Anda di halaman 1dari 23

UNDANG UNDANG

CIPTA KERJA
UNDANG-UNDANG CIPTA KERJA KLASTER KETENAGAKERJAAN DAN
PERATURAN PELAKSANANYA

Oleh :
Prof. Dr. Dr. Rr. Catharina Dewi Wulansari Ph.D. SH, MH, SE, MM.

Guru Besar Universitas Katolik Parahyangan


Upaya Untuk
Memenuhi Hak
Warga Negara
Atas Pekerjaan
Dan Penghidupan
Yang Layak Bagi
Kemanusiaan
Melalui Cipta Kerja

Undang Undang (11 Cluster Merangkum 1.244 Pasal)


Cipta Kerja
B. Pengertian Cipta Kerja
Upaya Penciptaan Kerja Melalui Usaha Kemudahan,
Perlindungan, Dan Pemberdayaan Koperasi Dan Usaha
Mikro, Kecil, Dan Menengah

Cipta Kerja Adalah


Peningkatan Ekosistem Investasi Dan Kemudahan
Berusaha, Dan Investasi Pemerintah Pusat

Percepatan Proyek Strategis Nasional


C. Tujuan Cipta Kerja
Upaya Penciptaan Kerja
Melalui Usaha
Kemudahan,
Perlindungan, Dan
Pemberdayaan Koperasi
Dan Usaha Mikro, Kecil,
Dan Menengah
Peningkatan Ekosistem
Investasi Dan
Tujuan Cipta Kerja
Kemudahan Berusaha,
Adalah
Dan Investasi Pemerintah
Pusat

Percepatan Proyek
Strategis Nasional
Pasti Akan Negatif
Sebagai Suatu Membawa
Produk Hukum Dampak Di
masyarakat

Positif
D. Dampak Terhadap Undang-Undang Lain
Undang Undang Cipta Kerja

Undang Undang Cipta Kerja Undang Undang Cipta Kerja Klaster


Klaster di luar Ketenagakerjaan Mengubah, Menghapus,
Ketenagakerjaan Mengubah, Atau Menetapkan Pengaturan Baru
Menghapus, Atau Menetapkan Beberapa Ketentuan Yang Diatur Dalam
Pengaturan Baru (Psl 80)

UU No.18 Tahun
UU No.40 Tahun 2017 tentang
Undang-Undang UU No.13 Tahun 2004 tentang UU No.24 Tahun Pelindungan
Lain 2003 tentang Sistem Jaminan 2011 tentang Pekerja Migran
Ketenagakerjaan Sosial Nasional BPJS Indonesia
(SJSN) (PPMI)
Pasal 13, 14, 37, 42,
45, 47, 49, 56, 57, 58,
59, 61, 66, 77, 78, 79,
Mengubah 88, 92, 94, 95, 98,
31 Pasal
151, 153, 156, 157,
160, 185, 186, 187,
188, dan 190 UU
Undang Undang Ketenagakerjaan
Cipta Kerja
(p. 533-567) Pasal 43, 44, 46, 48, 64, 65,
89, 90, 91, 96, 97, 152, 154,
Menghapus 29 Pasal 155, 158, 159, 161, 162, 163,
164, 165, 166, 167, 168, 169,
170, 171, 172, dan 184

Pasal 61A, 88A, 88B, 88C,


Menyisipkan 13 Pasal Baru 88D, 88E, 90A, 90B, 92A,
151A, 154A, 157A, dan 191A
TKA

PKWT

Delapan Substansi Klaster


ALIH DAYA

Ketenagakerjaan
WAKTU KERJA DAN
WAKTU ISTIRAHAT

UPAH MINIMUM

PHK, PESANGON DAN


JKP
LEMBAGA PELATIHAN
SANKSI, BAIK PIDANA KERJA
MAUPUN
ADMINISTRATIF LEMBAGA
PENEMPATAN TENAGA
PERIZINAN DI BIDANG KERJA SWASTA
KETENAGAKERJAAN
PERUSAHAAN ALIH
DAYA
SURAT IZIN
PERUSAHAAN
PENEMPATAN
PEKERJA MIGRAN
INDONESIA
Undang Pasal 18 UU
Menambah satu program
jaminan sosial yakni
Undang Cipta Mengubah 1 Pasal Jaminan Kehilangan
SJSN
Kerja Pekerjaan (JKP)

