Anda di halaman 1dari 9

NAMA : RATNA DEWI NOOR INDAH SARI

NIM : D010319022
KELAS : 2A AKUNTANSI
Latihan I
1. Sebutkan macam-macam penerimaan negara!
Jawab :
Sumber-Sumber Penerimaan Negara
Sumber penerimaan atau pendapatan negara adalah sebagai berikut:
a. Konstribusi/Pajak
Pungutan yang dilakukan oleh pemerintah kepada sejumlah penduduk yang
menggunakan fasilitas yang telah disediakan oleh pemerintah.
b. Bea dan Cukai
Pungutan negara yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian
Keuangan Republik Indonesia berdasarkan Undang-Undang Kepabeanan yang berlaku.
c. Retribusi
Pungutan yang dilakukan secara langsung oleh negara berkaitan dengan penggunaan
jasa yang disediakan oleh negara, baik berupa jasa umum, jasa usahamaupun perizinan
tertentu tanpa mendapat kontraprestasi dai negara.
d. Sumbangan
Pungutan yang dilakukan oleh negara bagi golongan penduduk tertentu sehingga biaya
yang dikeluarkan dari kas umum untuk prestasi pemerintah tertentu tidak boleh
dikeluarkan dari kas umum.
e. Laba dari BUMN
Pendapatan negara yang diperoleh dari penghasilan BUMN hasilnya akan dimasukkan
kembali ke APBN.  

2. Apa pengertian dari pajak?


Jawab :
Pajak adalah pungutan wajib dari rakyat untuk negara. Setiap sen uang pajak yang
dibayarkan rakyat akan masuk dalam pos pendapatan negara dari sektor pajak.
Penggunaannya untuk membiayai belanja pemerintah pusat maupun daerah demi
kesejahteraan masyarakat. Berdasarkan UU  KUP Nomor 28 Tahun 2007, pasal 1, ayat 1,
pengertian pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi
atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan
imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat.

3. Apa saja ciri-ciri yang melekat pada pengertian pajak?


Jawab :
Berdasarkan UU  KUP Nomor 28 Tahun 2007, pasal 1, ayat 1, pengertian pajak adalah
kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat
memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung
dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
BerdasarkanBerdasarkan pengertian tersebut, maka pajak memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a. Pajak Merupakan Kontribusi Wajib Warga Negara
Artinya setiap orang memiliki kewajiban untuk membayar pajak. Namun hal
tersebut hanya berlaku untuk warga negara yang sudah memenuhi syarat
subjektif dan syarat objektif. Yaitu warga negara yang memiliki penghasilan
melebihi Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP). 
PTKP yang berlaku saat ini adalah Rp54 juta setahun atau Rp4,5 juta per bulan.
Itu artinya, jika Anda memiliki pendapatan lebih dari Rp4,5 juta sebulan akan
kena pajak. Sementara bila Anda adalah seorang pengusaha atau wirausaha
dengan omzet, tarif PPh Final 0,5% berlaku dari total peredaran bruto (omzet)
sampai dengan Rp4,8 miliar dalam satu tahun pajak (berdasarkan PP 23 Tahun
2018). 

b. Pajak Bersifat Memaksa untuk Setiap Warga Negara


Jika seseorang sudah memenuhi syarat subjektif dan objektif, maka wajib
untuk membayar pajak. Dalam undang-undang pajak sudah dijelaskan, jika
seseorang dengan sengaja tidak membayar pajak yang seharusnya dibayarkan,
maka ada ancaman sanksi administratif maupun hukuman secara pidana.

c. Warga Negara Tidak Mendapat Imbalan Langsung


Pajak berbeda dengan retribusi. Contoh retribusi: ketika mendapat manfaat
parkir, maka harus membayar sejumlah uang, yaitu retribusi parkir, namun pajak
tidak seperti itu. Pajak merupakan salah satu sarana pemerataan pendapatan
warga negara.
Jadi ketika membayar pajak dalam jumlah tertentu, Anda tidak langsung
menerima manfaat pajak yang dibayar. Yang akan Anda dapatkan, misalnya
berupa perbaikan jalan raya di daerah Anda, fasilitas kesehatan gratis bagi
keluarga, beasiswa pendidikan bagi anak Anda, dan lainnya.

d. Berdasarkan Undang-undang
Artinya pajak diatur dalam undang-undang negara. Ada beberapa undang-
undang yang mengatur tentang mekanisme perhitungan, pembayaran, dan
pelaporan pajak.

