Anda di halaman 1dari 7

Masalah di Masyarakat :

Pamekasan belum memiliki desain ikon batik, yang mencerminkan secara jelas ciri khas kearifan
lokalnya

Sejarah Arek Lancor :

Sejarah Arek Lancor Pamekasan bahwa monumen arek lancor yang merupakan kebanggaan
masyarakan Pamekasan.
Monumen Arek Lancor yang terletak di jantung kota Pamekasan tepatnya di depan masjid Agung
Asy-syuhada dan dikelilingi jalan berbentuk lafadz Allah. Hal ini mengandung makna yang sangat
mendalam, bahwa kemerdekaan yang telah kita raih merupakan rahmat Allah SWT, Yang Maha
Kuasa. Betapa pun para pejuang kita dengan bersenjatakan Arek Lancor, bambu runcing dan senjata
tradisional lainnya dapat merebut dan mempertahankan kedaulatan dan kemerdekaan Negara
Republik Indonesia.
Monumen Arek Lancor Pamekasan adalah monumen perjuangan yang merupakan tugu peringatan
kepahlawanan rakyat Madura dalam mempertahankan kedaulatan dan kemerdekaan Negara
Republik Indonesia. Bentuk monumen menggambarkan kobaran api nan tak kunjung padam yang
terpencar dari perpaduan senjata tradisional rakyat Madura ArekLancor sebagai lambang dinamika
yang menyala-nyala dari pejuangnya. Monumen Arek Lancor berdiri tegak diatas landasan yang
kokoh melukiskan keteguhan dan kesiap-siagaan rakyat madura dalam menghadapi setiap
tantangan.
Masyarakat Pamekasan dan pelancong biasanya pada sore hari dan malam hari baik yang sekedar
menghilangkan rasa jenuh atau melepaskan rasa lelah sambil menikmati indahnya monumen Arek
Lancor yang seakan menyala terkena terpaan sinar lampu di tengah rerimbunan taman dan hiasan
lampu yang beraneka warna menambah keindahan kota Pamekasan di malam hari. Selain itu, acara
rutin yang diadakan setiap hari minggu pagi diadakan senam sehat dan juga terdapat sarana
olahraga tennis di areal arek lancor

Monumen Arek Lancor – Madura

Monumen Arek Lancor – Bagi masyarakat Madura pasti sangat mengenal dengan monumen yang
satu ini, apalagi masyarakat yang tinggal di Kabupaten Pamekasan. Sebuah bangunan yang
merupakan icon kota Pamekasan dimana terkenal dengan sebutan Pamekasan gerbang salam.

Lokasi Dan Transportasi

Tidaklah sulit untuk mencari lokasi dimana bangunan monumen ini berada karena letaknya yang
berada di pusat kota Pamekasan. Lebih tepatnya berada di depan Masjid Agung Asy-syuhada dimana
tempatnya dikelilingi oleh jalan yang unik yaitu berbentuk lafadz Allah.

Jika anda berada di Kota Surabaya maka terdapat transportasi yang bisa anda gunakan untuk menuju
kesini, salah satunya adalah dengan menggunakan bus patas maupun bus ekonomi yang melayani
rute Surabaya-Pamekasan.
Ongkosnya untuk bus ekonomi adalah sebesar Rp 25.000*) per orangnya sedangkan untuk bus patas
sekitar Rp 32.000*) per orang. Alternatif lainnya jika anda datang berombongan ataupun memiliki
dana lebih, anda bisa menyewa mobil.

Rata-rata tarif sewa mobil berkisar antara Rp 300.000*)- Rp 400.000*) per harinya, sudah termasuk
sopir dan bensin. Dengan menyewa mobil anda tidak perlu lagi repot karena sopir yang akan
mengantar kemana hendak tujuan anda.

Wisata

Bentuk bangunan monumen arek lancor ini sangatlah unik. Tidak hanya sebatas itu, monumen ini
pula merupakan gambaran sejarah perjuangan rakyat Madura terutama rakyat Pamekasan dalam
berperang melawan penjajah. Bentuknya yang seperti kobaran api dan senjata tradisional rakyat
Madura yaitu celurit, menggambarkan bahwa semangat para pejuang terdahulu yang terus berkobar
melawan penjajah dengan gagah beraninya.

Lokasi monumen yang dikelilingi jalan berbentuk lafadz Allah memiliki arti bahwa kemenangan
perjuangan rakyat Madura dalam melawan penjajah ini tak lepas dari Rahmat yang diberikan oleh
Allah SWT.

