Anda di halaman 1dari 14

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

MENINGITIS

Oleh :
ERLINA
NIM : 433131490120052

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKes HORIZON KARAWANG
2020/2021
KASUS
Seorang laki-laki 43 tahun suku Bali datang dengan keluhan utama penurunan kesadaran
sejak 6 jam sebelum masuk RS. Pasien juga terdapat nyeri kepala dan deman tinggi
dikeluhkan sejak 5 hari sebelumnya, tidak ada riwayat infeksi THT, gigi, dan paru, serta
penggunaan narkoba. Pasien memiliki kebiasaan mengolah dan mengonsumsi daging babi.
Pemeriksaan tanda vital didapatkan TD 110/70mmHg, nadi 88x/menit, respirasi 22x/menit,
suhu 39°C. Pemeriksaan neurologis didapatkan kesadaran sopor (E2M5V2), kaku kuduk, dan
tanda kernig, tidak ada defisit neurologis fokal lainnya. Foto toraks dalam batas normal dan
CT scan kepala terlihat edema otak difus. Pemeriksaan darah lengkap ditemukan leukositosis
(22,93x103 /uL) dengan neutrofilia (89%). Pemeriksaan cairan otak ditemukan warna keruh,
pleositosis (333/mm3) dengan sel dominan mononuklear (70%), kadar glukosa rendah (cairan
otak 3mg/dL, darah 115mg/dL), dan kadar protein meningkat (211,9mg/dL). Pewarnaan
gram, preparat tinta India, dan PCR-TB negatif. Pemeriksaan kultur cairan otak pada media
agar darah tampak koloni bakteri α hemolitik berantai. Bakteri ini pada pengecatan gram
positif dari subkultur tampak berbentuk bulat (pinpoint). Dilakukan identifikasi kuman
dengan VITEX (Biomerieux) diperoleh hasil S. suis tipe II, dilanjutkan dengan uji
sensitivitas. Strain ini sensitif terhadap ceftriakson. Pasien diterapi dengan ceftriakson 2 gram
IV setiap 12 jam selama 14 hari dengan terapi tambahan deksametason 10mg IV setiap 6 jam
yang diturunkan bertahap. Pasien didiagnosa meningitis.

1. Apa yang terjadi pada pasien? Jelaskan penyebab dan manifestasi klinik yang
mendukung!
2. Apa masalah keperawatan utama pada pasien? Jelaskan data mayor dan data minor
yang mendukung masalah tersebut berdasarkan kasus diatas!, Buat berdasarkan
SDKI!
3. Apa kriteria hasil yang ingin dicapat dari kasus tersebut? Buat berdasarkan SLKI!
4. Sebutkan 2 intervensi utama dan 5 intervensi pendukung untuk mengatasi masalah
keperawatan tersebut?
5. Uraikan 1 intervensi utama dan 1 intervensi pendukung yang bersifat edukasi!
JAWABAN
1. Pada kasus diatas pasien mengalami Meningitis.
 Meningitis adalah inflamasi pada daerah meninges yang disebabkan oleh infeksi
bakteri, virus, fungi, maupun parasit. Patogen dapat menginvasi aliran
subarachnoid dan menginisiasi reaksi imun yang menyebabkan peradangan. Hal ini
akan meningkatkan permeabilitas blood brain barrier (BBB) yang akhirnya
mengganggu aliran cairan serebrospinal dan menyebabkan terjadinya kerusakan
neuron.
 Penyebab Meningitis :
1) Bakteri piogenik yang disebabkan oleh bakteri pembentuk pus, terutama
meningokokus, pneumokokus, dan basil influenza.
2) Virus yang disebabkan oleh agen-agen virus yang sangat bervariasi.
3) Organisme jamur (Muttaqin, 2008)
 Manifestasi Klinik :
1) Neonatus : menolak untuk makan, refleks menghisap kurang, muntah, diare,
tonus otot melemah, menangis lemah.
2) Anak-anak dan remaja : demam tinggi, sakit kepala, muntah, perubahan
sensori, kejang, mudah terstimulasi, foto pobia, delirium, halusinasi, maniak,
stupor, koma, kaku kuduk, tanda kernig dan brudinzinski positif, ptechial
(menunjukkan infeksi meningococal) (Nurarif, 2013)

