NIM : D010319022
KELAS : 2A AKUNTANSI
Latihan I
1. Sebutkan macam-macam penerimaan negara!
Jawab :
Sumber-Sumber Penerimaan Negara
Sumber penerimaan atau pendapatan negara adalah sebagai berikut:
a. Konstribusi/Pajak
Pungutan yang dilakukan oleh pemerintah kepada sejumlah penduduk yang
menggunakan fasilitas yang telah disediakan oleh pemerintah.
b. Bea dan Cukai
Pungutan negara yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian
Keuangan Republik Indonesia berdasarkan Undang-Undang Kepabeanan yang berlaku.
c. Retribusi
Pungutan yang dilakukan secara langsung oleh negara berkaitan dengan penggunaan
jasa yang disediakan oleh negara, baik berupa jasa umum, jasa usahamaupun perizinan
tertentu tanpa mendapat kontraprestasi dai negara.
d. Sumbangan
Pungutan yang dilakukan oleh negara bagi golongan penduduk tertentu sehingga biaya
yang dikeluarkan dari kas umum untuk prestasi pemerintah tertentu tidak boleh
dikeluarkan dari kas umum.
e. Laba dari BUMN
Pendapatan negara yang diperoleh dari penghasilan BUMN hasilnya akan dimasukkan
kembali ke APBN.
d. Berdasarkan Undang-undang
Artinya pajak diatur dalam undang-undang negara. Ada beberapa undang-
undang yang mengatur tentang mekanisme perhitungan, pembayaran, dan
pelaporan pajak.
b. Syarat Yuridis
Pemungutan pajak selalu didasarkan pada undang-undang yang berlaku.
Salah satu undang-undang yang mengatur pemungutan pajak adalah
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum
Perpajakan. Dengan adanya pengaturan dalam bentuk undang-undang,
pemerintah memberikan jaminan hukum bagi terlaksananya aktivitas
pemungutan pajak.
c. Syarat Ekonomis
Pemungutan pajak tidak boleh mengganggu aktivitas perekonomian yang
dapat mengakibatkan kelesuan perekonomian nasional. Contohnya,
pemungutan pajak tidak boleh mengganggu aktivitas produksi ataupun
perdagangan yang sedang berlangsung.
d. Syarat Finansial
Pemungutan pajak harus dilakukan dengan efisien dan efektif sehingga
hasil yang diperoleh maksimal. Efisien maksudnya pemungutan pajak
harus dilakukan dengan mudah, tepat sasaran, tepat waktu dan biaya
minimal.
e. Syarat Sederhana
Sistem pemungutan pajak harus sederhana dan mudah dimengerti wajib
pajak. Sistem pemungutan pajak yang sederhana akan membantu wajib
pajak dalam melaporkan pajak mereka dan mendorong masyarakat
memenuhi kewajiban perpajakan. Dengan demikian, pemasukan negara
dari pajak akan semakin meningkat.
Latihan II
Jawab :
Pada umumnya tahun pajak sama dengan tahun takwim atau tahun kalender. Akan tetapi
Wajib Pajak dapat menggunakan tahun pajak tidak sama dengan tahun takwim dengan
syarat konsisten (taat asas) selama 12 bulan, dan melapor/memberitahu kepada Kantor
Pelayanan Pajak (KPP) setempat. Cara menentukan suatu tahun pajak sebagai berikut :
a. Tahun Pajak Sama Dengan Tahun Takwim.
1 Januari 2005 → 31 Desember 2005
Pembukuan dimulai 1 Januari 2005 dan berakhir 31 Desember 2005, disebut
tahun pajak 2005.
b. Tahun Pajak Tidak Sama Dengan Tahun Takwim.
1 Juli 2005 → 30 Juni 2006
Pembukuan dimulai 1 Juli 2005 dan berkhir 30 Juni 2006. Disebut tahun ”pajak
2005” karena 6 bulan pertama jatuh pada tahun 2005.
