Anda di halaman 1dari 14

ASUHAN KEPERAWATAN HEPATITIS

Disusun Oleh:
ERLINA
NIM: 433131490120052

PRODI STUDI PROFESI NERS REGULER


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Kharisma Karawang
Jalan Pangkal Perjuangan KM 1 (By Pass), Kabupaten Karawang, Jawa Barat 413116,
Indonesia
2021/2022
Seorang pasien pria, 19 tahun,  diantar oleh ibunya berobat ke Poliklinik dengan keluhan
kedua matanya terlihat kuning yang semakin lama semakin jelas. Keluhan disertai
dengan buang air kecil berwarna seperti teh pekat. Demam (+) tidak terlalu tinggi, Mual
(+). Sebelumnya  ± 1 minggu yang lalu penderita mengeluh demam yang tidak terlalu
tinggi. Demam (+) tidak disertai dengan menggigil, mual (+) dan muntah sebanyak 2
kali berisi cairan dan sisa makanan. Nafsu makan biasa. Penderita membeli obat
“Bodrex” dan merasa keluhan demam berkurang. Os tidak muntah lagi, namun masih
merasa mual.Riwayat kontak dengan penderita sakit kuning sebelumnya ada, saudara
sepupu os. Os memiliki aktivitas disekolah yang padat, jarang istirahat dan mempunyai
kebiasaan makan tidak teratur dan jajan sembarangan. Pada pemeriksaan C, pemeriksaan
fisik matafisik didapatkan temperatur tubuh 37,7. didapatkan   sklera ikterik +/+ . Pada
palpasi abdomen didapatkan hepar teraba membesar, ukuran 2 jari di bawah arcus
costae, konsistensi kenyal,tepi tajam, permukaan rata, lien tak teraba,nyeri
tekan regio hipokondrium kanan,nyeri lepas (-). Pada pemeriksaan penunjang
didapatkan Bilirubin: +1 (N: –), Urobilinogen: +1 (N: -).

1. Apa yang terjadi pada pasien? Jelaskan penyebab dan manifestasi klinik yang
mendukung
yang terjadi pada pasien kedua matanya terlihat kuning yang semakin lama semakin
jelas. Keluhan disertai dengan buang air kecil berwarna seperti teh pekat. Demam (+)
tidak terlalu tinggi, Mual (+). Sebelumnya  ± 1 minggu yang lalu penderita mengeluh
demam yang tidak terlalu tinggi. Demam (+) tidak disertai dengan menggigil, mual (+)
dan muntah sebanyak 2 kali berisi cairan dan sisa makanan. Nafsu makan biasa. Os tidak
muntah lagi, namun masih merasa mual.
penyebab Riwayat kontak dengan penderita sakit kuning sebelumnya
manifestasi klinik Gejala Hepatitis A Pada minggu pertama, individu yang dijangkiti
akan mengalami sakit seperti kuning, keletihan, demam, hilang selera makan, muntah-
muntah, pusing dan kencing yang berwarna hitam pekat. Demam yang terjadi adalah
demam yang terus menerus, tidak seperti demam yang lainnya yaitupada demam
berdarah, tbc, thypus, dll.
2. Apa masalah keperawatan utama pada pasien? Jelaskan data mayor dan data minor
yang mendukung masalah tersebut berdasarkan kasus diatas!, Buat berdasarkan SDKI!

Analisa data

Analisa data Etiologi Masala


Ds : Riwayat kontak dengan Hipertermi D.0130
penderita sakit kuning
 Pasien dengan keluhan
kedua matanya terlihat
kuning yang semakin lama
Virus hepatitis
semakin jelas. Keluhan
disertai dengan buang air
kecil berwarna seperti teh
pekat. Demam (+) tidak Virus hepatitis berkembang
terlalu tinggi di hepar
 Sebelumnya  ± 1 minggu
yang lalu penderita
mengeluh demam yang
Inflamasi pada hepar
tidak terlalu tinggi. Demam
(+) tidak disertai dengan
menggigil
Merangsang implus ke saraf
Do : bagian hipotalamus

