Anda di halaman 1dari 17

ASUHAN KEPERAWATAN GlUKOMA

Disusun Oleh:
ERLINA
NIM: 433131490120052

PRODI STUDI PROFESI NERS REGULER


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Kharisma Karawang
Jalan Pangkal Perjuangan KM 1 (By Pass), Kabupaten Karawang, Jawa Barat 413116,
Indonesia
2021/2022
Kasus :

Pasien laki-laki, 66 tahun datang dengan keluhan penurunan penglihatan secara


tibatiba pada mata kiri sejak 1 minggu Sebelum Masuk Rumah Sakit (SMRS).
Pasien megeluhkan bahwa pada saat melihat jauh hanya dapat melihat seperti
bayangan. Selain itu pasien mengeluh mata kiri merah dan nyeri. Nyeri dirasakan
terus menerus dan menghilang setelah tidur sebentar. Pasien juga mengeluh sakit
kepala terus-menerus dan disertai mual muntah. Riwayat trauma dan penggunaan
obat-obatan tetes mata yang lama sebelumnya disangkal. Riwayat menggunakan
kaca mata, hipertensi, diabetes mellitus, trauma pada kedua bola tidak ada. Dari
pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak sakit sedang, kesadaran
komposmentis, tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 80 x/menit, RR 16 x/menit, T
36,5o C. Pada status generalis didapatkan sistem kardiovaskular, system respirasi,
kulit dan ekstremitas dalam batas normal. Pada pemeriksaan oftalmologi oculi
sinistra VOS 3/60, terdapat Injeksi konjungtiva pada konjungtiva bulbi, kornea
udem, camera oculi anterior kedalaman dangkal, gambaran iris baik, pupil
midilatasi, tensio oculi Tono dig N+2. Pada oculi dextra VOD 6/60, palpebra dan
konjungtiva tenang, kornea jernih, camera oculi anterior dalam, gambaran iris
baik, pupil miosis dengan reflek, lensa jernih, tensio oculi Tono dig N.
Pasien dididagnosis glaukoma akut primer sudut tertutup OS. Pasien diberikan
terapi Timolol maleate 0,5 % ED 2x1 tetes ODS/hari, Cxytrol 3x1 tetes OS/hari,
Carpin 1% 2x1 tetes OS/hari, Asetazolamide 3x250 mg, KSR 2x1 tablet.

1. Apa yang terjadi pada pasien? Jelaskan penyebab dan manifestasi klinik yang
mendukung

Pasien laki-laki, 66 tahun datang dengan keluhan penurunan penglihatan secara


tibatiba pada mata kiri sejak 1 minggu Sebelum Masuk Rumah Sakit (SMRS).
Pasien megeluhkan bahwa pada saat melihat jauh hanya dapat melihat seperti
bayangan. Selain itu pasien mengeluh mata kiri merah dan nyeri. Nyeri dirasakan
terus menerus dan menghilang setelah tidur sebentar. Pasien juga mengeluh sakit
kepala terus-menerus dan disertai mual muntah. Riwayat trauma dan penggunaan
obat-obatan tetes mata yang lama sebelumnya disangkal. Riwayat menggunakan
kaca mata, hipertensi, diabetes mellitus, trauma pada kedua bola tidak ada. Pasien
dididagnosis glaukoma akut primer sudut tertutup OS.

Manifestasiklinis
a. Nyeri pada mata dan sekitarnya (orbita, kepala, gigi, telinga)
b. Pandangan kabut, melihat halo sekitar lampu
c. Mual, muntah, berkeringat
d. Mata merah, hiperemia konjungtiva, dan siliar
e. Visus menurun
f. Edema kornea
g. Bilik mata depan dangkal (mungkin tidak ditemui pada glaukoma sudut
terbuka)
h. Pupil lebar lonjong, tidak ada refleks terhadap cahaya
i. TIO meningkat

2. Apa masalah keperawatan utama pada pasien? Jelaskan data mayor dan data
minor yang mendukung masalah tersebut berdasarkan kasus diatas!, Buat
berdasarkan SDKI!

