Anda di halaman 1dari 25

TUGAS RANGKUMAN KMB 1

“Dibuat guna Memenuhi Tugas dari mata Kuliah Keperawatan Medikal Bedah 1 yang di
Ampu oleh Ns. Agus Santosa, M.Kep”

Dibuat Oleh :

M. FATIH FIRMANSYAH

1911010059

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN D-3


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
TAHUN 2020/2021
Asuhan Keperawatan
Pada Klien Akut Miokard Infark (AMI)

Apa pengkajian yang khas dari kasus tersebut


Infark miokardium mengacu pada proses rusaknya jaringan jantung akibat suplai
darah yang tidak adekuat sehingga aliran darah koroner berkurang. Infark miocard akut
adalah nekrosis miocard akibat aliran darah ke otot jantung terganggu.
Suatu fase akut dari Angina Pektoris Tidak Stabil (APTS) atau Unstable Angina
Pectoris (UAP) dimana terjadi peningkatan baik frekuensi, lama nyeri dada, dan tidak
dapat diatasi dengan istirahat atau nitrat.
Kemungkinan diagnosa keperawatan pada kasus tersebut
3 Komponen dalam mendiagnosa AMI
• Keluhan sakit dada yg berupa APTS/UAP
• Perubahan EKG, STEMI atau Non STEMI dengan atau tanpa Q patologik
• Peningkatan Enzim jantung
Tanda dan gejala infark miokard ( TRIAS ) adalah :
1. Nyeri :
a. Nyeri dada yang terjadi secara mendadak dan terus-menerus tidak mereda, biasanya
diatas region sternal bawah dan abdomen bagian atas, ini merupakan gejala utama.
b. Keparahan nyeri dapat meningkat secaara menetap sampai nyeri tidak tertahankan
lagi.
c. Nyeri tersebut sangat sakit, seperti tertusuk-tusuk yang dapat menjalar ke bahu dan
terus ke bawah menuju lengan (biasanya lengan kiri).
d. Nyeri mulai secara spontan (tidak terjadi setelah kegiatan atau gangguan emosional),
menetap selama beberapa jam atau hari, dan tidak hilang dengan bantuan istirahat
atau nitrogliserin (NTG).
e. Nyeri dapat menjalar ke arah rahang dan leher.
f. Nyeri sering disertai dengan sesak nafas, pucat, dingin, diaforesis berat, pening atau
kepala terasa melayang dan mual muntah.
g. Pasien dengan diabetes melitus tidak akan mengalami nyeri yang hebat karena
neuropati yang menyertai diabetes dapat mengganggu neuroreseptor
(mengumpulkan pengalaman nyeri).
2. Laborat
Pemeriksaan Enzim jantung :
a. CPK-MB/CPK
Isoenzim yang ditemukan pada otot jantung meningkat antara 4-6 jam,
memuncak dalam 12-24 jam, kembali normal dalam 36-48 jam.
b. LDH/HBDH
Meningkat dalam 12-24 jam dam memakan waktu lama untuk kembali normal
c. AST/SGOT
Meningkat ( kurang nyata/khusus ) terjadi dalam 6-12 jam, memuncak dalam 24
jam, kembali normal dalam 3 atau 4 hari
3. EKG
Perubahan EKG yang terjadi pada fase awal adanya gelombang T tinggi dan
simetris. Setelah ini terdapat elevasi segmen ST.Perubahan yang terjadi kemudian
ialah adanya gelombang Q/QS yang menandakan adanya nekrosis.
Skor nyeri menurut White :
0 = tidak mengalami nyeri
1 = nyeri pada satu sisi tanpa menggangu aktifitas
2 = nyeri lebih pada satu tempat dan mengakibatkan terganggunya aktifitas,
mislnya kesulitan bangun dari tempat tidur, sulit menekuk kepala dan
lainnya.
Apa prioritas diagnosanya & Apa intervensi dan tindakan keperawatannya
1. Nyeri berhubungan dengan iskemia jaringan sekunder terhadap sumbatan arteri ditandai
dengan :
 nyeri dada dengan / tanpa penyebaran
 wajah meringis
 gelisah
 delirium
 perubahan nadi, tekanan darah.
Tujuan :
Nyeri berkurang setelah dilakukan tindakan perawatan selama di RS
Kriteria Hasil:
 Nyeri dada berkurang misalnya dari skala 3 ke 2, atau dari 2 ke 1
 ekpresi wajah rileks / tenang, tak tegang
 tidak gelisah
 nadi 60-100 x / menit,
 TD 120/ 80 mmHg
Intervensi :
 Observasi karakteristik, lokasi, waktu, dan perjalanan rasa nyeri dada tersebut.
 Anjurkan pada klien menghentikan aktifitas selama ada serangan dan istirahat.
 Bantu klien melakukan tehnik relaksasi, mis nafas dalam, perilaku distraksi,
visualisasi, atau bimbingan imajinasi.
 Pertahankan Olsigenasi dengan bikanul contohnya ( 2-4 L/ menit )
 Monitor tanda-tanda vital ( Nadi & tekanan darah ) tiap dua jam.
 Kolaborasi dengan tim kesehatan dalam pemberian analgetik.

