Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

GERONTIK DENGAN GANGGUAN PADA SISTEM


KARDIOVASKULER

DISUSUN OLEH:
RATU NURLAELA
20317118

PROGRAM PROFESI NERS NON REGULER


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YATSI (STIKES)
YATSI TANGERANG
2020
LAPORAN PENDAHULUAN
PENURUNAN FUNGSI PADA SISTEM TUBUH
KARDIOVASKULER

A. ANATOMI FISIOLOGI
Sistem kardiovaskuler yaitu suatu sistem yang secara umum berperan mengedarkan
darah keseluruh tubuh, sekaligus membawa oksigen dan zat gizi ke semua jaringan tubuh
serta mengangkut semua zat buangan. Sistem kardiovaskuler terdiri dari jantung dan
pembuluh darah. Sistem kardivaskuler memerlukan banyak mekanisme yang bervariasi
agar fungsi regulasinya dapat merespons aktivitas tubuh, salah satunya adalah
meningkatkan aktivitas suplai darah agar aktivitas jaringan dapat terpenuhi. Pada keadaan
berat, aliran darah tersebut, lebih banyak di arahkan pada organ-organ vital seperti jantung
dan otak yang berfungsi memlihara dan mempertahankan sistem sirkulasi itu sendiri.
Sistem kardiovaskuler terdiri atas organ jantung dan pembuluh darah. Fungsi sistem
ini dapat dianalogikan dengan sistem pengairan di rumah tangga, dimana organ jantung
berperan sebagai pompa dan pembuluh darah berperan sebagai salurannya atau pipanya.
Sistem ini bertanggung jawab untuk mentransportasikan darah dan zat yang dikandungnya
ke seluruh bagian tubuh manusia. Untuk menjaga agar darah tetap mencapai seluruh
bagian tubuh secara terus-menerus maka jantung sebagai pompa harus berdenyut secara
terus menerus pula. Denyutan jantung diatur oleh sistem saraf otonom (SSO) yang berada
di luar kesadaran atau kendali kita sehingga kita tidak dapat mengatur denyutan jantung
seperti kehendak kita.
Sistem kardiovaskuler merupakan sistem tertutup artinya darah yang ditransportasikan
akan berada di dalam jantung dan pembuluh darah, tidak dialirkan ke luar pembuluh
darah. Berdasarkan arah aliran darah maka pembuluh darah dapat dikelompokkan menjadi
dua. Pertama adalah pembuluh darah yang meninggalkan jantung (arteri) dan pembuluh
darah yang menuju jantung (vena). Berdasarkan ukuran penampangnya (diameter) maka
pembuluh darah (arteri dan vena) dapat dikelompokkan menjadi pembuluh darah besar,
sedang, dan kecil.
Fungsi sistem kardiovaskuler secara umum memiliki fungsi:
1. Mengangkut nutrisi, oksigen dan hormon ke seluruh tubuh dan melepaskan limbah
metabolik (karbon dioksida, limbah nitrogen);
2. Perlindungan tubuh oleh sel darah putih, antibodi dan protein komplemen yang
beredar dalam darah dan mempertahankan tubuh terhadap mikroba asing dan toksin.
Mekanisme pembekuan juga turut serta melindungi tubuh dari kehilangan darah
setelah cedera;
3. Pengaturan suhu tubuh, pH cairan dan kadar air sel;
4. Bagaimanapun sistem kardiovaskuler, memerlukan fungsi kooperatif sistem lain untuk
mempertahankan komposisi darah dan sebagainya untuk melestarikan homeostasis
intraseluler.