Analisa data

Analisa data Etiologi Masala


Ds : Usia >40 tahun DM Nyeri akut D.007

 Klien dengan keluhan Kortikosteroid jangka


penurunan penglihatan panjang miopia trauma mata
secara tibatiba pada mata
Obstruksi jaringan
kiri sejak 1 minggu
trabakuler
Sebelum Masuk Rumah
Sakit (SMRS).
Hambatan penglihatan
 Selain itu pasien mengeluh
mata kiri merah dan nyeri. cairan humor aqueous
Nyeri dirasakan terus
TIO meningkat
menerus dan menghilang
setelah tidur sebentar.
Pasien juga mengeluh sakit
kepala terus-menerus dan Nyeri akut
disertai mual muntah

Do :

 Dari
pemeriksaan fisik
didapatkan keadaan umum
tampak sakit sedang,
kesadaran
komposmentis, tekanan
darah 120/80 mmHg, nadi
80 x/menit, RR 16 x/menit,
T
36,5o C. Pada status
generalis didapatkan sistem
kardiovaskular, system
respirasi,
kulit dan ekstremitas dalam
batas normal

Ds : Usia >40 tahun DM Gangguan presepsi


sensori (gangguan
 klien mengeluh penurunan Kortikosteroid jangka
penglihatan) D.0085
penglihatan secara tiba-tiba panjang miopia trauma mata
pada mata kiri sejak 1
Obstruksi jaringan
minggu Sebelum Masuk
trabakuler
Rumah Sakit
 Pasien megeluhkan bahwa
pada saat melihat jauh Hambatan penglihatan
hanya dapat melihat seperti cairan humor aqueous
bayangan
TIO meningkat
Do :
Gangguan saraf optik
 kesadaran
Perubahan penglihatan
komposmentis, tekanan
perifer
darah 120/80 mmHg, nadi
80 x/menit, RR 16 x/menit,
Gangguan presepsi sensori
T
(gangguan penglihatan)
36,5o C. Pada status
generalis didapatkan sistem
kardiovaskular, system
respirasi,
kulit dan ekstremitas dalam
batas normal.
 Pada pemeriksaan
oftalmologi oculi sinistra
VOS 3/60, terdapat Injeksi
konjungtiva pada
konjungtiva bulbi, kornea
udem, camera oculi anterior
kedalaman dangkal,
gambaran iris baik, pupil
midilatasi, tensio oculi
Tono dig N+2. Pada oculi
dextra VOD 6/60, palpebra
dan konjungtiva tenang,
kornea jernih, camera oculi
anterior dalam, gambaran
iris baik, pupil miosis
dengan reflek, lensa jernih,
tensio oculi Tono dig N.
Pasien dididagnosis
glaukoma akut primer sudut
tertutup OS

Ds: Inflamasi perubahan Risiko cidera D.0136


degeneratif dalam viterus
 klien mengeluh penurunan
penglihatan secara tiba-tiba Viterus menjadi makin cair
pada mata kiri sejak 1
Viterus kolap dan bengkak
minggu Sebelum Masuk
ke depan
Rumah Sakit (SMRS).
Pasien megeluhkan bahwa
Tarikan retina
pada saat melihat jauh
hanya dapat melihat seperti Risiko cidera
bayangan.

Do :

 Pada pemeriksaan
oftalmologi oculi sinistra
VOS 3/60, terdapat Injeksi
konjungtiva pada
konjungtiva bulbi, kornea
udem, camera oculi anterior
kedalaman dangkal,
gambaran iris baik, pupil
midilatasi, tensio oculi
Tono dig N+2. Pada oculi
dextra VOD 6/60, palpebra
dan konjungtiva tenang,
kornea jernih, camera oculi
anterior dalam, gambaran
iris baik, pupil miosis
dengan reflek, lensa jernih,
tensio oculi Tono dig N.
Pasien dididagnosis
glaukoma akut primer sudut
tertutup OS

3. Jawaban 3-4-5

Diagnosa keperawatan

1) Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis D.0007


2) Gangguan presepsi sensori (gangguan penglihatan) b.d gangguan penglihatan
galaukoma D.0085
3) Risiko cidera b.d gangguan penglihatan D.0136

Intervensi

No Diagnosa Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi


1 Nyeri akut Tingkat nyeri (L.08066) INTERVENSI UTAMA :
Setelah dilakukan tindakan  Manajemen nyeri
Keperawatan Selama 1 x 24 jam  Pemberian analgesik
diharapkan Nyeri akut teratasi
dengan kriteria INTERVENSI PENDUKUNG :
 Pemantauan nyeri
Hasil:
 Keluhan nyeri menurun (5)  Edukasi manajemen nyeri
 Terapi relaksasi
 Meringis menurun (5)
 Muntah menurun (5)
Manajemen Nyeri (I.08238)
 Mual menurun (5)
Definisi : Mengidentifikasi dan
mengelola pengalaman sensosik
atau emosional yang berkaitan
dengan kerusakan jaringan atau
fungsional dengan onset mendadak
atau lambat dan berintensitas ringan
hingga berat dan konstan.