2. Resiko penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan factor-faktor listrik,


penurunan karakteristik miokard
Tujuan :
Curah jantung membaik / stabil setelah dilakukan tindakan keperawatan selama di RS
Kriteria Hasil :
 Tidak ada edema
 Tidak ada disritmia
 Haluaran urin normal
 TTV dalam batas normal
Intervensi :
 Pertahankan tirah baring selama fase akut
 Kaji dan laporkan adanya tanda – tanda penurunan COP, TD
 Monitor haluaran urin
 Kaji dan pantau TTV tiap jam
 Kaji dan pantau EKG tiap hari
 Berikan oksigen sesuai kebutuhan
 Auskultasi pernafasan dan jantung tiap jam sesuai indikasi
 Pertahankan cairan parenteral dan obat-obatan sesuai advis
 Berikan makanan sesuai diitnya
 Hindari valsava manuver, mengejan ( gunakan laxan )
3. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan , iskemik, kerusakan otot jantung,
penyempitan / penyumbatan pembuluh darah arteri koronaria ditandai dengan :
 Daerah perifer dingin
 EKG elevasi segmen ST & Q patologis pada lead tertentu
 RR lebih dari 24 x/ menit
 Kapiler refill Lebih dari 3 detik
 Nyeri dada
 Gambaran foto torak terdpat pembesaran jantung & kongestif paru ( tidak selalu )
 HR lebih dari 100 x/menit, TD > 120/80AGD dengan : pa O2 < 80 mmHg, pa Co2
> 45 mmHg dan Saturasi < 80 mmHg
 Nadi lebih dari 100 x/ menit
 Terjadi peningkatan enzim jantung yaitu CK, AST, LDL/HDL
Tujuan :
 Gangguan perfusi jaringan berkurang / tidak meluas selama dilakukan tindakan
perawatan di RS.
 Kriteria Hasil:
 Daerah perifer hangat
 tak sianosis
 gambaran EKG tak menunjukan perluasan infark
 RR 16-24 x/ menit
 tak terdapat clubbing finger
 kapiler refill 3-5 detik
 nadi 60-100x / menit
 TD 120/80 mmHg
Intervensi :
 Monitor Frekuensi dan irama jantung
 Observasi perubahan status mental
 Observasi warna dan suhu kulit / membran mukosa
 Ukur haluaran urin dan catat berat jenisnya
 Kolaborasi : Berikan cairan IV l sesuai indikasi
 Pantau Pemeriksaan diagnostik / dan laboratorium mis EKG, elektrolit , GDA( Pa
O2, Pa CO2 dan saturasi O2 ). Dan Pemberian oksigen

