Anda di halaman 1dari 50

LAPORANPRAKTIKUM

PROSES MANUFAKTUR I

(HMKK322)

Disusun Oleh:

Muhammad Soleh Indra Setiawan

Dosen Pembimbing :
Aqli Mursadin Ph. D

PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BANJARBARU

2021
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)

NAMA : Muhammad Soleh Indra Setiawan

NIM : 1910816110003

KELOMPOK : 1 (satu)

No Tanggal Materi Konsultasi Tanda Tangan

Nilai:…A / A- / B+ / B / B- / C+ / C

Banjarbaru, April 2021


Asisten Praktikum

Hansen Rivaldo Napitupulu


NIM.

Teknik Mesin Unlam Muhammad Soleh Indra Setiawan


Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengecoran merupakan proses manufaktur dengan merubah bentuk

logam dengan cara mencairkannya terlebih dahulu, kemudian setelah

berubah menjadi logam cair, logam tersebut dituangkan dan ditekan ke

dalam suatu cetakan yang telah dibuat sebelumnya, lalu dibiarkan

membeku, kemudian dikeluarkan dari cetakan.

Pada era modern ini, perkembangan teknologi berkembang sangat

pesat, semakin lama semakin maju. Untuk itu sebagai orang yang akan

bekerja di teknik mesin khususnya harus dapat mengembangkan

kemampuan dalam bidang teknik. Sehingga haruslah banyak belajar

tentang dasar-dasar teknik sebelum terjun dalam dunia kerja yang nyata.

Dari sekian banyak yang harus dipelajari antara lain adalah pengecoran

dan tempa, dimana semua itu merupakan suatu proses pembentukan

yang telah mendukung pembuatan suatu benda yang baik, berkualitas

dan bermanfaat. Salah satu contoh dari benda yang meliputi kedua proses

itu adalah pembuatan benda seni yang memerlukan perencanaan bentuk

dan ukuran.

Metode yang digunakan dalam pengecoran logam berkembang

menjadi berbagai macam jenis seiring dengan berjalannya waktu,

perkembangan ilmu pengetahuan dan meningkatnya kebutuhan manusia.

Metode pada praktikum pengecoran ditinjau dari jenis cetakannya yang

dapat digolongkan menjadi metode pengecoran logam cetakan tetap dan

tidak tetap. Pada metode pengecoran logam cetakan tetap diantaranya

metode high pressure die casting, low pressure die casting, centrifugal
Teknik Mesin Unlam Muhammad Soleh Indra Setiawan
1
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)
casting dan gravitiy die casting,sedangkan pada metode pengecoran

cetakan tidak tetap diantaranya yaitu pengecoran cetakan pasir,

investment casting, dan lost foam casting(LFC).

1.2 Tujuan

Adanya tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :

1. Dapat membuat pola dan cetakan pasir untuk membuat produk

coran logam.

2. Menentukan dan merencanakan sistem saluran dalam suatu

pembuatan produk coran logam.

3. Mengetahui beberapa proses atau teknik dalam pembuatan

cetakan.

4. Mengetahui besaran-besaran atau parameter proses yang terlibat

dan berpengaruh terhadap cetakan yang dibuat.

5. Merencanakan dan membuat barang jadi melalui teknik

pengecoran logam.

Teknik Mesin Unlam Muhammad Soleh Indra Setiawan


2
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengecoran Logam

Pengecoran adalah proses penuangan logam cair ke dalam cetakan

yang memiliki rongga sesuai dengan bentuk yang direncanakan,

kemudian dibiarkan mendingin dan membeku didalam cetakan sehingga

dihasilkan suatu produk coran. Dalam proses ini, ada beberapa hal yang

harus dilakukan untuk membuat produk coran adalah pencairan logam,

pembuatan cetakan dan inti, penuangan logam cair, pembongkaran,

pembersihan coran dan pengerjaan akhir.

Pasir adalah media untuk membuat cetakan, sebenarnya banyak

media lain nuntuk membuat sebuah cetakan. Namun dalam hal ini tidak

semua pasir bisa digunakan untuk membuat cetakan, hanya pasir yang

mempunyai kriteria kriteria tertentu saja yang dapat digunakan untuk

membuat cetakan. Beberapa kriteria pasir yang baik yaitu mempunyai sifat

mampu bentuk sehingga mudah dalam pembuatan cetakan dengan

kekuatan yang cocok sehigga tidak mudah rusak jika dipindahkan, selain

itu pasir juga harus permabilitas atau bisa dialiri oleh gas, pasir juga darus

tahan terhadap temperaturlogam cair selama proses penuangan, dan

yang terakhir adalah kemampuan hancur yang baik, maksudnya yaitu saat

pembongkaran cetakan lebih mudah pasir tersebut hancur agar

mempermudah proses selanjutnya.

Pemilihan cetakan pasir yang akan digunakan pada proses

pengecoran logam dipengaruhi oleh beberapa faktor teknis dan

pertimbangan ekonomisnya. Ada beberapa jenis cetakan pasir yang biasa

Teknik Mesin Unlam Muhammad Soleh Indra Setiawan


3
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)
dipergunakan, yaitu antara lain cetakan pasir basah, cetakan pasir kering,

cetakan pasir CO2 proses, cetakan pasir kulit, dan cetakan pasir yang

mengeras sendiri lainnya.

Proses pengecoran dengan cetakan pasir dilakukan dengan

menggunakan gaya gravitasi secara natural agar logam cair dapat mengisi

rongga cetakan dengan baik, oleh karena itu desain sistem saluran akan

sangat menentukan kualitas produk cor. Setiap tahap yang dilakukan

harus menyesuaikan dengan diagram alir proses pengecoran

yangmerupakan urutan dari tahapan proses pengecoran untuk

menghasilkan produk cor yang baikdengan produktivitas yang tinggi.

Berikut adalah contoh gambar diagram alir.

Gambar 2.1Skema diagram alir pengecoran


(Sumber:sakti, Arya mahendra. http://www.slideshare.net)

Teknik Mesin Unlam Muhammad Soleh Indra Setiawan


4
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)
2.1.1 Pola

Pola atau pattern adalah model yang memiliki ukuran dan bentuk

yang sama dengan bentuk aslinya kecuali pada bidang-bidang tertentu

yang disebabkan oleh beberapa faktor seperti bidang pisah, bentuk

rongga, dan proses pemesinannya. Faktor-faktor tersebut selanjutnya

akan diantisipasi dengan perhitungan penyusutan logam dan toleransi

pemesinannya. Oleh sebab itu ada beberapa faktor diatas yang harus

diperhatikan pada saat perencanaan pola yaitu:

a. Bidang Pisah (Parting line)

Fungsi dari bidang pisah ini adalah memisahkan atau membuat

partisi dari bagian pola bagian atas (cope) dan dengan pola bagian

bawah (drag). Untuk itu bagian pola atas dan bawah harus memiliki

acuan agar tidak mengalami kesalahan dimensi.

b. Penyusutan Pola

Pada setiap pola yang akan harus diketahui dahulu material apa

yang akan digunakan untuk pembuatan produk. Ukuran pola harus

ditambahkan dengan ukuran penyusutannya, setiap logam memiliki

nilai penyusutan berbeda, antara lain besi cor memiliki nilai

penyusutan (shringkage) sebesar 1%, aluminium 1.5 % dan baja 2%.

c. Kemiringan Pola

Setiap pola yang akan dibuat harus memiliki kemiringan tertentu

yaitu dengan tujuan agar pada waktu pencabutan model dari

cetakannya, pola tersebut tidak mengalami kerusakan dan

memudahkan pada saat proses pencabutan pola dari cetakannya.

Kemiringan setiap pola tergantung pada tinggi rendahnya ukuran

Teknik Mesin Unlam Muhammad Soleh Indra Setiawan


5
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)
pola tersebut jika ukuran dari suatu pola tinggi maka kemiringannya

kecil, dan sebaliknya.

d. Bahan dan Jenis Pola

Bahan-bahan yang dipakai untuk pola yaitu kayu, resin, atau

logam. Dalam proses pengecoran tertentu atau khusus digunakan

pola plaster atau lilin. Adapun keunggulan dan kekurangan dari

masing masing pola di atas yaitu sebagai berikut :

1) Pola Kayu

Kelebihan bahan pola dari kayu yaitu:

a) Digunakan untuk pola yang bentuk dan ukurannya rumit.

b) Mudah didapat

c) Mudah dikerjakan (proses pengerjaannya mudah)

d) Harganya murah.

