TINJAUAN PUSTAKA
beragam jenis dan warna yang menawan. Bunga ini mencerminkan keriangan,
merah, pink, ungu, lavender dan biru, dan ciri khas dari bunga aster ini ditengah-
bulan September dan sebagai bunga untuk perayaan usia pernikahan 20 tahun.
Bentuk dan ukuran bunga ini hampir mirip dengan bunga matahari. Bunga Aster
berbentuk melingkar, atau seperti bintang dengan kelopak dan mahkota bunga
yang banyak dan terpisah. Mahkota bunga pada bunga ini ada yang panjang dan
ditengahnya. Seperti pada bunga Aster yang mahkota bunganya berwarna putih,
dengan bunga-bunga kecil ditengahnya yang berwarna kuning. Bunga ini juga
harum sekali. Saat ini di pasaran bunga aster tersedia dengan enam jenis varietas.
keseluruhan warna bunga untuk tanaman aster ini bisa mencapai puluhan jenis
motif yang berbeda. Misalnya varietas aster Chinensis tipe princes, warna bunga
yang dimiliki tersedia dengan merah muda, biru muda, biru tua, kuning muda dan
putih. Varietas lainnya jenis aster Chinensis tipe liliput, bunga tersedia dengan
warna putih, merah muda, merah tua dan biru. Tanaman aster (Callistepus
4
chinensis) yang banyak ditanam dan dipasarkan di Indonesia adalah aster Cina.
Cina memang disebut-sebut sebagai negara nenek moyang tanaman aster. Tapi,
konon nama aster berasal dari kata a star, yang artinya bintang. Hal ini barangkali
karena penampilan sosok bunganya yang hampir menyerupai bintang, mulai dari
bulat sampai mirip cakram. Juga helaian bunganya yang tersusun membentuk
lingkaran. Sementara tangkai bunganya ada yang pendek, ada yang panjang.
Ukuran bunga bervariasi berkisar diameter 4-7 cm. Sepintas, kadang kita rancu
membedakan aster dengan krisan. Tampilan visualnya hampir sama. Namun, jika
ditelusuri lebih cermat, kita akan tahu. Daun aster berwarna hijau, berbentuk
lanset, tidak lebar, dan tepi daun agak bergigi. Tinggi tanaman juga bervariasi,
(Aster Amerika). Tanaman ini tumbuh merumpun dan bercabang. Daerah yang
ideal untuk bertanam aster adalah daerah pegunungan. Namun tidak tertutup
kemungkinan, di daratan rendah pun aster bisa tumbuh. Aster sendiri menyukai
tempat yang terbuka atau terkena sinar matahari langsung. Itu berarti, aster yang
biasanya dijadikan bunga potong (cut flower) dapat juga tampil cantik sebagai
penghias halaman rumah. Salah satu bunga yang sering digunakan untuk berbagai
acara itu adalah bunga aster. Bunga satu ini punya keunggulan, karena bisa hadir
hampir disetiap kegiatan atau acara. Mungkin itu karena bunga satu ini
aster itu juga didukung oleh usaha mengintroduksi berbagai varietas dari Eropa
dan Amerika.
5
2.1.1. Morfologi Tanaman
berseling, menyirip dengan tepi bergerigi, ujung runcing, pangkal membulat, tepi
bertoreh, panjang 7-13 cm, lebar 3-6 cm pertulangan menyirip, tebal, permukaan
kasar, hijau. Bunga Majemuk, bentuk cawan, di ketiak daun atau di ujung batang,
garis tengah 3-5 cm, kelopak bentuk cawan, ujung runcing, merah, benang sari
dan putik halus, berkumpul di tengah bunga, mahkota lonjong, lepas, panjang 3-8
Ordo : Asterales
Famili : Asteraceae
Genus : Callistephus
6
2.1.4. Jenis-jenis Bunga Aster
Saat ini di pasaran bunga aster tersedia dengan enam jenis varietas. Satu
warna bunga untuk tanaman aster ini bisa mencapai puluhan jenis motif yang
berbeda. Misalnya varietas aster Chinensis tipe princes, warna bunga yang
dimiliki tersedia dengan merah muda, biru muda, biru tua, kuning muda dan putih.
