Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PENDAHULUAN

IMPLEMENTASI KELUARGA DENGAN RISIKO HIPERTENSI

PADA LANSIA

Hari : Senin
Tanggal : 2 November 2020

I. Latar Belakang
1. Latar Belakang

Nilai tekanan darah normal pada lansia penting untuk dipantau secara berkala.
Pasalnya, risiko tekanan darah tinggi akan meningkat seiring bertambahnya usia
seseorang. Oleh karena itu, para lansia perlu rutin melakukan pemeriksaan tekanan
darah agar nilai tekanan darah normalnya bisa terpantau dengan baik.
Pada orang dewasa yang sehat, nilai tekanan darah normal berada di kisaran 90/60
mmHg hingga 120/80 mmHg. Berbeda dengan orang dewasa muda, nilai tekanan
darah normal pada lansia berada di rentang angka yang sedikit lebih tinggi, yakni
130/80 mmHg hingga 140/90 mmHg.
Dari angka di atas dapat diketahui bahwa nilai tekanan darah normal pada lansia lebih
tinggi dibandingkan tekanan darah normal pada orang dewasa.
Hal ini dikarenakan pembuluh darah cenderung akan semakin mengeras atau kaku
seiring pertambahan usia. Mengerasnya pembuluh darah membuat jantung harus
bekerja lebih keras, sehingga membuat tekanan darah pada lansia lebih tinggi.
Berdasarkan hasil pengkajian keluarga Ibu A (60 th) memiliki 5 orang anak, an. E
(43th), an T (40 th), an D (38 th), an F (35 th) dan an E (33 th). Keluarga Ibu A
merupakan keluarga dengan status perkawinan cerai hidup, dan ibu A sampai saat ini
belum menikah lagi. Semua anak Ibu A sudah berubah tangga, dan 3 orang anak
memiliki rumah sendiri serta tinggal berjauhan dengan Ibu A, namun ada 1 orang
anak tinggal bersama ibu A dan 1 orang anak memiliki rumah berdekatan dengan
rumah Ibu A. Sehari – hari Ibu A bekerja sebagai seorang pedagang makanan disalah
satu instansi pemerintah di Kota Pandeglang, namun karena pandemic covid 19 ini,
usaha berjualan ibu A mengalami pemberhentian untuk sementara waktu mengingat
tempat berjualan Ibu A melakukan WFH terhadap karyawannya.
Hasil pengkajian yang telah dilakukan pada kunjungan sebelumnya (tanggal 27-29
Oktober 2020) teridentifikasi bahwa Ibu. A memiliki riwayat Hipertensi. Salah satu
pemicu naik atau turunnya tekanan darah adalah kondisi emosi, termasuk tingkat
stres. Stres nyatanya bisa memengaruhi kondisi fisik secara keseluruhan, serta
menyebabkan naiknya tekanan darah secara mendadak. Maka dari itu, orang yang
memiliki riwayat penyakit ini disarankan untuk menjauhi atau setidaknya mengelola
tingkat stres. Mengingat kondisi Ibu A sekarang ini, dimana Ibu A merupakan salah
satu orang yang terkena dampak dari pandemic virus corona 19.

Selama pandemic covid 19 ini Ibu A setiap hari hanya dirumah, tanpa aktivitas
berjualan seperti biasanya. Ibu A mengatakan kepala sering pusing, Hasil pemeriksaan
fisik TD : 140/90 mmHg, Nadi : 78 x/ mnt, RR : 20 x/ mnt. Aktivitas sehari – hari Ibu
A hanya mengerjakan pekerjaan rumah, bermain bersama cucu, mengikuti kegiatan
keagamaan dan mengikuti kegiatan kemasyarakatan seperti gotong royong dan lain
lain. Dan anak-anak ibu A yang rumah nya berjauhan belum bias mengunjungi Ibu A
selama pandemic ini, begitu pula sebaliknya Ibu A belum bias mengunjungi anak-
anaknya. Kebosanan karena kuranganya aktivitas itu kadang membuat ibu A stress,
karena Ibu A memiliki riwayat hipertensi , maka Ibu A sering merasa pusing. Ketika
keluhan muncul Ibu A beristirahat dan minum air putih. Ibu A mengkonsumsi obat
untuk hipertensi yaitu amilodipine 5 mg, akan tetapi diminum saat kepala sakit saja.
Ibu A rutin memeriksakan tekanan darahnya setiap bulan di Klinik Bugenvile
Pandeglang.