1 April 2005 → 31 Maret 2006
Pembukuan dimulai 1 April 2005 dan berakhir 31 Maret 2006. Disebut ”Tahun
Pajak 2005” karena lebih dari 6 bulan jatuh pada tahun 2005.
1 Oktober 2005 → 30 September 2006
Pembukuan dimulai 1 Oktober 2005 dan berakhir 30 September 2006. Disebut
Tahun Pajak 2006“ karena lebih dari 6 bulan jatuh pada tahun 2006.
2. Jelaskan singkat mengenai kewajiban mendaftarkan diri dan melaporkan usaha bagi Wajib
Pajak Pengusaha Orang Pribadi dan Wajib Pajak Badan !
Jawab :
Setiap Wajib Pajak yang telah memenuhi persyaratan subjektif dan objektif wajib
mendaftarkan diri pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP atau KP2KP) yang wilayah
kerjanya meliputi:
a. tempat tinggal Wajib Pajak;
b. tempat kedudukan Wajib Pajak; atau
c. kegiatan usaha Wajib Pajak.
Persyaratan subjektif merupakan persyaratan yang sesuai dengan ketentuan mengenai
subjek pajak dalam Undang-Undang Pajak Penghasilan. Sedangkan, persyaratan
objektif merupakan persyaratan bagi subjek pajak yang menerima atau memperoleh
penghasilan atau diwajibkan untuk melakukan pemotongan/pemungutan sesuai
dengan ketentuan Undang-Undang Pajak Penghasilan.
“Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak dilakukan oleh Direktur Jenderal Pajak
apabila:
a. diajukan permohonan penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak oleh Wajib Pajak
dan/atau ahli warisnya apabila Wajib Pajak sudah tidak memenuhi persyaratan subjektif
dan/atau objektif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan;
b. Wajib Pajak badan dilikuidasi karena penghentian atau penggabungan usaha;
c. Wajib Pajak bentuk usaha tetap menghentikan kegiatan usahanya di Indonesia; atau
d. dianggap perlu oleh Direktur Jenderal Pajak untuk menghapuskan Nomor Pokok Wajib
Pajak dari Wajib Pajak yang sudah tidak memenuhi persyaratan subjektif dan/atau
objektif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan."
SPT (Surat Pemberitahuan) adalah surat yang digunakan oleh Wajib Pajak untuk melaporkan
penghitungan dan/atau pembayaran pajak, objek pajak dan/atau bukan objek pajak,
dan/atau harta & kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan. (Pasal 1 angka 11 UU KUP).
a. Pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri dan/atau melalui
pemotongan atau pemungutan pihak lain dalam satu tahun pajak atau bagian Tahun
Pajak.
b. Penghasilan yang merupakan objek pajak, dikenakan PPh bersifat final, dan bukan objek
pajak.
c. Harta dan kewajiban.
d. Pembayaran dari pemotongan atau pemungutan pajak orang pribadi atau badan lain
dalam satu masa pajak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan.
6. Apa saja syarat permohonan perpanjangan jangka waktu penyampaian Surat Pemberitahuan
Tahunan ?
Jawab :
Syarat permohonan perpanjangan jangka waktu penyampaian SPT Tahunan :
a. Permohonan diajukan secara tertulis sebelum batas waktu penyampaian SPT
Tahunan berakhir dengan menyebutkan alasan-alasan penundaan penyampaian
SPT Tahunan tersebut.
b. MenyampaikanMenyampaikan surat pernyataan penghitungan sementara pajak
yang terutang dalam satu tahun pajak dan dilampiri laporan keuangan
sementara tahun pajak yang bersangkutan (bagi WP yang menyelenggarakan
pembukuan).
c. Melampirkan bukti pelunasan atas kekurangan pembayaran pajak yang terutang
apabila menurut penghitungan sementara Kurang Bayar berupa Surat Setoran
Pajak (SSP).
d. Permohonan menggunakan formulir 1770 (orang pribadi) atau 1771 (badan)
atau 1721 (PPh pasal 21).