Varietas lainnya jenis aster Chinensis tipe liliput, bunga tersedia dengan warna
- Aster chinensis tipe Princes, warna bunga merah muda, biru muda, biru tua,
- Aster chinensis tipe Amerika, warna bunga biru, merah lembayung, merah
- Aster chinensis tipe Liliput, warna bunga putih, merah muda, merah tua, dan
biru.
- Aster chinensis tipe Giant Cornet, warna bunga merah muda, merah tua, dn
putih
Bunga aster berkhasiat sebagai obat sakit bengkak pada mata dan untuk obat
luka. Untuk obat bengkak mata dipakai 10 gram bunga aster, dicuci dan direbus
dengan 3 gelas air sampai mendidih lalu dinginkan sampai hangat-hangat kuku.
Air hasil rebusan digunakan untuk merendam atau mengkompres mata yang sakit.
7
2.1.6. Budi Daya Tanaman
Bibit bunga aster banyak terdapat di toko atau kios pertanian, dalam bentuk
biji-biji aster, yang sudah berada dalam kemasan. Sebelum biji-biji tersebut
ditabur, sediakan bak persemaian yang telah diisi media tanam. Media tanamnya
berupa campuran tanah halus, pasir dan kompos (1 : 1 : 1). Siram air hingga
lembap. Buatkan larikan dalam bak persemaian, lalu sebar biji-biji tersebut.
Tutup dengan tanah. Tak lama, biji-biji pun akan berkecambah, dan akhirnya kita
akan mendapatkan bibit aster. Jika bibit aster memiliki daun 4 - 5 helai dan
Tanah halaman pun perlu diolah. Cangkul dan biarkan selama sekitar 2
minggu, lalu cangkul lagi. Buatkan bedengan dengan ukuran lebar 100 - 200 cm,
lalu taburkan pupuk kandang di atas bedengan sebanyak 2 kg per meter persegi.
Kini, saatnya bibit ditanam. Caranya, buat lubang tanam, lalu bibit ditanam secara
tegak pada lubang tersebut. Padatkan tanah di sekitar lubang tersebut, dan pasang
penyangga bambu. Waktu tanam biasanya sore hari pada musim penghujan.
Gunakan pupuk NPK (15 : 15 : 15) sebanyak 1 sendok makan (10 gr) per rumpun.
tanaman yang tingginya sudah mencapai lebih dari 15 cm atau berumur 3 bulan
8
Biarkan bekas pangkasan beberapa saat hingga tumbuh tunas-tunas baru.
Zat pewarna merupakan suatu bahan kimia baik alami maupun sintetik
yang dapat memberikan warna. Zat warna makanan dapat dibagi menjadi tiga
golongan yaitu pewarna alami, zat warna identik dan zat warna sintetik.
Zat pewarna alami merupakan bahan pewarna yang diperoleh dari sumber
yang dapat dimakan atau bahan pewarna alami yang ada di alam. Zat pewarna
alami disebut juga uncertified color. Penggunaan zat warna alami bebas dari
proses sertifikasi. Contoh zat pewarna alami antara lain curcumin, riboflavin,
Zat pewarna identik alami merupakan zat pewarna yang disintetis secara
kimia sehingga menghasilkan struktur kimia yang sama dengan pewarna alami.
Yang termasuk golongan ini adalah karetonoid murni antara lain canthaxanthin
dari suatu zat kimia. Pewarna ini di golongkan kepada zat berbahaya apabila
gangguan kesehatan terutama pada fungsi hati dalam tubuh kita. Contoh-contoh
9
zat pewarna sintetik yang digunakan antara lain indigoten, allura red, fast green,
mengandung pigmen alam. Potensi ini ditentukan oleh intensitas warna yang
dihasilkan dan sangat tergantung pada jenis coloring matter yang ada. Colloring
matter adalah substansi yang menentukan arah warna dari zat warna alam dan
merupakan senyawa organik yang terkandung dalam sumber zat warna alam. Satu
jenis tumbuhan dapat mengandung lebih dari satu coloring matter. Warna alam
terdistribusi hampir dalam semua jaringan tumbuhan, mulai dari akar, kulit, buah,
dan bunga.