Jantung
Jantung merupakan pompa otot beruang empat yang mendorong darah mengelilingi
sirkulasi. Sistem vaskuler atau pembuluh darah terdiri dari arteri yang membawa darah
dari jantung ke jaringan, kapiler berdinding tipis yang memungkinkan difusi gas dan zat
metabolik, dan vena serta venula yang mengembalikan darah ke jantung.
Jantung terletak di rongga dada (thorax), dan cenderung terletak di sisi kiri. Pada
kelainan dekstrokardia jantung justru terletak di sisi sebelah kanan. Jantung dikelilingi
oleh pembuluh darah besar dan organ paru, dan timus di bagian depannya. Jantung terdiri
dari empat ruang jantung yang dipisahkan oleh sekat-sekat jantung.
Empat ruang jantung tersebut adalah :
1. Atrium kanan
2. Atrium kiri
3. Ventrikel kanan
4. Ventrikel kiri
Ruang jantung ini terbentuk karena adanya sekat interventrikuler dan sekat
atrioventrikuler. Pada sekat atrioventrikuler terdapat dua buah katup jantung, yaitu katup
trikuspidalis dan katup bicuspidalis. Disebut trikuspidalis karena terdiri dari tiga
lempengan katup, dan disebut bicuspidalis karena terdiri dari dua buah lempengan katup.
Atrium kanan dan kiri memiliki ukuran yang sama, demikian juga ventrikel kanan dan
kiri. Atrium dibatasi oleh otot jantung dan sekat yang tipis, sedangkan bagian ventrikel
dibatasi oleh otot jantung dan sekat interventrikuler yang tebal. Empat ruang jantung ini
dilapisi oleh lapisan endotel, endocardium, myocardium, dan dua lapisan pericardium
(bagian dalam, bagian visceral dan bagian luar, bagian parietal).
Jantung terdiri dari dua lapisan yaitu;
(1) lapisan dalam atau perikardium viseral, dan
(2) lapisan luar (perikardium parietal).
Kedua lapisan ini dipisahkan oleh sedikit cairan pelumas, yang mengurangi gesekan akibat
gerakan pemompaan jantung. Perikardium juga melindungi terhadap penyebaran infeksi
atau neoplasma dari organ-organ sekitarnya ke jantung.
Dinding jantung terdiri atas tiga lapisan yaitu:
1. Epikardia adalah lapisan visera pada perikardia serum
2. Miokardia adalah bagian jantung yang berotot, terdiri atas otot jantung
yangberkontraksi dan serta purkinje yang tidak berkontraksi yang mengantarkan
impuls saraf
3. Endokardia adalah endotelium tipis dan halus yang menjadi pembatas dalam jantung
yang berhubungan dengan pembatas dalam pembuluh darah.
Katup jantung terdiri atas tiga yaitu; (1) katup trikuspid, (2) katup semilunar paru, (3)
katup bikuspid (mitral), dan (4) katup semilunar aorta.

Pembuluh Darah
Pembuluh darah adalah organ tubuh yang memiliki struktur seperti tabung,
bertanggung jawab untuk mengalirkan darah ke seluruh tubuh. Peran organ ini sangat
penting dalam sistem sirkulasi.

Ada tiga jenis pembuluh darah utama: arteri, kapiler, dan nadi. Arteri bertanggung
jawab mengalirkan darah dari jantung, sementara kapiler memungkinkan pertukaran air
dan zat tubuh lainnya antara darah dan jaringan sekitarnya. Sedangkan, nadi bertugas
untuk mengalirkan darah dari kapiler kembali ke jantung.
Arteri maupun nadi terdiri dari tiga lapisan, yaitu tunica intima, tunica media, and
tunic adventitia. Di dalam arteri, lapisan paling tebal adalah tunica media atau lapisan
tengah, terbuat dari jaringan ikat, fiber, dan zat polisakarida. Di dalam nadi, lapisan paling
tebal adalah tunica adventitia, terbuat dari jaringan ikat dan saraf. Sementara kapiler,
adalah lapisan tipis yang terbuat dari endotelium dan jaringan ikat.
Selain tiga jenis pembuluh darah utama, tubuh juga mempunyai jaringan pembuluh
darah kecil yang disebut arteriol dan venula. Arteriol adalah cabang kecil arteri, sedangkan
venula adalah cabang kecil yang mengumpulkan darah dari organ-organ hingga sampai ke
vena. Ukuran pembuluh darah terkecil hanya sekitar lima mikrometer.
Pembuluh darah berkontraksi dan membesar dengan bantuan otot di sekitarnya. Ini
dilakukan untuk memastikan ada tekanan yang cukup pada pembuluh darah untuk
membantu memompanya ke seluruh tubuh.
Dua pertiga jantung berada disebelah kiri sternum. Apex jantung, berada di sela iga
keempat dan kelima pada garis tengah klavikula. Pada dewasa rata-rata panjangnya kira-
kira 12 cm dan lebar 9 cm dengan berat 300 sampai 400 g.

