Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN OBSERVASI PLTB CIEMAS

Ditujukan untuk Memenuhi Tugas Besar


Mata Kuliah : TB4005 Pengantar Teknologi Listrik Terbarukan

Dosen Pengampu :
Hary Devianto, S.T., M.Eng., Ph.D.
Dr.Eng. Pramujo Widiatmoko, S.T., M.T.

Disusun oleh (Kelompok 2):

Ivan Pratama - 14519001


Hanifah Rizqi Rudianto - 14519007
Olive Kristamar Ayabe - 14519011
Fikra Hanifah - 14519031
Geby Indila - 14519037

MATA KULIAH PILIHAN


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2021
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Listrik merupakan suatu kebutuhan pokok yang dibutuhkan oleh hampir seluruh populasi
di muka bumi. Kebutuhan listrik yang diperlukan tiap individu tidaklah sedikit, apalagi dengan
majunya era globalisasi. Dengan digitalisasi dunia yang makin marak, daya yang dibutuhkan
untuk menopang kebutuhan juga, tidak bisa dipungkiri, akan makin besar.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, permintaan energi (termasuk


biomassa) akan meningkat dari 1.079 juta SBM (Setara Barel Minyak) pada tahun 2012 menjadi
1.916 juta SBM pada tahun 2025, dan dapat mencapai 2.980 juta SBM pada tahun 2035, dengan
peningkatan 4,5% per tahun untuk skenario dasar (BAU-Business As Usual) saja. Pada tahun
2033, diperkirakan permintaan energi dalam negeri akan melampaui kapasitas negara dalam
memproduksi energi, sehingga Indonesia akan menjadi negara net importir energi. Untuk
menanggulangi masalah ini, Indonesia harus lebih agresif lagi dalam meningkatkan
pengembangan sumber energi baru terbarukan.

Energi harus dikelola berdasarkan prinsip-prinsip pembangunan yang berkelanjutan


karena energi mempunyai peran penting untuk meningkatkan kegiatan ekonomi di Indonesia.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) mendata bahwa Indonesia memiliki
potensi sumber daya energi terbarukan yang sangat besar. Namun, penggunaan energi bersih dan
terbarukan di Indonesia baru mencapai 6% dari bauran energi nasional. Angka ini tidak
sebanding dengan sumber daya alam Indonesia yang sangat banyak dan sinar matahari yang
tiada hentinya menyinari kita sepanjang tahun. Penyediaan energi terutama di daerah-daerah
yang belum memiliki akses cukup energi dapat dipenuhi dengan potensi-potensi lokal.

1.2. Tujuan

1. Mahasiswa mengetahui potensi listrik terbarukan di Indonesia.


2. Menganalisis potensi listrik terbarukan yang cocok untuk suatu wilayah terpilih.
3. Menyusun strategi untuk mengembangkan energi listrik terbarukan di suatu wilayah
terpilih.
4. Menghitung perkiraan biaya yang harus dikeluarkan untuk memenuhi pembangunan
listrik terbarukan.
BAB 2 METODE PENELITIAN

2.1 Rancangan Penelitian

Dalam proses penelitian untuk mengetahui potensi pembangkit listrik tenaga bayu di
kawasan Ciemas, Kabupaten Sukabumi, dilakukan beberapa metode penelitian. Diantaranya
berupa metode penelitian dengan pendekatan kuantitatif dan bersifat evaluatif. Penelitian juga
dimulai dengan melakukan studi literatur. Penulis mencari daerah yang potensial untuk didirikan
PLTB, kemudian mencari artikel, berita, jurnal, dan sumber terpercaya lainnya untuk dilakukan
penelitian lebih lanjut. Metode penelitian kuantitatif dilakukan dengan melakukan perhitungan
kebutuhan listrik pada wilayah Kabupaten Sukabumi dan perhitungan daya. Selanjutnya, setelah
ditemukan data-data dan dilakukan perhitungan, dilakukan evaluasi kelayakan kegiatan
pemasangan PLTB di wilayah tersebut.