Kekurangan bahan pola dari kayu yaitu:

a) Tidak bisa mengerjakan produksi massal.

b) Sering terjadi penyusutan.

2) Pola Logam

Kelebihan bahan pola dari logam yaitu:

a) Bisa digunakan untuk produksi massal

b) Mudah didapat.

Kekurangan dari bahan pola logam yaitu:

a) Tingkat kesulitan perjakan

b) Tidak bisa mengerjakan pola yang rumit bentuk

maupunukurannya.

3) Resin sintetis

Kelebihan bahan pola dari resin sintetis yaitu:


Teknik Mesin Unlam Muhammad Soleh Indra Setiawan
6
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)
a) Dapat digunakan untuk bentuk dan ukuran yang rumit.

b) Biasanya untuk produksi missal

Kekurangan bahan pola dari resin sintetis yaitu:

a) Harganya relatif mahal

b) Material sulit didapat

e. Peralatan Pembuatan Pola

Proses manufaktur pola kayu memerlukan alat-alat kerja kayu

yang cukup modern, seperti gergaji mesin, alat penghalus

permukaan, bor kayu, dan alat-alat pahat. Proses pembuatanya

sendiri cukup rumit karena alat ukur yang digunakan memiliki

panjang yang berbeda dengan ukuran normal akibat adanya nilai

penyusutan logam.

Pola yang terbuat dari logam diproses dengan menggunakan

mesin-mesin yang cukup canggih seperti dengan menggunakan

mesin CNC (Computerize Numerical Control), Wire cut, dan mesin

konvensional seperti bangku bubut, freis, bor, dan gerinda.

Gambar 2.2 Mesin CNC pembuat pola coran


(Sumber :Acctek.https://www.acctek-cnc.com/id/)

Teknik Mesin Unlam Muhammad Soleh Indra Setiawan


7
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)
2.1.2 Inti

Inti adalah suatu bentuk dari pasir yang dipasang pada rongga

cetakan untuk mencegah pengisian logam pada bagian yang

seharusnya berbentuk lubang atau berbentuk rongga dalam suatu

coran. Pada dasarnya inti dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu inti

pasir basah dan inti pasir kering. Inti pasir basah merupakan bagian

dari pola dan terbuat dari bahan yang sama dengan cetakan. Inti pasir

kering dibuat secara terpisah dan dipasang setelah pola dikeluarkan,

sebelum cetakan dirakit.Dalam kasus iniinti dibuat dari pasir kuarsa

yang di campur dengan airkaca (water glass/ natrium silikat), dari

campuran pasir tersebut dimasukan kedalam kotak inti kemudian

direaksikan dengan gas CO2 sehingga menjadi padat dan keras. Inti

diseting pada cetakan, kemudian cetakan di assembling dan diklem.

2.1.3 Sistim Saluran(Gatting System)

Saluran tuang merupakan suatu bagian untuk mengalirnya logam

cair mengisi rongga cetakan. Bagian-bagiannya meliputi cawan tuang,

saluran turun, saluran pengalir, dan saluran masuk. Untuk lebih

memahami bisa dilihat pada gambar berikut ini tentang bentuk saluran

secara singkat.

Gambar 2.3 Gambar saluran pada pengecoran


(Sumber :Choirul, Nanda. http://nandachoirul.blogspot.com)

Teknik Mesin Unlam Muhammad Soleh Indra Setiawan


8
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)
Sistem saluran yang ideal harus memenuhi kriteria seperti;

mengurangi cacat, menghindari penyusutan dan dapat mengurangi

biaya produksi. Sistim saluran terdiri atas :

a. Saluran Turun/Tuang (Sprue)

Sprue atau saluran tuang adalah suatu saluran vertikal tempat

penuangan atau pouring logam cair yang berada pada daerah

diatas parting line yang akan meneruskan logam cair kedalam gate,

riser dan produk cor. bentuk saluran masuk ada beberapa tipe

diantaranya adalah sprueseperti terompet dan pouring basin(bush)

yang berbentuk seperti kotak makanan.

Desain sprue/down sprue merupakan bagian yang penting saat

logam cair dituangkan. Aliran logam yang turbulen akan

menyebabkan meningkatkan daerah yang terkena udara sehingga

sehingga oksidasi mudah terjadi. Oksida yang terbentuk akan naik

ke permukaan logam cair sehingga menyebabkan coran menjadi

kasar permukaannya atau oksida akan terjebak di dalam coran dan

menyebabkan cacat. Umumnya bentuk sprue mengecil kebawah

dengan kemiringan 2-7o.

b. Saluran Pengalir (Runners)

saluran pengalir adalah saluran yang membawa logam cair dari

saluran turun ke bagian bagianyang cocok pada cetakan. Pengalir

biasanya mempunyai irisan seperti trapesium atau setengah

lingkaran sebab irisan demikian mudah dibuat pada permukaan

pisah, lagi pula pengalir mempunyai luas permukaan yang terkecil

untuk satu luas irisan tertentu, sehingga lebih efektif untuk

pendinginan yang lambat. Pengalir lebih baik sebesar mungkin


Teknik Mesin Unlam Muhammad Soleh Indra Setiawan
9
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)
untuk melambatkan pendinginan logam cair. Tetapi kalaupun terlalu

besar itu tidak akan ekonomis untuk sebuah produksi.

c. Saluran Masuk (Gate)

Saluran masuk adalah saluran yang mengisikan logam cair dari

pengalir kedalam rongga cetakan. Saluran masuk di buat dengan

irisan lebih kecil dari pada irisan pengalir, agar dapar mencegah

kotoran masuk kedalam rongga cetakan. Bentuk irisan saluran

masuk biasanya berupa bujur sangkar, segitiga, atau setengah

lingkaran, yang membesar daerah rongga cetakan untuk mencegah

terkikisnya cetakan.

d. Saluran Penambah (Riser)

Riser didesain dekat ke bagian yang tebal dan berfungsi

sebagai umpan logam cair selama pembekuan. Riser mempunyai

ukuran dan konstruksi agar dapat membeku paling akhir. Riser juga

menyalurkan gas atau udara dari rongga cetakan sehingga cacat

tuangan dapat terhindari.

2.1.4 Gating Ratio

Didefinisikan sebagai perbandingan antara luas penampang

melintang sprue : total luas penampang runner : total luas penampang

gate. Umumnya untuk besi cor dan baja, rasio ini menurun, menurut

banyak peneliti, gating ratio yang direkomendasikan adalah sebagai

berikut:

1. Quick pouring =1:2:4

2. Ordinary pouring = 1 :0,9 : 0,8

3. Slow pouring = 1 : 0,7 : 0,5

Perbedaan rasio untuk top gating dan bottom gating yaitu:


Teknik Mesin Unlam Muhammad Soleh Indra Setiawan
10
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)
1. Top gating = 1 :0,9 : 0,8

2. Bottom gating = 1 :1,1 : 1,2

2.1.5 Cetakan

Cetakan pada pengecoran logam merupakan salah satu komponen

penting untuk menghasilkan suatu produk logam melalui proses

pengecoran. Cetakan adalah suatu alat pada proses pengecoran yang

terbuat dari suatu material tahan temperatur tinggi (refractory) dan

memiliki suatu rongga dengan bentuk geometri tertentu untuk di cor dan

menghasilkan suatu produk cor yang sesuai dengan bentuk geometri

rogga tersebut.

Untuk membuat suatu cetakan pasir maka akan dibutuhkan bahan

lain yang akan di mixing dengan pasir agar sifat-sifat yang diinginkan

seperti mampu bentuk, mampu tekan, mampu retak, refractoriness,

permeabilitas dan sifat yangdiinginkan lainnya dapat dicapai. Beberapa

bahan lain yang ditambahkan kedalam pasir cetak antara lain:

a. Bentonit, adalah suatu bahan pengikat atau binder yang

dicampurkan kedalam pasir cetak dengan tujuan meningkatkan

mampu bentuk dari pasir cetak.

b. Coal dust, adalah suatu bahan tambahan pada pasir cetak yang

bertujuan agar pasir lebih terbuka ketika logam cair dituangkan

hingga permeabilitas pasir tetap baik dan juga berfungsi untuk

membentuk film gas CO2 agar antara pasir dan logam cair terpisah

dan melindungi butir pasir supaya tidak terjadi overheat dan fusi

terhadap permukaan logam.

