Al-Mubhamat adalah ilmu yang membicarakan
tentang seseorang yang samar namanya dalam matan atau sanad.

8. Ilmu Asbab Wurud Al-Hadits


Ilmu Asbab Wurud Al-Hadits adalah ilmu yang
menerangkan sebab-sebab datangnya hadis dan beberapa
munasabahnya (latar  belakangnya).

9. Ilmu Tashhif Wa Tahrif


Ilmu Tashhif Wa Tahrif adalah ilmu yang membahas hadis-
hadis yang diubah titiknya (mushahhaf) atau dirubah bentuknya
(muharraf).

10. Ilmu Mushthalah


Al-Hadits Ilmu Mushthalah Al-Hadits adalah ilmu yang
membahas tentang  pengertian istilah-istilah ahli hadis dan yang
dikenal antara mereka.
BAB III
KESIMPULAN

Ulumul Hadist adalah ilmu-ilmu yang membahas atau berkaitan dengan Hadist
Nabi SAW.
Ilmu Hadist Riwayah adalah ilmu yang mempelajari tentang tata cara
periwayatan, pemeliharaan, dan penulisan atau pembukuan Hadist Nabi SAW. Objek
kajiannya adalah Hadist Nabi SAW dari segi periwayatan dan pemeliharaannya.
Ilmu Hadist Dirayah adalah ilmu yang mempelajari tentang kumpulan kaidah
kaidah dan masalah-masalah untuk mengetahui keadaan rawi dan marwi dari segi di
terima atau di tolaknya. Rawi adalah orang yang menyampaikan Hadis dari satu orang
kepada yang lainnya; Marwi adalah segala sesuatu yang diriwayatkan, yaitu segala
sesuatu yang disandarkan kepada Nabi SAW atau kepada Sahabat dan Tabi`in. Ilmu
Hadis Dirayah inilah yang selanjutnya disebut dengan Ulumul Hadist.
Cabang-cabang Ulumul Hadis diantaranya adalah:
– Ilmu Rijal al-Hadis
– Ilmu al-Jarh wa al-Ta`dil
– Ilmu `Ilalil Hadits
– Ilmu Gharibul-Hadits
– Ilmu Mukhtalif al-Hadis
– Ilmu Nasikh dan Mansukh Hadis
– Ilmu Fann Al-Mubhamat
– Ilmu Asbab Wurud al-Hadits
– Ilmu Tashhif Wa Tahrif
– Ilmu Mushthalah Ahli Hadits
Ada banyak Ulama` yang mengarang kitab tentang masing-masing cabang dari
cabang-cabang Ulumul Hadist.

Anda mungkin juga menyukai