(p. 533-567)
Pasal 46A, 46B, 46C, 46D,
Menyisipkan 5 Pasal Baru 46E
Pelaksanaan JKP
Menambah Satu
Program
Pasal 6 UU Jaminan Sosial
BPJS Yakni Jaminan
Kehilangan
Undang Pekerjaan (JKP)
Undang Cipta Pasal 9 UU
Kerja Mengubah 3 Pasal BPJS
(P. 533-567)
Modal Awal
Program JKP
Pasal 42 UU
Sebesar Rp2
BPJS
Triliun Berasal
Dari APBN
Undang Undang Mengubah Pasal 1, 51, 53, dan
4 Pasal
Cipta Kerja 57 UU PPMI
(p. 533-567)

Pasal 1 angka 9 dan


Menyisipkan 2 Pasal Baru Pasal 16 UU PPMI
Waktu Kerja UU Nomor 13 Tahun 2003 UU Cipta Kerja
Jam Kerja ---- Pelaksanaan jam kerja bagi
pekerja/buruh di perusahaan diatur
dalam perjanjian kerja, peraturan
perusahaan, atau perjanjian kerja
bersama
Ketentuan mengenai waktu kerja Ketentuan lebih lanjut mengenai waktu
pada sektor usaha atau pekerjaan kerja pada sektor usaha atau
tertentu sebagaimana dimaksud pekerjaan tertentu sebagaimana
pada ayat (3) diatur dengan dimaksud pada ayat (3) diatur dalam
Keputusan Menteri. Peraturan Pemerintah.
(Pasal 77 Ayat 4) (Pasal 77 Ayat 5)
Jam Lembur waktu kerja lembur hanya dapat Waktu kerja lembur hanya dapat
dilakukan paling banyak 3 (tiga) dilakukan paling lama 4 (empat) jam
jam dalam 1 (satu) hari dan 14 dalam 1 (satu) hari dan 18 (delapan
(empat belas) jam dalam 1 (satu) belas) jam dalam 1 (satu) minggu.
minggu (Pasal 78 Ayat 1b)
(Pasal 78 ayat 1 b)
Waktu Kerja UU Nomor 13 Tahun 2003 UU Cipta Kerja
Istirahat Istirahat mingguan 1 (satu) hari Istirahat mingguan 1 (satu) hari untuk 6
Mingguan untuk 6 (enam) hari kerja dalam 1 (enam) hari kerja dalam 1 (satu)
(satu) minggu atau 2 (dua) hari untuk minggu.
5 (lima) hari kerja dalam 1 (satu) (Pasal 79 Ayat 2b)
minggu
(Pasal 79 Ayat 2b)
Cuti Panjang Istirahat panjang sekurang- cuti atau istirahat panjang sifatnya
kurangnya 2 (dua) bulan dan tidak wajib dan tidak diatur berapa
dilaksanakan pada tahun ketujuh lama istirahat panjang itu diberikan
dan kedelapan masing-masing 1
(satu) bulan bagi pekerja/buruh yang
telah bekerja selama 6 (enam) tahun
secara terus-menerus pada
perusahaan yang sama dengan
ketentuan pekerja/buruh tersebut
tidak berhak lagi atas istirahat
tahunannya dalam 2 (dua) tahun
berjalan dan selanjutnya berlaku
untuk setiap kelipatan masa kerja 6
(enam) tahun
(Pasal 80)
Pengupahan UU Nomor 13 Tahun 2003 UU Cipta Kerja
Kebijakan Pengupahan Lebih tegas mengamanatkan pemerintah Kebijakan pengupahan hanya ditujukan
untuk menetapkan kebijakan pengupahan untuk mewujudkan hak buruh atas
yang melindungi buruh penghidupan yang layak bagi kemanusiaan
(Pasal 88 Ayat 1 ) (Pasal 88 Ayat 1)
Kebijakan Pengupahan Meliputi : Kebijakan Pengupahan Meliputi:
Upah Minimum; upah minimum;
Upah Kerja Lembur; struktur dan skala upah;
Upah Tidak Masuk Kerja Karena upah kerja lembur;
Berhalangan; upah tidak masuk kerja dan/atau tidak
Upah Tidak Masuk Kerja Karena Melakukan melakukan pekerjaan karena alasan
Kegiatan Lain Di Luar Pekerjaannya; tertentu
Upah Karena Menjalankan Hak Waktu bentuk dan cara pembayaran upah;
Istirahat Kerjanya; hal-hal yang dapat diperhitungkan dengan
Bentuk Dan Cara Pembayaran Upah; upah;
Denda Dan Potongan Upah; upah sebagai dasar perhitungan atau
Hal-hal Yang Dapat Diperhitungkan Dengan pembayaran hak dan kewajiban lainnya.
Upah;
Struktur Dan Skala Pengupahan Yang
Proporsional;
Upah Untuk Pembayaran Pesangon;
Upah Untuk Perhitungan Pajak
Penghasilan.
(Pasal 88 ayat (3))
Uang Penggantian Hak UU Nomor 13 Tahun 2003 UU Cipta Kerja