Beberapa contoh zat pewarna alami yang biasa digunakan untuk mewarnai
makanan yaitu :
1. Karoten
untuk mewarnai produk-produk minyak dan lemak seperti minyak goreng dan
Alfa karoten
10
2. Biksin
biji pohon Bixa orellana yang terdapat didaerah tropis dan sering digunakan
3. Caramel
(pemecahan) karbohidrat, gula pasir, laktosa dan sirup malt. Caramel terdiri
dari 3 jenis, yaitu caramel tahan asam yang sering digunakan untuk minuman
berkarbonat, caramel cair untuk roti dan biskuit, serta caramel kering.
4. Klorofil
untuk makanan. Saat ini bahkan mulai digunakan pada berbagai produk
suji, pandan, katuk dan sebagainya). Daun suji, daun pandan dan daun katuk
sebagai penghasil warna hijau untuk berbagai jenis kue jajanan pasar. Selain
menghasilkan warna hijau yang cantik, juga memiliki harum yang khas.
5. Antosianin
Penyebab warna merah, oranye, ungu dan biru banyak terdapat pada
bunga dan buah-buahan seperti bunga mawar, pacar air, kembang sepatu,
bunga tasbih/kana, krisan, pelargonium, aster cina, buah apel, chery, anggur,
strawberi dan juga terdapat pada buah manggis dan umbi ubi jalar. Bunga
11
telang menghasilkan warna biru keunguan. Bunga belimbing sayur
6. Kurkumin
(http://id.wikipedia.org/wiki/pewarna alami)
merupakan zat warna yang berasal dari zat kimia, yang sebagian besar tidak dapat
sulfat atau asam nitrat yang sering kali terkontaminasi oleh arsen atau logam berat
lain yang bersifat racun. Pada pembuatan zat pewarna organik sebelum mencapai
produk akhir, harus melalui suatu senyawa antara dulu yang kadang-kadang
12
berbahaya dan sering kali tertinggal dalam hasil akhir, atau berbentuk senyawa-
senyawa baru yang berbahaya. Untuk zat pewarna yang dianggap aman,
ditetapkan bahwa kandungan arsen tidak boleh lebih dari 0,00014 persen dan
timbal tidak boleh lebih dari 0,001 persen, sedangkan logam berat lainnnya tidak
boleh ada. Minimnya pengetahuan produsen mengenai zat pewarna untuk bahan
yang seharusnya untuk bahan non pangan digunakan pada bahan pangan. Hal ini
diperparah lagi dengan banyaknya keuntungan yang diperoleh oleh produsen yang
berwarna-warni.
Selain berpotensi meningkatkan hiperaktivitas anak, pada sekitar 1-10 dari 10.000
kulit). Rhinitis (hidung meler), asma, purpura (kulit lebam). Intoleransi ini lebih
Pewarna yang dapat ditemukan dalam makanan seperti jus jeruk, es krim,
ikan kalengan, keju, jeli, minuman soda dan banyak obat-obatan. Untuk
13
c. Ponceau 4R (E124 atau SX Purple)
beberapa Negara.
Pewarna sintetis merah jingga yang banyak digunakan pada permen dan
Pewarna makanan kuning ini digunakan dalam produk seperti es krim dan
minuman energy. Zat ini sudah dilarang dibanyak Negara karena dianggap
f. Metanil Yellow
Pewarna makanan ini juga merupakan salah satu zat pewarna yang tidak
digunakan sebagai pewarna untuk produk-produk tekstil (pakaian), cat kayu, dan
cat lukis.