Siklus Jantung
Urutan proses depolarisasi seperti yang telah diuraikan di atas akan memicu
gelombang kontraksi yang menyebar ke seluruh bagian pada otot jantung. Kontraksi pada
satu sel otot jantung dimulai segera setelah depolarisasi dam berakhir kira-kira 50
milidetik setelah repolarisasi lengkap. Kontraksi otot jantung terjadi dalam satu rangkaian
tertentu, sesuai dengan perjalanan depolarisasi. Sehingga mengakibatkan serangkaian
perubahan tekanan dan aliran dalam ruang jantung.
Rangkaian perubahan yang terjadi disebut juga sebagai siklus jantung, yang terdiri dari :
1. Akhir diastolik
Katup atrioventrikuler membuka dan katup pulmonal dan aorta menutup; darah
mengalir ke atrium dari sistem vena; darah mengalir secara pasif dari atrium ke
ventrikel; laju pengisian ventrikel menurun setelah ventrikel makin teregang.
2. Sistole atrium
Kontraksi atrium mendorong sejumlah kecil darah tambahan ke ventrikel. Sebagian
besar (70 %) pengisian darah ventrikel terjadi selama pengisian pasif sebelumnya.
Kontraksi atrium mengakibatkan muara vena cafa semakin mengecil.
3. Kontraksi isovolumetrik ventrikel
Kontraksi isovolumetrik (isovolumik dan isometric) mengakibatkan menutupnya katup
atrioventrikuler. Pada fase ini terjadi peningkatan tajam dari tekanan intraventrikuler.
Fase ini berlangsung kira-kira 0,05 detik, sampai tekanan dalam ventrikel kiri dan
kanan masing-masing melampaui tekanan dalam aorta (80 mmHg) dan arteri pulmonal
(10 mmHg) dan katup aorta dan pulmonal membuka.
4. Ejeksi ventrikel
Dengan terbukanya katup aorta dan pulmonal, mulailan fase ejeksi ventrikel. Puncak
tekanan ventrikel kiri adalah sekitar 120 mmHg dan ventrikel kanan sekitar 25 mmHg.
5. Relaksasi isovolumetrik ventrikel

Bunyi Jantung
Secara normal akan terdapat dua buah bunyi jantung pada tiap satu siklus jantung.
Bunyi jantung pertama dan kedua digambarkan sebagai bunyi “lubb” (bunyi pertama) dan
“dup” (bunyi kedua). Bunyi pertama memiliki sifat lebih rendah, lebih lembut, dan lebih
panjang. Bunyi pertama ditimbulkan oleh getaran yang terjadi akibat penutupan katup
mitral dan tricuspid pada permulaan systole ventrikel. Sedangkan bunyi kedua, sedikit
lebih tinggi, lebih tajam, dan lebih pendek. Bunyi ini ditimbulkan oleh getaran yang terjadi
akibat penutupan katup aorta dan pulmonal yang terjadi segera setelah akhir systole
ventrikel. Terdapat juga variasi bunyi jantung ketiga dan keempat, tetapi keduanya sulit
untuk didengar. Bising atau bruit adalah bunyi jantung abnormal yang terjadi akibat
kelainan pada sistem katup jantung