2. Analisa Data
Data Etiologi Masalah
Keperawatan
DS : Infeksi /septicemia Penurunan Kapasitas
• Pasien datang dengan jaringan otak Adaptif Intrakranial
keluhan utama penurunan (D.0066)
kesadaran sejak 6 jam Iritasi meningen
sebelum masuk RS
• Pasien juga terdapat nyeri Perubahan fisiologis
kepala dan deman tinggi intracranial
dikeluhkan sejak 5 hari
sebelumnya Peningkatan pemeabilitas
darah otak
DO :
• Pemeriksaan tanda vital Bradikardia
didapatkan TD
110/70mmHg Penurunan Kapasitas
• Nadi 88x/menit Adaptif Intrakranial
• Respirasi 22x/menit
• Pasien mengalami
penurunan kesadaran
• Pemeriksaan neurologis
didapatkan kesadaran
sopor (E2M5V2)
• Kaku kuduk
• Dan tanda kernig
• Tidak ada defisit
neurologis fokal lainnya
• Pasien didiagnosa
meningitis
DS : Infeksi /septicemia Hipertermia (D.0130)
• Pasien deman tinggi jaringan otak
dikeluhkan sejak 5 hari
sebelumnya Iritasi meningen

Perubahan fisiologis
DO : intracranial
• Nadi 88x/menit
• Respirasi 22x/menit Sakit kepala dan demam
• Suhu 39°C
Hipertermia

DS : (-) Bakteri, virus, jamur, Risiko Infeksi


protozoa (D.0142)
DO : (mikroorganisme)
• Pemeriksaan darah
lengkap ditemukan Masuk ke nasofaring
leukositosis (22,93x103 Menyerang pembuluh
/uL) dengan neutrofilia darah
(89%)
• Pemeriksaan kultur cairan Masuk kesesebral melalui
otak pada media agar pembuluh darah
darah tampak koloni
bakteri α hemolitik Meningitis
berantai
• Dilakukan identifikasi Metabolism bakteri
kuman dengan VITEX
(Biomerieux) diperoleh Bakteri masuk kelairan
hasil S. suis tipe II, balik vena kejantung
dilanjutkan dengan uji
sensitivitas Supresi respon inflamasi
• Pasien diterapi dengan
ceftriakson 2 gram IV Risiko Infeksi
setiap 12 jam selama 14
hari dengan terapi
tambahan deksametason
10mg IV setiap 6 jam yang
diturunkan bertahap
• Pasien didiagnosa
meningitis

3. Diagnosa Keperawatan
1. Penurunan Kapasitas Adaptif Intrakranial b.d Edema serebral (D.0066)
2. Hipertermia b.d Proses penyakit [mis. infeksi] (D.0130)
3. Risiko Infeksi b.d Supresi respon inflamasi (D.0142)
Jawaban (No. 4-5)
No. Dx Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
1 Kapasitas Adaptif Intrakranial INTERVENSI UTAMA :
(L.06049)  Manajen penngatan tekanan
Setelah dilakukan tindakan intrakranal
keperawatan selama 3 x 24  Pemantauan tekanan intrakranal
jam diharapkan masalah
keperawatan Penurunan Kapasitas INTERVENSI PENDUKUNG :
Adaptif Intrakranial teratasi dengan  Dukungan kepatuhan program
kriteria hasil : pengobatan
 Tingkat kesadran  Edukasi pencegahan infeksi
meningkat (5)  Pemantauan neurologis
 Fungsi kognitif meningkat  Pemantauan tanda vital
(5)
 Peberian obat
 Sakit kepala menurun (5)
 Refleks neurologis
Pemantauan tekanan Intrakranial
membaik (5)
(I.06198)
 Tekanan intrakranial
membaik (5) Definisi mengumpulkan dan mengalisis data
terkait regulasi tekanan didalam ruang
intrakranial