4. Resiko kelebihan volume cairan ekstravaskuler berhubungan dengan penurunan perfusi


ginjal, peningkatan natrium / retensi air , peningkatan tekanan hidrostatik, penurunan
protein plasma.
Tujuan :
Keseimbangan volume cairan dapat dipertahankan selama dilakukan tindakan
keperawatan selama di RS
 Kriteria Hasil :
 tekanan darah dalam batas normal
 tak ada distensi vena perifer/ vena dan edema dependen
 paru bersih
 berat badan ideal ( BB idealTB –100 ± 10 %)
Intervensi :
 Ukur masukan / haluaran, catat penurunan , pengeluaran, sifat konsentrasi, hitung
keseimbangan cairan
 Observasi adanya oedema dependen
 Timbang BB tiap hari
 Pertahankan masukan total caiaran 2000 ml/24 jam dalam toleransi kardiovaskuler
 Kolaborasi : pemberian diet rendah natrium, berikan diuetik.
5. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan aliran darah ke alveoli atau
kegagalan utama paru, perubahan membran alveolar- kapiler ( atelektasis , kolaps jalan
nafas/ alveolar edema paru/efusi, sekresi berlebihan / perdarahan aktif ) ditandai
dengan
 Dispnea berat
 Gelisah
 Sianosis
 perubahan GDA
 hipoksemia
Tujuan :
Oksigenasi dengan GDA dalam rentang normal (pa O2 < 80 mmHg, pa Co2 > 45
mmHg dan Saturasi < 80 mmHg ) setelah dilakukan tindakan keperawtan selama di RS.
Kriteria hasil :
 Tidak sesak nafas
 tidak gelisah
 GDA dalam batas Normal ( pa O2 < 80 mmHg, pa Co2 > 45 mmHg dan Saturasi <
80 mmHg )
Intervensi :
 Catat frekuensi & kedalaman pernafasan, penggunaan otot Bantu pernafasan
 Auskultasi paru untuk mengetahui penurunan / tidak adanya bunyi nafas dan
adanya bunyi tambahan misal krakles, ronki dll.
 Lakukan tindakan untuk memperbaiki / mempertahankan jalan nafas misalnya ,
batuk, penghisapan lendir dll.
 Tinggikan kepala / tempat tidur sesuai kebutuhan / toleransi pasien
 Kaji toleransi aktifitas misalnya keluhan kelemahan/ kelelahan selama kerja atau
tanda vital berubah.
6. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai oksigen
miocard dan kebutuhan, adanya iskemik/ nekrotik jaringan miocard ditandai dengan
gangguan frekuensi jantung, tekanan darah dalam aktifitas, terjadinya disritmia,
kelemahan umum
Tujuan :
Terjadi peningkatan toleransi pada klien setelah dilaksanakan tindakan keperawatan
selama di RS
Kriteria Hasil :
 klien berpartisipasi dalam aktifitas sesuai kemampuan klien
 frekuensi jantung 60-100 x/ menit
 TD 120-80 mmHg
Intervensi :
 Catat frekuensi jantung, irama, dan perubahan TD selama dan sesudah aktifitas
 Tingkatkan istirahat ( di tempat tidur )
 Batasi aktifitas pada dasar nyeri dan berikan aktifitas sensori yang tidak berat.
 Jelaskan pola peningkatan bertahap dari tingkat aktifitas, contoh bengun dari
kursi bila tidak ada nyeri, ambulasi dan istirahat selam 1 jam setelah mkan.
 Kaji ulang tanda gangguan yang menunjukan tidak toleran terhadap aktifitas atau
memerlukan pelaporan pada dokter.
7. Cemas berhubungan dengan ancaman aktual terhadap integritas biologis
Tujuan :
cemas hilang / berkurang setelah dilakukan tindakan keperawatan selama di RS
Kriteria Hasil :
 Klien tampak rileks
 Klien dapat beristirahat
 TTV dalam batas normal
Intervensi :
 Kaji tanda dan respon verbal serta non verbal terhadap ansietas
 Ciptakan lingkungan yang tenang dan nyaman
 Ajarkan tehnik relaksasi
 Minimalkan rangsang yang membuat stress
 Diskusikan dan orientasikan klien dengan lingkungan dan peralatan
 Berikan sentuhan pada klien dan ajak kllien berbincang-bincang dengan suasana
tenang
 Berikan support mental
 Kolaborasi pemberian sedatif sesuai indikasi
8. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi tentang fungsi jantung /
implikasi penyakit jantung dan status kesehatan yang akan datang , kebutuhan
perubahan pola hidup ditandai dengan pernyataan masalah, kesalahan konsep,
pertanyaan, terjadinya kompliksi yang dapat dicegah
Tujuan :
Pengetahuan klien tentang kondisi penyakitnya menguat setelah diberi pendidikan
kesehatan selama di RS
Kriteria Hasil :
 Menyatakan pemahaman tentang penyakit jantung , rencana pengobatan, tujuan
pengobatan & efek samping / reaksi merugikan
 Menyebutkan gangguan yang memerlukan perhatian cepat.
Intervensi :
 Berikan informasi dalam bentuk belajar yang berfariasi, contoh buku, program
audio/ visual, Tanya jawab dll.
 Beri penjelasan factor resiko, diet ( Rendah lemak dan rendah garam ) dan aktifitas
yang berlebihan,
 Peringatan untuk menghindari paktifitas manuver valsava
 Latih pasien sehubungan dengan aktifitas yang bertahap contoh : jalan, kerja,
rekreasi aktifitas seksual.
Apa evaluasi keperawatannya
Infark miokard akut merupakan masalah kesehatan utama yang perlu mendapat
perhatian secara khusus karena prevalensi angka kematian dan biaya cukup tinggi, di
Amerika sekitar 1,5 juta orang yang menderita infark miokard akut per tahun dengan
angka kematian 30 %, sedang di Indonesia kematian akibat penyakit jantung koroner
diperkirakan 53,5 % per 100 000 penduduk.
Pasien-pasien dengan infark miokard akut selalu mengeluh dengan nyeri dada seperti
dijepit, menekan, rasa terbakar dan intensitasnya berlangsung ringan atau lama.
Pengobatan pada pasien infark miokard akut memerlukan banyak obat dan bermacam-
macam sehingga memberbesar kemungkinan terjadinya Drug Related Problems (DRPs).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya DRPs yang terjadi pada pengobatan
infark miokard akut yang menjalani perawatan khusus di Intensive Care Unit Rumah Sakit
Umum Banyumas periode Agustus 2009 – Juni 2010. Indikasi DRPs meliputi obat yang di
butuhkan, obat yang tidak dibutuhkan, obat salah, dosis kurang, dosis berlebih, dan
interaksi obat. Penelitian ini merupakan jenis penelitian dengan rancangan deskriptif yang
bersifat retrospektif.
Hasil penelitian dari 16 kasus menunjukan bahwa, terjadi DRPs berupa obat yang
dibutuhkan 31,3 %, tidak perlu obat 6,3 %, dosis kurang tak ditemukan, dosis berlebih
12,5 %, dan interaksi obat 100%. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa
terdapat banyak obat yang dibutuhkan pada pengobatan infark miokard akut di perawatan
intensive.
Kemungkinan etika yang muncul
1. Autonomy (Kemandirian)
Sebagai seorang perawat yang profesional haruslah mampu berpikir logis dan
cepat dalam mengambil keputusan. Selain itu, seorang perawat juga harus menghormati
dan menghargai orang lain khususnya pasien.
2. Beneficence (Berbuat Baik)
Berbuat baik harus dilakukan kepada siapa saja tanpa membeda-bedakan,
khususnya ketika sedang memberikan pelayanan keperawatan kepada pasien.
Perbuatan baik yang dilakukan oleh seorang perawat haruslah berlandaskan kepada
ilmu dan kiat keperawatan.
3. Non-Maleficence (Tidak Merugikan)
Pada prinsipnya seorang perawat harus selalu melakukan tindakan pelayanan
keperawatan sesuai dengan ilmu keperawatan dan kiat keperawatan yang telah dimiliki
dengan tidak merugikan dan menimbulkan bahaya pada pasien.