Mekanisme Pengaturan Jantung


Jantung Walaupun jantung dapat memulai kontraksinya sendiri, aktivitasnya sangat
dipengaruhi oleh sistem saraf. Sehingga, aktivitas jantung tetap sesuai dengan kebutuhan
tubuh. Impuls pengaturan dilepaskan oleh pusat pengatur di otak dan sumsum tulang
belakang yang disalurkan melalui saraf simpatis dan parasimpatis. Saraf simpatis dan
parasimpatis memiliki efek yang berlawanan satu sama lain. Nervus vagus adalah serabut
saraf parasimpatis yang melayani jantung.

Pusat Pengaturan Jantung


Pusat tertinggi terletak di kortek cerebri sehingga faktor fisik dan emosi dapat
mempengaruhi aktivitas jantung. Pusat berikutnya di bawah korteks adalah hipotalamus
bagian posterior yang mengirim impuls ke pusat eksitasi di medulla oblongata dan
hipotalamus bagian medial yang mengirim impuls ke pusat inhibisi di medulla oblongata.
Pusat eksitasi meneruskan impulsnya ke saraf simpatis dan pusat inhibisi meneruskan
impulsnya ke saraf parasimpatis.
a. Parasimpatis
Impuls yang disalurkan oleh sistem parasimpatis cenderung untuk mengurangi aktivitas
jantung : menurunkan denyut jantung, menurunkan kemampuan konduksi, menurunkan
kontraktilitas, dan menurunkan kepekaan otot jantung. Variasi tonus vagus merupakan
faktor utama dalam perubahan denyut jantung.
b. Simpatis
Secara konstan mengeluarkan impuls yang cenderung untuk mengakselerasi aktivitas
jantung, diantaranya : meningkatkan frekuensi denyut jantung, meningkatkan 14
konduktivitas, meningkatkan kontraktilitas, dan meningkatkan kepekaan otot jantung.
B. PENURUNAN FUNGSI SISTEM KARDIOVASKULER
Secara umum, perubahan yang disebabkan oleh penuaan berlangsung lambat dan
dengan awitan yang tidak disadari. Selain sebagai proses normal, perubahan fungsi
kardiovaskuler pada lansia juga dipengaruhi oleh beberapa faktor-faktor di mana faktor ini
dapat menyebabkan penurunan fungsi kardiovaskuler dan berisiko tinggi untuk terjadinya
penyakit kardiovaskuler. Penyakit kardiovaskuler yang sering dialami oleh lansia yaitu
Congestive Heart Failure (CHF), dan Hipertensi. Penyakit kardiovaskular sangat
berbahaya jika tidak disadari secepat mungkin dan tidak dicegah sedini mungkin, karena
jantung merupakan organ vital dalam tubuh manusia.
1. Perubahan Miokardium
Perubahan meliputi amyloid deposits, akumulasi lipofuscin, degenerasi basofilik,
atrofi miokard atau hipertropi, katup kaku dan menebal, serta jumlah jaringan ikat
meningkat. Penuaan tidak mengakibatkan perubahan ukuran jantung, tetapi dinding
ventrikel kiri cenderung ketebalannya sedikit meningkat. Hal ini diakibatkan oleh
peningkatan densitas kolagen dan hilangnya fungsi serat elastis, sehingga jantung
menjadi mampu untuk distensi dengan kekuatan kontraktil yang kurang efektif.