 Pada pemeriksaan C,
pemeriksaan fisik
Hipertermi
matafisik didapatkan
temperatur tubuh 37,7.
didapatkan   sklera ikterik
+/+
Ds : Hepatitis Nyeri akut D.0007

 Nyeri tekan regio


hipokondrium kanan
Invasi virus
Do:

 Pada palpasi abdomen


Kerusakan sel parenkim hati
didapatkan hepar teraba
terutama reticulum
membesar, ukuran 2 jari di
endoplasma
bawah arcus
costae, konsistensi
kenyal,tepi tajam,
permukaan rata, lien tak Merangsang sel mast
teraba,nyeri mengeluarkan modiator
tekan regio hipokondrium kimia
kanan,nyeri lepas (-). Pada
pemeriksaan penunjang
didapatkan Bilirubin: +1
Nosieseptor terangsang
(N: –), Urobilinogen: +1
(N: -).

Proses transduksi, transmisi,


modulasi, presepsi nyeri

Nyeri akut
Ds : Hepatitis Risiko defisit nutrisi
D.0032
 Pasien dengan keluhan
Mual (+)
Invasi vrus
 muntah sebanyak 2 kali
berisi cairan dan sisa Kerusakan sel parenkim hati
makanan. Nafsu makan
biasa.
terutama reticulum
Do : endoplasma

 Pada palpasi abdomen


didapatkan hepar teraba
Sekresi empedu terganggu
membesar, ukuran 2 jari di
bawah arcus
costae, konsistensi
kenyal,tepi tajam, Gangguan metabolisme GI
permukaan rata, lien tak
teraba,nyeri
tekan regio hipokondrium
Anoreksia, mual, muntah
kanan,nyeri lepas (-). Pada
pemeriksaan penunjang
didapatkan Bilirubin: +1
Risiko defisit nutrisi
(N: –), Urobilinogen: +1
(N: -)

3. Apa kriteria hasil yang ingin dicapat dari kasus tersebut? Buat berdasarkan SLKI!

4. Sebutkan 2 intervensi utama dan 5 intervensi pendukung untuk mengatasi


masalah keperawatan tersebut ?
5. Uraikan 1 intervensi utama dan 1 intervensi pendukung yang bersifat edukasi!
JAWABAN NO 3-5 :

Diagnosa Keperawatan
1) Hipertermnia b.d Proses penyakit (infeksi) (D.0130)
2) Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis (inflamasi) (D.0077)
3) Risiko Defisit nutrisi d.d ketidakmampuan mencerna makanan
(D.0032)

Intervensi
No. Dx Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
1. Setelah dilakukan tindakan INTERVENSI UTAMA :
keperawatan selama 2x24 jam  Manajemen Hipertermia
diharapkan masalah keperawatan  Regulasi Temperatur
Hipertermia teratasi dengan kriteria INTERVENSI PENDUKUNG :
hasil :  Edukasi Termoregulasi
Termoregulasi (L.14134)  Edukasi pengukuran suhu
 Menggigil, 3 (sedang)  Manajemen kejang
 Suhu tubuh, 5 (membaik)  Pemantauan cairan
 Suhu kulit, 5 (membaik)  Pemberian obat
 Tekanan darah, 5 (membaik)

INTERVENSI UTAMA :
Manajemen Hipertermia (I15506)
Definisi : Mengidentifikasi dan mengelola
peningkatan suhu tubuh akibat disfungsi
termugulasi.
Observasi
 Identifikasi penyebab hipertermia (mis.
Dehidrasi, terpapar lingkungan panas,
penggunaan inkubator)
 Monitor suhu tubuh
 Monitor kadar elektrolit
 Monitor haluaran urine
 Monitor komplikasi akibat hipertermia
Terapeutik
 Sediakan lingkungan yang dingin
 Longgarkan atau lepaskan pakaian
 Basahi dan kipasi perbukaan tubuh
 Berikan cairan oral
 Ganti linen setiap hari atau lebih sering jika
mengalami hiperhidrosis (keringat berlebih)
 Lakukan pendinginan eksternal (mis. Selimut
hipotermia atau kompres dingin pada dahi,
leher, dada, abdomen, aksila)
 Hindari pemberian antipiretik atau aspirin
 Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi
 Anjurkan tirah baring
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit
intravena, jika perlu