Teknik Mesin Unlam Muhammad Soleh Indra Setiawan


11
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)
c. Air dan gula tetes, adalah bahan tambahan untuk membantu

meningkatkan mampu tekan dan kekuatan dari pasir cetak.

d. Bahan tambahan lain untuk pasir cetak seperti: dextrine, diethyl

glicol, soda ash, tepung maizena, tepung tapioka dan bahan

tambahan lainya.

Cetakan pasir basah adalah campuran antara pasir, bahan

pengikat bentonit (sejenis tanah liat), air dan bahan penolong. Cetakan

setelah selesai langsung diisi logam cair. Keuntungan : pembuatan

cepat, murah dan dapat dipakai berulangkali.

Cetakan pasir kering adalah campuran antara pasir, tanah liat,

gula tetes, melase dan air. Setelah cetakan selesai kemudian

dikeringkan dalam dapur pengering suhu (200-350)oC. Keuntungan :

Pengendalian dimensi lebih baik tetapi biaya mahal dan waktu produksi

lama (waktu pengeringan).

2.2 Tungku Peleburan Dan Perhitungan Muatan

2.2.1 Klasifikasi Tungku

Penggunaan jenis tungku dengan gangguan pada permukaan

logam cair seminimum mungkin akan sangat disukai, oleh karena itu

jenis tungku dengan terjadinya kontak langsung hasil pembakaran dan

logam cairnya harus dihindari. Disamping itu, jenis tungku yang

dilengkapi dengan sistim kontrol temperature juga penting, karena

dengan semakin tingginya temperatur logam cair, maka kelarutan gas

dan reaksi oksidasi akan semakin besar yang akan berpengaruh

terhadap terbentuknya cacat-cacat coran.

Teknik Mesin Unlam Muhammad Soleh Indra Setiawan


12
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)
Tungku adalah sebuah peralatan yang digunakan untuk

mencairkan logam pada proses pengecoran atau untuk memanaskan

bahan dalam proses perlakuan panas, karena gas buang dari bahan

bakar berkontak langsung dengan bahan baku, maka jenis bahan bakar

yang dipilih menjadi penting.

Idealnya tungku harus memanaskan bahan sebanyak mungkin

sampai mencapai suhu yang seragam dengan bahan bakar dan tenaga

kerja sesedikit mungkin. Kunci dari operasi tungku yang efisien terletak

pada pembakaran bahan bakar yang sempurna dengan udara berlebih

yang minimum. Tungku beroperasi dengan efisiensi yang relatif rendah

(dibawah 70%) dibandingkan dengan peralatan pembakaran lainnya

seperti boiler(dengan efisiensi lebih dari 90%). Hal ini disebabkan oleh

suhu operasi yang tinggi didalam tungku. Sebagai contoh, sebuah


o
tungku yang memanaskan bahan sampai suhu 1200 C akan

mengemisikan gas buang pada suhu 1200oC atau lebih yang

mengakibatkan kehilangan panas yang cukup signifikan.

Tungku secara luas dibagi menjadi dua jenis berdasarkan metode

pembangkitan panasnya: tungku pembakaran yang menggunakan

bahan bakar, dan tungku listrik yang menggunakan listrik. Tungku yang

paling umum digunakan yaitu seperti pada table berikut.

Tabel 2.1 Klasifikasi Tungku


Metode Klasifikasi Jenis Dan Contoh

Jenis bahan bakar yang Dibakar Dengan Minyak

digunakan Dibakar Dengan Gas

Dibakar Dengan Batubara

Teknik Mesin Unlam Muhammad Soleh Indra Setiawan


13
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)

Cara Pengisian Bahan Berselang (intermittent) atau batch

Berkala

Penempaan

Pengerolan Ulang/ re-rolling batch/ pusher

Pot

Kontinue

Pusher

Balok Berjalan

Perapian Berjalan

Tuingku Bogie dengan Sirkulasi Ulang

Kontinue

Tungku Perapian Berputar/ rotari heart

furnance

Cara Perpindahan Radiasi (tempat perapian terbuka)

Panas Konveksi (pemanasan melalui media)

Cara Pemanfaatan Rekuferatif

Kembali Limbah Panas Regeneratif

2.2.2 Tungku Krusibel

Tungku krusible merupakan salah satu jenis tungku dengan sistim

pemanasan tidak langsung (indirect fuel fired furnace). Fungsi

utamanya adalah untuk melebur logam tembaga, aluminium dan

sejenisnya. Peleburan muatan dilakukan dengan menggunakan

krusibel yang dipanaskan bagian luarnya secara konduksi melalui

dinding krusibel dengan sumber panas dari pembakaran minyak, gas,

kokas, arang atau pemanasan dari filamen listrik. Berdasarkan cara

Teknik Mesin Unlam Muhammad Soleh Indra Setiawan


14
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)
pencairan logamnya, tungku krusibel diklasifikasikan dalam 3 jenis

yaitu:

1. Tungku jenis lift-out

Krusibel yang dipergunakan harus selalu menggunakan jenis

refraktori dengan kapasitas maksimum 50 kg. Kerugian dari jenis

tungku ini adalah keterbatasan dalam menghasilkan produktivitas

dalam jumlah yang tinggi, memerlukan jumlah tenaga kerja yang

banyak, dan buruknya kondisi kerja, tetapi keperluan biaya

perlengkapannya paling murah.

2. Tungku jenis stationary

Tungku jenis stationary adalah jenis tungku dengan krusibel yang

ditempatkan secara permanen, kapasitas peleburannya berkisar antara

150–450 kg aluminium dan jenis krusibel refraktori maupun besi cor

dapat digunakan dalam tungku jenis ini, tetapi krusibel jenis besi cor

perlu selalu dilapis ulang dengan bahan refraktori secara periodik.

Keuntungan dari jenis tungku ini adalah terletak pada kecocokkannya

untuk beralih dari peleburan satu jenis paduan ke jenis paduan lainnya

dan tungku jenisstationari ini sangat baik untuk pemurnian aluminium

serta biaya instalasi yang diperlukan relatif tinggi.

3. Tungku jenis tilting

Tungku krusibel jenis tilting, digunakan untuk peleburan dalam

jumlah yang besar berkisar sampai 450 kg aluminium, dan penuangan

logam cairnya dengan cara dimiringkan, logam cair akan mengalir

melalui saluran yang ada pada dinding tungku atau pada bagian atas

bibir tungku. Keuntungan dari jenis tungku ini adalah dapat melebur

dengan jumlah muatan yang besar, logam cair dapat dituangkan


Teknik Mesin Unlam Muhammad Soleh Indra Setiawan
15
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)
dengan mudah dan cepat, tetapi memerlukan biaya instalasi yang relatif

cukup tinggi.

Gambar 2.4. Beberapa jenis tungku krusibel; a. lift-out crucibel,


b.Stationary pot, dan c.tilting-pot.
(Sumber :Renvile. http://iantscienties.blogspot.com)

2.2.3 Perhitungan Muatan

Perhitungan muatan (material balance) pada proses peleburan

aluminium, umumnya mengandung 30-70 material (bahan baku) utama

yang meliputi ingot aluminium dan silikon, serta unsur paduan lain yang

secara langsung ditambahkan pada logam cair seperti; Mg, Zn, dan

logam lain yang memiliki titik cair yang rendah lainnya. Namun adanya

unsur logam paduan juga akan mempengaruhi proses peleburan dan

pencairan logam aluminium.

Dalam perhitungan muatan ini perlu diperhitungkan juga adanya

kehilangan unsur karena proses peleburan (melting loss) yang nilainya

sangat tergantung pada tipe tungku yang digunakan dalam proses

peleburan, teknik peleburan, kondisi muatan, dan lain-lain.

