2478 6748 1 SM
2478 6748 1 SM
ARTIKEL PENELITIAN
Vol. 13 No. 3: 147-154,
143-150, September 2013
Hari Widada
Laboratorium Kimia Organik dan Kimia Analisis, Prodi Farmasi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Email: hr.widada@gmail.com
Abstrak
Vitamin E hanya disintesis di dalam tanaman dan sumber terbanyak adalah tanaman yang
menghasilkan minyak, termasuk buah siwalan (Borassus flabellifer Linn.). Siwalan merupakan salah
satu tanaman jenis palma yang dapat tumbuh baik di ekosistem pantai dan telah diketahui mempunyai
banyak manfaat. Penelitian ini bertujuan untuk menetapkan kandungan vitamin E dalam buah siwalan.
Ekstraksi vitamin E dalam buah siwalan dilakukan dengan ekstraksi kering dan ekstraksi basah untuk
membandingkan perolehan kadar vitamin E-nya. Ekstrak dianalisis dengan sistem HPLC fase normal
dengan sistem kolom: C18, fase gerak: etil asetat/ asam asetat/ heksana = 1/1/198, kecepatan alir 2 mL/
menit, detektor UV-Vis 295 nm dengan volume injeksi 20,25L. Validasi metode analisis untuk menentukan
parameter uji kesesuaian sistem, linearitas, limit of quantification, akurasi, presisi dan recovery. Hasil
ekstraksi buah siwalan diperoleh rendemen ekstrak basah sebesar 0.152% dan rendemen ekstrak kering
sebesar 5.77%. Parameter validasi metode analisis berturut-turut meliputi uji kesesuaian sistem 1.34%,
linearitas r2 0.995, limit of quantification 2.14 ng/ mL, akurasi % difference 6.33%, presisi intra-day 4.39%,
inter-day 3.88% dan recovery 3.49%. Hasil proses validasi memenuhi kriteria menurut FDA (2001).
Hasil analisis kandungan vitamin E diperoleh kadar rata-rata ekstrak kering sebesar 3.19% ± 0.12% dan
ekstrak basah sebesar 4.76% ± 0.17%.
Abstract
Vitamin E is only synthesized in plants and is the largest source of oil-producing crops, including
fruit palm (Borassus flabellifer Linn.). Siwalan is one type of palm plants that grow well in coastal ecosys-
tems and have been known to have many benefits. This study aims to establish the amount of vitamin E
in the palm fruit. The extraction of vitamin E in the palm fruit is done by extraction of dry and wet extrac-
tion to compare the acquisition of vitamin E was. Extracts were analyzed by normal-phase HPLC system
with a system of columns: C18, mobile phase: ethyl acetate / acetic acid / hexane = 1/1/198, flow rate of
2 mL / min, UV-Vis detector at 295 nm injection volume of 20 uL. Validation of analytical methods to
determine the parameters of the system suitability test, linearity, limit of quantification, accuracy, preci-
sion and recovery. Results obtained by extraction of palm fruit extract yield amounted to 0152% wet and
dry extract yield of 5.77%. Parameter validation of analytical methods respectively include system suit-
ability test 1:34%, 0995 r2 linearity, limit of quantification 2:14 ng / mL, 6:33 Difference%% accuracy,
precision intra-day 4:39%, 3.88% inter-day and 3:49% recovery. Results of the validation process meets
the criteria according to the FDA (2001). Results of the analysis of the content of vitamin E obtained an
average level of dry extract of 3:19% ± a 0.12% and amounted to 4.76% wet extract ± 0:17%.
143
Hari Widada, Analisis Kandungan Vitamin E ...
144
Mutiara Medika
Vol. 13 No. 3: 147-154, September 2013
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganali- diuapkan menggunakan vacum rotary evaporator
sis kandungan vitamin E dalam daging buah B. fla- pada suhu 50oC. Larutan ekstrak diuapkan kembali
bellifer Linn. dan melakukan validasi metode ana- menggunakan cawan porselen dengan kipas angin
lisis terhadap sistem yang digunakan dengan sampai tidak tercium bau pelarut, kemudian dihi-
instrumen HPLC. tung rendemen ekstrak masing-masing bagian.