Observasi
 Lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas,
intensitas nyeri
 Identifikasi skala nyeri
 Identifikasi respon nyeri
non verbal
 Identifikasi faktor yang
memperberat dan
memperingan nyeri
 Identifikasi pengetahuan
dan keyakinan tentang nyeri
 Identifikasi pengaruh
budaya terhadap respon
nyeri
 Identifikasi pengaruh nyeri
pada kualitas hidup
 Monitor keberhasilan terapi
komplementer yang sudah
diberikan
 Monitor efek samping
penggunaan analgetik

Terapeutik
 Berikan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri (mis.
TENS, hypnosis, akupresur,
terapi musik, biofeedback,
terapi pijat, aroma terapi,
teknik imajinasi terbimbing,
kompres hangat/dingin,
terapi bermain)
 Control lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
(mis. Suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan)
 Fasilitasi istirahat dan tidur
 Pertimbangkan jenis dan
sumber nyeri dalam
pemilihan strategi
meredakan nyeri
Edukasi
 Jelaskan penyebab, periode,
dan pemicu nyeri
 Jelaskan strategi meredakan
nyeri
 Anjurkan memonitor nyri
secara mandiri
 Anjurkan menggunakan
analgetik secara tepat
 Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri

Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
Pemberian Analgesik (I.08243)
Definisi : Mengurangi atau
menghilangkan rasa sakit.

Observasi
 Identifikasi karakteristik
nyeri (mis. pencetus,
pereda, kualitas, lokasi,
intensitas, frekuensi, durasi)
 Identifikasi riwayat alergi
obat
 Monitor TTV sebelum dan
sesudah pemberian
analgesik
 Monitor efektifitas
analgesik
Terapeutik
 Diskusikan jenis analgesik
yang disukai untuk
mencapai nalagesia optimal
 Pertimbangkan penggunaan
infus kontinu, atau bolus
opioid untuk
mempertahankan kadar
dalam serum
 Tetapkan target efektifitas
analgesik untuk
mengiptimalkan resposns
pasien
 Dokumentasikan respons
terhadap efek analgesik dan
efek yang tidak diinginkan
Edukasi
 Jelaskan efek terapi dan
efek samping obat
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian dosis
dan jenis analgesik, jika
perlu

Edukasi Manajemen Nyeri


[I.12391]

Definisi : mengajarkan
pengelolaan suhu tubuh yang
lebih dari normal
Observasi
 Identifikasi kesiapan dan
kemampuan menerima
informasi

Terapeutik

 Sediakan materi dan media


pendidikan kesehatan
 Jadwalkan pendidikan
kesehatan sesuai
kesepakatan
 Berikan kesempatan untuk
bertanya

Edukasi

 Jelaskan penyebab, periode,


dan strategi meredakan
nyeri
 Anjurkan memonitor nyeri
secara mandiri
 Anjurkan menggunakan
analgetik secara tepat
 Ajarkan teknik
nonfarmakologi untuk
mengurangi rasa nyeri

2. Gangguan presepsi Persepsi Sensori (L.09083) INTERVENSI UTAMA :


sensori (gangguan Setelah dilakukan tindakan
 Minimalisasi rangsangan
penglihatan) keperawatan selama 1x24 jam
diharapkan masalah gangguan INTERVENSI PENDUKUNG :
persepsi sensori dapat membaik,
 Terapi relaksasi
dengan kriteria hasil :
 Edukasi teknik mengingat
 Verbalisasi melihat bayangan,
 Teknik menenangkan
dari cukup meningkat (2)
menjadi cukup menurun (4)
a. Minimalisasi Rangsangan
 Orientasi, dari cukup membaik
(I.08241)
(2) menjadi membaik (5)
Tindakan :