Tabel. 2.2. Pengaruh Unsur Paduan Pada Peleburan Aluminium


Pengaruh
Unsur Baik Buruk Berasal
dari

Teknik Mesin Unlam Muhammad Soleh Indra Setiawan


16
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)

Fe<1% Menaikan kekuatan -menurunkan -master


tarik keuletan alloys(FeSi)
-meningkatkan cacat -Ladie
keropos -Geram
-menimbulkan bintik
(keras) di permukaan
Cu:2-4% -memperbaiki -menurunkan -skrap
kekerasan dan ketahanan korosi -master
kekuatan alloys
-mempermudah
permesinan
Si:5-7% -memperbaiki -menurunkan -skrap
kekuatan ketangguhan -master
-meningkatkan -menyebabkan rapuh alloys
mampu alir (jika kandungannya
-mengurangi terlalu tinggi)
pemuaian
-meningkatkan
ketahanan korosi
-meningkatkan
mampu mesin
Zn<1% -meningkatkan mamp -menurunkan -skrap
alir kekuatan -master
-menurunkan alloys
ketahanan korosi
-menimbulkan cacat
rongga (jika
kandungan terlalu
tinggi)
Mn<0,5% -meningkatkan -menurunkan mampu -skrap
kekuatan dan daya air -master
tahan terhadap -menghasilkan bintik alloys
temperatur tinggi (keras) dipermukaan
-mengurangi -mengkasarkan butir
pengaruh besi
Meningkatkan
ketahanan korosi
Mg<0,5 -meningkatkan -menurunkan -skrap
mampu mesin ketangguhan -master
-menghaluskan butir -menimbulkan bintik alloys
-meningkatkan permukaan
ketahanan korosi -meningkatkan
kecenderungan
cacat rongga udara
Ni<0,3% -meningkatkan -menurunkan -skrap
kekuatan fluiditas atau mampu -master
-meningkatkan air alloys
ketahanan korosi

Teknik Mesin Unlam Muhammad Soleh Indra Setiawan


17
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)

Pb<0,1% -memperbaiki mampu -menyebabkan -skrap


mesin segregasi -master
-menyebabkan cacat alloys
hot shortness (rapuh
panas)
Sn<0,1% -meningkatkan -menimbulkan hot -skrap
kemampuan mesin crack (retak panas) -master
-memperbaiki struktur -menimbulkan alloys
presipitasi

Cr<0,3% -menurunkan Menghasilkan -skrap


timbulnya korosi senyawa antar logam -master
tegangan yang tidak diinginkan alloys
-memperbaiki
ketangguhan

Tabel 2.3. Pengaruh jenis muatan dan tungku terhadap besarnya


kehilangan unsur peleburan (melting loss)

Virgin Charge Oxidised And


Metal Contaminated Charge
Electric Reverbratory Electric Reverbratory
And Fumaces And Fumaces
Crucible Crucible
Fumaces Fumaces
Mg 2–3 3–5 3–5 3 – 10
Be 2–3 3–5 3–5 5 – 10
Al 1 – 1.5 1–2 1–2 2–3
Na 2–3 3–5 3–5 5 – 10
Zn 1–3 2–4 2–3 3–5
Mn 0.5 – 1 1–2 1–2 2–3
Sn 0.5 – 1 1 – 1.5 1 – 1.5 1.5 – 2
Fe 0.5 – 1 0.5 – 1 0.5 – 1 0.5 – 1
Ni 0.5 – 1 0.5 – 1 0.5 – 1 0.5 – 1
Si 0.5 – 1 1 – 1.5 1 – 1.5 1.5 – 2
Cu 0.5 – 1 1–2 1–2 2–3
Pb 0.5 – 2 1 –2 - -

Teknik Mesin Unlam Muhammad Soleh Indra Setiawan


18
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)
2.3 Peleburan& Pemaduan Logam

2.3.1 Prinsip Pencairan Muatan pada Tungku Krusibel

Prinsip kerja pencairan muatan pada tungku jenis krusibel dengan

sumber panas dari bahan bakar minyak (cair) atau arang/kokas (padat)

adalah dengan cara bahan bakar dimasukkan kedalam ruang reaksi

(burner) sehingga akan menimbulkan panas dialirkan secara radiasi ke

dinding krusibel. Selanjutnya energi panas ini dipindahkan secara

konduksi ke dalam muatan melalui dinding krusibel. Reaksi

pembakaran antara bahan bakar dengan oksigen (O 2) dalam udara

menghasilkan gas CO2 dan H2O serta energi panas. Energi panas

tersebut yang diperlukan untuk mencairkan muatan dalam krusibel

hingga mencair.

Proses pencampuran antara bahan bakar dan oksigen dalam

udara, berlangsung sangat pendek. Pemanasan bahan bakar dan dara

dilakukan sangat cepat, karena pemanasan cepat inilah senyawa-

senyawa hidrokarbon tersebut terurai menjadi senyawa-senyawa yang

lebih ringan dengan unsur dasar karbon dan hidrogen. Sebagai hasil

dekomposisi thermal ini, sebagian besar pembakaran terjadi antara

hidrogen dan karbon elemental. Unsur hidrogen terbakar denan nyala

api yang tidak terlihat (luminous flame), sementara unsur karbon

terbakar dengan nyala api kuning yang khas (yellow flame).

Teknik Mesin Unlam Muhammad Soleh Indra Setiawan


19
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)

Gambar 2.5 Tungku peleburan logam


(Sumber :Li, Zhentao. http://id.lingchengchina.com)

2.3.2 Peleburan Aluminium dan Paduannya

Aluminium murni dan paduan aluminium dapat dicairkan dengan

berbagai cara seeperti tungku coreless,channel induction, crusible,

open-heart reveratory furnaces yang memakai sumber panas dari gas

atau bahan bakar minyak, dan tungku electric resistance serta electric

radiation adalah jenis-jenis tungku yang biasa digunakan. Salah satu

jenis tungku peleburan logam yang banyak digunakan yaitu, Sealed

crusible furnace. Dengan kerangka yang terbuat dari baja yang dilas,

bagian atas ditutup lembaran baja yang dilapisi dengan bata tahan api,

bagian lining terbuat dari bata tahan api setebal 3-4 in. Tungku crucible

biasanya digunakan untuk peleburan logam non ferrous, seperti

aluminium,seng, tembaga dan timah. Pada tungku peleburan ini,

crusible biasanya terbuat dari tanah liat atau grafit yang diletakan

didalam ruang pembakaran.

Crusible yang terbuat dari besi cor atau baja digunakan dengan

tujuan untuk menyediakan panas yang cukup bagi logam sehingga

temperatur logam cair konstan. Crusible jenis ini mempunyai

Teknik Mesin Unlam Muhammad Soleh Indra Setiawan


20
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)
konduktivitas panas dan kekuatan mekanik yang baik. Tetapi crusible

yang terbuat dari besi cor atau baja mempunyai kelemahan, yaitu unsur

Fe dapat larut ke dalam logam aluminium cair.Peleburan aluminium

paduan memiliki tingkat temperature baik peleburannya sendiri maupun

tempratur penuangan yang berbeda beda tergantung dari seperti apa

paduannya, berikut adalah tablel Titik cair

Tabel 2.2. Titik cair dan temperatur penuangan dari paduan aluminium

TEMP. TEMP. TEMP.