Preparasi ekstraksi sampel basah mengguna-
BAHAN DAN CARA kan metode ekstraksi langsung. Daging buah B.
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini
flabellifer Linn. segar (sampel) sebanyak 750 gram
meliputi: buah B. flabellifer Linn., etanol p.a (Merck),
dibagi menjadi tiga bagian, masing-masing 250
heksana p.a (Merck), etil asetat p.a (Merck), asam
gram. Ketiga bagian sampel dilarutkan terlebih da-
asetat p.a. (Merck). Alat yang digunakan dalam
hulu menggunakan etanol 70% sebanyak 150 mL
penelitian ini meliputi: alat-alat gelas, corong pisah,
selama 24 jam kemudian digojok sampai tercampur
Rotary Evaporator (RotavaporR R215), system alat
rata. Masing-masing bagian ditambahkan 350 mL
HPLC (Simadzu® AD30) meliputi; fase gerak (fase
n-heksan dan sesering mungkin digojok. Filtrat dipi-
normal) 1:1:198 (v/ v/ v) = etil asetat/asam asetat/
sahkan dari ampas daging buah B. flabellifer Linn.
heksana, detektor fluoresen (eksitasi 290 nm, emisi
menggunakan penyaring. Filtrat yang didapat dari
330 nm) atau detektor UV 295 nm, kolom silica 4.6
masing-masing bagian digojok kembali kemudian
mm × 25 cm, 5-m (fase normal)
dipisahkan dalam corong pisah. Bagian fase mi-
Penelitian ini menggunakan dua sampel yaitu
nyak diambil dan diuapkan menggunakan vacum
sampel kering (simplisia) dan sampel segar (daging
rotary evaporator dengan suhu 50oC. Larutan pe-
buah basah). Preparasi ekstraksi sampel kering
kat yang didapat diuapkan kembali menggunakan
dilakukan dengan cara maserasi. Simplisia kering
cawan petri dengan kipas angin sampai tidak ter-
disiapkan dengan memotong tipis (± 0,5 cm) daging
cium bau pelarut sehingga diperoleh ekstrak B. fla-
buah B. flabellifer Linn. yang sudah dikupas dan
bellifer Linn. dan dihitung rendemen ekstrak ma-
dicuci bersih. Simplisia dihaluskan menggunakan
sing-masing bagian.
blender dan diayak (disaring untuk menyeragam-
Ekstrak basah dan ekstrak kering yang didapat
kan partikel simplisia). Masing-masing serbuk sim-
dihitung perolehan rendemen dengan mengguna-
plisia dilarutkan dalam 200 mL n-heksan dalam
kan rumus sebagai berikut:
bejana kaca dan diaduk sampai homogen. Proses a
Rendemen ekstrak = x 100%
ini (maserasi) dilakukan selama 5 hari dan digojok (1 - % susut pengeringan) x b
145
Hari Widada, Analisis Kandungan Vitamin E ...
dilakukan terhadap beberapa parameter yaitu uji Tabel 1. Sistem HPLC yang Digunakan8 untuk Validasi
Metode Analisis Kandungan Vitamin E pada Buah
kesesuaian sistem (UKS), kurva kalibrasi dan linie- B. flabellifer Linn.