Sekarang ini monumen arek lancor tak pernah sepi dari pengunjung, baik itu pengunjung lokal
maupun pengunjung dari luar daerah. Biasanya pengunjung lokal akan datang kesini menjelang sore
sampai malam hari baik untuk bersantai menikmati suasana taman, berkumpul dan gathering
maupun untuk sekedar melepas lelah setelah seharian bekerja.

Terutama saat malam minggu, dapat dipastikan tempat ini akan semakin ramai dikunjungi. Pada
malam hari suasana disini akan tampak semakin indah dengan hiasan lampu yang meneranginya,
tampak pula sebuah Masjid besar nan megah dengan dua menaranya yang menjulang tinggi,
semakin mempercantik tempat ini.

Suasana semakin semarak dengan adanya komunitas-komunitas yang rutin berkumpul setiap malam
minggu disini. Seperti misalnya bermain skateboard, sepatu roda, sepeda maupun motor. Yang
paling sering terlihat adalah komunitas sepeda motor dari berbagai jenis, baik itu motor tua, vespa
maupun motor modif.

Mereka biasanya berkumpul disini untuk sekedar ngobrol ringan, sharing ilmu seputar motor
maupun unjuk kebolehan dengan berbagai aksinya di atas motor. Kesemarakkan di tempat ini akan
anda lihat sampai menjelang tengah malam, walaupun begitu tetap saja masih banyak pedagang
yang menjual dagangannya.

Terkadang anda akan melihat pedagang dengan dandanannya yang sangat seksi dengan pakaiannya
yang serba ketat, walau begitu jangan sampai anda mencoba untuk berbuat jahil kepada mereka
karena satu saja orang yang anda jahili maka orang-orang yang lain akan datang menghampiri anda.
Tentunya anda tidak menginginkan kondisi yang seperti ini bukan ?.

Pada minggu paginya akan diberlakukan car free day di area ini, dimana kegiatannya diisi dengan
senam sehat bersama. Akan banyak keluarga yang datang ke tempat ini dengan rutinitas yang biasa
mereka lakukan adalah untuk berolahraga ataupun mengajak anaknya bermain dan kegiatan ini
biasanya akan berlangsung sampai pukul 10.00 WIB.

Pada salah satu tempat banyak pula stand yang menjual jajanan yang bisa anda beli dengan harga
terjangkau, dimana biasa masyarakat menyebutnya area kampung kuliner. Pada hari tertentu
monumen ini pun menjadi tempat di gelarnya acara-acara baik oleh pemda maupun oleh
masyarakat setempat.

Seperti misalnya acara pencak silat, festival musik dan berbagai acara lainnya yang selalu ramai
diikuti oleh masyarakat dan bahkan wisatawan dari luar daerah. Jika anda ingin melihatnya, anda
dapat mencari informasinya terlebih dahulu kapan acara ini akan berlangsung. Biasanya ada pula
acara tahunan yang diadakan oleh pemerintah daerah Pamekasan yang bertema “satu malam di
Madura”.

Tips
1. Bawalah barang anda secukupnya saja, jangan sampai menyusahkan dalam perjalanan. Bawalah
pula topi atau sublock untuk melindungi anda dari cuaca Madura yang cukup panas atau sebaiknya
anda datang pada saat menjelang sore sampai malam hari.

2. Jangan lupakan kamera untuk mendokumentasikan setiap kegiatan yang akan dilakukan disana
dan jagalah selalu barang bawaan anda.

3. Agar liburan lebih memuaskan sebaiknya datanglah kesini pada saat acara tahunan yang
diselenggarakan oleh Pemkab Pamekasan. Anda bisa mencari tahu terlebih dahulu baik dari media
internet ataupun informasi langsung dari masyarakat kapan acara tahunan ini akan diadakan.

4. Jangan lupa untuk mencicipi kuliner yang ada di sekitar monumen, terutama sate Madura nya
yang sudah sangat terkenal di pelosok Indonesia.

Monumen Arek Lancor merupakan pilihan wisata sejarah yang bisa anda kunjungi saat berlibur ke
Pulau Madura. Tidak hanya wisata sejarah, di tempat ini pula anda dapat berwisata kuliner dan
mengenal kehidupan masyarakat sekitarnya.

Pastikan tempat ini masuk dalam destinasi wisata anda. Ajaklah serta teman dan keluarga anda agar
liburan semakin menyenangkan. Tetap berhati-hati dan Selamat berwisata!

*) Harga dapat berubah sewaktu-waktu

Place Tags: madura and Monumen Arek Lancor.