PANDUAN DAN MULAI AKHIR PENUANGAN

KOMPOSISI CAIR (°C) CAIR CAIR (°C)

(°C)

Al – 4.5Cu 521 644 700 – 780

Al – 4Cu - 3Si 521 627 700 – 780

Al – 4.5Cu – 5Si 521 613 700 – 780

Al – 12Si 574 582 670 – 750

Al – 9.5Si – 0.5Mg 557 596 670 – 740

Al – 3.5Cu – 8.5Si 538 593 700 – 780

Al – 7Si – 0.3Mg 557 613 700 – 780

Al – 4Cu – 1.5Mg – 2Ni 532 635 700 – 760

Al – 3.8Mg 599 641 700 – 760

Al – 10Mg 499 604 700 – 760

Al – 12Si – 0.8Cu – 1.7Mg – 538 566 670 – 740

2.5Ni

Teknik Mesin Unlam Muhammad Soleh Indra Setiawan


21
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)

Al – 9 – Si – 3.5Cu – 0.8Mg 520 582 670 – 740

– 0.8Ni

2.3.3 Kelarutan Gas pada Cairan Aluminium dan Paduan

Secara umum telah diketahui bahwa atom dalam bentuk gas

akan bersatu atau masuk kedalam logam cair, ketika dua atom bersatu

membentuk suatu molekul, molekul gas tersebut akan keluar, tapi bisa

juga gas tersebut terperangkap didalam logam cair membentuk

gelembung. Didalam peleburan aluminium, hanya sedikit hidrogen yang

diserap dari atmosfer. Sumber utama hidrogen didalam Al adalah uap

air, uap panas, atau hasil dari reaksi kimia sebagai berikut :

3H2O + 2Al = 6H + Al2O3

(uap air) (aluminium) (Hidrogen) (aluminium oksida)

Temperatur logam cair juga menentukan jumlah hidrogen yang

diserap. Ketika temperatur naik volume hidrogen yang larut kedalam

logam cair akan semakin besar.Gambar di bawah ini memperlihatkan

betapa cepatnya kandungan hidrogen naik ketika temperatur aluminium

cair naik. Paduan yang mengandung hidrogen ± 0,01cm3/100 gram

relatif bebas dari porositas.

Teknik Mesin Unlam Muhammad Soleh Indra Setiawan


22
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)

Gambar 2.6. Pengaruh temperatur terhadap daya larut hidrogen


dalam aluminium.
(Sumber Modul Praktikum Kerja Bangku)

Ketika temperatur logam cair turun, gas hidrogen akan terdesak

keluar dengan cepat dan ini menyebabkan terjadinya pinhole atau

porositas. Dalam Gambar 2.6 tersebut ditunjukkan kelarutan

ditunjukkan kelarutan gas Hidrogen pada logam paduan Alumunium

seri 319 yang ditunjukkan dalam kurva, dimana diasumsikan bahwa

tidak terjadi perubahan kelarutan dalam kondisi padat, hal mana suatu

paduan akan menahan kelarutan gas hidrogen lebih kecil dari pada

alumunium murni tetapi perlu diingat dengan penambahan unsur

paduan berarti akan menurunkan titik beku logamnya. Sehingga garis

tegak pada Gambar tersebut akan bergeser ke kiri.

Kelarutan gas hidrogen pada coran logam paduan aluminium

antara 0,6-1,0 ml/100 gram aluminium. Hal ini tergantung dari

persentase unsur paduan dan temperatur. Sebagai contoh pada ingot

aluminium umumnya mengandung kelarutan gas hidrogen antara 0,2

ml/100 gram aluminium.

Teknik Mesin Unlam Muhammad Soleh Indra Setiawan


23
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)
2.4 Cacat Pengecoran

Pada proses pengecoran logam terjadinya cacat pada hasil coran

sangat dihindari. Karena dengan terjadinya cacat maka akan mrrugikan

kualitas dari hasil coran tersebut serta menurunkan efektifitas dari proses

produksi. Cacat pada pengecoran tentunya akan bisa diminimalisir

dengan mempelajari hal hal apa saja yang memungkinkan suatu produk

coran mengalami kecacatan.

2.4.1 Faktor factor yang mempengaruhi cacat pada coran

a. Mekanisme Gas Pada Waktu Pembekuan

Ketika logam cair dituangkan ke dalam cetakan maka akan

mengalami pendinginan dengan cepat. Logam cair kemudian tidak

dapat menahan lebih lama gas-gas yang larut dikarenakan batas

kelarutan yang berkurang berdasarkan turunnya temperatur dan

akibatnya kemudian akan terbentuk gelembung-gelembung gas.

Ketika logam cair mulai membeku, gelembung gas terbentuk pada

daerah yang berdekatan dengan kulit yang padat karena

temperaturnya turun. Ini berlanjut ketika proses pembekuan

berlangsung terus. Gelembung gas tidak dapat keluar karena puncak

riser membeku. Kepala riser meletus keluar karena tekanan yang

besar dilepaskan oleh hirogen ketika gas tersebut mengalami

tekanan dari logam.

b. Rongga Udara

Rongga udara merupakan cacat yang paling banyak terjadi

dalam berbagai bentuk. Rongga udara dapat muncul sebagai lubang

pada permukaan atau di dalam coran. Rongga-rongga gas yang kecil

Teknik Mesin Unlam Muhammad Soleh Indra Setiawan


24
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)
disebut pinhole yang akhirnya dikenal sebagai gas porosity

sedangkan rongga-rongga yang besar disebut blow hole atau gas

hole. Porositas (pinhole) adalah lubang didalam permukaan yang

biasanya berbentuk bola dan halus. Cacat ini timbul apabila gas-gas

terutama hydrogen terbawa dalam logam cair terkurung dalam logam

yang disebabkan tekanan logam selama pembekuan.

c. Dros

Logam cair dari paduan aluminium mudah teroksidasi. Oksida

dalam logam cair atau berasal dari kotoran pada muatan dan hasil

reaksi oksidasi pada saat peleburan terkumpul sebagai dros pada

permukaan atau bagian dalam coran.

d. Gas dan porositas

Porositas pada logam coran merupakan salah satu cacat coran,

yang disebatkan oleh gas hidrogen dan menyebatkan coran itu tidak

terpakai. Hal ini akan dibahas hubungan konsentrasi gas hidogen

dan pengaruhnya terhadap sifat coran.

Gambar 2.7 Macam macam porositas pada logam coran


(Sumber :Suprapto. http://suprapto-5315077624.blogspot.com/2010/)

Secara makroskopik terbentuknya coran selalu ada

penyusutan, hal ini disebabkan karena pengisisaan yang kurang.

Lubang pori-pori (rongga) yang besar mencakup banyak struktur

dendrit yang terbentuk, Penyusutan lubang pori-pori yang lebih besar


Teknik Mesin Unlam Muhammad Soleh Indra Setiawan
25
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)
pada coran, biasanya berbentuk penyusutan pipa, porositas dapat

pula terjadi pada daerah permukaan coran (Pinhole porositity). Pada

umumnya micro porositas yang ditemukan dalam coran adalah

kombinasi gas dan penyusutan jenis rongga yang terjadi di antara

struktur dendrit, merupakan bagian dari struktur padat

2.4.2 Macam macam cacat coran

komisi pengecoran internasional telah membuat penggolongan

cacat cacat coran dan dibagi menjadi 9 macam, yaitu :

1. Ekor tikus tak menentu atau kekasaran yang meluas

2. Lubang-lubang

3. Retakan

4. Permukaan kasar

5. Salah alir

6. Kesalahan pengukuran

7. Inklusi dan struktur tak seragam

8. Deformasi

9. Cacat cacat tak Nampak.

Teknik Mesin Unlam Muhammad Soleh Indra Setiawan


26
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)
BAB III

METODE PERCOBAAN

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum pengecoran dilakukan pada bulan April 2021 yang

dilaksanakan Prodi Teknik Mesin Universitas Lambung Mangkurat

Fakultas Teknik Banjarbaru.

3.2 Alat dan Bahan

Adapun alat yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu:

1. Cetakan kayu

2. Tungku

3. Cawan tuang

4. Blower

5. Penggaris

6. Thermometer gun

7. Ladel

8. Palu

9. Sarung tangan anti panas

10. Wire cutting foam (electric)

Adapun bahan yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu :

1. Aluminium

2. Arang (bahan bakar)

3. Minyak tanah

4. Pasir Cetak Basah (hitam)

5. Pasir Cetak Kering (coklat)

6. Sterofoam

7. Pola kayu
Teknik Mesin Unlam Muhammad Soleh Indra Setiawan
27
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)
8. Air

9. Baby Powder

3.3 Prosedur Percobaan

Adapun prosedur percobaannya adalah sebagai berikut :

3.3.1Pengecoran Pasir basah

1. Menyiapkan Pola Kayu

2. Memeriksa kesiapan tungku dan peralatannya.

3. Menyalakan tungku peleburan.

4. Material charging (masukkan muatan dalam krusibel).

5. Membersihkan slag/terak.

6. Liquid metal treatment.

7. Mengecek temperatur pouring/penuangan.

8. Menuang logam cair pada cetakan.

9. Mengambilan hasil pengecoran.

10. Mengukur hasil pengecoran dengan pola awal.

3.3.2 Pengecoran evaporative

1. Membuatan pola (sterofoam)

2. Meriksa kesiapan tungku dan peralatannya

3. Menyalakan tungku peleburan

4. Material charging (masukkan muatan dalam krusibel)

5. Liquid metal treatment

6. Mengecek temperatur pouring/penuangan

7. Menuangan logam cair pada cetakan

8. Mengambil hasil pengecoran

9. Mengukur hasil pengecoran dengan pola awal

Teknik Mesin Unlam Muhammad Soleh Indra Setiawan


28
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)
DAFTAR PUSTAKA

Praestya,C.,dkk (2012),“Pengaruh Jumlah Saluran Masuk pada Pengecoran

Impeller Turbin Croosflow terhadap Cacat Permukaan dan Porositas”

Jurnal TeknikMesin,Universitas Brawijaya Malang.