Observasi
 Periksa status mental, status
sensori, dan tingkat
kenyamanan (nyeri)

Terapeutik
 Diskusikan tingkat toleransi
terhadap beban sensori
(bising, terlalu terang)
 Batasi stimulus lingkungan
(cahaya)
Edukasi
 Ajarkan cara
meminimalisasi stimulus
(mengatur pencahayaan
ruangan, mengurangi
kebisingan)

Kolaborasi
 Kolaborasi dalam
meminimalkan
prosedur/tindakan
 Kolaborasi pemberian obat
yang mempengaruhi
persepsi stimulus

b. Terapi Relaksi (I.09326)


Tindakan :
Observasi
 Identifikasi teknik relaksasi
yang pernah efektif
digunakan
 Periksa letegangan otot,
frekuensi nadi, tekanan
darah dan suhu sebelum dan
sesudah latihan
 Monitor respons terhadap
terapi relaksasi

Terapeutik
 Ciptakan lingkungan tenang
dan tanpa gangguan dengan
pencahayaan dan suhu
ruang nyaman
 Berikan informasi tertulis
tentang persiapan dan
prosedur teknik relaksasi

Edukasi
 Jelakan tujuan, manfaat,
batasan dan jenis relaksasi
yang tersedia
 Jelaskan secara rinci
intervensi relaksasi yang
dipilih
 Anjurkan mengalami posisi
nyaman
 Anjurkan rileks dan
merasakan sensasi relaksasi
 Demonstrasikan dan latihan
teknik relaksasi

3. Risiko cidera Tingkat Cedera (L.14136) INTERVENSI UTAMA :


Setelah dilakukan tindakan
 Manajemen Keselamatan
keperawatan selama 1x24 jam
Lingkungan
diharapkan masalah keperawatan
 Pencegahan Cedera
Risiko Cidera tidak terjadi dengan
kriteria hasil : INTERVENSI PENDUKUNG :
 Kejadian cedera, membaik (5)
 Edukasi pengurangan risiko
 Toleransi aktivitas meningkat
 Identifikasi risiko
(5)
 Pencegahan jatuh
a. Pencegahan cedera (I.14537)
Observasi
 Identifikasi area lingkungan
yang berpotensi
menyebabkan cedera
 Identifikasi obat yang
berpotensi menyebabkan
cedera
 Identifikasi kesesuaian alas
kaki atau stoking elastis
pada ekstremitas bawah

Terapeutik

 Sediakan pencahayaan yang


memadai
 Gunakan lampu tidur
selama tidur
 Sosialisasikan pasien dan
keluarga dengan lingkungan
ruang rawat (mis,
penggunaan tempat tidur,
penerangan ruangan,
penggunaan telpepon, dan
lokasi kamar mandi)
 Gunakan alas lantai jika
berisiko mengalami cedera
serius
 Sediakan alas kaki antislip
 Sediakan pispot atau urinal
untuk eliminasi ditempat
tidur, jika perlu
 Pastikan bel panggilan atau
telepon mudah dijangkau
 Pastikan barang-barang
pribadi mudah dijangkau
 Pertahankan posisi tempat
tidur terendah saat
digunakan
 Tingkatkan frekuensi
observasi dan pengawasan
pasien, sesuai kebutuhan

Edukasi
 Jelaskan intervensi
pencegahan jatuh ke pasien
dan keluarga
 Anjurkan berganti posisi
secara perlahan dan duduk
selama beberapa menit
sebelum berdiri

b. Edukasi pengurangan risiko


(I.12416)
Observasi
 Identifikasi kesiapan dan
kemampuan menerima
informasi
Terapeutik
 Berikan pendidikan
kesehatan sebelum
melakukan prosedur
 Sediakan materi dan media
pendidikan kesehatan
 Jadwalkan pendidikan
kesehatan sesuai
kesepakatan
 Berikan kesempatan untuk
bertanya
Edukasi
 Anjurkan memperhatikan
akurasi dosis dan wkatu
pemberian obat
 Anjurkan memeriksa
tanggal kadaluarsa obat
 Anjurkan menggunakan alat
pelindung diri (APD)
dengan benar
 Ajarkan cara menyimpan
obat dengan tepat
 Ajarkan pencegahan cedera
melalui implementasi sistem
keselamatan pasien

Anda mungkin juga menyukai