4. Veracity (Kejujuran)
Bagaimana pun, kejujuran harus dimiliki oleh semua orang. Pada seorang
perawat kejujuran adalah hal yang wajib diberikan kepada pasien, hal ini karena pasien
mempunyai hak otonomi sehingga ia berhak untuk mengetahui berbagai informasi yang
ia inginkan.Walau pada kondisi tertentu hal ini sangat sulit mengingat banyak hal yang
harus dijaga untuk kebaikan pasien namun sebagai seorang perawat harus pintar dalam
memberikan informasi kepada pasien meski pun itu pahit.
Asuhan Keperawatan Penyakit Asma
 Pengkajian
 Sesak nafas
 Batuk produktif
 Adanya dahak
 Sianosis
 Bunyi nafas wheezing
 Diagnosa keperawatan
 Tidak efektifnya jalan nafas berhubungan dengan adanya bronkospasme dan
penumpukan secret pada jalan nafas
 Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan intake inadekuat
 Intoleran aktivitas berhubungan dengan proses patologi penyakit
 Prioritas diagnosa
Pada diagnosa tidak efektifnya jalan nafas berhubungan dengan brokospasme dan
adanya penumpukan secret telah disusun rencana tindakan sesuai dengan diagnosa
keperawatan yang ditemukan. Adanya sesak nafas dan intoleran aktivitas
berhubungan dengan proses patologi penyakit
 Intervensi keperawatan
 Auskultasi bunyi nafas catat adanya bunyi nafas, misalnya : wheezing, ronkhi
 Kaji/pantau frekuensi pernafasan catat rasio insprasi dan ekspirasi
 Kaji untuk posisi yang nyaman
 Observasi karakteristik batuk
 Berikan air hangat
 Kaji frekuensi kedalaman pernafasan dan ekspansi dada
 Auskultasi bunyi nafas dan catat adanya bunyi nafas seperti krekels,
weheezing
 Bantu klien dalam nafas dan latihan batuk
 Evaluasi
 Sputum yang keluar berwarna putih kental
 Lebih enakan setelah diberi O2
 Melatih nafas dalam dan latihan batuk efektif
 Membatasi pengunjung
 Etika
 Beneficence ( berbuat baik )
 Justice ( keadilan )
 Non-malaficence ( tidak merugikan )
 Veracity ( kejujuran )
 Confidentiality ( kerahasiaan )
Asuhan Keperawatan
Pada Klien Anemia

Apa pengkajian yang khas dari kasus tersebut


Anemia adalah istilah yang menunjukkan rendahnya hitung sel darah merah kadar
hematokrit dibawa normal. Anemia bukan penyakit, melainkan merupakan pencerminan
keadaan suatu penyakit (gangguan) fungsi tubuh.