Uang cuti tahunan Cuti tahunan yang belum diambil Cuti tahunan yang belum diambil
dan belum gugur dan belum gugur
(Pasal 156 Ayat 4)
Biaya atau ongkos Biaya atau Ongkos pulang untuk Biaya atau ongkos pulang untuk
pekerja buruh dan keluarga ke pekerja/buruh dan keluarganya
tempat di mana pekerja/buruh ketempat dimana pekerja/buruh
diterima bekerja diterima bekerja
Penggantian Perumahan Penggantian perumahan serta Penggantian perumahan serta
pengobatan dan perawatan pengobatan dan perawatan
ditetapkan 15% (limabelas ditetapkan 15% (limabelas
perseratus) dari uang pesangon perseratus) dari uang pesangon dan
dan atau uang penghargaan masa atau uang penghargaan masa kerja
kerja bagi yang memenuhi syarat bagi yang memenuhi syarat
Hal lain Yang Diperjanjikan Hal-hal lain yang ditetapkan dalam ------
perjanjian kerja, peraturan
perusahaan atau perjanjian kerja
bersama
RPP Dasar Hukum Dalam UU Cipta Kerja
RPP TKA Ketentuan mengenai jabatan tertentu dan
waktu tertentu sebagaimana dimaksud
pada ayat (4) diatur dalam Peraturan
Pemerintah.
(Pasal 56 Ayat 4)
RPP Dasar Hukum Dalam UU Cipta Kerja
RPP PKWT Ketentuan lebih lanjut mengenai perjanjian kerja
waktu tertentu berdasarkan jangka waktu atau
selesainya suatu pekerjaan tertentu diatur dalam
Peraturan Pemerintah.
(Pasal 56 Ayat 4)
RPP Jenis & Sifat PKWT Ketentuan lebih lanjut mengenai jenis dan sifat atau
kegiatan pekerjaan, jangka waktu, dan batas waktu
perpanjangan perjanjian kerja waktu tertentu diatur
dalam Peraturan Pemerintah.
(Pasal 59 Ayat 4)
RPP Kompensasi PKWT Ketentuan lebih lanjut mengenai uang kompensasi
diatur dalam Peraturan Pemerintah
(Pasal 61 A Ayat 3)
RPP Hubungan Kerja Ketentuan lebih lanjut mengenai pelindungan
pekerja/buruh sebagaimana dimaksud pada ayat (21
dan Perizinan Berusaha sebagaimana dimaksud pada
ayat (4) diatur dalam Peraturan Pemerintah. (Pasal 66
Ayat 6)
RPP Dasar Hukum Dalam UU Cipta Kerja
RPP Waktu Kerja Ketentuan lebih lanjut mengenai waktu
kerja pada sektor usaha atau pekerjaan
tertentu sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) diatur dalam Peraturan
Pemerintah.
(Pasal 77 Ayat 5)
RPP Waktu Lembur Ketentuan lebih lanjut mengenai waktu
kerja lembur dan upah kerja lembur diatur
dalam Peraturan Pemerintah.
(Pasal 78 Ayat 4)
RPP Waktu Istirahat dan Cuti Ketentuan lebih lanjut mengenai
perusahaan tertentu sebagaimana
dimaksud pada ayat (5) diatur dengan
Peraturan Pemerintah.
(Pasal 79 Ayat 6)
RPP Dasar Hukum Dalam UU Cipta Kerja
RPP Kebijakan Pengupahan Ketentuan Lebih lanjut mengenai kebijakan
pengupahan diatur dalam Peraturan Pemerintah.