2.2 Metode Analisis Data

Metode analisis data dilakukan secara kuantitatif, data yang telah didapat kemudian
dilakukan perhitungan menggunakan bantuan software dan kalkulator
BAB 3 PENGOLAHAN DATA

3.1. Ulasan Daerah

Salah satu energi alternatif untuk menghasilkan listrik adalah energi angin. Energi angin
dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam pengurangan gas rumah kaca karena tidak
dihasilkan emisi karbon dioksida selama produksi energi listrik berlangsung. Cara kerja
Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) juga cukup sederhana. Kincir yang diputarkan oleh
energi angin memutar baling-baling pada generator di bagian belakang kincir angin, yang
menghasilkan energi listrik melalui konversi energi kinetik.

PLTB yang akan kami ulas kali ini berlokasi di kawasan Ciemas, Simpenan, dan
Pelabuhan Ratu, Kabupaten Sukabumi. Ketiganya berada di kawasan terpencil yang belum
banyak disentuh oleh pemukiman warga, namun biasa dijadikan pelarian untuk liburan di kala
suntuk. Kabupaten Sukabumi sendiri memiliki wilayah yang cukup besar, apalagi jika
dibandingkan kotanya. Dengan luas kabupaten sebesar 4.162 km2, 86 kali luas kotanya, yang
hanya sebesar 48,42 km2.

Kecamatan Ciemas memiliki Bendungan Cikanteh di Desa Ciwaru, yang merupakan


objek wisata dan daerah irigasi dari Sungai Cikanteh. Di kawasan Ciemas ini juga terdapat dua
objek wisata curug, yaitu Curug Sodong dan Curug Ngelay yang dapat dikunjungi. Kecamatan
Ciemas memiliki kecepatan rata-rata angin 23 km/jam.

Simpenan sendiri adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Sukabumi, yang terletak 8km
dari ibu kota Kabupaten Sukabumi, Pelabuhan Ratu. Kecamatan ini memiliki 2 buah desa di
dalamnya. Kecepatan rata-rata angin Kecamatan Simpenan adalah 11 km/jam.

Pelabuhan Ratu sendiri adalah ibu kota Kabupaten Sukabumi. Letaknya berada di pesisir
Samudra Hindia, bagian Barat Daya Kabupaten Sukabumi. Luasnya 2 kali luas kota Sukabumi,
yaitu 82,6 km2. Kecepatan rata-rata angin di Pelabuhan Ratu adalah 11 km/jam.

3.2. Pemakaian Listrik

Penduduk di seluruh wilayah Kabupaten Sukabumi sendiri memiliki kebutuhan


sehari-hari yang memerlukan pasokan aliran listrik. Berdasarkan data yang didapat dari badan
pusat statistika (BPS) Sukabumi, berikut adalah jumlah pemakai listrik berdasarkan jenis
pelanggannya dari tahun 2016 sampai 2018 di wilayah Sukabumi yang meliputi Kota dan
sebagian Kabupaten Sukabumi.
Jenis Pelanggan Listrik Jumlah Pelanggan Listrik Menurut Jenis Pelanggan

2016 2017 2018

Rumah Tangga 133000 138178 143236

Usaha/Bisnis 6815 7615 8378

Pemerintah 905 997 1071

Industri 174 179 181

Sosial 3674 3967 4164

Distribusi dan konsumsi listrik wilayah Sukabumi adalah sebagai berikut:

Distribusi Listrik Distribusi Listrik

2017 2018 2019

Daya terpasang (VA) 185670990 195574940 207353240

Listrik terjual (KWh) 266984028 268418997 280805161

Jumlah pelanggan 150971 157068 163690

3.3. Skema kebutuhan listrik dan tarif yang dikenakan

Berdasarkan data yang kami dapat, kincir angin pada PLTB ini menggunakan tipe kincir
Gamesa G114-2.5 Mw, dengan spesifikasi :