Secara fisiologis anemia terjadi apabila terdapat kekurangan jumlah hemoglobin


untuk mengankut oksigen kejaringan. Anemia tidak merupakan satu kesatuan tetapi
merupakan akibat dari berbagai proses patologik yang mendasari • Anemia adalah
penurunan kadar hemoglobin (Hb), hematokrit hitung eritrosit (red cell count) berakibat
pada penurunan kapasitas pengungkutan oksigen oleh darah. Tetapi harus diingat pada
keadaan tertentu dimana ketiga parameter akut, dan kehamilan.

Oleh karena itu dalam diagnosis anemia tidak cukup hanya sampai kepada label
anemia tetapi harus dapat ditatapkan penyakit dasar anemia tersebut (Nurarif & Kusuma,
2015)

Anemia bukan merupakan penyakit tersendiri melainkan dampak dari berbagai proses
patologis yang menyebabkan abnormalitas jumlah sel darah merah, struktur atau fungsi sel
darah merah.

Kemungkinan diagnosa keperawatan pada kasus tersebut & Apa prioritas diagnosanya

Diagnosa keperawatan adalah suatu penyatuan dari masalah pasien yang nyata
maupun potensial berdasarkan data yang telah dikumpulkan (Boedihartono, 1994).

 Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan suplai oksigen/nutrisi


ke sel.

Ditandai dengan :Palpitasi : kulit pucat, membrane mukosa kering, kuku dan
rambut rapuh, perubahan tekanan darah

 Intoleran aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai oksigen

Ditandai dengan : kelemahan dan kelelahan, Mengeluh penurunan


aktifitas/latihan,lebih banyak memerlukan istirahat/ tidur
 Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan kegagalan untuk mencerna,
absorbsi makanan

Ditandai dengan : Penurunan berat badan normal, penurunan turgor kulit,


perubahan mukosa mulut, nafsu makan menurun, mual, kehilangan tonus otot

 Konstipasi atau diare berhubungan dengan penurunan jumlah makanan, perubahan


proses pencernaan, efek samping penggunaan obat

Ditandai dengan : Adanya perubahan pada frekuensi, karakteristik dan jumlah


feses, mual, muntah, penurunan nafsu makan

Apa intervensi dan tindakan keperawatannya

 Diagnosa 1 Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan suplai


oksigen/nutrisi ke sel.

- Kaji tanda-tanda vital, warna kulit, membrane mukosa, dasar kuku

- Beri posisi semi fowler

- Kaji nyeri dan adanya palpitasi

- Pertahankan suhu lingkungan dan tubuh pasien

- Hindari penggunaan penghangat atau air panas

Kolaborasi

- Monitor pemeriksaan laboratorium misalnya Hb/Ht dan jumlah sel darah merah

- Berikan sel darah merah darah lengkap

- Berikan oksigen tambahan sesuai dengan indikasi


 Diagnosa 2 Intoleran aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai oksigen

- Kaji kemampuan aktifitas pasien

- Kaji tanda-tanda vital saat melakukan aktifitas

- Bantu kebutuhan aktifitas pasien jika diperlukan

- Anjurkan kepada pasien untuk menghentikan aktifitas jika terjadi palpitasi

- Gunakan teknik penghematan energi misalnya mandi dengan duduk.

 Diagnosa 3 Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan penurunan


jumlah makanan, perubahan proses pencernaan, efek samping penggunaan obat

- Kaji riwayat nutrisi termasuk makanan yang disukai

- Observasi dan catat masukan makanan pasien

- Timbang berat badan tiap hari

- Berikan makanan sedikit dan frekuensi yang sering

- Observasi mual, muntah

- Bantu dan berikan hygiene mulut yang baik

Kolaborasi

- Konsul pada ahli gizi

- Berikan obat sesuai dengan indikasi misalnya vitamin dan mineral suplemen

- Berikan suplemen nutrisi

 Diagnosa 4 Konstipasi atau diare berhubungan dengan penurunan jumlah makanan,


perubahan proses pencernaan, efek samping penggunaan obat

- Observasi warna feses, konsistensi, frekuensi dan jumlah

- Kaji bunyi usus 7

- Beri cairan 2500-3000 ml/hari dalam toleransi jantung

- Hindari makan berbentuk gas


Kolaborasi

- Konsul ahli gizi untuk pemberian diet seimbang

- Beri laktasif

- Beri obat anti diare

Apa evaluasi keperawatannya

Evaluasi adalah perbandingan yang sistemik atau terencana tentang kesehatan pasien
dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara berkesinambungan, dengan
melibatkan pasien, keluarga dan tenaga kesehatan lainnya. (Lynda Juall Capenito,
1999:28)