Pasal 88 Ayat 4
RPP Mengenai Upah berdasarkan satuan Ketentuan lebih lanjut mengenai upah
waktudan/atau satuan hasil berdasarkan satuan waktu dan/atau satuan hasil
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur
dalam Peraturan Pemerintah.
(Pasal 88 B)
RPP Mengenai Tata Cara Penetapan UM Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara
penetapan upah minimum sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) dan syarat tertentu
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) diatur
dalam Peraturan Pemerintah.
(Pasal 88 C)
RPP Mengenai formula perhitungan UM Ketentuan lebih lanjut mengenai formula
perhitungan upah minimum diatur dalam
Peraturan Pemerintah.
(Pasal 88D)
RPP Dasar Hukum Dalam UU Cipta Kerja
RPP Upah bagi Usaha Mikro dan Kecil Ketentuan lebih lanjut mengenai upah bagi
Usaha Mikro dan Kecil diatur dalam
Peraturan Pemerintah.
(Pasal 90 B)
RPP Struktur dan Skala Upah Ketentuan lebih lanjut mengenai struktur
dan skala upah diatur dalam Peraturan
Pemerintah
(Pasal 92)
RPP Dewan Pengupahan Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara
pembentukan, komposisi keanggotaan,
tata cara pengangkatan dan pemberhentian
keanggotaan, serta tugas dan tata kerja
dewan pengupahan diatur dalam Peraturan
Pemerintah.
(Pasal 98 Ayat 3)
RPP PHK Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara
pemutusan hubungan kerja diatur dalam
Peraturan Pemerintah.
(Pasal 154 Ayat 3)
RPP Pesangon Ketentuan lebih lanjut mengenai
pemberian uang pesangon, uang
penghargaan masa kerja, dan uang
penggantian hak sebagaimana dimaksud
pada ayat (21, ayat (3), dan ayat (4) diatur
dalam Peraturan Pemerintah.
(Pasal 156 Ayat 5)
RPP Sanksi Administratif Ketentuan lebih lanjut mengenai sanksi
administratif sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) diatur dalam Peraturan
Pemerintah.
(Pasal 190 Ayat 2)
RPP Tata cara Penyelenggaraan Program Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara
Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP) penyelenggaraan jaminan kehilangan
pekerjaan diatur dalam Peraturan
Pemerintah
(Pasal 46 A UU SJSN)
RPP Tentang Manfaat dan Masa Ketentuan lebih lanjut mengenai manfaat
Kepersertaan JKP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
masa kepesertaan tertentu sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) diatur dalam
Peraturan Pemerintah.
(Pasal 46 D)
RPP Sumber Pendanaan JKP Ketentuan lebih lanjut mengenai
pendanaan jaminan
kehilangan pekerjaan sebagaimana
dimaksud pada
ayat (1) diatur dalam Peraturan
Pemerintah.
(Pasal 46 E)

Anda mungkin juga menyukai