4. Jelaskan 2 fungsi pajak!


Jawab :
a. Fungsi Anggaran (Fungsi Budgeter)
Pajak merupakan sumber pemasukan keuangan negara dengan cara mengumpulkan
dana atau uang dari wajib pajak ke kas negara untuk membiayai pembangunan
nasional atau pengeluaran negara lainnya. DenganDengan demikian, fungsi pajak
merupakan sumber pendapatan negara yang memiliki tujuan menyeimbangkan
pengeluaran negara dengan pendapatan negara.

b. Fungsi Mengatur (Fungsi Regulasi)


Pajak merupakan alat untuk melaksanakan atau mengatur kebijakan negara dalam
lapangan sosial dan ekonomi. Fungsi mengatur tersebut antara lain:

 Pajak dapat digunakan untuk menghambat laju inflasi.


 SwPajak dapat digunakan sebagai alat untuk mendorong kegiatan ekspor,
seperti pajak ekspor barang.
 Pajak dapat memberikan proteksi atau perlindungan terhadap barang
produksi dari dalam negeri, contohnya Pajak Pertambahan Nilai (PPN).
 Pajak dapat mengatur dan menarik investasi modal yang membantu
perekonomian agar semakin produktif.

5. Agar pemungutan pajak tidak menimbulkan hambatan/perlawanan, maka pemungutan


pajak harus memenuhi syarat-syarat tertentu, sebutkan dan jelaskan singkat!
Jawab :
a. Syarat Keadilan 
Pemungutan pajak harus berlandaskan keadilan, baik dalam peraturan
perundang-undangan maupun dalam pelaksanaan pemungutan pajak.
Landasan keadilan ini merupakan syarat yang harus dipenuhi untuk
mencapai keadilan bagi masyarakat. Contohnya adanya sanksi untuk
pelanggaran-pelanggaran pajak yang terjadi.

b. Syarat Yuridis 
Pemungutan pajak selalu didasarkan pada undang-undang yang berlaku.
Salah satu undang-undang yang mengatur pemungutan pajak adalah
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum
Perpajakan. Dengan adanya pengaturan dalam bentuk undang-undang,
pemerintah memberikan jaminan hukum bagi terlaksananya aktivitas
pemungutan pajak.

c. Syarat Ekonomis 
Pemungutan pajak tidak boleh mengganggu aktivitas perekonomian yang
dapat mengakibatkan kelesuan perekonomian nasional. Contohnya,
pemungutan pajak tidak boleh mengganggu aktivitas produksi ataupun
perdagangan yang sedang berlangsung.

d. Syarat Finansial 
Pemungutan pajak harus dilakukan dengan efisien dan efektif sehingga
hasil yang diperoleh maksimal. Efisien maksudnya pemungutan pajak
harus dilakukan dengan mudah, tepat sasaran, tepat waktu dan biaya
minimal.

Efektif artinya pemungutan pajak harus membawa hasil sesuai


perhitungan yang telah dilakukan. Dalam syarat ini, biaya pemungutan
pajak harus lebih kecil daripada pemasukan pajak yang diterima kas
negara.

e. Syarat Sederhana
Sistem pemungutan pajak harus sederhana dan mudah dimengerti wajib
pajak. Sistem pemungutan pajak yang sederhana akan membantu wajib
pajak dalam melaporkan pajak mereka dan mendorong masyarakat
memenuhi kewajiban perpajakan. Dengan demikian, pemasukan negara
dari pajak akan semakin meningkat.