Evaluasi pada pasien dengan anemia adalah :

1. Infeksi tidak terjadi.


2. Kebutuhan nutrisi terpenuhi.
3. Pasien dapat mempertahankan/meningkatkan ambulasi/aktivitas.
4. Peningkatan perfusi jaringan.
5. Dapat mempertahankan integritas kulit.
6. Membuat/kembali pola normal dari fungsi usus.
7. Pasien mengerti dan memahami tentang penyakit, prosedur diagnostic dan rencana
pengobatan.

Kemungkinan etika yang muncul

 Non-Maleficence (Tidak Merugikan)

Pada prinsipnya seorang perawat harus selalu melakukan tindakan pelayanan


keperawatan sesuai dengan ilmu keperawatan dan kiat keperawatan yang telah dimiliki
dengan tidak merugikan dan menimbulkan bahaya pada pasien.

 Veracity (Kejujuran)

Bagaimana pun, kejujuran harus dimiliki oleh semua orang. Pada seorang
perawat kejujuran adalah hal yang wajib diberikan kepada pasien, hal ini karena pasien
mempunyai hak otonomi sehingga ia berhak untuk mengetahui berbagai informasi yang
ia inginkan.
Walau pada kondisi tertentu hal ini sangat sulit mengingat banyak hal yang
harus dijaga untuk kebaikan pasien namun sebagai seorang perawat harus pintar dalam
memberikan informasi kepada pasien meski pun itu pahit.

 Accountability (Akuntabilitas)

Tanggung jawab seorang perawat amatlah berat, hal ini karena setiap tindakan
yang dilakukan oleh perawat kepada pasien harus sesuai dan tepat tanpa kecuali.
Sebagai contoh ketika perawat memberikan obat dosis kepada pasien, jika hal tersebut
salah sedikit saja dan menimbulkan kerugian pada pasien maka dapat digugat di
pengadilan.
Asuhan Keperawatan Pasien
Covid-19

Apa pengkajian yang khas dari kasus tersebut


Coronavirus adalah keluarga besar virus yang dapat menyebabkan penyakit pada
hewan atau manusia. Pada manusia, beberapa virus corona diketahui menyebabkan infeksi
pernapasan mulai dari flu biasa hingga penyakit yang lebih parah seperti Middle East
Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).
Coronavirus yang paling baru ditemukan menyebabkan penyakit coronavirus COVID-19.

 Virus RNA berukuran 120-160 nm.


 Menyebabkan penyakit saluran pernapasan → Flu → Kegawatan pernafasan →
Kematian.
 Pertama kali muncul di Wuhan pada 12 Desember 2019.
Penularan COVID 19

Dari Manusia ke Manusia → Melalui Droplet yang keluar saat bersin atau batuk →
Penularan lebih agresif

COVID-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus korona yang paling
baru ditemukan. Virus dan penyakit baru ini tidak diketahui sebelum wabah dimulai di
Wuhan, Cina, pada Desember 2019. COVID-19 sekarang menjadi pandemi yang
menyerang banyak negara secara global.

Kemungkinan diagnosa keperawatan pada kasus tersebut & Apa prioritas diagnosanya

 Pasien dalam pengawasan (pdp)

Orang dengan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) yaitu demam (≥38°C)
atau riwayat demam; disertai salah satu gejala/tanda penyakit pernapasan
seperti: batuk/sesak nafas/sakit tenggorokan/pilek/pneumonia ringan hingga berat
dan tidak ada penyebab lain berdasarkan gambaran klinis yang meyakinkan DAN pada
14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat perjalanan atau tinggal di
negara/wilayah yang melaporkan transmisi lokal.
Orang dengan demam (≥380C) atau riwayat demam atau ISPA DAN pada 14 hari
terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat kontak dengan kasus konfirmasi
COVID-19.Orang dengan ISPA berat/pneumonia berat yang membutuhkan perawatan
di rumah sakit DAN tidak ada penyebab lain berdasarkan gambaran klinis yang
meyakinkan.

 Orang dalam pemantauan (odp)

➢ Orang yang mengalami demam (≥380C) atau riwayat demam; atau gejala gangguan

sistem pernapasan seperti pilek/sakit tenggorokan/batuk DAN tidak ada


penyebab lain berdasarkan gambaran klinis yang meyakinkan DAN pada 14 hari
terakhir sebelum timbul gejala memiliki Riwayat perjalanan atau tinggal di
negara/wilayah yang melaporkan transmisi lokal*.