Siswanto Rudi. 2017. Modul Praktikum Proses Kerja Bangku.Universitas

Lambung Mangkurat: Banjarbaru.

Surdia,T.danChijiwa,K.,2006,TeknikPengecoranLogam,P.T.Pradnya

Paramita,Jakarta.

Dasar-dasar Pengecoran Logam. (Online) http://suprapto-

5315077624.blogspot .com. Diakses pada 11 April 2020

Cacat coran dan Pencegahannya. (Online)https://logamceper.com

Diakses pada 11 April 2020

Macam macam porositas pada logam coran. (Online) http://suprapto-

531507762 4.blogspot.com/2010/. Diakses pada 11 April 2020

Proses Pengecoran. (online) http://nandachoirul.blogspot.com

Diakses pada 21 Mei 2020

Teknik Mesin Unlam Muhammad Soleh Indra Setiawan


29
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Teknik kerja bangku merupakan teknik dasar yang harus dikuasai oleh

seseorang dalam mengerjakan benda kerja dan sebagai dasar untuk

materi teknik permesinan pada tingkat selanjutnya. Pekerjaan kerja

bangku meliputi berbagai jenis kontruksi geometris yang sesuai dengan

perintah kerja. Persyaratan kualitas terletak kepada pemahaman

seseorang dalam praktek kerja bangku dan pelaksanaannya di tempat

kerja yang meliputi tingkat keterampilan dasar penguasaaan alat tangan,

tingkat kesulitan produk yang dibuat dan tingkat kepresisian hasil kerja.

Kerja bangku tidak hanya menitikberatkan pada pencapaian hasil kerja,

tetapi juga pada prosesnya. Di mana pada proses tersebut lebih

menitikberatkan pada etos kerja yang meliputi ketekunan, disiplin,

ketahanan, serta teknik sebagai dasar sebelum melanjutkan ke

pengerjaan yang menggunakan mesin-mesin produksi.

Pekerjaan kerja bangku meliputi mengikir, mengebor, mengetap.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini mengalami

kemajuan yang sangat pesat. Mahasiswa dituntut selalu mengembangkan

segala potensi yang ada pada dirinya guna membentuk keterampilan yang

berkualitas, professional dan berwawasan luas.

Adapun alat pelindung diri yang harus digunakan pada saat praktikum

kerja bangku yaitu, Sarung tangan untuk melindungi tangan dari benda

tajam pada saat bekerja, Masker untuk penyaring udara yang dihirup pada

saat bekerja, Kacamata untuk melindungi mata dari debu atau material

Teknik Mesin Unlam Muhammad Soleh Indra Setiawan


30
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)
kecil pada saat bekerja, baju wearpack melindungi badan pada saat

bekerja. Oleh karena itu,praktikum ini dilaksanakan untuk memperoleh

pengetahuan teoritis tapi juga secara praktikal.

1.2 Tujuan Praktikum

Tujuan dari praktikum kerja bangku adalah:

a. Untuk mengetahui peralatan kerja bangku dan fungsinya.

b. Untuk melatih mahasiswa agar mampu menggunakan alat kerja

yang sesuai dengan fungsinya

c. Mampu menghasilkan benda kerja sesuai dengan gambar kerja

yang ditentukan

Teknik Mesin Unlam Muhammad Soleh Indra Setiawan


31
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Kerja Bangku

Kerja bangku merupakan proses pembentukan benda kerja secara

manual atau menggunakan keterampilan tangan, baik dalam proses

pengikiran, pemotongan dan sebagainya. Tujuan utama praktikum kerja

bangku pada dasarnya untuk melatih keterampilan tangan dan kejelian

mata seorang praktikan. Hal tersebut juga merupakan langkah awal

proses manufacturer dalam mengenal dunia manufaktur agar tidak terkejut

saat memasuki dunia industri yang sesungguhnya. Praktek kerja

bangkumelatih mahasiswa agarmampu menggunakan alat kerja yang baik

dan benar serta mampu menghasilkan benda kerja yang memiliki

standartertentu sesuai dengan lembar kerja yang ditentukanDalam

praktikum ini ada beberapa kompetensi keahlian yang akan diajarkan,

kompetensi-kompetensi tersebut adalah mengikir, menggambar diatas

permukaan benda kerja (logam), menggergaji, mengebor, sney dan tap

serta penggunaan jangka sorong.

2.2 Peralatan Utama Kerja Bangku

2.2.1 Ragum / Vice

Ragum adalah alat yang digunakan dalam kerja bangku yang

berfungsi untuk menjepit benda kerja pada pekerjaan yang meliputi

mengikir, menggergaji, memahat dll. Ragum biasanya terpasang pada

meja kerja dan terbuat dari besi tuang atau besi tempa. Agar benda

kerja tidak mengalami kerusakan atau luka pada mulut ragum dilengkapi

dengan vice klem.

Teknik Mesin Unlam Muhammad Soleh Indra Setiawan


32
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)
Pemasangan ragum pada meja kerja harus disesuaikan dengan

tinggi pekerja yang akan bekerja. Sebagai patokan adalah apabila

ragum dipasang pada meja kerja maka tinggi mulut ragum harus

sebatas siku dari pekerja pada posisi berdiri sempurna. Hal ini bertujuan

agar memudahkan dan mempertimbangkan keamanan pekerja saat

memakai ragum.

Gambar 2.1. Ragum/Vice


(Sumber: Pratama, Galang Dimas. http://infopemesinan.blogspot.com)

Ada beberapa jenis ragum yang bias digunakan dalam praktikum

kerja bangku namun kali ini yang akan dibahas adalah ragum penjepit

belakang dan ragum penjepit depan.

A. Ragum Penjepit Belakang

Jenis ragum ini digunakan pada pekerjaan permesinan dan

petukangan kayu. Pergerakan penjepitnya dilakukan oleh poros berulir

yang menggerakan bagian belakang ragum. Pelapis rahang ragum

dapat diganti dan dikeraskan.

B. Ragum Penjepit Depan

Ragum ini banyak digunakan untuk menjepit benda kerja yang

panjang pada posisi tegak. Apabila rahang digerakkan kedepan,

Teknik Mesin Unlam Muhammad Soleh Indra Setiawan


33
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)
permukaan bawah akan bebas didepan meja kerja sehingga dapat

menjepit benda kerja panjang pada posisi menghadap kebawah.

2.2.2 Kikir/File

Kikir banyak digunakan untuk pekerjaan-pekerjaan akhir seperti

menghilangkan bagian-bagian tajam dari sisa-sisa pengerjaan mesin

atau pada proses perakitan.

Gambar 2.2 Kikir


Sumber: (http:// muhammadmuzakii.blogspot.co.id)

A. Jenis Kikir

a. BerdasarkanBentuk

1. Kikir rata (plat), tebal kikir seluruhnya sama, lebar kikir kearah

ujungnya menirus kikir. Fungsinya untuk meratakan dan

membuat bidang sejajar dan tegak lurus.

2. Kikir blok lebar, kikir seluruhnya sama,lebar kikir bagian

ujungnya berkurang. Fungsinya membuat rata, sejajar dan

menyiku antara bidang satu dengan bidang lainnya.

3. Kikir segi empat (square),fungsinya membuat rata dan menyiku

antara bidang satu dengan bidang lainnya.

