NIM : 19010644072
Judul Penelitian: “Penggunaan Media Peta Khusus Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Mata Pelajaran IPS Materi Persebaran Sumber Daya Alam Tambang di Indonesia Kelas IV SD”
Rumusan Masalah
1. Bagaimana penerapan media peta khusus untuk meningkatkan hasil belajar siswa tentang
persebaran sumber daya alam Indonesia pada siswa kelas IV SD?
2. Bagaimana peningkatan aktivitas guru selama proses pembelajaran IPS melalui media peta
untuk meningkatkan hasil belajar siswa tentang persebaran sumber daya alam Indonesia
pada siswa kelas IV SD?
3. Bagaimanakah peningkatan aktivitas siswa kelas IV selama proses pembelajaran IPS
melalui media peta untuk meningkatkan hasil belajar siswa tentang persebaran sumber
daya alam Indonesia pada siswa Kelas IV SD?
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
1. Pengertian Media
Media berasal dari bahasa Latin yang merupakan bentuk jamak dari kata medium
yang diartikan sebagai perantara atau pengantar. Media ialah perantara atau pengantar
dari sumber informasi kepada penerima informasi (Sanjaya, 2012: 204). Gagne dan Brigs
(Sadiman, 2009: 6) menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam
lingkungan siswa yang dapat merangsang untuk belajar. Sedangkan Brigs berpendapat
bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang
siswa untuk belajar. Buku, film, kaset, film bingkai adalah contoh contohnya. Pendapat
lain menyatakan Media adalah suatu perangkat yang dapat menyalurkan informasi dari
sumber ke penerima informasi (Yamin, 2007: 197).
Dari beberapa definisi diatas peneliti menyimpulkan bahwa media adalah
sekumpulan bentuk perantara yang dapat digunakan manusia untuk dijadikan pengalaman
didalam menyampaikan pendapat, ide maupun gagasan supaya pendapat, ide maupun
gagasan yang dipeoleh itu sampai pada penerima yang dituju, jadi sifatnya dapat
merangsang dan menyalurkan pendapat, kemauan dari seseorang.
Gagne dan Briggs (Arsyad, 1997: 4) secara implisit mengatakan bahwa media
pembelajaran meliputi alat yang secara fisik yang digunakan untuk menyampaikan isi
Menurut materi pengajaran yang terdiri dari buku, foto, gambar, grafik, dll. Dengan kata
lain, media pembelajaran adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang
mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa
untuk belajar. Media Pembelajaran menurut Latuheru (1993: 14) menyatakan bahwa
media pembelajaran ialah media yang penggunaanya diintegrasikan dengan tujuan dan isi
pengajaran yang biasanya sudah dituangkan dalam garis-garis besar perencanaan
pengajaran (GBPP), yang dimaksudkan untuk mempertinggi mutu kegiatan belajar
mengajar. (Sudjana, 2006: 4-5) mengatakan pemilihan media pembelajaran yang tepat,
yaitu sesuai dengan materi yang akan disampaikan berdasarkan tujuan yang ingin di
capai, merupakan salah satu kunci keberhasilan suatu proses pembelajaran.
Menurut (Hidayati, 2002: 16) penyebab penting mempelajari IPS pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah lainnya, ialah: (a) supaya siswa bisa
mensistematisasikan isi pembelajaran yang dimiliki agar lebih bermakna; (b) supaya
siswa bisa lebih cekatan sanggup menuntaskan berbagai macam masalah sosial secara
rasional serta bertanggung jawab; (c) supaya siswa bisa lebih meningkatkan rasa toleransi
dan persaudaraan di lingkungan bermasyarakat dengan sesama manusia.
Materi Persebaran Sumber Daya alam Hasil tambang di Indonesia adalah salah satu
mata pelajaran IPS kelas 4 semster 1. Materi tersebut akan dijadikan bahan penelitian
dengan menggunakan media peta. Kompetensi dasar yang akan dibahas dalam penerapan
media peta adalah siswa dapat menunjukkan jenis dan persebaran sumber daya alam
serta pemanfaatannya dalam kegiatan ekonomi. Sumber daya alam di indonesia
beranekaragam mulai dari di darat sampai di perairan. Sumber daya alam di Indonesia
dapat dikategorikan kedalam beberapa kelompok yaitu sumber daya alam flora fauna,
pertanian, perkebunan, pertenakan, perikanan, kehutanan dan pertambangan (Dwi
Syamsiati, 2019:2).