6. Jelaskan mengenai stelsel campuran dalam pemungutan pajak di Indonesia!


Jawab :
Jenis stelsel ini merupakan kombinasi antara stelsel nyata dan stelsel anggapan.
Pada awal tahun, besarnya pajak dihitung berdasarkan suatu anggapan. Kemudian pada
akhir tahun, besarnya pajak disesuaikan dengan keadaan sebenarnya. Apabila kenyataannya
besarnya pajak lebih besar daripada pajak menurut anggapan, maka wajib pajak harus
menambah pembayaran. Sebaliknya, apabila besaran pajaknya menurut kenyataan lebih
kecil daripada pajak anggapan, maka wajib pajak dapat meminta kembali kelebihannya
(direstitusi) atau dapat juga dikompensasi.
Kelebihan stelsel ini adalah, pemungutan pajak sudah dapat dilakukan pada awal
tahun pajak, dan pajak yang dipungut sesuai dengan besarnya pajak yang sesungguhnya
terutang. Kelemahan dari stelsel ini adalah adanya tambahan pekerjaan administrasi karena
penghitungan pajak dilakukan dua kali, yaitu pada awal dan akhir tahun.

7. Apa yang dimaksud dengan self assessment system? Jelaskan singkat!


Jawab :
Self Assessment System merupakan sistem pemungutan pajak yang membebankan
penentuan besaran pajak yang perlu dibayarkan oleh wajib pajak yang bersangkutan.
DenganDengan kata lain, wajib pajak merupakan pihak yang berperan aktif dalam
menghitung, membayar, dan melaporkan besaran pajaknya ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP)
atau melalui sistem administrasi online yang sudah dibuat oleh pemerintah.
Peran pemerintah dalam sistem pemungutan pajak ini adalah sebagai pengawas dari para
wajib pajak. Self assessment system diterapkan pada jenis pajak pusat. Contohnya adalah
jenis pajak PPN dan PPh.
8. Apa yang dimaksud dengan tarif pajak progresif? Jelaskan singkat!
Jawab :
Pajak progresif merupakan pajak yang dibebankan kepada pemilik kendaraan bermotor, baik
berupa mobil maupun sepeda motor. Pajak berlaku jika jumlah kendaraannya lebih dari satu
dengan nama pribadi atau nama anggota keluarga yang tinggal di satu alamat.

Latihan II

1. Bagaimana cara menentukan suatu tahun pajak?

Jawab :

Pada umumnya tahun pajak sama dengan tahun takwim atau tahun kalender. Akan tetapi
Wajib Pajak dapat menggunakan tahun pajak tidak sama dengan tahun takwim dengan
syarat konsisten (taat asas) selama 12 bulan, dan melapor/memberitahu kepada Kantor
Pelayanan Pajak (KPP) setempat. Cara menentukan suatu tahun pajak sebagai berikut :
a. Tahun Pajak Sama Dengan Tahun Takwim.
1 Januari 2005 → 31 Desember 2005
Pembukuan dimulai 1 Januari 2005 dan berakhir 31 Desember 2005, disebut
tahun pajak 2005.
b. Tahun Pajak Tidak Sama Dengan Tahun Takwim.
1 Juli 2005 → 30 Juni 2006
Pembukuan dimulai 1 Juli 2005 dan berkhir 30 Juni 2006. Disebut tahun ”pajak
2005” karena 6 bulan pertama jatuh pada tahun 2005.
1 April 2005 → 31 Maret 2006
Pembukuan dimulai 1 April 2005 dan berakhir 31 Maret 2006. Disebut ”Tahun
Pajak 2005” karena lebih dari 6 bulan jatuh pada tahun 2005.
1 Oktober 2005 → 30 September 2006
Pembukuan dimulai 1 Oktober 2005 dan berakhir 30 September 2006. Disebut
Tahun Pajak 2006“ karena lebih dari 6 bulan jatuh pada tahun 2006.

