Anda di halaman 1dari 1

Prediksi Penerimaan Pajak di Masa Pandemi

Pandemi virus corona memberikan dampak yang cukup besar bagi masyarakat dan juga negara,
khususnya dalam sektor perekonomian. Pemerintah mengakui pandemi virus corona akan
mempengaruhi seluruh target dalam APBN 2020, tak terkecuali realisasi penerimaan pajak. Menteri
Keuangan memprediksi penerimaan pajak mengalami penurunan di tengah pandemi corona. Ia
menjelaskan penurunan tsb disebabkan oleh terganggunya perekonomian di tengah pandemi corona. Di
sisi lain, pemerintah harus memberikan insentif pajak guna menanggulangi dampak tersebut. Namun,
hal ini berimbas pada penurunan pajak yang semakin dalam.

Penerimaan pajak tahun ini jauh dari target, yaitu yang awalnya di targetkan sebesar Rp 1.642,6
triliun hanya akan mencapai Rp 1.254,1 triliun. Sementara itu, penerimaan bea dan cukai tahun ini
diperkirakan hanya Rp208,5 triliun atau turun Rp14,6 triliun dari target dalam APBN 2020 yang sebesar
Rp223,1. Tajamnya penurunan penerimaan pajak tahun ini disebabkan oleh dua masalah, yang pertama,
dunia usaha sedang sulit karena di antam corona, dan yang kedua karena pemerintah meningkatkan
belanja untuk memberikan insentif, sehingga di prediksi akan mengalami minus 9,2%.

Seiring dengan perkembangan ekonomi saat ini, pemerintah kembali merevisi target
penerimaan pajak di akhir tahun 2020. Berdasarkan kajian Kementrian Keuangan (Kemenkeu),
penerimaan pajak di akhir tahun ini hanya mencapai Rp1.198,9 triliun, prediksi ini turun 4,6% di banding
outlook sebelumnya yang senilai Rp1.254,1 triliun. Sejauh ini, dalam catatan APBN 2020 realisasi
penerimaan pajak sampai dengan April 2020 sebesar Rp376,67 triliun. Angka tersebut lebih rendah
dibanding dengan realisasi Januari-April 2019 senilai Rp388,7 triliun.

Tidak hanya pajak serta penerimaan bea dan cukai saja yang mengalami penurunan, namun
realisasi PPh Migas sepanjang Januari-April 2020 juga mengalami penurunan, yang pada tahun ini hanya
mencapai sebesar Rp15,01 triliun dibanding tahun lalu yang mampu membukukan penerimaan hingga
Rp22,2 triliun. Penerimaan pajak tersebut yang paling buruk dibandingkan yang lain. Kemudian di susul
oleh PPh non-migas dengan realisasi sebesar Rp226,52.

Dari beberapa keterangan di atas, dapat saya ambil kesimpulan bahwa dampak dalam bidang
ekonomi yang diakibatkan oleh pandemi corona ini sangat besar. Apalagi dalam bidang perpajakan,
penerimaan bea dan cukai serta realisasi PPh Migas dan non-migas yang mengalami penurunan yang
sangat besar.

Anda mungkin juga menyukai