Salah satu kelompok sumber daya alam di Indonesia adalah pertambangan. hasil
tambang di Indonesia tersebar hampir diseluruh penjuru wilayah indonesia hal ini karena
indonesia salah satu penghasil terbesar di dunia salah satu barang yang dihasilkan adalah
emas. Tidak hanya emas saja hasil tambang di indonesia dapat dikelompokkan meliputi
minyak bumi, batubara, timah, gas alam dan masih banyak lagi. Minyak bumi termasuk
kategori sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui. Minyak bumi terbentuk dari hasil
pengendapan mikroplanton yang terdapat di danau, rawa, teluk atau lautan dangkal.
Daerah penghasil minyak bumi meliputi: Aceh, Riau, Sumatra Selatan, Cepu, Cilacap,
Majalengka, Balikpapan, Maluku, Sorong dan Delta Mahakam (Kalimantan Timur). Gas
alam merupakan barang tambang yang pembentukannya sama seperti minyak bumi,
hanya saja bentuknya berupa gas. Gas alam dapat pula diubah menjadi bentuk cair, yang
disebut sebagai Liquified Natural Gas (LNG). Daerah penghasil gas alam: Arun (Nangroe
Aceh Darussalam), Bontang (Kalimantan Timur), Tangguh (Papua) dan Pulau Natuna.
Batubara adalah salah satu dari bahan bakar fosil yang termasuk dalam kategori tidak
dapat diperbarui. Batubara terbentuk dari hasil tumbuh-tumbuhan yang membusuk dan
mengendap selama jutaan tahun di dalam lapisan bumi. Daerah penghasil batubara:
Sawahlunto (Sumatera Barat), Tanjung Enim (Sumatera Selatan), Kalimantan Barat,
Kalimantan Tengah, Samarinda (Kalimantan Timur), Pulau Sebuku (Kalimantan
Selatan), Makassar, dan Papua.
Dalam mengajarkan Persebaran hasil Tambang maka diperlukan media untuk
mengantarkan informasi kepada siswa yang mampu melibatkan siswa secara fisik dan
psikis sehingga siswa aktif dalam pembelajaran IPS. Peneliti menggunakan media yang
menaik perhatian siswa pada materi “Persebaran Sumber Daya Alam hasil tambang di
Indonesia” yang dipandang dari berbagai disiplin ilmu ekonomi, geografi, sosiologi,
antropologi dll. Sehingga keterpaduan antara disiplin ilmu dalam IPS dapat terintegrasi
dalam media Peta khusus.
Sebelum membahas media peta khusus, akan dibahas terlebih dahulu mengenai
Media pembelajaran di SD. Carpenter dan Dale (dalam Darma,1983:6) menyatakan:
”bahwa belajar memerlukan partisipasi dan latihan”. Belajar pada dasarnya melakukan
aktivitas, maka dalam proses pembelajaran para siswa perlu banyak berpartisipasi.
Partisipasi siswa dapat dilakukan dengan jalan mendengarkan, melihat, menulis,
merasakan, dan memikirkan. Terkait hal tersebut Carpenter dan Dale mengemukakan
betapa pentingnya media pembelajaran dalam proses belajar para siswa. Adanya media
pembelajaran dalam penyampaian materi di dalam kelas akan menambah minat siswa
dalam belajar. Seorang pendidik harus mampu membuat dan memilih media yang
menarik dan variatif agar mampu menyampaikan materi atau bahan ajar dengan baik,
membuat media yang sesuai dengan bahan ajar agar siswa mampu memahami materi
melaui media yang disiapkan pendidik. Apalagi anak-anak usia Sekolah Dasar yang
memiliki karakteristik yang berbeda dengan anak-anak yang usianya lebih muda. Mereka
senang bermain, senang bergerak, senang bekerja dalam kelompok, dan senang
merasakan atau melakukan sesuatu secara langsung.