menghasilkan warna yang lebih kuat dan stabil meski jumlah pewarna yang
digunakan hanya sedikit. Warna yang dihasilkan dari pewarna buatan akan tetap
pewarna alami mudah mengalami degradasi atau pemudaran pada saat diolah dan
14
2.3. Antosianin
yang memberikan warna ungu, merah, biru pada beberapa buah-buahan, bunga
dan sayuran. Flavonoid adalah sekelompok besar senyawa polifenol tanaman yang
dan gugus hidroksil termetilasi yang berada pada posisi atom karbon yang
flavilium, dua puluh jenis senyawa telah ditemukan. Tetapi hanya enam yang
merupakan turunan suatu struktur aromatik tunggal, yaitu sianidin, dan semuanya
terbentuk dari pigmen sianidin ini dengan penambahan atau pengurangan gugus
hidroksil, metilasi dan glikosilasi. Antosianin juga salah satu zat pewarna alami
berwarna kemerah-merahan yang larut dalam air dan tersebar luas di dunia
beberapa bahan olahan, makanan maupun minuman. Pada kondisi basa atau
oksigen, dan ion logam. Antosianin juga tergolong senyawa flavonioid yang
15
cranberry, black raspberry, strawberry, murbei, anggur, kismis, kubis, kubis
merah, lobak merah, bawang merah, terong dan lain-lain. Antosianin dalam
jumlah sedikit juga ditemukan pada buah pisang, asparagus, kacang polong, buah
pemanasan yang tinggi, kestabilan dan ketahanan zat warna antosianin akan
merah dan suasana basa berwarna biru. Antosianin lebih stabil dalam suasana
asam (pH 3,5) dari pada dalam suasana alkalis ataupun netral. Zat warna ini juga
tidak stabil dengan adanya oksigen dan asam askorbat. Asam askorbat kadang
akan menghalangi terjadinya oksidasi. Pada kasus lain, jika enzim menyerang
adalah merah, biru, violet, dan biasanya dijumpai pada bunga, buah-buahan dan
menjadi antosianidin dan gula. Pada pH rendah (asam) pigmen ini berwarna
merah dan pada pH tinggi berubah menjadi violet dan kemudian menjadi biru.
Pada umumnya, zat-zat warna distabilkan dengan penambahan larutan buffer yang
sesuai. Jika zat warna tersebut memiliki pH sekitar 4 maka perlu ditambahkan
16
larutan buffer asetat, demikian pula zat warna yang memiliki pH yang berbeda
berbahaya, seperti kangker, diabetes, dan serangan jantung. Selain itu, juga punya
diyakini punya efek antioksidan sangat baik, karena dapat mengahambat berbagai
radikal bebas.
atau dua unit gula seperti glukosa, galaktosa, ramnosa, dan silosa. Jika
monoglikosida, maka bagian gula hanya terikat pada posisi 3, dan pada posisi 3
menjadi ungu dan biru dengan meningkatkan pH yang akhirnya rusak dalam
17
2.3.4. Angka Rf dan Golongan-golongan Antosianin
Rf (100) dalam
Antosianin
BAA BuHCl 1% HCl
Monoglikosida
Pelargonidin 3-glukosida 44 38 14
Sianidin 3-glukosida 38 25 07
Malvidin 3-glikosida 38 15 06
Diglikosida
Pelargonidin 3,5-diglikosida 31 14 23
Sianidin 3-ramnosilglukosida 37 25 19
Peonodin 3,5-diglikosida 31 10 08
Delfinidin 3,5-diglikosida 15 03 08
Triglikosida
Sianidin 3-ramnosilglukosida 25 08 36
5-glukosida
Sianidin 3-(2G-glukosil- 26 11 61
ramnosilglukosida)
Diglukosida tetrasilasi
Pelargonidin 3- (p 40 46 19
kumarilglukosida) 5-glukosida
Sumber : Harborne, 1967
Keterangan pengembang :
BuHCl dan HCl 1% serta dibandingkan dengan satu larutan pembanding atau
lebih. Warna, Rf dan sumber beberapa antosianin yang umum dapat dilihat pada
tabel diatas. Selain satu faktor utama yang menentukan Rf ialah jumlah gula yang
di-, dan triglikosida sianidin dalam tabel). Glikosida antosianin yang berbeda-
beda itu dapat dikenal berdasarkan warnanya pada kromatogram sebab glikosida
18
pelargonidin berwarna jingga, glikosida sianidin dan peonidin merah lembayung
2.4. Kromatografi
dan “graphos” yang berarti menulis. Kromatografi adalah suatu teknik pemisahan
molekul berdasarkan perbedaan pola pergerakan antara fase gerak dan fase diam
Molekul yang terlarut dalam fase gerak, akan melewati kolom yang merupakan
perbedaan distribusi dari penyusunan cuplikan antara dua fase, salah satu
perbedaan dalam absorpsi, partisi, kelarutan, tekanan uap, ukuran molekul atau
terdistribusi di antara dua fase, satu diantaranya diam ( fase diam) yang lainnya
bergerak (fase gerak). Fase gerak membawa zat terlarut melalui media, hingga
terpisah dari zat terlarut lainnya yang tereluasi lebih awal atau lebih akhir.