2. Jelaskan singkat mengenai kewajiban mendaftarkan diri dan melaporkan usaha bagi Wajib
Pajak Pengusaha Orang Pribadi dan Wajib Pajak Badan !
Jawab :
Setiap Wajib Pajak yang telah memenuhi persyaratan subjektif dan objektif wajib
mendaftarkan diri pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP atau KP2KP) yang wilayah
kerjanya meliputi:
a.   tempat tinggal Wajib Pajak;
b.   tempat kedudukan Wajib Pajak; atau
c.   kegiatan usaha Wajib Pajak.
Persyaratan subjektif merupakan persyaratan yang sesuai dengan ketentuan mengenai
subjek pajak dalam Undang-Undang Pajak Penghasilan. Sedangkan, persyaratan
objektif merupakan persyaratan bagi subjek pajak yang menerima atau memperoleh
penghasilan atau diwajibkan untuk melakukan pemotongan/pemungutan sesuai
dengan ketentuan Undang-Undang Pajak Penghasilan.

3. Apa yang dimaksud dengan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) ?


Jawab :
Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) adalah nomor yang diberikan kepada Wajib Pajak sebagai
sarana dalam administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau
identitas Wajib Pajak dalam melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya.

4. Apa penyebab dihapuskannya Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) ?


Jawab :
Pasal 2 ayat (6) UU KUP,

“Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak dilakukan oleh Direktur Jenderal Pajak
apabila:
a. diajukan permohonan penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak oleh Wajib Pajak
dan/atau ahli warisnya apabila Wajib Pajak sudah tidak memenuhi persyaratan subjektif
dan/atau objektif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan;
b. Wajib Pajak badan dilikuidasi karena penghentian atau penggabungan usaha;
c. Wajib Pajak bentuk usaha tetap menghentikan kegiatan usahanya di Indonesia; atau
d. dianggap perlu oleh Direktur Jenderal Pajak untuk menghapuskan Nomor Pokok Wajib
Pajak dari Wajib Pajak yang sudah tidak memenuhi persyaratan subjektif dan/atau
objektif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan."

5. Apa yang dimaksud dengan Surat Pemberitahuan ? Sebutkan fungsi Surat


Pemberitahuan bagi Wajib Pajak PPh ?
Jawab :

SPT (Surat Pemberitahuan) adalah surat yang digunakan oleh Wajib Pajak untuk melaporkan
penghitungan dan/atau pembayaran pajak, objek pajak dan/atau bukan objek pajak,
dan/atau harta & kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan. (Pasal 1 angka 11 UU KUP).

Berfungsi sebagai sarana untuk melaporkan pertangungjawaban atas penghitungan jumlah


pajak yang sebenarnya terutang yaitu tentang :

a. Pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri dan/atau melalui
pemotongan atau pemungutan pihak lain dalam satu tahun pajak atau bagian Tahun
Pajak.
b. Penghasilan yang merupakan objek pajak, dikenakan PPh bersifat final, dan bukan objek
pajak.
c. Harta dan kewajiban.
d. Pembayaran dari pemotongan atau pemungutan pajak orang pribadi atau badan lain
dalam satu masa pajak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan.

6. Apa saja syarat permohonan perpanjangan jangka waktu penyampaian Surat Pemberitahuan
Tahunan ?
Jawab :
Syarat permohonan perpanjangan jangka waktu penyampaian SPT Tahunan :
a. Permohonan diajukan secara tertulis sebelum batas waktu penyampaian SPT
Tahunan berakhir dengan menyebutkan alasan-alasan penundaan penyampaian
SPT Tahunan tersebut.
b. MenyampaikanMenyampaikan surat pernyataan penghitungan sementara pajak
yang terutang dalam satu tahun pajak dan dilampiri laporan keuangan
sementara tahun pajak yang bersangkutan (bagi WP yang menyelenggarakan
pembukuan).
c. Melampirkan bukti pelunasan atas kekurangan pembayaran pajak yang terutang
apabila menurut penghitungan sementara Kurang Bayar berupa Surat Setoran
Pajak (SSP).
d. Permohonan menggunakan formulir 1770 (orang pribadi) atau 1771 (badan)
atau 1721 (PPh pasal 21).
Yang berhak memberikan keputusan atas permohonan perpanjangan jangka waktu
penyampaian SPT Tahunan PPh adalah Kepala KPP. Kepala KPP wajib memberikan keputusan
persetujuan/penolakan atas permohonan WP selambat-lambatnya 7 hari sejak permohonan
diterima lengkap. Apabila Kepala KPP tidak memberikan keputusan sesuai jangka waktu di
atas, maka permohonan WP dianggap diterima. Apabila SPT tidak disampaikan sesuai batas
waktu yang telah ditentukan atau batas waktu perpanjangan penyampaian SPT, diterbitkan
surat teguran.