Media peta dalam penelitian ini merupakan alat bantu pembelajaran berupa Peta
negara Indonesia yang ada simbol-simbol persebaran pertambangan sumber daya alam
yang ada di Indonesia dan dapat bermanfaat untuk menyalurkan pesan kepada penerima
yang bertujuan untuk merangsang minat, pikiran, perhatian, dan perasaan sehingga dapat
meningkatkan proses belajar yang menarik dan berkesan bagi siswa. Jika ditinjau dari
bentuknya termasuk peta datar tetapi jika di tinjau dari isinya termasuk peta khusus atau
tematik. Peta ini terbuat dari banner dengan skala 1 : 700.000, dan juga dilengkapi simbol
sebagai penjelas. Ukuran peta yaitu 115 cm x 85 cm yang akan ditunjukkan ke siswa dan
di pajang di depan kelas.
Berdasarkan uraian pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa anak usia Sekolah
dasar memiliki ketertarikan dengan hal-hal yang dianggap baru dalam pembelajaran
sehingga guru harus menciptakan media yang dapat menarik perhatian siswa. Salah satu
media yang dibahas dalam penelitian ini adalah media peta khusus. Diharapkan dengan
adanya media peta khusus dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Manfaat media peta
Manfaat media peta secara umum menurut Suwarno (1980: 3) manfaat peta dalam
proses belajar mengajar sebagai berikut:
a. Sebagai alat peraga dalam proses belajar mengajar, maksudnya peta berguna sebagai
alat bantu dalam pelajaran sejarah, geografi, ekonomi dan sebagainya. Sebagai
“Sumber belajar” buku peta dapat dibaca sepanjang simbolnya dapat dimengerti dan
dipahami.
b. Dari peta dapat untuk menggali ilmu pengetahuan atau dapat mengerti latar belakang
potensi daerah yang dipetakan dengan cara menganalisanya.
c. Dari peta dapat dipelajari bagaimana membuat peta atau prinsip-prinsip apayang harus
ditempuh untuk membuat peta.
Berdasarkan uraian pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan media
pembelajaran peta dalam kegiatan belajar mengajar memiliki pengaruh yang besar.
Adanya media pembelajaran peta akan lebih menjamin pemahaman yang lebih baik
kepada peserta didik dan mempermudah penyampaian materi khususnya pada materi
Persebaran Sumber Daya Alam Hasil Tambang di Indonesia . Media pembelajaran juga
dapat meningkatkan minat dan motivasi belajar peserta didik karena mampu membawa
peserta didik ke dalam suasana senang. Selain itu, media pembelajaran dapat bermanfaat
untuk mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu sehingga proses pembelajaran
akan lebih efektif. Kelebihan lain yang dimiliki media pembelajaran peta adalah bentuk
dan warna yang beragam akan membuat siswa bersemangat dalam memperoleh
pembelajaran selain itu media ini mempunyai ukuran cukup besar sehingga media peta
ini diharapkan dapat membuat siswa mengingat dan memahami letak daerah dan potensi
hasil tambang di Indonesia.
E. Kajian penelitian yang relevan
1. Penelitian Karya Fathulloh Huda (2014) Dengan Judul “Penggunaan Media Peta untuk
meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ilmu Pembelajaran Sosial
Sekolah Dasar”. Dari hasil keefektifan ditinjau dari kegiatan guru terdapatnya kenaikan
pada siklus I Mendapatkan 87, 50% serta pada siklus II 88, 75%. Hasil kenaikan sangat
signifikan, Di siklus II jumlah skor kegiatan tiap pertemuan. Teruji dari siklus I ke siklus
II mengalami kenaikan yang signifikan disiklus I rata- rata kegiatan siswa 71% serta
disiklus ke II hadapi kenaikan jadi 86, 65% ini menampilkan skor kegiatan siswa telah
melampaui penanda keberhasilan penelitian. guru telah menggapai jauh melampaui
penanda keberhasilan penelitian. Hasil keefektifan ditinjau dari kegiatan sepanjang proses
pendidikan dengan memakai media peta Bertambah. Ditinjau Dari Hasil Belajar Siswa
Pada Aspek Kognitif Mengalami Kenaikan Yang signifikan sesudah proses pendidikan
memakai media peta teruji dari rata- rata hasil belajar siswa mengalami kenaikan dengan
siklus I 70, 50% serta pada siklus II 94, 70%. hal ini telah melampaui penanda
keberhasilan penelitian. Hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa media peta
meningkatkan kegiatan siswa pada mata pelajaran IPS materi persebaran sumber daya
alam di indonesia dan juga dari penelitian ini hasil belajar siswa mengalami peningkatan
setelah menggunakan media peta.