Bagian HPLC Keterangan
ritas, penetapan Limit of Quantification (LoQ), aku- Kolom C18
rasi, presisi serta recovery. Uji kesesuaian sistem, Dimensi Kolom 4.6 mm x 25 cm
Fase Gerak Etil asetat/asam asetat/hek-
kurva kalibrasi dan linieritas diukur dengan cara sana 1:1:198 (v/v/v)
Kecepatan Alir 2 ml/ menit
membuat seri konsentrasi larutan standar vitamin Ilusi Isokratik
Detektor UV-Vis
E 10, 20, 30, 40, 50, 60 ng/ mL. Limit of Quantifica- Panjang Gelombang 295 nm
o
tion, akurasi, presisi dan recovery diukur pada tiga Suhu 40 C
Volume Injeksi 20 µl
titik konsentrasi yang merupakan nilai tengah yaitu
15, 35, 55 ng/ mL. Penginjeksian sampel masing-
Beberapa sampel hasil pengeringan menggu-
masing dilakukan enam kali replikasi. Presisi dilaku-
nakan oven suhu 70 C selama 24 jam diperoleh
kan untuk pengukuran intra-day (keterulangan) dan
hasil pada Tabel 1, sedangkan ekstraksi basah se-
inter-day (presisi antara). Uji intra-day (repeatibility)
belum dilakukan penyarian fase minyak mengguna-
dilakukan pada jangka waktu yang singkat untuk
kan n-heksan ditambahkan pelarut etanol 70%.
melihat presisi pada kondisi percobaan yang sama
Ekstrak yang diperoleh dalam penelitian ini berben-
(berulang) baik orangnya, peralatan, tempat mau-
tuk ekstrak kental dengan nilai hasil rendemen
pun waktunya.
sebagai berikut:
Analisis HPLC kandungan vitamin E (tokoferol
dan tokotrienol) dalam komponen minyak buah B. Tabel 2. Berat Simplisia Setelah Pengeringan (70oC Selama
24 jam) dan Rendemen Ekstrak Buah B. flabellifer
flabellifer Linn. dilakukan dengan langkah-langkah Linn.
146
Mutiara Medika
Vol. 13 No. 3: 147-154, September 2013
Nilai parameter validasi metode analisis kan- dart Food and Drug Administration (FDA) (Tabel 3).
dungan vitamin E menggunakan metode HPLC di- Hasil analisis pada ekstrak kering yang diper-
bandingkan dengan kriteria validitas menurut stan- oleh ditampilkan pada Tabel 4.
Tabel 3. Hasil Pengukuran Parameter Validasi Dibandingkan dengan Kriteria Menurut Standart Food and Drug
Administration (FDA)
9
No Jenis Pengujian Kriteria Hasil
1 Uji Kesesuaian Sistem % CV <2% 1.34%
2 Kurva Kalibrasi dan Nilai korelasi (R)>0.99, LOQ %error<20% R=0.995
Linearitas dan titik lain<15% % error=14.71 %
3 Limit of Quantification (LOQ) Nilai rata-rata %deviasi<15% dan nilai %CV<15% 10.00%
4 Akurasi Nilai rata-rata % deviasi <15 % 15 ng/mL= 9.17 %
dan nilai % CV < 15 % 35 ng/mL= 3.32 %
55 ng/mL= 0.69 %
5 Recovery Nilai % recovery antara 80-120% 15 ng/mL= 95.14 %
35 ng/mL= 100.70 %
55 ng/mL= 758.00 %
6 Presisi intra-day Nilai %CV<15 % 15 ng/mL= 9.17 %
35 ng/mL= 3.32 %
55 ng/mL= 0.69 %
7 Presisi inter-day Nilai %CV<15 % 15 ng/mL= 7.77 %
35 ng/mL= 1.03 %
55 ng/mL= 2.86 %
Tabel 4. Hasil Analisis Kandungan Vitamin E dari Ekstrak Kering dan Ekstrak Basah Buah B. flabellifer Linn.
Kadar
Bobot Faktor Volume Concentration Kadar
Sampel Area Rata- SD % CV
(mg) Pengenceran (mL) Calculate (% b/ b)
rata
100 20 10 218 16.303 3.261%
Ekstrak
100 20 10 213 15.252 3.050% 3.19% 0.12% 3.80%
Kering
100 20 10 218 16.303 3.261%
100 10 10 373 48.866 4.887%
Ekstrak
Basah 100 10 10 358 45.714 4.571% 4.76% 0.17% 3.50%
100 10 10 370 48.235 4.824%
147
Hari Widada, Analisis Kandungan Vitamin E ...
148
Mutiara Medika
Vol. 13 No. 3: 147-154, September 2013
akurasi dan presisi dengan nilai % CV < 15.9 Hasil kandungan vitamin E dalam buah B. flabellifer Linn.
pengukuran berturut-turut diperoleh rata-rata % CV lebih besar jika dibandingkan dengan kandungan
akurasi= 4.39 %, presisi intra-day= 4.39 % dan vitamin E dalam buah kolang-kaling (Arenga pin-
presisi inter-day: 3.88 %. Perolehan kembali (re- nata Merr.), yaitu 0,92% dari proses ekstraksi kering
covery) juga ditetapkan pada 15 ng/mL, 35 ng/mL dan 1,12% dari ekstraksi basah.10 Hasil analisis
dan 55 ng/mL. Persyaratan yang harus dipenuhi kandungan vitamin E dari ekstraksi basah didapat
menurut FDA adalah nilai % recovery antara 80- hasil yang lebih besar kemungkinan disebabkan
120%.9 Nilai % recovery pada konsentrasi 15 ng/ oleh faktor stabilitas senyawa vitamin E terhadap
mL dan 35 ng/ mL memenuhi persyaratan, yakni pengaruh suhu. Pemanasan yang dilakukan pada
berturut-turut sebesar 95.14% dan 100.70%, proses pengeringan ekstrak menyebabkan rusak-
sedangkan pada konsentrasi 55 ng/mL nilai % re- nya kandungan vitamin E dalam sampel. Pema-
covery tidak memenuhi persyaratan yakni sebesar nasan dapat mengurangi berbagai fraksi vitamin E
758.00%. Secara umum dari pengukuran param- dalam kelapa sawit dan minyak kedelai sebagai
eter validasi diperoleh hasil yang menyatakan fungsi dari tingkat pemanasan.11 Stabilitas isomer
bahwa sistem dan metode yang digunakan adalah vitamin E bervariasi selama pemanasan, tergan-
valid. tung pada jenis minyak yang digunakan, yang men-
Analisis kandungan vitamin E dalam buah B. cerminkan isi PUFA (Poly-Unsaturated Fatty Acid)
flabellifer Linn. dengan metode HPLC dilakukan dan isomer vitamin E-nya. Penelitian yang ada be-
menggunakan metode fase nornal karena dalam lum memberikan bukti yang memadai tentang per-
sistem ini fase diam yang digunakan bersifat po- ubahan vitamin E, terutama tocotrienol setelah
lar, sedangkan fase geraknya bersifat non-polar.8 proses pemanasan.11
Detektor yang digunakan adalah detektor UV Dalam analisis kandungan vitamin E buah B.
karena pada struktur vitamin E terdapat sistem flabellifer Linn. ini sukar dilakukan pemisahan kom-
ikatan- (kromofor) yang mengabsorbsi sinar UV ponen penyusun dalam campuran vitamin E yaitu
pada area panjang gelombang 291.5 nm, sehingga tokoferol dan tokotrienol karena keterbatasan sen-
senyawa yang dianalisis kompatibel bagi peng- sitifitas dan resolusi dari alat HPLC yang digunakan.
8
gunaan detektor UV. Hasil yang diperoleh adalah kadar vitamin E total.
Analisis kandungan vitamin E dalam buah B. Hal ini ditunjukkan dari hasil kromatogram dan data
flabellifer Linn. dilakukan terhadap ekstrak yang luas puncak yang hanya menunjukkan satu puncak
diperoleh dengan cara ekstraksi kering dan eks- (Gambar 3.). Metode HPLC dengan fase terbalik
traksi basah. Hasil analisis pada ekstrak kering menggunakan fase gerak methanol:air (97:3 v/v)
diperoleh kadar rata-rata sebesar (3,19 ± 0,12) %, dan fase diam pentafluorophenyl (diameter butiran:
sedangkan analisis terhadap ekstrak yang diper- 3 µm, dimensi: 150 mm × 4.6 mm), terbukti memiliki
oleh dari ekstraksi basah didapat hasil rata-rata sensitivitas, kecepatan dan pengulangan yang lebih
sebesar (4,76 ± 0,17) % (Tabel 5). Hasil analisis tinggi dibandingkan dengan HPLC fase normal.12
149
Hari Widada, Analisis Kandungan Vitamin E ...
Penggunaan pelarut 2-propanol dapat mencegah 6. Nurtama, B. dan I. Naomi.. Paket Industri Pem-
hilangnya analit dan dengan demikian mengurangi buatan Buah Lontar (Borassus flabellifer Linn.)
12
risiko kemungkinan pengukuran kesalahan. Olahan. Buletin Teknik dan Industri Pangan,
1996; VII (2): 95-99
SIMPULAN 7. Amalo, P. Multiguna, dari Akar hingga Nira.
Dalam buah B. flabellifer Linn. terdapat kan-
Media Indonesia. 21 November 2008. Hal 5.
dungan vitamin E dengan kadar rata-rata; ekstrak
8. Sarikaya, B.B. and Kalayar, H. Quantitative De-
kering sebesar 3.19% ± 0.12% dan ekstrak basah
termination of D-tocopherol and Quality Con-
sebesar 4.76% ± 0.17%. Sistem HPLC dengan fase
trol Studies in Sarcopoterium spinosum L. Mar-
normal dapat digunakan untuk analisis kandungan
mara Pharmaceutical Journal, 2011; 15: 7-10.
vitamin E dalam buah B. flabellifer Linn.
9. Anonim, Guidance for Industry; Bioanalitical
Method Validation, U.S. Department of Health
DAFTAR PUSTAKA
and Human Services Food and Drug Adminis-
1. Hillan, J., Facts about Vitamin E. Department
tration Center for Drug Evaluation and Re-
of Family, Youth and Community Sciences,
search (CDER), Center for Veterinary Medi-
Florida Cooperative Extension Service, Insti-
cine (CVM), May 2001, p. 4-10.
tute of Food and Agricultural Sciences, Uni-
10. Irawan,S. dan Widada, H., Validasi Metode
versity of Florida. 2006.
Analisis Kandungan Vitamin E pada Buah
2. Christie, W.W., Tocopherols and Tocotrienols
Kolang Kaling (Arenga pinnata Merr.) dengan
– Structure, Composition, Biology and Analy-
Metode High Performance Liquid Chromato-
sis, 2011, @ http://lipidlibrary.aocs.org
graphy, Skripsi, FKIK, UMY,hal.12, 2014
3. Xu, Z. Analysis of Tocopherols and Tocotrienols,
11. Adam, S.K., Nik Aziz Sulaiman, N.A., Top,
Protocols in Food Analytical Chemistry. 2002,
A.G.M. and Jaarin, K., Heating Reduces Vita-
D1.5.1-D1.5.12, John Wiley and Sons Inc.
min E Content in Palm and Soy Oils, Malay-
4. Hantoro W.S. Low Stand Sea Level and Land-
sian J Biochemistry and Molecular Biology,
form Changes: Climatic Changes Conse-
2007; 15 (2): 76-79
quence to Epicontinental Shelf and Fauna Mi-
12. Górna[, P., Siger, A., Czubinski, J., Dwiecki,
gration Through Indonesian Archipelago. In
K., SegliFa, D., and Nogala-Kalucka, M. An Al-
Preceeding of: “The environmental and Cul-
ternative RP-HPLC Method for the Separation
tural History and Dynamics of the Australian-
and Determination of Tocopherol and Toco-
Southeast Asian Region” seminar, Melbourne,
trienol Homologues as Butter Authenticity
2001 December 10-12.
Markers: A comparative study between two
5. Mahmud, Z. dan Amrizal. Palma sebagai
European countries. European J Lipid Science
Bahan Pangan, Pakan dan Konservasi. Buletin
and Technology, 2014; 116 (7): 895–903.
Balitka, 1991; (14): 106 – 113. Balai Penelitian
Kelapa. Manado.
150