Tinggi kincir : 230 M

Diameter :114 M

Speed : 8 M/s

Area per 1 bilah : 10.207 M^2

Lahan yang digunakan : 125 ha

Jarak antar turbin : 798 M


Jumlah turbin :50

Oleh karena itu dengan menggunakan rumus Power : ½*cp*A*(V^3)*densitas udara,


maka didapat power output untuk 1 tower adalah 2.56 Mw. Dengan jumlah tower yang
digunakan sebanyak 50 tower, total output dari PLTB ini sekitar 140 MW. Jika lihat dari
perbandingan energi output dengan

3.4 Perhitungan Biaya

Investments Costs (k€)

Wind energy converter 2180


Grid connection 200
Miscellaneous 219

Total 2599

Yearly costs* 151 k€/a


* Sudah termasuk biaya operasi dan pemeliharaan

Dengan asumsi biaya awal per turbin berkapasitas 2,56 MW per tahun adalah Rp 2,64
miliar dengan jumlah turbin adalah 50, maka total harga yang dibutuhkan dalam
pembangunannya ialah Rp 132 miliar. Jika life time turbin adalah 20 tahun dengan biaya operasi
dan pemeliharaan per tahun adalah 2,64 miliar, maka total biaya yang dibutuhkan selama 20
tahun yaitu sejumlah Rp 4,918 triliun.
BAB 4 PEMBAHASAN

PLTB Ciemas merupakan salah satu rencana proyek pemerintah dalam pembangunan
pembangkitan energi listrik, yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan energi bagi masyarakat
khususnya area Jawa Barat. Nantinya ketika telah layak untuk beroperasi, akan terdapat 50 buah
kincir angin dengan output daya sekitar 11.35 GW per tahunnya. Area Ciemas dipilih karena
rerata kecepatan angin sekitar 23 km/h sehingga sangat applicable untuk digunakan sebagai
lahan produksi energi listrik berbasis angin.
Pada perhitungan skema biaya dengan asumsi usia turbin 20 tahun diperoleh sekitar
4,918 triliun rupiah. Biaya yang cukup fantastis untuk investasi energi, akan tetapi pemerintah
sendiri telah mengucurkan dana sekitar 4 triliun untuk perwujudan PLTB Ciemas ini. Sehingga
bagi pengguna akan dibebankan biaya sisanya sekitar 918 miliar rupiah dimana setiap kW nya
senilai 80881 rupiah.
BAB 5 PENUTUP

5.1. Kesimpulan

1. Potensi energi terbarukan di Indonesia sangatlah luas. Walaupun belum optimal, akan tetapi
beberapa diantaranya sudah mulai dimanfaatkan.

2. Potensi energi terbarukan yang dimanfaatkan di PLTB Ciemas tentu adalah angin. Yang
mendukung alasan tersebut adalah besar rerata kecepatan angin yang dapat dimanfaatkan sebagai
sumber energi listrik.

3. Strategi pengembangannya adalah dengan melakukan analisis data kondisi alam dan
lingkungan untuk dijadikan bahan pertimbangan realisasi proyek PLTB Ciemas.

4. Prakiraan biaya yang dibebankan kepada pengguna di tiap kW nya setelah subsidi pemerintah
dikenai biaya Rp 80.881,00.
Daftar Pustaka

- https://www.researchgate.net/profile/Agus-Sugiyono/publication/322266175_Outlook_E
nergi_Indonesia_2015-2035_Prospek_Energi_Baru_Terbarukan/links/5a4f31b0458515e7
1b091f3d/Outlook-Energi-Indonesia-2015-2035-Prospek-Energi-Baru-Terbarukan.pdf

- http://www.iesr.or.id/wp-content/uploads/2018/11/COMS-PUB-0001_Briefing-Paper-1_E
nergi-Terbarukan.pdf

- Bauer, L. (n.d.). Gamesa G114-2.5MW. Welcome to wind-turbine-models.com.

https://en.wind-turbine-models.com/turbines/765-gamesa-g114-2.5mw

- Gamesa : G114 – 2.5MW. (2015, December 30). Windpower Engineering &

Development. https://www.windpowerengineering.com/turbine/gamesa-g114-2-5mw/

Anda mungkin juga menyukai