Penebalan miokardium dan miokardium yang kurang dapat diregangkan serta katup
yang kaku, menyebabkan terjadi peningkatan waktu pengisian diastolik. Peningkatan
tekanan pengisian diastolik digunakan untuk mempertahankan preload yang adekuat.
Perubahan lain yang terjadi terkait usia yaitu penebalan endokardium atrium,
penebalan katup atrioventrikular, dan kalsifikasi sebagian dari anulus mitral katup
aorta.
Penebalan dinding ventrikel kiri menyebabkan disfungsi diastolik dan
peningkatan afterload. Selain itu, berhubungan dengan produksi kolagen, ventrikel
mulai menebal dan kaku, serta terjadi penurunan jumlah sel miokard. Setiap
perubahan yang terjadi akan mengganggu kemampuan jantung untuk berkontraksi.
Kontraktilitas menjadi kurang efektif, sehingga membutuhkan lebih banyak waktu
untuk menyelesaikan siklus pengisian diastolik dan pengosongan sistolik. Kekakuan
pada dasar pangkal aorta menghalangi pembukaan katup secara lengkap, sehinga
menyebabkan obstruksi parsial terhadap aliran darah selama denyut sistol.
2. Perubahan Pembuluh Darah
Terlihat sama seperti pada kulit dan otot yang mempengaruhi lapisan (intima)
dari pembuluh darah, terutama arteri. Perubahan yang paling signifikan pada kulit
adalah penurunan elastisitas, sama dengan pembuluh darah juga mengalami
penurunan elastisitas yang memungkinkan darah bersirkulasi. Kehilangan elastisitas
mengganggu aliran koroner dan dapat menyebabkan penyakit kardiovaskular.
Pembuluh darah vena juga mengalami perubahan yang serupa dengan arteri,
tetapi pada tingkatan yang lebih rendah. Vena menjadi lebih tebal, lebih dilatasi, dan
kurang elastis seiring dengan bertambahnya usia. Katup vena besar pada kaki menjadi
kurang efisien dalam mengembalikan darah ke jantung, sehingga edema ekstremitas
bawah berkembang lebih cepat dan lansia lebih berisiko mengalami thrombosis vena
karena melemahnya sirkulasi vena. Sirkulasi perifer selanjutnya dipengaruhi oleh
penurunan massa otor dan bersamaan dengan pengurangan pada permintaan oksigen
3. Adanya Mekanisme Baroreflex
Terjadi dimana sudah menjadi proses fisiologis, ketika mengatur tekanan
darah tubuh akan meningkatkan atau menurunkan denyut jantung dan resistensi
pembuluh darah perifer. Resistensi pembuluh darah perifer berfungsi untuk
mengkompensasi penurunan sementara atau peningkatan tekanan arteri. Baroreseptor
di arkus aorta dan sinus karotis sebenarnya reseptor regang. Penurunan distensi pada
reseptor ini, menyebabkan penambahan aktivitas pada sistem parasimpatik dan ihibisi
sistem aliran saraf.
Proses menua mengakibatkan perubahan mekanisme baroreflex termasuk
pengerasan arteri dan pengurangan respon kardiovaskuar terhadap stimulasi
adrenergik. Selain itu terjadi perubahan miokardium, perubahan afterload, dan
perubahan mekanisme neuro-conduction.