2. Penelitain karya Martinus Aang Suseno dkk. ( 2014) dengan judul “Penggunaan Media
Peta untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pendidikan IPS Di Kelas V”. Dari
hasil penelitian mendapatkan data pada siklus I rata- rata skor 3, 69 pada siklus II rata-
rata 3, 88. Jadi terdapat kenaikan dari siklus I ke siklus II ialah 0, 19. ketrampilan guru
melakukan pendidikan ilmu pengetahuan sosial tentang perjuangan bangsa Indonesia
melawan penjajahan Belanda serta Jepang dengan menggunakan media peta ternyata bisa
meningkatkan ketrampilan guru dalam melakukan pembelajarn dengan baik. terbukti
pada siklus I rata- rata 3, 83 serta pada aktivitas siklus II rata- rata IPKG 3, 98. Jadi
terdapat kenaikan dari siklus I ke siklus II sebesar 0, 15. Hasil belajar siswa dalam
pendidikan ilmu pengetahuan sosial tentang perjuangan bangsa Indonesia melawan
penjajahan Belanda serta Jepang dengan memakai media peta kelas V Sekolah Dasar
Negara 12 Entikong bisa meningkat terbukti pada siklus I rata- rata 46, 50 sebaliknya
pada kegiatan siklus II rata- rata 89, 50. Jadi terdapat kenaikan dari siklus I ke siklus II
sebesar 43, 00. Bisa disimpulkan bahwa ketrampilan guru merancang pendidikan ilmu
pengetahuan sosial tentang perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajahan Belanda
serta Jepang dengan memakai media peta ternyata bisa meningkatkan ketrampilan guru
dalam merancang penerapan pendidikan dengan baik.
3. Penelitian Karya Syaifullah dkk. (2013) dengan Judul “Pengembangan Media Peta
Puzzel Dalam Pembelajaran IPS Madrasah Ibtidaiyah Uswatun Hasanah Merambung”.
penelitian ini meyakini jika pendidikan IPS dikelas IV dengan memakai peta puzzle
lebih efisien dari pada memakai peta konvensional perihal tersebut teruji dari pengujian
peta puzzle yang terdiri dari 3 tipe pengujian ialah uji pakar, uji kelas kelas kecil, uji
sesungguhnya ataupun kelas besar dengan pendekatan eksperimen. Hasil tahapan uji
pakar, uji pakar teknologi pendidikan ialah 94. 12%, Uji pakar pendidikan IPS ialah 91.
18%, Uji pakar konten ialah 94. 12%. Ketiga pakar melaporkan lebih dari 90% produk
media pemelajaran peta puzzle Provinsi Lampung di anggap sangat cocok ataupun
berdayaguna digunakan di kelas 4 Sekolah Dasar ataupun Madrasah Ibtidaiyah. Hasil uji
kelas kecil lewat anget yang tertuju pada guru serta pengawas sebanyak 82, 14%
memperhitungkan sangat cocok. Sebanyak 28% penialian yang mendapatkan hasil cukup
tepat, tiap- tiap 0% buat aspek kurang cocok serta tidak cocok. Hasil pengujian kelas
besar ataupun uji sesungguhnya. Dari uji kelas besar mendapatkan data Taraf kesalahan
5% serta dk=1, hingga harga X2 tabel 3. 841 Pada perhitungan X2 hitung( 5. 343) lebih
besar dari X2 tabel( 3. 841). Dengan demikian Ho ditolak serta Ha diterima, ada
perbandingan prestasi belajar siswa kelas eksperimen( memakai media peta puzzle) den
kelas control( memakai media konvensional).
4. Penelitian karya Nina Sundari dengan judul “Pemanfaatan Media Peta dalam Upaya
Meningkatkan Pembelajaran Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar”. Dari hasil penelitian
tersebut menunjukkan bahwa pemnfaatan media peta dalam pembelajaran Pengetahuan
Sosial, sangan efektif diterapkan di sekolah dasar. Pembelajaran lebih bermakna, karena
siswa secara aktif terlibat dalam proses pembelajaran. Media peta sebagai alat
pembelajaran dapat membatu guru dan siswa memudahkan pembelajaran yang abstrak
menjadi konrit. Temuan ini sesuai kajian kepustakaan bahwa pemilihan suatu strategi dan
metode mengajar dalam pembelajaran Pengenalan Lingkungan Sekitar dengan
menggunakan media peta, guru dituntut untuk mempunyai kemampuan yang memadai.