Yang berhak memberikan keputusan atas permohonan perpanjangan jangka waktu
penyampaian SPT Tahunan PPh adalah Kepala KPP. Kepala KPP wajib memberikan keputusan
persetujuan/penolakan atas permohonan WP selambat-lambatnya 7 hari sejak permohonan
diterima lengkap. Apabila Kepala KPP tidak memberikan keputusan sesuai jangka waktu di
atas, maka permohonan WP dianggap diterima. Apabila SPT tidak disampaikan sesuai batas
waktu yang telah ditentukan atau batas waktu perpanjangan penyampaian SPT, diterbitkan
surat teguran.
SSP berfungsi sebagai sebuah bukti pembayaran pajak apabila telah disahkan oleh pejabat
kantor penerima pembayaran yang berwenang, atau apabila telah mendapatkan validasi
dari pihak lain yang berwenang.
10. Bagaimana tatacara menunda atau mengangsur pembayaran atas ketetapan pajak ?
Jawab :
Khusus PPh pasal 25 karena alasan tertentu wajib pajak dapat mengajukan permohonan
secara tertulis kepada Direktur Jenderal Pajak untuk mengurangi besarnya angsuran pajak
(PPh pasal 25). Dengan syarat :
a. Dapat menunjukkan bahwa pajak penghasilan yang akan terutang pada
akhir tahun pajak kurang dari ¾ dari pajak penghasilan yang menjadi dasar
perhitungan besarnya angsuran PPh pasal 25.
b. MenyebutkanMenyebutkan jumlah pajak dan angsuran pajak yang menurut
perhitungan Wajib Pajak seharusnya terutang
Dalam waktu 3 bulan setelah tanggal penerimaan surat permohonan pengurangan angsuran
pajak, Direktur Jenderal Pajak harus memberi keputusan. Apabila tidak, maka permohonan
Wajib Pajak dapat melakukan pembayaran angsuran sesuai dengan perhitungannya.
11. Apa yang dimaksud dengan pembukuan, pencatatan, dan norma penghitungan penghasilan
neto ?
Jawab :
Pembukuan adalah suatu proses pencatatan yang dilakukan secara teratur untuk
mengumpulkan data dan informasi keuangan yang meliputi harta, kewajiban, modal,
penghasilan dan biaya, serta jumlah harga perolehan dan penyerahan barang atau jasa, yang
ditutup dengan menyusun laporan keuangan berupa neraca, dan laporan laba rugi untuk
periode tahun pajak tersebut. Ini definisi pembukuan menurut Undang-undang KUP.
Sedangkan pencatatan adalah data yang dikumpulkan secara teratur tentang peredaran
atau penerimaan bruto dan/atau penghasilan bruto sebagai dasar untuk menghitung jumlah
pajak yang terutang, termasuk penghasilan yang bukan objek pajak dan/atau dikenai pajak
yang bersifat final. Pasal 28 ayat (9) Undang-undang KUP.
12. Apa fungsi dari Surat Ketetapan Pajak dan Surat Tagihan Pajak ? Sebutkan jenis-jenis
ketetapan pajak !
Jawab :
Fungsi Surat Ketetapan Pajak (SKP) adalah :
a. Sarana untuk melakukan koreksi fiskal terhadap WP tertentu yang nyata-nyata atau
berdasarkan hasil pemeriksaan tidak memenuhi kewajiban formal dan atau
kewajiban material dalam memenuhi ketentuan perpajakan.
b. Sarana untuk mengenakan sanksi administrasi perpajakan.
c. Sarana administrasi untuk melakukan penagihan pajak.
d. Sarana untuk mengembalikan kelebihan pajak dalam hal lebih bayar.
e. Sarana untuk memberitahukan jumlah pajak yang terutang.