7. Apa sanksi akibat penundaan penyampaian Surat Pemberitahuan ?


Jawab :
Pasal 19 ayat 2 UU KUP : “Dalam hal Wajib Pajak diperbolehkan menunda penyampaian SPT
dan ternyata perhitungan sementara pajak yang terutang kurang dari jumlah pajak yang
sebenarnya terutang, maka atas kekurangan pembayaran tersebut dikenakan bunga
sebesar 2% sebulan yang dihitung dari saat berakhirnya kewajiban menyampaian SPT sampai
dengan tanggal dibayarnya kekurangan pembayaran tersebut, dan bagian dari bulan
dihitung penuh 1 bulan”.
8. Apa pengertian dan fungsi dari Surat Setoran Pajak ?
Jawab :
SSP merupakan suatu bukti pembayaran/penyetoran pajak yang telah dilakukan dengan
menggunakan formulir atau telah dilakukan dengan cara lain ke kas negara melalui tempat
pembayaran yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan. Pengertian lain juga menyebutkan
bahwa SSP merupakan suatu surat yang digunakan oleh Wajib Pajak untuk melakukan
pembayaran atau penyetoran pajak yang terutang ke kas negara.

SSP berfungsi sebagai sebuah bukti pembayaran pajak apabila telah disahkan oleh pejabat
kantor penerima pembayaran yang berwenang, atau apabila telah mendapatkan validasi
dari pihak lain yang berwenang.

9. a. Apa sanksi administrasi akibat terlambat membayar pajak ?


Jawab :
Pasal 9 ayat 2a UU KUP : “Apabila pembayaran atau penyetoran pajak dilakukan setelah
tanggal jatuh tempo pembayaran atau penyetoran pajak, dikenakan sanksi administrasi
berupa bunga sebesar 2% sebulan yang dihitung dari jatuh tempo pembayaran sampai
dengan tanggal pembayaran, dan bagian dari bulan dihitung penuh satu bulan”.

b. Apa sanksi administrasi akibat kurang atau tidak membayar pajak ?


Jawab :
Pasal 9 ayat 1 UU KUP : “Apabila atas pajak yang terutang menurut SKPKB, atau SKPKBT, dan
tambahan jumlah yang masih harus dibayar berdasarkan SK Pembetulan, SK Keberatan, atau
Putusan Banding, pada saat jatuh tempo pembayaran tidak atau kurang dibayar, maka atas
jumlah pajak yang tidak atau kurang dibayar itu, dikenakan sanksi administrasi berupa bunga
sebesar 2% sebulan untuk seluruh masa, yang dihitung dari tanggal jatuh tempo sampai
dengan tanggal pembayaran atau tanggal diterbitkan nya Surat Tagihan Pajak (STP) dan
bagian dari bulan dihitung penuh 1 bulan”.