➢Orang yang mengalami gejala gangguan sistem pernapasan seperti pilek/sakit


tenggorokan/batuk DAN pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki
riwayat kontak dengan kasus konfirmasi COVID-19.

 Orang tanpa gejala (otg)

Seseorang yang tidak bergejala dan memiliki risiko tertular dari orang
konfirmasi COVID-19. Orang tanpa gejala (OTG) merupakan kontak erat dengan
kasus konfirmasi COVID-19.

Kontak Erat adalah seseorang yang melakukan kontak fisik atau berada dalam
ruangan atau berkunjung (dalam radius 1 meter dengan kasus pasien dalam pengawasan
atau konfirmasi) dalam 2 hari sebelum kasus timbul gejala dan hingga 14 hari setelah
kasus timbul gejala.
Apa intervensi dan tindakan keperawatannya

Ansietas: reduksi ansietas

Definisi: Meminimalkan kondisi individu dan pengalaman subyektif terhadap obyek yang
tidak jelas dan spesifik, akibat antisipasi bahaya yang memungkinkan individu
melakukan Tindakan untuk menghadapi ancaman.

Observasi

▪ Monitor tanda-tanda ansietas (verbal dan non verbal)Teraupetik

▪ Pahami situasi yang membuat ansietas

▪ Dengarkan dengan penuh perhatian

▪ Tempatkan barang pribadi yang memberikan kenyamanan

▪ Diskusikan perencanaan realistis tentang peristiwa yang akan datang

Edukasi

▪ Informasikan secara factual mengenai diagnosis, pengobatan, dan prognosi

▪ Latih penggunaan mekanisme pertahanan diri yang tepa

▪ Latih Teknik relaksasi

Defisit perawatan diri : dukungan perawatan diri

Definisi : memfasilitasi pemenuhan kebutuhan perawatan diri

Observasi

 Monitor tingkat kemandirian


 Identifikasi kebutuhan alat bantu kebersihan diri, berpakaian, berhias, dan makan
Teraupetik
 Sediakan lingkungan yang teraupetik (misalkan suasasa hangat, rileks, dan privasi)
 Siapkan keperluan pribadi (misalkan parfum, sikat gigi, sabun mandi)

Edukasi

Anjurkan melakukan perawatan diri secara konsisten sesuai kemampuan


Apa evaluasi keperawatannya

Secara nasional hingga saat ini jumlah positif Covid-19 di Indonesia terus meningkat.
Di sisi lain pemerintah juga berupaya meningkatkan aktivitas perekonomian masyarakat.
Dengan kondisi ini dibutuhkan peningkatan pengendalian penyebaran Covid-19 Upaya
evaluasi penanganan dan pengendalian penyebaran virus ini harus segera ditingkatkan,
bila Indonesia tidak mau menghadapi ledakan jumlah positif Covid-19

Diperlukan kesadaran bersama bahwa wabah belum mereda. Sikap disiplin


pemerintah dan seluruh masyarakat dalam menjalankan protokol kesehatan,
mempertahankan solidaritas nasional, saling menjaga dalam masa kenormalan baru, sangat
membantu dalam pengendalian penyebaran virus Jika data tidak akurat maka evaluasi
yang dilakukan pun bisa menyimpang. Pada akhirnya keputusan yang dibuat pun keliru
sasaran.

Kemungkinan etika yang muncul

1. Autonomy (Kemandirian)

Sebagai seorang perawat yang profesional haruslah mampu berpikir logis dan
cepat dalam mengambil keputusan. Selain itu, seorang perawat juga harus menghormati
dan menghargai orang lain khususnya pasien.

2. Beneficence (Berbuat Baik)

Berbuat baik harus dilakukan kepada siapa saja tanpa membeda-bedakan,


khususnya ketika sedang memberikan pelayanan keperawatan kepada pasien. Perbuatan
baik yang dilakukan oleh seorang perawat haruslah berlandaskan kepada ilmu dan kiat
keperawatan.

3. Justice (Keadilan)

Menjunung tinggi keadilan harus selalu dilakukan oleh para perawat, sebagai
contoh ketika ada pasien baru masuk dan di waktu yang sama ada pasien yang
membutuhkan bantuan segera maka perawat harus segera mempertimbangkan berbagai
faktor sesuai dengan asas keadilan.
4. Non-Maleficence (Tidak Merugikan)

Pada prinsipnya seorang perawat harus selalu melakukan tindakan pelayanan


keperawatan sesuai dengan ilmu keperawatan dan kiat keperawatan yang telah dimiliki
dengan tidak merugikan dan menimbulkan bahaya pada pasien.