4. Tabel Penurunan Fungsi Sistem Kardiovaskuler


ORGAN/
NO PERUBAHAN FISIOLOGIS EFEK/DAMPAK
JARINGAN
1. Jantung Miokardium mengalami hipertrofi Menyebabkan gagal jantung
yang dapat mengubah dinding
ventrikel kiri dan septum ventrikel
perlahan menebal
Struktur miokardium menunjukan Miokardium yang kurang dapat
terjadinya peningkatan kolagen diregangkan menyebabkan
dan jaringan ikat terjadi peningkatan waktu
pengisian diastolik.
Peningkatan tekanan pengisian
diastolik digunakan untuk
mempertahankan preload yang
adekuat
Penurunan jumlah sel pacemaker, Disritmia, terutama fibrilasi
SA node dan AV node kurang atrial dan Premature
efisien dalam menghantarkan Ventricular Contractions
impuls (PVCs), penurunan respon
denyut jantung terhadap stres
Inkompeten katup jantung Penurunan curah jantung
(stenosis/regurgitasi): mengalami (cardiac output), terdapat bunyi
penebalan dan kekakuan yang jantung murmur, hipertensi
disebabkan karena penuaan akibat ortostatik
kalsifikasi dan fibrosis.
Penurunan tekanan diastolic Faktor risiko terjadinya
cerebrovascular atau stroke
Bunyi jantung S4 semakin jelas Kemungkinan CAD (Coronary
Artery Disease), hipertensi,
stenosis aorta, atau anemia
berat
Penurunan reaksi miokardial dan Menurunkan aktivitas
pembuluh darah terhadap stimulus barorefleks (baroreseptor dan
β-adrenergik kemoreseptor) yang
berhubungan dengan
keseimbangan dalam kontrol
neuroendokrin
Penurunan sensitivitas Hipotensi postural, peningkatan
baroreseptor risiko jatuh
2. Pembuluh Peningkatan resistensi pembuluh Darah sulit untuk kembali ke
darah darah kapiler jantung dan paru-paru
Katup vena tidak berfungsi secara Varises dan pengumpulan darah
efisien di perifer membentuk edema
Penurunan elastisitas Hipertensi, oksigen jaringan
(arteriosclerosis), pembentukan menurun, penurunan respon
plak (atherosclerosis), dan baroreseptor (respon terhadap
dinding arteri perifer dan aorta panas dan dingin), hipertrofi
menebal karena terjadi ventrikel kiri, penurunan
peningkatan kolagen dan lemak tekanan diastolik, peningkatan
serta penurunan elastin serta tekanan sistolik, tekanan nadi
disfungsi endotelial meningkat
Dinding kapiler menebal Pertukaran nutrisi dan produk
limbah antara darah dan
jaringan lambat
3. Darah Darah mengalir lebih lambat Penyembuhan luka lebih lama
dan berpengaruh pada
metabolisme dan distribusi obat
lama
Penurunan jumlah darah yang Oksigen jaringan menurun,
dipompa di sepanjang sistem penurunan kapasitas untuk
kardiovaskuler latihan

C. PERMASALAHAN PADA SISTEM KARDIOVASKULER


Faktor yang dapat memengaruhi kerja dari sistem kardiovaskular pada lansia seperti
aterosklerosis, ketidakefektifan fisik (physical inactivity), merokok, kebiasaan makan
(dietary habits), obesitas, hipertensi, gangguan lipid (lipid disorders), sindrom metabolik,
faktor psikososial, serta faktor keturunan dan sosial-ekonominya.
1. Aterosklorosis
2. Merokok
3. Kebiasaan diet atau dietary habits
4. Obesitas
5. Hipertensi
6. Gangguan lipid (lipid disorders)
7. Sindrom Metabolik
8. Faktor Psikososial
9. Faktor keturunan
10. Faktor sosial-ekonomi juga mempunyai peran penting dalam hal ini.

D. Macam – macam Penyakit kardiovaskuler


Penyakit kardiovaskular atau cardiovascular disease (CVD) adalah penyakit yang
berkaitan dengan jantung dan pembuluh darah. Menurut American College of Cardiology,
penyakit jantung koroner adalah kondisi yang paling sering dialami oleh para lansia,
umumnya mereka yang berusia di atas 75 tahun. Sejatinya penuaan, alias pertambahan
usia menyebabkan jantung dan pembuluh darah menjadi kaku. Denyut jantung yang
menurun karena perubahan kemampuan jantung untuk memompa, diiringi fungsi dan
mobilitas yang berkurang membuat otot para lansia melemah. Penyakit kardiovaskular
yang umum adalah:
a. Penyakit Jantung Iskemik (Ischemic Heart Disease atau IHD).
b. Stroke
c. Penyakit Jantung Akibat Tekanan Darah Tinggi (Hypertensive Heart Disease),
d. Penyakit Jantung Reumatik (Rheumatic Heart Disease atau RHD),
e. Aneurisme aorta (Aortic Aneurysm),
f. Kardiomiopati (Cardiomyopathy),
g. Fibrilasi Atrium (Atrial Fibrillation),
h. Penyakit Jantung Bawaan (Congenital Heart Disease),
i. Endokarditis,
j. Penyakit Arteri Perifer (Peripheral Artery Disease atau PAD).