Umumnya zat terlarut dibawa melewati media pemisah oleh cairan atau gas yang
disebut eluen. Fase diam dapat bertindak sebagai zat penyerap atau dapat
bertindak melarutkan zat terlarut sehingga terjadi partisi antara fase diam dan fase
19
2.4.1. Jenis-jenis Kromatografi
lapisan yang memisahkan, yang terdiri atas bahan berbutir-butir (fase diam),
ditempatkan pada penyangga berupa pelat gelas, logam atau lapisan yang cocok.
Campuran yang akan dipisah, berupa larutan, ditotolkan berupa bercak atau pita
(awal). Setelah pelat atau lapisan ditaruh di dalam bejana tertutup rapat yang
berisi larutan pengembang yang cocok (fase gerak), pemisahan terjadi selama
2. Kromatografi Kolom
terhadap permukaan fase diam. Sampel yang memiliki afinitas besar terhadap
absorben akan secara selektif tertahan dan yang afinitasnya paling kecil akan
3. Kromatografi Cair
Merupakan teknik yang tepat untuk memisahkan ion atau molekul yang
terlarut dalam suatu larutan. Jika sampel berinteraksi denga fase stasioner, maka
20
satu dengan yang lain dan dapat dilihat perbedaannya dari lamanya waktu transit
campuran. Prisip utama dalam metoda ini didasarkan pada interaksi muatan
positif dan negatif antara molekul spesifik dengan metriks yang berada di dalam
kolom kromatografi.
dengan berat antara 100 sampai beberapa juta dapat dipekatkan dan dipisahkan.
6. Kromatografi Kertas
susunan serabut yang tebal dan cocok, contohnya seperti kertas whatmann. Dalam
percobaan ini dipakai kromatografi kertas karena mudah, murah, dan cepat.
7. Kromatografi Gas
8. Kromatografi Elekroforesis
lurus aliran fasa gerak. Senyawa bermuatan positif akan menuju ke katoda dan
21
anion menuju ke anoda. Sedangkan kecepatan gerak tergantung pada besarnya
muatan.
yang lebih tinggi, sensitivitas detector yang lebih tinggi, kolom yang dipakai
dapat digunakan kembali, ideal dan cocok untuk zat bermolekul besar dan
berionik dan mudah untuk rekoveri sampel. HPLC boleh dibilang sebagai teknik
instrument seperti pada kromatografi gas. Di dalam teknik ini juga digunakan
tekanan dan kecepatan yang cukup tinggi sehingga mampu di hasilkan resolusi
1. Analisa Elusi
Cara ini merupakan metoda yang paling penting dan digunakan secara
ektensif dalam kromatografi partisi. Dalam aliran dari fase bergerak ( Eluting
mempunyai efek terhadap fase tetap atau hanya lemah deserap olehnya.
2. Analisa Frontal
kolom jenuh. Larutan yang keluar dari kolom sebelah bawah diukur terus
menerus.
22
3. Analisa Perbandingan Gerak
analisa elusi dan frontal. Seperti dalam metoda elusi, sejumlah kecil dari
campuran diletakkan di atas kolom, kemudian larutan senyawa yang lebih kuat
diserap daripada setiap komponen dari campuran ditambahkan terus menerus dari
tama metode ini merupakan metode pemisahan yang cepat dan mudah dengan
gas). Keuntungan lebih lanjut ialah hanya membutuhkan campuran cuplikan yang
sangat sedikit sekali, bahkan justru tidak mungkin menggunakan jumlah yang
perbedaan pergerakan fase diam dan fase gerak. Dimana fase diamnya adalah
kertas whatmann yang dibuat dari selulosa dan fase geraknya adalah pelarut yang
penyerap digunakan sehelai kertas dengan susunan serabut yang tebal dan cocok
senyawa antara dua cairan yang saling tidak tercampur. Jadi partisi suatu senyawa
terjadi antara kompleks selulosa-air dan fase mobil yang melewatinya berupa
pelarut organik yang sudah dijenuhkan dengan air atau campuran pelarut.