Hasil pengkajian terkait pengetahuan keluarga tentang hipertensi akibat stres,


keluarga mengatakan sakit kepala, biasanya akan hilang jika sudah beristirahat dan
minum obat. Keluarga belum mengetahui bagaimana cara pencegahan dan perawatan
untuk mengatasi stress. Keluarga mengungkapkan ingin mengetahui bagaimanana
cara agar tidak mengalami stress.
Pada kunjungan sebelumnya (Selasa, Rabu, Kamis tanggal 27, 28, 29 Oktober
2020) mahasiswa telah menjelaskan tentang pengertian, jenis, penyebab, faktor risiko,
tanda dan gejala serta akibat jika hipertensi tidak diatasi. Mahasiswa juga telah
menjelaskan secara kognitif cara pencegahan dan perawatan yang bisa dilakukan
keluarga apabila terjadi peningkatan tekanan darah (hipertensi). Pada kunjungan kali
ini telah disepakati dengan keluarga terutama Ibu A bahwa mahasiswa bersama Ibu A
akan melakukan teknik relaksasi otot progresif untuk mengatasi hipertensi akibat
stres.

2. Data yang perlu dikaji lebih lanjut


 Identifikasi secara mandiri oleh Ibu A penyebab nyeri kepala yang sering muncul
 Upaya Ibu A yang telah dilakukan untuk mengatasi nyeri kepala akibat hipertensi
3. Masalah Keperawatan
Nyeri berhubungan dengan tekanan peningkatan vaskuler serebral pada Ibu A

II. Rencana Keperawatan


1. Diagnosis Keperawatan
Nyeri berhubungan dengan tekanan peningkatan vaskuler serebral pada Ibu A
2. Tujuan Umum
Setelah dilakukan kunjungan selama 1 x 20 menit, pemeliharaan kesehatan pada
Ibu A menjadi efektif
3. Tujuan Khusus
Selama kunjungan 1x20 menit, Ibu A mampu:
 Menjelaskan kembali pengertian relaksasi otot progresif
 Menjelaskan kembali minimal 3 manfaat dilakukan relaksasi otot progresif
 Menjelaskan kembali waktu dilakukan relaksasi otot progresif
 Mendemontrasikan kembali minimal 3 gerakan relaksasi otot progresif
 Menyepakati waktu dan tujuan kunjungan selanjutnya

III. Rancangan Kegiatan


1. Metode
Metode yang digunakan adalah diskusi, tanya jawab, demonstrasi relaksasi otot
progresif
2. Media dan Alat
kursi
1. Waktu dan Tempat
Waktu : 10.00 wib
Tempat : Rumah Ibu A, RT 001/ RW 009 Pandeglang
2. Rencana Kegiatan
No Kegiatan Waktu

1 Fase Orientasi 5 Menit


 Mengucapkan salam
 Menanyakan keadaan klien hari ini
 Menjelaskan tujuan kunjungan
2 Fase Kerja 10 menit
 Menjelaskan kepada keluarga tentang
pengertian, manfaat, dan waktu dilakukan
relaksasi otot progresif
 Mendemontrasikan relaksasi otot progresif
 Memotivasi keluarga melakukan
redemontrasi relaksasi otot progresif
 Memberikan reinforcement positif atas
kemampuan yang dicapai keluarga
3 Fase Terminasi 5 Menit
 Melakukan evaluasi hasil kunjungan
 Menyepakati waktu dan tujuan kunjungan
berikutya

3. Kriteria Evaluasi
a. Struktur
 Laporan pendahuluan telah siap dan dikonsulkan kepada pembimbing
 Mahasiswa telah memahami dan menguasai materi relaksasi otot progresif
 Ibu A siap dan menyepakati waktu kunjungan yaitu tanggal 2 November 2020
Pukul 10.00 wib.
 Media dan alat telah dibuat dan siap digunakan yaitu kursi

b. Proses
 Mahasiswa menjelaskan tujuan kunjungan yaitu relaksasi otot progresif
 Mahasiswa melakukan kunjungan sesuai dengan waktu yang telah disepakati
dengan Ibu A tanggal 2 November 2020
 Mahasiswa menjelaskan dan mendemontrasikan relaksasi otot progresif
 Ibu A menerima kunjungan mahasiswa
 Ibu A aktif selama proses implementasi kunjungan dan interaksi dengan
mahasiswa
 Ibu A menyepakati kontrak kunjungan berikutnya
 Alat dan media dapat digunakan

c. Hasil
 85% mampu menjelaskan kembali pengertian relaksasi otot progresif
 100% menjelaskan kembali minimal 4 manfaat dilakukan relaksasi otot progresif
 85% menjelaskan kembali waktu dilakukan relaksasi otot progresif
 85% mendemontrasikan kembali minimal 3 gerakan relaksasi otot progresif
 100% menyepakati waktu dan tujuan kunjungan selanjutnya

Pembimbing Mahasiswa

( ) ( )

Anda mungkin juga menyukai