Tipe pembelajaran yang ditampilkan guru berupa ceramah (lecture) dalam suatu kegiatan
pembelajaran, berdampak pada hasil sehingga yang diperoleh siswa hanyalah pada aspek
pengetahuan, tetapi juga kemampuan dalam analisis dan sintetis. Dalam pembahasan
materi, tidak lagi menggunakan buku paket sebagai sumber belajar yang utama, tetapi
guru bersifat pragmatis-praktis yaitu mengangkat bahan IPS berdasarkan pada kehidupan
riil siswa. Pola tersebut sesuai dengan kegiatan pembelajaran yang dikembangkan di
sekolah dasar yang mengacu pada asa DAP (Developmentaly Appropriate Practice).
5. Penelitian karya Jayanti dan Mustika Arif (2013) dengan Judul “Penggunaan Media Peta
untuk menarik perhatian dan meningkatkan hasil belajar IPS kelas IC G SMP Negeri 2
Dolopo Kabupaten Madiun oleh Mustika Arif Jayanti”. Dari hasil data diperoleh Rata-
rata pencapaian perhatian siswa secara klasikal pada pra tindakan adalah 42,31. Pada
Siklus I adalah 61,54, pada tindakan siklus II diperoleh persentase sebesar 69,23. Siklus
III diperoleh persentase sebesar 100. Dari siklus I, II, dan III perhatian siswa mengalami
peningkatan disetiap siklusnya. Peningkatan ketuntasan hasil belajar klasikal pada data
awal sebanyak 7 anak (26,92%) yang dinyatakan tuntas. Pelaksanaan tindakan siklus I
pada tanggal 25 Februari 2013 mengalami peningkatan dengan ketuntasan klasikalnya
sebanyak 16 anak (61,54%), kenaikan ini sebesar 34,62%. Pada siklus II pada tanggal 4
Maret 2013 ketuntasan klasikalnya mengalami kenaikan sebanyak 19 anak (73,08%),
kenaikan ini sebesar 11,54%. Pada siklus III pada tanggal 11 Maret 2013 ketuntasan
klasikalnya mengalami kenaikan sebanyak 23 anak (88,46%), kenaikan ini sebesar
15,38%. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa Pengunaan media peta dapat
menarik perhatian siswa pada mata pelajaran IPS di Kelas IX G SMP Negeri 2 Dolopo.
Dan juga Pengunaan media peta dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran IPS standart kompetensi hubungan manusia dengan bumi di SMP Negeri 2
Dolopo.
F. Kerangka Berpikir
Media pembelajaran di era sekarang sangatlah penting, sudah seharusnya guru
menggunakan media pembelajaran sebagai perantara untuk menyampaikan materi.
Media pembelajaran yang digunakan harus bisa memotivasi siswa untuk belajar. Hal
yang lain perlu diperhatikan adalah dengan menggunakan media pembelajaran
diharapakn siswa menjadi lebih paham dan berpusat kepada siswa sehingga
menumbuhkan keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran IPS. Pada umumnya
guru dalam pembelajaran IPS masih konvensional karena hanya bertumpu pada buku.
Metode penugasan dan ceramah saja yang diguanakan selama ini oeh guru, hal ini
membuat siswa kurang paham tentang konsep-konsep yang sudah diajarkan karena
siswa tidak berinteraksi langsung dengan guru. Dari penjelasan tersebut akibat kurang
relevannya media pembelajaran, siswa menjadi menjadi bosan, mengantuk, tidak
tertarik dengan pembelajaran, bergurau dengan teman akibatnya dapat menurunkan
prestasi belajar anak tersebut.
Pembelajaran bersifat
konvensional berpusat
pada guru, peserta didik
pasif dalam materi
Persebaran Sumber Daya
Kondisi Alam
awal
Siswa membutuhkan
media pembelajaran
yang menarik bukan
hanya brfokus pada
buku saja
Peneliti menggunakan
media yang menarik
Tindakan siswa yaitu media peta
khusus untuk materi
persebaran sumber daya
alam
Adanaya peningkatan
hasil belajar mata
Kondisi
pelajaran IPS materi
akhir
persebaran sumber
daya alam