23
Cara melakukan cuplikan yang mengandung campuran yang akan
kertas saring dimana akan meluas membentuk noda yang bulat. Bila noda telah
kering, kertas dimasukkan dalam bejana tertutup yang sesuai dengan satu ujung,
dimana tetesan cuplikan ditempatkan, tercelup dalam pelarut yang dipilih sebagai
fase gerak (jangan sampai noda tercelup karena berarti senyawa yang akan
kertas saring dimana ia akan meluas membentuk noda yang bulat. Bila noda telah
kering, kertas dimasukkan ke dalam bejana tertutup yang sesuai dengan satu
ujung, dimana tetesan cuplikan ditempatkan, tercelup dalam pelarut yang dipilih
sebagai fase gerak (jangan sampai noda tercelup karena senyawa yang akan
Pelarut bergerak melalui serat-serat dari kertas oleh gaya kapiler dan
jarak dalam arah aliran pelarut. Perlu diperhatikan bahwa permukaan dari kertas
jangan sampai terlalu basah dengan pelarut, karena hal ini tidak akan memisahkan
sama sekali atau daerah-daerah noda menjadi kabur. Bila permukaan pelarut telah
bergerak sampai jarak yang cukup jauhnya atau setelah waktu yang telah
ditentukan, maka kertas diambil dari bejana dan kedudukan dari permukaan
pelarut diberi tanda dan lembaran kertas dibiarkan kering. Jika senyawa-senyawa
berwarna maka mereka akan terlihat sebagai pita-pita atau noda-noda yang
24
terpisah. Jika senyawa-senyawa tidak berwarna maka mereka harus dideteksi
dengan cara fisika dan kimia. Cara biasa adalah menggunakan suatu pereaksi atau
pereaksi yang memberikan sebuah warna terhadap beberapa atau semua dari
senyawa-senyawa, sering juga menggunakan cara deteksi dengan sinar ultra ungu
atau teknik radio kimia. Bila daerah-daerah dari noda yang terpisah telah dideteksi
yang ideal maka tiap-tiap komponen memberikan warna yang karakteristik bila
deberi suatu pereaksi, seperti sering terjadi pada senyawa anorganik, tetapi hal ini
sangat jarang terjadi untuk senyawa organik. Penambahan dengan pereaksi kedua
dan lenyapnya yang lain. Hal-hal yang perluu diperhatikan dalam pemisahan
2. Macam kertas
5. Pembuatan cuplikan
6. Waktu pengembangan
1. Suhu
2. Besarnya bejana
3. Waktu pengembangan
25
2.5.2. Kertas
nomor banyak juga digunakan, dimana semuanya dibuat dengan kemurnian yang
tinggi dan tebal yang merata. Kertas dalam pemisahan terutama mempunyai
pengaruh pada kecepatan aliran pelarut, sedangkan fungsi dari kertas sendiri
sangat kompleks. Efek-efek serapan disebabkan oleh sifat polar dari gugus-gugus
hidroksil, kemungkinan ini sangat penting dan sejumlah kecil dari gugus keboksil
kenaikkan dalam suhu), tetapi aliran pelarut pada suhu yang tertentu ditentukan
oleh kerapatan dan ketebalan kertas. Penurunan kerapatan atau kenaikan tebal
mempunyai karakteristik yang mirip seperti No.1, tetapi memberikan efek dua
kali lebih cepat. Kertas-kertas yang lebih tebal (whatmann No.3 atau 3 MM)
biasanya digunakan untuk pemisahan pada jumlah yang lebih besar, karena dapat
menampung lebih banyak cuplikan tanpa manaikkan area dari noda mula-mula.