E. INTERVENSI KEPERAWATAN
NO DX.KEPERAWATAN TUJUAN DAN KH INTERVENSI

1. Penurunan curah jantung Tidak terjadi penurunan - Pantau TD, ukur pada kedua
berhubungan dengan curah jantung setelah tangan, gunakan manset dan
peningkatan afterload, dilakukan tindakan tehnik yang tepat
vasokonstriksi, iskemia keperawatan selama 3 x - Catat keberadaan, kualitas
miokard, hipertropi 24 jam. Dengan kriteria denyutan sentral dan perifer
ventricular hasil : - Auskultasi tonus jantung dan
bunyi napas
- Berpartisipasi dalam
- Amati warna kulit,
aktivitas yang
kelembaban, suhu dan masa
menurunkan TD
pengisian kapiler
- Catat edema umum
- Mempertahankan TD
- Berikan lingkungan tenang,
dalam rentang yang
nyaman, kurangi aktivitas,
dapat diterima
batasi jumlah pengunjung.
- Memperlihatkan irama - Pertahankan pembatasan
dan frekuensi aktivitas seperti istirahat
jantung stabil ditempat tidur/kursi
- Bantu melakukan aktivitas
perawatan diri sesuai
kebutuhan
- Lakukan tindakan yang
nyaman spt pijatan punggung
dan leher, meninggikan kepala
tempat tidur.
- Anjurkan tehnik relaksasi,
panduan imajinasi, aktivitas
pengalihan
- Pantau respon terhadap obat
untuk mengontrol tekanan
darah
- Berikan pembatasan cairan dan
diit natrium sesuai indikasi
- Kolaborasi untuk pemberian
obat-obatan sesuai indikasi

2. Nyeri ( sakit kepala ) Nyeri atau sakit kepala - Pertahankan tirah baring,
berhubungan dengan hilang atau berkurang lingkungan yang tenang,
peningkatan tekanan setelah dilakukan sedikit penerangan
vaskuler serebral tindakan keperawatan
- Kaji tingkat nyeri klien
selama 2 x 24 jam
DAFTAR PUSTAKA

Ganong,W.F. 1999. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Editor : dr. Widjajakusumah. Edisi 17.
Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. Guyton, A.C. and Hall. 1997. Fisiologi
Kedokteran. Edisi 9. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. Mc.Naught and Callander.
1975. Illustrated Physiology. Third Edition. New York : Churchill Livingstone.
Sherwood, L. 2001. Fisiologi Manusia : dari sel ke system. Edisi 2. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Deborah, F., & Patricia, K. (2015). Cardiac Assessment. Journal of Home Healthcare Now.
Vol. 33 (9) p 466-472
James P.A., Oparil S., Carter B.L., Cushman W.C., Dennison-Himmelfarb C., Handler J., et
al. (2014). Evidence-based guideline for the management of high blood pressure in
adults: Report from the panel members appointed to the eighth Joint National
Committee (JNC 8). JAMA. 2014; 311 (5): 507-20. doi:10.1001/jama.2013.284427.
Kementerian Kesehatan RI. (2014). InfoDATIN: Pusat data dan informasi kementerian
kesehatan RI, Hipertensi. Jakarta: Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan
RI.
Stockslager, Jaime L. (2008). Buku Saku Asuhan Keperawatan Geriatrik, (Ed.2), Alih Bahasa
Oleh: Nike Budi Subekti. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai