Anda di halaman 1dari 4

Nama : Hendra Andriyanto

NIM : 041219903
Prodi : Manajemen
Mata Kuliah : Bank dan Lembaga Keuangan Nonbank

TUGAS 1

Pertanyaan :
1. Jelaskan Pengertian dan fungsi Lembaga Keuangan !
2. Jelaskan perbedaan Lembaga keuangan bank dan Lembaga keuangan bukan bank !
3. Jelakan faktor apa saja yang mengakibatkan kondisi perbankan nasional menjadi
rentan terhadap gejolak ekonomi yang terjadi tahun 1997 !
4. Jelakan pengelompokan bank menurut kegiatan usaha, bentuk badan usaha, dan
pendriran dan kepemilikannya serta target pasar ! berikan contoh !

Jawaban :
1. Lembaga keuangan adalah perusahaan yang memberikan jasa layanan utama
berupa jasa keuangan.
Fungsi lembaga keuangan antara lain :
a) Bank berfungsi sebagai lembaga yang menghimpun dana masyarakat dengan
cara mengeluarkan dokumen berharga. Dengan cara ini, dana masyarakat
akan lebih aman dan tersimpan dengan baik.
b) Bank menyalurkan kembali dana yang sudah terhimpun tersebut dan
menggunakannya untuk pembiayaan, baik di bidang ekonomi maupun
pembangunan dalam jangka waktu tertentu. Dengan demikian, dana yang
terhimpun tidak akan diam di tempat melainkan dikelola dan berpotensi
menjadi berkembang.
c) Bank memberikan bantuan modal usaha kepada masyarakat atau perusahaan
untuk mengembangkan bisnisnya. Bantuan modal ini biasanya diberikan
dalam bentuk kredit.
d) Pegadaian, yang merupakan lembaga keuangan non-Bank. Pegadaian
didirikan dengan tujuan agar dapat memberikan pinjaman kepada nasabah
namun dengan jaminan berupa barang atau surat berharga.
e) Koperasi yang memiliki fungsi dan tujuan yang mirip dengan bank. Koperasi
memberikan jasa simpan-pinjam kepada anggotanya dengan bunga yang
relatif rendah sehingga membebaskan masyarakat dari rentenir dan dapat
mengelola uang secara lebih produktif.

2. Dalam lembaga depository, meskipun ada beberapa jenis, namun paling dominan
adalah bank. Oleh karena itu, lembaga depository sering diidentikkan dengan bank.
Oleh karena alasan ini maka pengkalsifikasian lembaga keuangan sering pula
dilakukan dengan nama lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan bukan bank.
Perbedaan lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan bukan bank :
Lembaga keuangan depository sebagian besar dananya diperoleh dengan cara
menghimpun dana dari masyarakat, yang dilakukan dengan menawarkan jasa
tabungan atau simpanan. Simpanan ini bisa berupa giro, tabungan, deposito, dan
simpanan-simpanan lain. Contoh lembaga keuangan depository adalah bank (bank
umum, bank perkreditan rakyat, bank syariah, bank perkreditan rakyat syariah), dan
lembaga simpan pinjam (misalnya koperasi).
Sedangkan lembaga keuangan non-depository, adalah lembaga keuangan dimana
penghimpunan dana masyarakat tidak dilakukan dengan menawarkan produk
tabungan atau simpanan, melainkan dengan cara lain. Contoh lembaga keuangan
non-depository adalah asuransi, lembaga pembiayaan, lembaga dana pensiun,
lembaga reksa dana (mutual funds), dan lembaga-lembaga lain.

3. Terdapat lima faktor yang mengakibatkan kondisi mikro perbankan nasional


menjadi rentan terhadap gejolak ekonomi, (Burhanuddin, 2003:7) yaitu:
a) Adanya jaringan terselubung (implicity guarantee) dari bank sentral atas
kelangsungan hidup suatu bank untuk mencegah kegagalan sistematik dalam
industri perbankan telah menimbulkan moral hazard di kalangan pengelola
dan pemilik bank.
b) Sistem pengawasan oleh bank sentral belum efektif karena belum sepenuhnya
dapat mengimbangi pesat dan kompleksnya kegiatan operasional perbankan.
c) Besarnya pemberian kredit dan jaminan baik secara langsung maupun tidak
langsung kepada individu/kelompok usaha yang terkait dengan bank
(connected lending) telah mendorong tingginya risiko kemacetan kredit yang
dihadapi bank.
d) Relatif lemahnya kemampuan manajerial bank telah mengakibatkan
penurunan kualitas asset produktif dan peningkatan risiko yang dihadapi
bank.
e) Kurang transparannya informasi mengenai kondisi perbankan selain telah
mengakibatkan kesulitan dalam melakukan analisis secara akurat tentang
kondisi keuangan suatu bank juga telah melemahkan upaya untuk melakukan
kontrol sosial dan menciptakan disiplin pasar.

4. Pengelompokan Bank
a) Menurut Kegiatan Usaha
1) Bank Umum
Bank Umum didefinisikan oleh Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998
sebagai bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan /
atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa
dalam lalulintas pembayaran
2) Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
Bank Perkreditan Rakyat didefinisikan oleh Undang-undang Nomor 10
Tahun 1998 sebagai bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional dan / atau berdasarkan syariah yang dalam kegiatannya tidak
memberikan jasa dalam lalu-lintas pembayaran.
b) Menurut Bentuk Badan Usaha
Badan hukum suatu Bank Umum dapat berupa :
a. Perseroan terbatas
b. Koperasi
c. Perusahaan Daerah
Sedangkan badan hukum Bank Perkreditan rakyat dapat berupa :
a. Perusahaan Daerah
b. Koperasi
c. Perseroan Terbatas
d. Bentuk lain yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah
c) Menurut Pendirian dan Kepemilikannya
1. Bank Umum
a. Pendirian
Bank Umum hanya dapat didirikan dan melakukan kegiatan usaha
dengan izin Direksi Bank Indonesia oleh :
1) Warga negara Indonesia dan atau badan hukum Indonesia
2) Warga negara Indonesia dan atau badan hukum Indonesia dengan
warga negara asing dan atau badan hukum asing secara kemitraan
b. Kepemilikan
Kepemilikan bank oleh badan hukum Indonesia setinggi-tingginya
sebesar modal sendiri bersih badan hukum yang bersangkutan.
2. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
BPR hanya dapat didirikan dan dimiliki oleh warga negara Indonesia, badan
hukum Indonesia yang seluruh pemiliknya warga negara Indonesia,
pemerintah daerah, atau dapat dimiliki bersama di antara ketiganya. Bank
Umum dan BPR yang bentuk badan hukumnya Perseroan Terbatas sangat
dimungkinkan untuk mengalami perubahan kepemilikan.
Perubahan kepemilikan ini terutama karena Bank Umum dan BPR yang
bentuk hukumnya Perseroan Terbatas dapat menerbitkan saham, meskipun
hanya saham atas nama. Khusus untuk Bank Umum dapat menjual sahamnya
melalui emisi saham di bursa efek. Saham yang harus diterbitkan berupa
saham atas nama agar Bank Indonesia tetap dapat memonitor perubahan
kepemilikan bank. Meskipun kepemilikan sangat mungkin terjadi dengan
cara jual beli saham di bursa efek, tetapi mengingat sahamnya atas nama
maka perubahan tersebut dapat terus dipantau oleh Bank Indonesia untuk
tujuan pengawasan dan pembinaan.
d) Menurut Target Pasar
1. Retail Bank
Bank jenis ini memfokuskan pelayanan dan transaksi kepada
nasabah-nasabah retail. Pengertian retail di sini adalah nasabah-nasabah
individual, perusahaan, dan lembaga lain yang skalanya kecil. Meskipun
pengertian dari kata ’kecil’ atau ’retil’ (retail) adalah relatif, namun biasanya
apabila ditinjau dari jasa kredit yang diberikan, nasabah debitor yang dilayani
adalah yang memerlukan fasilitas kredit tidak lebih besar daripada Rp 20
miliar. Angka tersebut bukan merupakan angka yang standar atau baku, tapi
setidaknya dapat memberikan gambaran tentang kelompok nasabah yang
dilayani oleh bank jenis ini.
2. Corporate Bank
Bank jenis ini memfokuskan pelayanan dan transaksi kepada
nasabah-nasabah yang berskala besar. Mengingat nasabah yang berskala
besar ini biasanya berbentuk korporasi, maka bank kelompok ini disebut
corporate bank. Meskipun namanya adalah bank korporat (corporate bank)
tidak berarti seluruh nasabahnya berbentuk suatu perusahaan. Pelayanan dan
transaksi yang diberikan kepada suatu perusahaan sering kali membawa
konsekuensi berupa pelayanan yang harus diberikan juga kepada karyawan,
direksi dan komisaris dari perusahaan tersebut secara individual. Pelayanan
yang diberikan secara perorangan di sini diarahkan untuk menjalin kerja
sama yang lebih baik dengan nasabah-nasabah korporasi.
3. Retail-Corporate
Bank Disamping kedua jenis bank di atas, terdapat juga bank yang tidak
memfokuskan pada kedua pilihan jenis nasabah di atas. Bank jenis ini
memberikan pelayanannya tidak hanya kepada nasabah retail juga kepada
nasabah korporasi. Penyebab munculnya bank jenis ini tidaklah seragam.
Ada bank yang sejak awal sudah menentukan untuk menjadi bank yang
melayani baik nasabah retail maupun korporasi. Bank jenis ini memandang
bahwa potensi baik pasar ritel dan korporasi harus dimanfaatkan untuk
mengoptimalkan keuntungan maksimal, meskipun terdapat kemungkinan
penurunan efisiensi. Ada juga bank yang semula memfokuskan pada nasabah
korporasi, tapi kemudian juga memberikan pelayanan kepada nasabah ritel
atau sebaliknya karena berbagai alasan. Hal tersebut bisa terjadi karena
manajemen memandang telah terjadi perubahan kondisi pasar atau karena
terjadi penggantian manajemen sehingga terjadi perubahan strategi
pemasaran. Hal tersebut bisa juga terjadi karena adanya program pemerintah
yang menghendaki agar bank-bank tertentu melaksanakan program
pemerintah tertentu.

Sumber :
Buku Materi Pokok Bank & Lembaga Keuangan Nonbank EKSI 4205 Edisi 2
http://staffnew.uny.ac.id/upload/132318570/pendidikan/jenis-bank.pdf
http://eprints.ums.ac.id/14324/3/BAB_I.pdf

Anda mungkin juga menyukai