4. Kikir segitiga (triangle) bentuknya segi tiga,segitiga kikir pada

bagian ujungnya mengecil. Fungsinya untuk meratakan dan

menghaluskan bidang berbentuk sudut 60 atau lebih besar.

5. Kikir pisau (knife) bentuknya mirip pisau,fungsinya untuk

Teknik Mesin Unlam Muhammad Soleh Indra Setiawan


34
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)
meratakan dan menghaluskan bidang berbentuk sudut 60 atau

lebih kecil.

6. Kikir setengah bulat (half round), fungsinya untuk

menghaluskan, meratakan dan membuat bidang cekung.

7. Kikir silang (crossing) fungsinya untuk menghaluskan bidang

cekung dan membuat bidang cekung.

8. Kikir bulat (round) bentuk bulatnya pada ujungnya makin

mengecil, fungsinya untuk menghaluskan dan menambah

diameter bidang bulat.

b. BerdasarkanProsesPembuatan

1. GigiPahatan

Gigi kikir ini dibuat dengan cara dipahat sehingga menghasilkan

sudut tatal negatif dan sudut potong lebih besar dari 90°. Kikir ini

digunakan untuk mengerjakan benda yang bahan dasarnya keras.

2. Gigi Yang Diprais

Gigi kikir yang diprais menghasilkan sudut tatal yang positif dengan

sudut pemotong lebih kecil dari 90°. Disebabkan karena sudut

tatal yang positif itu maka kikir ini hanya digunakan untuk

mengerjakan bahan yang lunak.

c. BerdasarkanJumlah Gigi

1. Kikir Gigi Tunggal

Kikir gigi tunggal menunjukan kedudukan gigi kikir tunggal yang

menyudut 54° terhadap garis sumbu. Bram-bram tidak mudah dan

gigi itu akan terhalang.Saat ini gigi tipe ini hampir tidak digunakan

lagi.

Teknik Mesin Unlam Muhammad Soleh Indra Setiawan


35
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)
2. Kikir Gigi Ganda

Pada kikir gandapahatan bagian dalam dibuat lebih dalam

dibandingkan pahatan pada bagian yang membentuk sudut 70°

terhadap garis sumbu. Dengan demikian tidak akan terjadi alur-

alur bekas pengikiran pada benda pekerjaan.

d. Dimensi Kikir

Dimensi kikir ini terdiri dari panjang kikir dan jumlah gigit tiap cm

atau tiapInch. Kikir dibuat dari baja karbon tinggi yang ditempa dan

disesuaikan dengan ukuran panjang, bentuk, jenis dan gigi

pemotongnya. Derajad kekasatan kikir adalah kasar setengah ,kasar,

dan sangat halus..

Gambar 2.3 Dimensi Kikir


(Sumber: Modul Praktikum Kerja Bangku)

Tabel 2.1 Contoh Ukuran Kikir

Keterangan Mutu :
00 : Kasar. 2 : Sedang. 5 :Setengahlembut.
0 : SetengahKasar 3 :SetengahHalus. 6 : Lembut.
1 :AgakKasar. 4 : Halus. 8 :Lembutsekali.

Teknik Mesin Unlam Muhammad Soleh Indra Setiawan


36
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)
2.2.3 Gergaji

Gergaji adalah alat perkakas yang biasa digunakan untuk

memotong dan mengurangi ketebalan benda kerja sebelum dilakukan

pengikiran terhadap benda.

A. Bagian dari bentuk gergaji

1. Bingkai

Terbuat dari pipa baja kuat dankaku agar mudah mengarahkan

daun gergaji.

2. Tangkai

Terbuat dari logam lunak dan harus nyaman dipegang.

3. Pasak

Bagian untuk memegang daun gergaji.

4. Nut kupu-kupu

Pengatur kekencangan daun gergaji.

B. Daun Gergaji

Beberapa faktor yang harus diketahui untuk memilih daun gergaji.

1. Material daun gergaji terbuat dari baja karbon atau dari

HSS(high speed steel).

2. Daun gergaji ini dikeraskan pada bagian mata potongnya saja

atau secarakeseluruhan tergantung dari kebutuhan.

3. Daun gergaji untuk memotong material yang keras mempunyai

sudut buang 0°, sedangkan untuk memotong material yang lunak

sudut buangnya 5°-20°.

Teknik Mesin Unlam Muhammad Soleh Indra Setiawan


37
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)

Gambar 2.5 Daun Gergaji


(Sumber: Modul Praktikum Kerja Bangku)

e. Ukuran Daun Gergaji.

A= Jarak antar lubang

B= Lebar daun gergaji

C= Tebal daun gergaji

Ukuran daun gergaji yang biasa dipakai untuk gergaji tangan

adalah:

A=300 mm B=13 mm C=0.65 mm


A=12" B=1/2“ C=0.025"

Gambar 2.6 Ukuran Daun Gergaji


(Sumber: Modul Praktikum Kerja Bangku)

Teknik Mesin Unlam Muhammad Soleh Indra Setiawan


38
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)
2.2.4 Palu

Palu dipergunakan untuk memukul benda kerja pada pekerjaan

memahat, mengeling, membengkok dan sebagainya.Adapun macam-

macam jenis palu dapat dilihat pada Gambar dibawah ini.

Gambar 2.7 Palu


(Sumber: Modul Praktikum Kerja Bangku)

Palu juga terdiri dari palu keras dan palu lunak, Palu keras dibuat

dari bahan baja yang kedua ujungnya dikeraskan, palu lunak dibuat dari

bahan kayu, plastik, karet, tembaga, dan kuningan.

2.2.4 Mesin Bor

Mesin bor adalah suatu jenis mesin gerakanya memutarkan alat

pemotong yang arah pemakanan mata bor hanya pada sumbu mesin

tersebut (pengerjaan pelubangan). Sedangkan pengeboran adalah

operasi yang dapat membuat atau menghasilkan lubang berbentuk

bulat dalam lembaran-kerja dengan menggunakan pemotong berputar

yang disebut bor dan memiliki fungsi untuk membuat lubang, membuat

lubang bertingkat, membesarkan lubang, chamfer.

Gambar 2.8 Mesin Bor


(Sumber : Modul Praktikum Kerja Bangku)

Teknik Mesin Unlam Muhammad Soleh Indra Setiawan


39
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)
A. Jenis-Jenis Mesin Bor

1. Mesin Bor Meja

Mesin bor meja adalah mesin bor yang diletakkan diatas meja.

Mesin ini digunakan untuk membuat lobang benda kerja dengan

diameter kecil (terbatas sampai dengan diameter 16 mm). Prinsip

kerja mesin bor meja adalah putaran motor listrik diteruskan ke

poros mesin sehingga poros berputar. Selanjutnya poros berputar

yang sekaligus sebagai pemegang mata bor dapat digerakkan naik

turun dengan bantuan roda gigi lurus dan gigi rack yang dapat

mengatur tekanan pemakanan saat pengeboran.

2. Mesin Bor Lantai

Mesin bor lantai adalah mesin bor yang dipasang pada lantai.

Mesin bor lantai disebut juga mesin bor kolom. Jenis lain mesin bor

lantai ini adalah mesin bor yang mejanya disangga dengan batang

pendukung. Mesin bor jenis ini biasanya dirancang untuk

pengeboran benda-benda kerja yang besar dan berat.

3. Mesin Bor Radial

Mesin bor radial khusus dirancang untuk pengeboran benda-

benda kerja yang besar dan berat. Mesin ini langsung dipasang

pada lantai, sedangkan meja mesin telah terpasang secara

permanen pada landasan atau alas mesin.

4. Mesin Bor Koordinat

Mesin bor koordinat pada dasarnya sama prinsipnya dengan

mesin bor sebelumnya. Perbedaannya terdapat pada sistem

pengaturan posisi pengeboran. Mesin bor koordinat digunakan

untuk membuat lobang dengan jarak titik pusat dan diameter

Teknik Mesin Unlam Muhammad Soleh Indra Setiawan


40
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)
lobang antara masing-masingnya memiliki ukuran dan ketelitian

yang tinggi. Untuk mendapatkan ukuran ketelitian yang tinggi

tersebut digunakan meja kombinasi yang dapat diatur dalam arah

memanjang dan arah melintang dengan bantuan sistem optik.