10. Bagaimana tatacara menunda atau mengangsur pembayaran atas ketetapan pajak ?
Jawab :

Khusus PPh pasal 25 karena alasan tertentu wajib pajak dapat mengajukan permohonan
secara tertulis kepada Direktur Jenderal Pajak untuk mengurangi besarnya angsuran pajak
(PPh pasal 25). Dengan syarat :
a. Dapat menunjukkan bahwa pajak penghasilan yang akan terutang pada
akhir tahun pajak kurang dari ¾ dari pajak penghasilan yang menjadi dasar
perhitungan besarnya angsuran PPh pasal 25.
b. MenyebutkanMenyebutkan jumlah pajak dan angsuran pajak yang menurut
perhitungan Wajib Pajak seharusnya terutang
Dalam waktu 3 bulan setelah tanggal penerimaan surat permohonan pengurangan angsuran
pajak, Direktur Jenderal Pajak harus memberi keputusan. Apabila tidak, maka permohonan
Wajib Pajak dapat melakukan pembayaran angsuran sesuai dengan perhitungannya.

11. Apa yang dimaksud dengan pembukuan, pencatatan, dan norma penghitungan penghasilan
neto ?
Jawab :
Pembukuan adalah suatu proses pencatatan yang dilakukan secara teratur untuk
mengumpulkan data dan informasi keuangan yang meliputi harta, kewajiban, modal,
penghasilan dan biaya, serta jumlah harga perolehan dan penyerahan barang atau jasa, yang
ditutup dengan menyusun laporan keuangan berupa neraca, dan laporan laba rugi untuk
periode tahun pajak tersebut. Ini definisi pembukuan menurut Undang-undang KUP.

Sedangkan pencatatan adalah data yang dikumpulkan secara teratur tentang peredaran
atau penerimaan bruto dan/atau penghasilan bruto sebagai dasar untuk menghitung jumlah
pajak yang terutang, termasuk penghasilan yang bukan objek pajak dan/atau dikenai pajak
yang bersifat final. Pasal 28 ayat (9) Undang-undang KUP.

Norma penghitungan penghasilan neto yaitu pedoman untuk menentukan penghasilan


neto WP, karena WP tersebut tidak wajib melakukan pembukuan. WP yang boleh
menggunakan norma penghitungan adalah WPOP yang memenuhi syarat-syarat sbb:
a. Peredaran bruto dalam 1 tahun tidak mencapai Rp. 600 juta, sejak 1 Januari
2007 telah diubah menjadi kurang dari Rp. 1,8 M.
b. MemberitahukanMemberitahukan kepada Dirjen Pajak dalam jangka waktu 3
bulan pertama dari tahun buku.
c. MenyelenggarakanMenyelenggarakan pencatatan.
d. DalamDalam hal WP tersebut tidak menyampaikan pemberitahuan kepada
Dirjen Pajak, dianggap memilih menyelenggarakan pembukuan.
WP yang tidak atau yang tidak sepenuhnya menyelenggarakan pencatatan atau pembukuan
atau bukti-bukti pendukungnya, maka penghasilan netonya dihitung berdasarkan norma
penghitungan penghasilan neto atau cara lain yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan.

12. Apa fungsi dari Surat Ketetapan Pajak dan Surat Tagihan Pajak ? Sebutkan jenis-jenis
ketetapan pajak !
Jawab :
Fungsi Surat Ketetapan Pajak (SKP) adalah :
a. Sarana untuk melakukan koreksi fiskal terhadap WP tertentu yang nyata-nyata atau
berdasarkan hasil pemeriksaan tidak memenuhi kewajiban formal dan atau
kewajiban material dalam memenuhi ketentuan perpajakan.
b. Sarana untuk mengenakan sanksi administrasi perpajakan.
c. Sarana administrasi untuk melakukan penagihan pajak.
d. Sarana untuk mengembalikan kelebihan pajak dalam hal lebih bayar.
e. Sarana untuk memberitahukan jumlah pajak yang terutang.

Fungsi Surat Tagihan Pajak (STP) adalah :


a. Sebagai koreksi atas jumlah pajak yang terutang menurut SPT WP.
b. Sarana untuk mengenakan sanksi berupa bunga atau denda.
c. Sarana untuk melakukan penagihan pajak.

Jenis-jenis ketetapan pajak :


a. Surat Tagihan Pajak (STP)
b. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB)
c. Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB)
d. Surat Ketetapan Pajak Nihil (SKPN)
e. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT)

Anda mungkin juga menyukai