Tindakan

Observasi

 Identifikasi penyebab peningkatan


TIK (mis. Lesi menempati ruang,
gangguan metabolisme, edema
serebral, peningkatan tekanan vena,
obstruksi aliran cairan serebrospinal,
hipertensi, intrakranial ideopatik)
 Monitor peningkatan TIK
 Monitor pelebaran tekanan nadi
(selisih dan TDD)
 Monitor penurunan frekuensi jantung
 Monitor ireguleritas irama napas
 Monitor tingkat kesadaran
 monitor perlambatan atau tidak
ketidak simetrisan respon pupil
 Monitor kadar CO2 dan pertahankan
dalam rentang yang diindikasikan
 Monitor tekanan perfusi serebral
 Monitor jumlah, kecepatan, dan
karakteristik drainase cairan
serebrospinal
 Monitot efek stimulus lingkungan
terhadap TIK

Terapeutik

 Ambil sampel drainase cairan


serebrospinal
 Kalibirasi transduser
 Pertahankan sterilisitas sistem
pemantauan
 Pertahankan posisi kepala dan leher
netral
 Bilas sistem pemantauan, jika perlu
 Atur interval pemantauan sesuai
kondisi pasien
 Dokumentasikan hasil pemantauan

Edukasi

 Jelaskan tujuan dan prosedur


pemantauan
 Informasikan hasil pemantauan, jika
perlu

Edukasi pencegahan infeksi (I.12406)

Definisi mengajarkan pencegahan dan


deteksi dini infeksi pada pasien berisiko

Tindakan

Observasi

 Periksa kesiapan dan kemampuan


menerima informasi

Terapeutik

 Siapkan materi dan media tentang


faktor-faktor penyebab, cara
identifikasi dan pencegahan risiko
infeksi dirumah sakit
 Jadwalkan waktu yang tepat untuk
memberikan pendidikan kesehatan
sesuai kesepakatan dengan keluarga

Eduakasi

 Jelaskan tanda gejala lokal dan


sistemik
 Informasikan hasil pemeriksaan
laboratorium (mis.leukosit)
 Ajukan mengikuti tindakan
pencegahan sesuaib kondisi
 Anjurkan membatasi pengunjung
 Ajarkan cara memeriksa kondisi luka
atau luka oprasi
 Ajurkan kecukupan nutrisi, cairan,
dan istirahat
 Anjurkan mengelola antibiotik sesuai
resep

2 Termoregulasi (L.14134) INTERVENSI UTAMA :


Setelah dilakukan tindakan  Manajemen Hipertermia
keperawatan selama 3 x 24 jam  Regulasi Temperatur
diharapkan masalah keperawatan
Hipertermia teratasi dengan kriteria INTERVENSI PENDUKUNG :
hasil :  Edukasi Pengukuran Suhu Tubuh
 Suhu tubuh sedang (3)  Edukasi Program Pengobatan
 Suhu kulit sedang (3)  Edukasi Termoregulasi
 Kompres Dingin
 Pemberian Obat

Manajemen Hipertermia (I.15506)


Definisi : Mengidentifikasi dan mengelola
peningkatan suhu tubuh akibat disfungsi
termoregulasi
Observasi
 Identifikasi penyebab hipertermia
(mis. Dehidrasi, terpapar lingkungan
panas, penggunaan incubator)
 Monitor suhu tubuh
 Monitor kadar elektrolit
 Monitor haluaran urine
 Monitor komplikasi akibat
hipertermia
Terapeutik
 Sediakan lingkungan yang dingin
 Longgarkan atau lepaskan pakaian
 Basahi dan kipasi permukaan tubuh
 Verikan cairan oral
 Ganti linen setiap hari atau lebih
sering jika mengalami hyperhidrosis
(keringat dingin)
 Lakukan pendinginan ekternal (mis.
Selimut hipotermia, atau kompres
dingin pada dahi, leher, dada,
abdomen, aksila)
 Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi
 Anjurkan tirah baring
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian cairan dan
elektrolit intravena, jika perlu