INTERVENSI PENDUKUNG :
Edukasi Termoregulasi (I.12457)
Dfinisi : Mengajarkan pasien untuk mendukung
keseimbangan antara produksi panas, mendapatkan
panas, dan kehilangan panas.
Observasi
 Identifikasi kesiapan dan kemampuan
menerima informasi
Terapeutik
 Sediakan materi dan media pendidikan
kesehatan
 Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai
kesepakatan
 Berikan kesempatan untuk bertanya
Edukasi
 Ajarkan kompres hangat jika demam
 Ajarkan cara pengukuran suhu
 Ajarkan penggunaan pakaian yang dapat
menyerap keringat
 Anjurkan tetap memandikan pasien, jika
memungkinkan
 Anjurkan pemberian antipiretik, sesuai
indikasi
 Anjurkan menciptakan lingkungan yang
nyaman
 Anjurkan memperbanyak minum
 Anjurkan penggunaan pakaian yang longgar
 Anjurkan minum analgesik jika merasa
pusing, sesuai indikasi
 Anjurkan melakukan pemeriksaan darah jika
demam > 3 hari
2. Setelah dilakukan tindakan INTERVENSI UTAMA :
keperawatan selama 2x24 jam  Manajemen nyeri
diharapkan masalah keperawatan  Pemberian analgesik
nyeri akut teratasi dengan kriteria
hasil :
INTERVENSI PENDUKUNG :
Tingkat Nyeri (L.08066)
 Pemantauan nyeri
 Keluhan nyeri, 4 (cukup
 Edukasi manajemen nyeri
menurun)
 Edukasi teknik napas
 Meringis, 4 (cukup menurun)
 Teknik distraksi
 Anoreksia, 4 (cukup menurun)
 Terapi relaksasi
 Mual, 4 (cukup menurun)
 Muntah, 4 (cukup menurun)
INTERVENSI UTAMA :
Manajemen Nyeri (I.08238)
Definisi : Mengidentifikasi dan mengelola
pengalaman sensosik atau emosional yang
berkaitan dengan kerusakan jaringan atau
fungsional dengan onset mendadak atau lambat dan
berintensitas ringan hingga berat dan konstan.
Observasi
 Lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas, intensitas nyeri
 Identifikasi skala nyeri
 Identifikasi respon nyeri non verbal
 Identifikasi faktor yang memperberat dan
memperingan nyeri
 Identifikasi pengetahuan dan keyakinan
tentang nyeri
 Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon
nyeri
 Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas
hidup
 Monitor keberhasilan terapi komplementer
yang sudah diberikan
 Monitor efek samping penggunaan analgetik
Terapeutik
 Berikan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri (mis. TENS, hypnosis,
akupresur, terapi musik, biofeedback, terapi
pijat, aroma terapi, teknik imajinasi
terbimbing, kompres hangat/dingin, terapi
bermain)
 Control lingkungan yang memperberat rasa
nyeri (mis. Suhu ruangan, pencahayaan,
kebisingan)
 Fasilitasi istirahat dan tidur
 Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam
pemilihan strategi meredakan nyeri
Edukasi
 Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
 Jelaskan strategi meredakan nyeri
 Anjurkan memonitor nyri secara mandiri
 Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
 Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu

Pemberian Analgesik (I.08243)


Definisi : Mengurangi atau menghilangkan rasa
sakit.
Observasi
 Identifikasi karakteristik nyeri (mis. pencetus,
pereda, kualitas, lokasi, intensitas, frekuensi,
durasi)
 Identifikasi riwayat alergi obat
 Monitor TTV sebelum dan sesudah pemberian
analgesik
 Monitor efektifitas analgesik
Terapeutik
 Diskusikan jenis analgesik yang disukai untuk
mencapai nalagesia optimal
 Pertimbangkan penggunaan infus kontinu,
atau bolus opioid untuk mempertahankan
kadar dalam serum
 Tetapkan target efektifitas analgesik untuk
mengiptimalkan resposns pasien
 Dokumentasikan respons terhadap efek
analgesik dan efek yang tidak diinginkan
Edukasi
 Jelaskan efek terapi dan efek samping obat

Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian dosis dan jenis
analgesik, jika perlu
INTERVENSI PENDUKUNG :
Edukasi Manajemen Nyeri (I.12391)
Definisi : Mengajarkan pengelolaan suhu tubuh
yang lebih dari normal.
Observasi
 Identifikasi kesiapan dan kemampuan
menerima informasi

Terapeutik
 Sediakan materi dan media pendidikan
kesehatan
 Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai
kesepakatan
 Berikan kesempatan untuk bertanya

Edukasi
 Jelaskan penyebab, periode, dan strategi
meredakan nyeri
 Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
 Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
 Ajarkan teknik nonfarmakologi untuk
mengurangi rasa nyeri

3. Setelah dilakukan tindakan INTERVENSI UTAMA :


keperawatan selama 2x24 jam  Manajmen gangguan makan
diharapkan masalah keperawatan  Manajamen Nutrisi
Risiko Defisit Nutrisi teratasi
INTERVENSI PENDUKUNG :
dengan kriteria hasil :
 Edukasi Diet

Status Nutrisi (L.03030)  Konseling nutsisi

 Porsi makan yang dihabiskan,  Promosi berat badan

5 (meningkat)  Pemantauan Nutrisi

 Nyeri abdomen/ulu hati, 5


(menurun)  Pemberian makanan Enteral
 Nafsu makan, 5 (membaik)
 Membran mukosa, 5
INTERVENAI UTAMA :
(membaik)
Manajemen Nutrisi (I.03119)
 Frekuensi makan, 5 (membaik)
Definisi : Mengidentifikasi dan mengelola asupan nutrisi
yang seimbang.
Observasi
 Identifikasi status nutrisi
 Identifikasi alergi dan intolenransi makanan
 Identifikasi makanan yang disukai
 Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrien
 Identifikasi perlunya penggunaan selang
nasogastrik
 Monitor asupan makanan
 Monitor berat badan
 Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
Terapeutik
 Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika
perlu
 Fasilitasi menentukan pedoman diet (mis,
piramida makanan)
 Sajikan makanan secara menarik dan suhu
yang sesuai
 Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah
konstipasi
 Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi
protein
 Berikan suplemen makanan, jika perlu
 Hentikan pemberian makan melalui selang
nasogastrik jika asupan oral dapat ditoleransi
Edukasi
 Anjurkan posisi duduk, jika mampu
 Anjurkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian medikasi sebelum
makan (mis, pereda nyeri, antiemetik), jika
perlu
 Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan jenis nutrien yang
dibutuhkan, jika perlu

INTERVENSI PENDUKUNG :
Edukasi Diet (I.12369)
Definisi : Mengajarkan jumlah, jenis dan jadwal asupan
makanan yang diprogramkan.
Observasi
 Identifikasi kemampuan pasien dan keluarga
menerima informasi
 Identifikasi tingkat pengetahuan saat ini
 Identifikasi kebiasaan pola makan saat ini dan
masa lalu
 Identifikasi persepsi pasien dan keluarga
tentang diet yang diprogramkan
 Identifikasi keterbatasan finansial untuk
menyediakan makanan

Terapeutik
 Persiapkan materi, media dan alat peraga
 Jadwalkan waktu yang tepat untuk
memberikan pendidikan kesehatan
 Berikan kesempatan pasien dan keluarga untuk
bertanya
 Sediakan rencana makan tertulis, jika perlu
Edukasi
 Jelaskan tujuan kepatuhan diet terhadap
kesehatan
 Informasikan makanan yang diperbolehkan
dan yang dilarang
 Informasikan kemungkinan interaksi obat dan
makanan, jika perlu
 Anjurkan mempertahankan posisi semi fowler
(30-45 derajat) 20-30 menit setelah makan
 Anjurkanmengganti bahan makanan sesuai
dengan diet yang diprogramkan
 Anjurkan melakukan olahraga sesuai toleransi
 Ajarkan cara membaca label dan memilih
makanan yang sesuai
 Ajarkan cara merencanakan makanan yang
sesuai program
 Rekomendasikan resep makanan yang sesuai
dengan diet, jika perlu

Kolaborasi
 Rujuk ke ahli gizi dan sertakan keluarga, jika
perlu

Anda mungkin juga menyukai