Asapok angin abental ombek ini merupakan satu dari ribuan teori falsafah yang sudah lamamenjadi
landasan hidup masyarakat Pamekasan atau Madura secara keseluruhan tanpa harusmenghilangkan
nilai-nilai falsafah yang
lain.Secara etimologi istilah asapok angin abental ombek itu berarti berselimut angin dan berbantal
ombak. Ada pun secara terminologi istilah itu ialah masyarakat Pamekasan itu tidak mudah
menyerah untuk mendapatkan impian luhur yang didambakan. Walau dinginnya
anginlaut yang menusuk sumsung tulang di malam hari, dan meskipun ombak yang bergelimpangan 
menerka perjalanannya, mereka tak pernah gentar sedikit pun untuk terusmelaju.Biarlah orang lain
mengatakan tidak mungkin membuktikan ketidak kerasan
masyarakatPamekasan, tetapi masyarakat Pamekasan akan terus berusaha sekeras mungkin untuk 
mencapai angan yang sudah lama dinilai miring masyarakat. Ini lah yang dimaksud denganketeguhan
hati dan pendirian masyarakat Pamekasan yang pantang
menyerah.Tetapi harus ditekankan lagi bahwa keteguhan itu tidak hanya keteguhan yang tanpa berl
andasankan nilai-nilai luhur dan bijak. Nilai-nilai luhur yang menjadi ukuran masyarakatPamekasan
ialah nilai filosofis dari arek lancor yang sebagian telah kita bahasa di atas. Nilai-nilai yang
melekat pada arek lancor itu dijalankan dengan baik oleh masyarakat Pamekasantanpa ada satupun
pertentangan.Keteguhan ini sepenuhnya temsimbolkan dalam monomen arek lancor yang berdiri
gagahtanpa bergeser sedikipun meskipun panas, angin, hujan dan petir menyambar
sekalipun,kecuali sudah waktunya roboh, maka itu sudah persoalan lain. Monumen Arek Lancor
berdiritegak di atas landasan yang kokoh melukiskan keteguhan dan kesiap-siagaan rakyat
Maduradalam menghadapi setiap tantangan.

Celurit dan Kekerasan

Celurit adalah satu dari berbagai senjata bangsa yang agung. Senjata ini memunyai
kontribusi besar dalam memberantas penindasan dan penjajahan yang tidak sejalan dengan nilai-
nilaikemanusiaan masyarakat Indonesia, apalagi masyarakat Madura. Tetapi menjadi sangatmenyedi
hkan ketika salah satu bagian dari sejarah itu dimarjinalkan. Segala peranan pentingnya diubah
menjadi sumber mala petaka, kekerasan dan sebagainya.Berdasarkan sejarah, bahwa masyarakat
Pamekasan atau Madura berasal dari masyarakatyang beragama hindu dan islam setelah masuknya
putra-putera Rio Lembu Petang. Nenek 

http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Pamekasan

moyang yang berasal dari hindu ialah raja Sangka. Ia adalah raja yang menjadikan Madurasebagai
nama pulau di seberang Surabaya itu.

 Kita pun harus tahu bahwa beliau besertakeluarganya adalah orang yang sangat menghargai
warganya. Puteranya, pangeran Jira berani –
dengan persetujuan sang ayah- mengorbankan nyawanya demi keselamatan seluruhmasyarakatnya 
dari keterpurukan. Pengorbanan ini merupakan personifikasi dari nilaikemanusia yang begitu agung.
mereka adalah orang-orang yang sangat menyayangi sesama.Setelah masuknya kerajaan Majapahit
yang pada waktu itu sudah masuk islam, dibawahkepemimpinan nyai banu (putri Rio mango)
kerajaan itu mengalami kejayaan yang luar  biasa.

 Karena nyai banu yang saat menyayangi dan menghargai masyarakatnnya. Ini jugamenampakkan
bahwa masyarakat Pamekasan dan Madura itu memunyai solidaritas yangtinggi.Selain itu, bentuk
perlawanan terhadap penindasan Belanda itu sudah merupakan bukti bahwamasyarakat Madura
sangat menentang perlakuan yang tidak adil dan kekerasan kolonialBelanda atas masyarakat pribumi
pada
umumnya.Bentuk arek lancor itu sendiri juga yang tidak memungkinkan masyarakat Maduramenggu
nakan celurit sebagai alat kekerasan yang tidak bertanggung jawab. Bentuk
arek lancor yang menyerupai tanda tanya itu merupakan satu
simbol bahwa orang Madurakhususnya Pamekasan –ketika hendak menggunakan celurit- akan selalu
bertanya, apakahlangkah yang ia lakukan untuk menggunakan celurit itu sudah benar?, apakah
penggunaancelurit itu sudah sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan yang sudah tertanam sejak
dahulu kalaitu?Maka sebenarnya, kalau pun celurit-celurit masih bergelimpangan di rumah warga –
meskipunsekarang sudah mulai lenyap-, itu hanyalah budaya belaka. Itu merupakan bentuk  penghor
matan masyarakat kepada pejuang legendarisnya. Masyarakat mengabadikan senjataitu agar tidak
lupa terhadap sejarahnya sendiri yang merupakan jatidirinya, bahwa di balik celurit itu menyimpan
sejuta kenangan dan makna yang penting bagi masyarakat. Nilai-nilaidi balik itu –seperti membela
kaum lemah dari penindasan- yang nantinya selalu menyertaisetiap langkahnya.Tentang logat dan
intonasi bicara orang Madura yang nilai keras -dalam arti marah-marah-yang sudah diklaim
masyarakat, penulis juga akan meluruskannya. Benar teori Ibn Khaldundalam muqoddimahnya,
bahwa karakter seseorang itu dibentuk oleh keadaan geografisnya.