5. Veracity (Kejujuran)

Bagaimana pun, kejujuran harus dimiliki oleh semua orang. Pada seorang
perawat kejujuran adalah hal yang wajib diberikan kepada pasien, hal ini karena pasien
mempunyai hak otonomi sehingga ia berhak untuk mengetahui berbagai informasi yang
ia inginkan. Walau pada kondisi tertentu hal ini sangat sulit mengingat banyak hal yang
harus dijaga untuk kebaikan pasien namun sebagai seorang perawat harus pintar dalam
memberikan informasi kepada pasien meski pun itu pahit.
Asuhan Keperawatan Penyakit Hipertensi
 Pengkajian
 Pada banyak tidak ada gejala dan penyakit muncul kebetulan selama skrining
TD rutin
 Gejala yang terlihat adalah efek hipertensi pada system organ
 Sakit kepala di daerah oksipital yang menghilang dalam beberapa jam
 Pusing, letih, konfusi
 Palpitasi, nyeri dada, dispne
 Epitaksis, hematuria
 Penglihatan kabur
 Diagnosa keperawatan
 Resiko penurunan curah jantung
 Intoleransi aktifitas
 Nyeri akut
 Prioritas diagnosa
 Elektrokardiografi (EKG) menunjukan hipertrofi atau iskemia ventrikel kiri
 Oftalmoskopi menunjukan luka pada arteriovena, ensefalopati hipertensif dan
edema
 Intervensi keperawatan
 Ukur TD kedua lengan. Lakukan 3x pemeriksaan dengan jarak 3-5 menit
sambil klien beristirahat
 Perhatikan adanya dan kualitas nadi sentral dan perifer
 Auskultasi tonus jantung dan suara nafas
 Observasi warna kulit, kelembaban, suhu tubuh dan pengisian kaliper
 Perhatikan endema dependen dan edema umum
 Beri lingkungan yang tenang, minimalkan aktifitas dan membatasi jumlah
pengunjung
 Beri tindakan yang nyaman seperti, message punggung, leher, dan tinggikan
kepala
 Intruksikan dan ajarkan teknnik relaksasi dan distraksi
 Implementasikan pembatasan diet sesuai indikasi, mengurangi kalori dan
menghindari karbohidrat murni, natrium, lemak dan kolesterol
 Persiapkan pembedahan jika ada indikasi
 Evaluasi
 Resiko penurunan jantung tidak terjadi
 Intoleransi aktifitas dapat teratasi
 Rasa sakit kepala berkurang/hilang
 Klien dapat mengontrol pemasukan/intake nutrisi
 Etika
 Beneficence ( berbuat baik )
 Justice ( keadilan )
 Non-malaficence ( tidak merugikan )
 Veracity ( kejujuran )
 Confidentiality ( kerahasiaan )
Asuhan Keperawatan Penyakit TBC
 Pengkajian
Batuk lebih dari 3 minggu, berdahak, kadang batuk darah, nyeri dada, sesak nafas,
demam keringat malam hari, lemas, nafsu makan menurun, berat badan menurun,
riwayat paparan TBC, ronchi basah, suara nafas bronchial
 Diagnosa keperawatan
 Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan penumpukan secret
 Intoleransi aktivitas berhubungan dengan otot
 Nyeri akut berhubungan dengan batuk terus menerus
 Kurangnya pengetahuan berhubung dengan minimnya informasi
 Prioritas diagnosa
 Obsevasi TTV
 Observasi kemampuan mengeluarkan secret dan batuk secara efektif
 Berikan posisi semi fowler
 Ajarkan batuk efektif
 Ajarkan teknik ROM
 Kompres hangat pada persendian
 Anjurkan untuk aktifitas yang ringan
 Kolaborasi dengan pemberian obat anti nyeri
 Intervensi keperawatan
 Mengobservasi tanda vital dan pemberian O2
 Menganjurkan tirah baring
 Mengajarkan relaksasi distraksi
 Membagikan obat oral
 Memberikan penkes tentang penyakit TB
 Memberikan penkes tentang perawatan TB
 Memberikan penkes tentang pencegahan penyakit TB
 Memberikan lingkungan yang nyaman
 Evaluasi
 Batuk berkurang
 Lemas berkurang
 Rasa nyeri sudah hilang
 Klien sudah tahu tentang penyakit TB
 Etika
 Beneficence ( berbuat baik )
 Justice ( keadilan )
 Non-malaficence ( tidak merugikan )
 Veracity ( kejujuran )
 Confidentiality ( kerahasiaan )

Anda mungkin juga menyukai