B. Bagian-Bagian Mesin Bor

1. Cekam Bor

Cekam bor digunakan untuk memegang mata bor bertangkai

silindris. Biasanya cekam ini mempunyai 2 atau 3 rahang penjepit.

Ukuran cekam bor yang ditunjukkan oleh diameter terbesar dari

mata bor yang dapat dijepit.

2. Sarung Pengurung/Sarung Tirus

Mata bor yang bertangkai tirus dapat dipegang oleh sarung

pengurung yang berlobang tirus. Oleh karena tangkai dan sarung

berbentuk tirus, maka pada saat mata bor ditekania akansaling

mengunci. Lubang dan tangkai tirus dibuat menurut tirus morse

yaitu ketirusan menurut standar internasional.

C. Pemegang dan Penjepit Benda Kerja

1. Ragum Tangan

Ragum tangan dapat dibuka dan dikunci dengan kekuatan

tangan. Benda kerja yang dapat dijepit oleh ragum tangan harus

berukuran kecil dan terbatas sampai pada diameter ± 6 mm.

2. Ragum Mesin

Benda kerja yang besar tidak dapat dipegang oleh tangan

karena gaya pemotongannya semakin besar, maka digunakan

ragum mesin.

Teknik Mesin Unlam Muhammad Soleh Indra Setiawan


41
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)
3. Meja Mesin

Penjepitan benda kerja pada meja mesin umumnya dilakukan

apabila benda kerja tidak mungkin di jepit oleh ragum.

4. Tangan

Pemegangan benda kerja dengan tangan dapat dilakukan untuk

benda kerja yang kecil dan panjang serta lobang yang dibuat tidak

dalam dan berdiameter kecil.

2.2.5 Tap dan Snei

a. Tap (Membuat Ulir Dalam)

Alat yang dipakai untuk membuat ulir dalam dengan tangan

disebut tap tangan untuk membedakan penggunaannya dengan

yang dipakai mesin.

Gambar 2.9 Tap dan Pemegang Tap


(Sumber: Modul Praktikum Kerja Bangku)

b. Snei (Membuat Ulir luar)

Alat yang dipakai untuk membuat ulir luar disebut snei .Sama

halnya dengan tap, Snei juga terbuat dari baja HSS. Peralatan ini

biasanya terbuat dari baja karbon tinggui sehingga memiliki tingkat

kualitas yam baik.

Teknik Mesin Unlam Muhammad Soleh Indra Setiawan


42
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)

Gambar 2.10 Snei


Sumber: (Modul Praktikum Kerja Bangku)

2.3 Peralatan Pendukung dan Alat Ukur pada Kerja Bangku

Berikut ini beberapa macam alat pendukung benda kerja yang umum

digunakan dalam kerja bangku:

2.3.1 Mistar baja

Mistar baja (Gambar 2.11) mempunyai panjang 30 cm sampai

dengan 100 cm dalam skala satuan mm dan inchi, digunakan untuk

mengukur panjang dan alat bantu menggores serta sebagai acuan

ukuran.

Gambar 2.11 Mistar Baja


(Sumber: Modul Praktikum Kerja Bangku)

2.3.2 Busur derajat (Bevel protractor)

Merupakan alat yang biasa digunakan untuk mengukur dan

membentuk sudut. Protractor sederhana biasanya berupa cakram

separuh dan alat ini sudah digunakan sejak ribuan tahun yang lalu

dalam ilmu geometri.Busur derajat pada umumnya terbuat dari bahan

stainless teel dengan tujuan agar supaya tahan terhadap karat.

Teknik Mesin Unlam Muhammad Soleh Indra Setiawan


43
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)

Gambar 2.12 Busur Derajat


( Sumber: www.inpertek.com)

2.3.3 Penggores

Penggores (scriber) adalah alat untuk menggores benda kerja

(logam) sebagai gantinya pensil apabila hendak menggambar diatas

kertas. Ada 3 jenis penggores yang sering digunakan yaitu penggores

teknik, penggores saku dan penggores mekanik, seperti ditunjukkan

pemakaiannya pada :

Gambar 2.13 Penggores


Sumber: (Modul Praktikum Kerja Bangku)

2.3.4 Siku-siku

Siku-siku adalah siku-siku yang digunakan untuk menyiku benda

kerja. Siku-siku geser digunakan untuk mengetahui kesikuan atau

Teknik Mesin Unlam Muhammad Soleh Indra Setiawan


44
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)
pembanding kesikuan sudut yang tidak membentuk 90, sedangkan siku

siku standar dipergunakan untuk mengetahuisudut yang dibentuk

adalah tepat 90.

Gambar 2.14 Siku siku standar


(Sumber : modul praktikum kerja bangku)

2.3.5 Penitik pusat

Penitik pusat (Center-punch) terbuat dari baja perkakas yang

bagian badanya dikartel agar tidak licin sewaktu dipegang, ujungnya

lancip dengan sudut 90. Penitik digunakan untuk menandai titik pusat

lubang yang akan dibor.

Gambar 2.15 Penitik


(Sumber :Pratama, Galang dimas. www.infopemesinan.blogspot.com)

Teknik Mesin Unlam Muhammad Soleh Indra Setiawan


45
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)
BAB III

METODE PERCOBAAN

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum kerja bangku dilakukan pada bulan April 2021 yang

dilaksanakan Prodi Teknik Mesin Universitas Lambung Mangkurat

Fakultas Teknik Banjarbaru.

3.2 Alat dan Bahan

a. Alat yang digunakan

1. Mesin Bor.

2. Ragum.

3. Kikir.

4. Waterpass.

5. Meteran/mistar/Jangka Sorong.

6. Mata Bor Ø7 mm dan Ø9 mm.

7. Busur.

8. Tap M5x8

b. Bahan yang digunakan

1. Benda yang sudah dilakukan pengecoran

3.3 Pelaksanaan Praktikum

1. Menggunakan alat keselamatan kerja (safety).

2. Menentuan komponen yang akan dibentuk.

3. Menyiapkan mesin yang akan digunakan, ikuti selalu seluruh

instruksi.

4. Mengukur dan benda kerja sesuai dengan kebutuhan komponen.

Teknik Mesin Unlam Muhammad Soleh Indra Setiawan


46
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)
5. Letakkan benda kerja di ragum kemudian kikir hingga membentuk

pola yang diinginkan

6. Lakukan proses finishing menggunakan kikir yang lebih halus hingga

membentuk benda kerja.

7. Lakukan penitikan pada benda kerja dengan menggunakan penitik

8. Letakkan benda kerja di ragum mesin bor kemudian di jepit

9. Senter benda kerja dengan menggunakan waterpass.

10. Setelah disenter, bor benda kerja di posisi senter menggunakan

mata bor ukuran yang sesuai.

11. . Lakukan proses tap sesuai yang diperlukan

12. Rapihkan kembali alat-alat dan bahan yang telah digunakan.

13. Selesai

Teknik Mesin Unlam Muhammad Soleh Indra Setiawan


47
Praktik Proses Kerja Bangku (Teknik Pengecoran Logam dan Kerja Bangku)
DAFTAR PUSTAKA

Muhammad Tekad, Anthonius LSH. 2006. Bahan ajar teknik kerja bangku

dan pelat. Politeknik Negeri Ujung Pandang.

Siswanto Rudi. 2017. Modul Praktikum Proses Kerja Bangku.Universitas

Lambung Mangkurat: Banjarbaru.

Ragum adalah suatu alat. (Online). http://infopemesinan.blogspot.com

Diakses pada 12 April 2020

Makalah teknik kerja bangku, (online), https://slideshare.net

Diakses pada 12 April 2020

Teknik mesin manufaktur, (online),

http://teknikmesinmanufaktur.blogspot.com

Diakses pada 12 April 2020

Zuliadin, Ilham. 2018. Pengertian Kerja Bangku dan Peralatan Kerja

Bangku. (online), https://tugasmahasiswateknik99.blogspot.com

diakses 21 April 2020

Teknik Mesin Unlam Muhammad Soleh Indra Setiawan


48

Anda mungkin juga menyukai