4 Redaksi,

 Asal Mula Nama Pulau Madura

, http://skripsiplus.blogspot.com5 Farhat Hidayat,

Sejarah Pamekasan Madura

, http://panoramabudayamadura.blogspot.com

Sama halnya dengan masyarakat Madura. Ucapan orang Madura yang demikian sebenarnyatidak pas
dinilai keras sebagaimana arti di atas yaitu dalam arti marah-marah, tetapi lebihtepat dimaknai keras
dalam arti lantang, volume suara yang tinggi. Alasannya ialah karenamasyarakat Madura yang hidup
dipinggir pantai.Di pantai, angin bertiup jauh lebih kencang dari pada di daratan jauh dari laut.
Karena anginyang kencang itu selalu membawa gelombang-gelombang suara searah dengan arah
aging,sehingga suara pembicara tidak dapat didengar dengan jelas oleh lawan bicara. Hal inimenunt
ut pembicara untuk menaikkan nadanya agar dapat berinteraksi dengan lebih
baik.Keadaan itu terjadi sepanjang hidupnya, sehingga kebiasaan itu menjadi melekat dalam benakn
ya sampai keadaan wilayah lain mampu mengkikisnya.Oleh karena itu, penulis juga sangat keberatan
dengan tulisan Latief Wiyata yang
melukiskanmasyarakat Madura dengan kekerasan sebagaimana yang telah ditulis dalam bukunya“

Carok: Konflik Kekerasan dan Harga Diri Orang Madura”

. Di dalamnya ia
mengatakan bahwa kekerasan itu sendiri sudah menjadi bagian dari budaya Madura.

Klaim ini jelassangat lemah mengingat penelitian lapangannya masih banyak celah.Kelemahan di
antara kelemahan-kelemahan itu yaitu, dia bukan orang Madura asli. Dia
hanya peneliti yang meneliti di 7 desa kecil itu pun hanya di kabupaten Bangkalan sebagai untuk kep
erluan tesis. Sedangkan kabupaten Bangkalan terdiri dari 17 kecamatan

yang tiapkecamatan terdiri dari kurang lebih 20 desa

. Itu berarti jumlah desa keseluruhan ialah 340desa. Dengan demikian hanya 0.02 % dari seluruh
jumlah desa di Bangkalan yang ia teliti,
itu pun tidak disebutkan jumlah masyarakat yang diwawancarai. Jumlah itu terlalu kecilmendapakan
hasil yang valid dan diterima dengan baik, meskipun sudah sesuai dengan
teori penelitian, apalagi kalau nanti hasil penelitiannya dijustifikasikan atau dijadikan ukurankekerasa
n di Madura yang terdiri dari 1000 desa lebih dan jutaan warga. Untuk itu, penulissangat ragu
terhadap hasil penelitian tersebut, mengingat penulis makalah ini lahir dan hidupdi Madura selama
20 tahun lebih dan juga sudah berpetualang ke berbagai wilayah di sana.Tampaknya sangat
diperlukan penelitian ulang yang lebih akurat, yang dilakukan
orangMadura itu sendiri karena merekalah yang jauh lebih paham tentang dirinya sendiri.

6 A. Latief Wiyata,

Carok: Konflik Kekerasan dan Harga Diri Orang Madura

, (Malang: LkiS PelangiAksara, 2002), h. 97 http://www.bangkalankab.go.id/8 Godam,

 Daftar Nama Kecamatan/Kelurahan/Desa & Kode Pos di Kota/Kabupaten
Bangkalan Jawa Timur (JATIM)

, http://organisasi.org

Penelitian itu yang nantinya akan menjadi antitesa terhadap karya Latif Wiyata itu yangkemudian
akan merombak seluruh penilaian miring terhadapnya. Sekian

Anda mungkin juga menyukai