Kecepatan Aliran
Cepat Sedang Lambat
Kertas-kertas Tipis No.4 No.7 No.2
No.54 No.1 No.20
No.540
Kertas-kertas Tebal No.31 No.3
No.17 No.3 MM
gulungan dan dalam bentuk tertentu. Ia harus disimpan ditempat jauh dari setiap
26
sumber dari uap-uap (terutama ammonia, yang mempunyai afinitas tinggi
2.5.3. Pelarut-pelarut
fase gerak biasanya merupakan campuran yang terdiri atas satu komponen
organik yang utama, air dan berbagai tambahan seperti asam, basa atau pereaksi-
untuk mengurangi yang lainnya. Antioksidan sering digunakan juga, yang dapat
kertas setelah bergerak. Kecepatan bergeraknya harus tidak cepat dipengaruhi oleh
perubahan-perubahan suhu.
organik polar akan lebih mudah larut dalam air daripada dalam zat cair organik,
akan terjadi gerakan yang lambat jika digunakan fase gerak anhidrida.
untuk bergerak. Jadi n-Butanol bukan merupakan suatu pelarut untuk asam-asam
amino jika tidak dijenuhkan dengan air. Penambahan asam cuka desetai dengan
pemberian lebih banyak air akan menjadi lebih baik, yaitu akan menaikkan
kelarutan dari asam-asam amino terutama yang bersifat basa, campuran ketiga
komponen ini adalah sangat baik untuk pemisahan asam-asam amino. Banyak
27
mirip dengan asam-asam amino, seperti indol-indol, guanidine dan fenol-fenol
Untuk mendapatkan hasil campuran pelarut yang tidak dapat diulang lagi
maka harus dibuat hati-hati meskipun hanya dengan gelas ukur. Pelarut jangan
dipakai setelah selang beberapa lama. Untuk pengembangan selama satu malam
berupa noda. Itu biasanya dibiarkan untuk berkembang membentuk suatu bulatan.
Bagian dari kertas yang ditetesi dibiarkan dalam keadaan mendatar, sehingga
larutan tetap dalam keadaan kompak dalam bentuk bulatan. Kertas jangan sampai
tersentuh oleh zat-zat yang tidak dikehendaki. Dalam penempatan cuplikan dalam
kertas yang penting bukan jumlah volume, tetapi banyaknya campuran yang
tertinggal bila pelarut telah teruapkan. Jika larutan terlalu encer untuk ditempatkan
sekali, maka larutan dapat dipekatkan diatas dengan cara meneteskan berkali-kali
pada tempat yang sama, dengan jarak waktu setelah tetes yang pertama kering
28
baru tetes kedua dan seterusnya. Noda sebaiknya dibiarkan kering dalam udara,
tetapi bila mungkin dapat dikeringkan dengan menggunakan kipas angin. Dalam
pengeringan jangan menggunakan udara panas, terutama jika larutan bersifat asam
yang kabur. Ada beberapa cara pembuatan noda, salah satu caranya adalah dengan
menggunakan pipa kapiler dengan diameter yang sama, dimana cara ini yang
yang tidak berwarna memerlukan deteksi secara fisika dan kimia. Dalam metode
menggunakan pelarut yang baik, yang diikuti dengan penguapan. Cara yang
atas ke bawah. Pelarut yang digunakan untuk penyemprotan harus tidak menguap.
atau campuran lainnya. Campuran berair dapat digunakan, tetapi terlalu banyak air
29
harus dicegah karena dapat memberikan efek melemahkan kertas. Penyemprotan
kertas harus dilakukan dalam lemari asam, selesai penyemprotan alat harus
berikut :
2. Suhu, perubahan dalam suhu merubah koefisien partisi dan juga kecepatan
aliran.
komponen pelarut dari kertas. Jika bejana besar digunakan ada tendensi
sepanjang kertas, meka koefisien partisi akan berubah juga. Dua factor yaitu
perubahan ion dan serapan yang berbeda untuk macam-macam kertas. Kertas-
30
kertas mempengaruhi kecepatan aliran, ia akan juga mempengaruhi pada
kesetimbangan.
cairan lainnya yang mengandung asam-asam amino dan gula (sangat penting
radioisotope.
31
Meskipun demikian ada beberapa senyawa yang tidak dapat dipisahkan
senyawa yang mudah menguap tidak reaktif seperti hidrokarbon. Yang lain adalah
32