Edukasi Termoregulasi (I.12457)


Definisi : Mengajarkan pasien untuk
mendukung keseimbangan antara produksi
panas, mendapatkan panas, dan kehilangan
panas.
Observasi :
 Identifikasi kesiapan dan kemampuan
menerima informasi
Terapeutik :
 Sediakan materi dan media
pendidikan kesehatan
 Jadwalkan pendidikan kesehatan
sesuai kesepakatan
 Berikan kesempatan untuk bertanya
Edukasi :
 Ajarkan kompres hangat jika demam
 Ajarkan cara pengukuran suhu
 Ajarkan penggunaan pakaian yang
dapat menyerap keringat
 Anjurkan tetap memandikan pasien,
jika memungkinkan
 Anjurkan pemberian antipiretik,
sesuai indikasi
 Anjurkan menciptakan lingkungan
yang nyaman
 Anjurkan memperbanyak minum
 Anjurkan penggunaan pakaian yang
longgar
 Anjurkan minum analgesik jika
merasa pusing, sesuai indikasi
 Anjurkan melakukan pemeriksaan
darah jika demam > 3 hari

3 Tingkat infeksi (L. 14137) INTERVENSI UTAMA :


Setelah dilakukan tindakan  Manajemen vaksinasi
keperawatan selama 3 x 24 jam  Pencegahan infeksi
diharapkan masalah keperawatan INTERVENSI PENDUKUNG :
Risiko Infeksi teratasi dengan  Anajemen munisas atau vaksinasi
kriteria hasil :  Manajemen nutrisi
 Demam menurun (5)  Manajemen medikasi
 Nyeri menurun (5)  Pemantauan elektrolit
 Gangguan kognitif menurun  Pemberian obat
(5)
 Kadar sel darah putih
Pencegahan Infeksi (I.14539)
membaik membaik (5)
 Kadar sel darah putih Definisi mengidentifikasi dan menurunkan
membaik (5) risiko terserang organisme patogenk

Observasi

 monitor tanda dan gejala infeksi


lokal dan sistemik
Terapeutik

 Batasi jumlah pengunjung


 Berikan perawatan kulit pada area
edema
 Cucitangan sebelum dan sesudah
kontak dengan pasien dan lingkungan
pasien
 Pertahankan teknik aseptic pada
pasien beresiko tinggi

Edukasi

 Jelaskan tanda dan gejala infeksi


 Ajarkan cara mencuci tangan dengan
benar
 Ajarkan etika batuk
 Ajarkan cara memeriksa kondisi luka
atau luka operasi
 Anjurkan meningkatkan asupan
nutrisi
 Anjurkan meningkatkan asupan
cairan.

Kolaborasi

 Kolaborasi pemberian imunisasi, jika


perlu.

Manajemen Medikasi (I.14517)

Definisi mengidentifikasi dan mengelola


penggunaan agen farmakologis sesuai
dengan program pengobatan

Observasi
 Identifikasi penggunaan obat sesuai
resep
 Identifikasi masa kadaluarsa obat
 Identifikasi pengetahuan dan
kemampuan menjalani program
pengobatan
 Monitor keefektifan dan efek
samping pemberian obat
 Monitor tanda dan gejala keracunan
obat
 Monitor darah serum (mis. Elektrolit,
protrombin), jika perlu
 Monitor kepatuhan menjalani
program pengobatan

Terapeutik
 Fasilitasi perubahan program
pengobatan, jika perlu
 Sediakan sumber informasi program
pengobatan secara visual dan tertulis
 Fasilitasi pasien dan keluarga
melakukan penyesuaian pola hidup
akibat program pengobatan

Edukasi
 Ajarkan pasien dan keluarga cara
mengelola obat (dosis, penyimpanan,
rute dan waktu pemberian)
 Ajarkan cara menangani atau
mengurangi efek samping, jika
terjadi
 Anjurkan menghubungi petugas
kesehatan jika terjadi efek samping
obat.

Anda mungkin juga menyukai