Anda di halaman 1dari 16

Nama : Nur Lailis Sa’adah

NIM : 19010644072

Juusan/KLS : PGSD 2019C

Mata Kuliah : Metodelogi Penelitian

Judul Penelitian: “Penggunaan Media Peta Khusus Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Mata Pelajaran IPS Materi Persebaran Sumber Daya Alam Tambang di Indonesia Kelas IV SD”

Rumusan Masalah

1. Bagaimana penerapan media peta khusus untuk meningkatkan hasil belajar siswa tentang
persebaran sumber daya alam Indonesia pada siswa kelas IV SD?
2. Bagaimana peningkatan aktivitas guru selama proses pembelajaran IPS melalui media peta
untuk meningkatkan hasil belajar siswa tentang persebaran sumber daya alam Indonesia
pada siswa kelas IV SD?
3. Bagaimanakah peningkatan aktivitas siswa kelas IV selama proses pembelajaran IPS
melalui media peta untuk meningkatkan hasil belajar siswa tentang persebaran sumber
daya alam Indonesia pada siswa Kelas IV SD?
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Media Pembelajaran

1. Pengertian Media
Media berasal dari bahasa Latin yang merupakan bentuk jamak dari kata medium
yang diartikan sebagai perantara atau pengantar. Media ialah perantara atau pengantar
dari sumber informasi kepada penerima informasi (Sanjaya, 2012: 204). Gagne dan Brigs
(Sadiman, 2009: 6) menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam
lingkungan siswa yang dapat merangsang untuk belajar. Sedangkan Brigs berpendapat
bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang
siswa untuk belajar. Buku, film, kaset, film bingkai adalah contoh contohnya. Pendapat
lain menyatakan Media adalah suatu perangkat yang dapat menyalurkan informasi dari
sumber ke penerima informasi (Yamin, 2007: 197).
Dari beberapa definisi diatas peneliti menyimpulkan bahwa media adalah
sekumpulan bentuk perantara yang dapat digunakan manusia untuk dijadikan pengalaman
didalam menyampaikan pendapat, ide maupun gagasan supaya pendapat, ide maupun
gagasan yang dipeoleh itu sampai pada penerima yang dituju, jadi sifatnya dapat
merangsang dan menyalurkan pendapat, kemauan dari seseorang.

2. Pengertian Media Pembelajaran

Gagne dan Briggs (Arsyad, 1997: 4) secara implisit mengatakan bahwa media
pembelajaran meliputi alat yang secara fisik yang digunakan untuk menyampaikan isi
Menurut materi pengajaran yang terdiri dari buku, foto, gambar, grafik, dll. Dengan kata
lain, media pembelajaran adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang
mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa
untuk belajar. Media Pembelajaran menurut Latuheru (1993: 14) menyatakan bahwa
media pembelajaran ialah media yang penggunaanya diintegrasikan dengan tujuan dan isi
pengajaran yang biasanya sudah dituangkan dalam garis-garis besar perencanaan
pengajaran (GBPP), yang dimaksudkan untuk mempertinggi mutu kegiatan belajar
mengajar. (Sudjana, 2006: 4-5) mengatakan pemilihan media pembelajaran yang tepat,
yaitu sesuai dengan materi yang akan disampaikan berdasarkan tujuan yang ingin di
capai, merupakan salah satu kunci keberhasilan suatu proses pembelajaran.

Dari beberapa definisi diatas peneliti menyimpulkan bahwa media pembelajaran


adalah alat bantu yang digunakan guru untuk dalam proses pembelajaran supaya berjalan
lebih efektif dan efisien dalam penyampaiannya. Pengguanan media pembelajaran yang
kreatif dapat menumbuhkan siswa untuk belajar lebih giat dan dapat meningkatkan
prestasi mereka agar memperoleh hasil yang maksimal.

3. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran


Kemp & Dayton (Arsyad, 1997: 20), mengemukakan tiga fungsi utama apabila
media itu digunakan untuk perorangan, kelompok, atau kelompok pendengar yang besar
jumlahnya, sebagai berikut:
a. Memotivasi minat atau tindakan dengan membuat pusat perhatian yang menarik dan
dapat ditangkap oleh panca indera.
b. Menyajikan informasi yang akan disampaikan oleh siswa sebagai bahan sajian dalam
siswa belajar.
c. Memberi intruksi untuk siswa terlibat dalam menggunakan media pembelajaran.
Selain fungsi media pembelajan terdapat juga manfaat dari media pembelajaran.
Menurut Midun (Rayandra, 2012: 41) mengemukakan manfaat media pembelajaran
sebagai berikut:
a. Media pembelajaran yang bervariasi dapat memperluas cakrawala sajian materi
pembelajaran yang diberikan di kelas seperti buku, foto-foto dan nara sumber.
Dengan demikian, peserta didik akan memiliki banyak pilihan sesuai kebutuhan dan
karakteristik masing-masing.
b. Penggunaan berbagai jenis media, peserta didik akan memperoleh pengalaman
beragam selama proses pembelajaran. Media pembelajaran harus mudah digunuakan
siswa agar memberi pengalaman yang bervariasi ini akan sangat berguna bagi peserta
didik dalam menghadapi berbagai tugas dan tanggung jawab.
c. Media pembelajaran dapat memberikan pengalaman belajar yang konkret dan
langsung kepada peserta didik, seperti kegiatan karyawisata ke pabrik, pusat tenaga
listrik, swalayan, bank, industri, pelabuhan dan sebagainya. Dengan demikian peserta
didik akan merasakan dan melihat secara langsung keterkaitan antara teori dan
praktik atau memahami aplikasi ilmunya di lapangan.
d. Media pembelajaran menyajikan sesuatu yang sulit diadakan, dikunjungi atau dilihat
oleh peserta didik, baik karena ukurannya yang terlalu besar seperti sistem tatasurya,
terlalu kecil seperti virus dll. Dengan media, keterbatasan tersebut dapat diatasi.
Misalnya dengan menggunakan berbagai jenis media berupa model prototipe, peta,
denah, foto, video, film, mengunjungi situs dan sebagainya.
e. Media-media pembelajaran dapat memberikan informasi yang akurat dan terbaru,
misalnya penggunaan buku teks, majalah, dan orang sebagai sumber informasi.
f. Media pembelajaran dapat menambah kemenarikan tampilan materi sehingga
meningkatkan motivasi dan minat serta mengambil perhatian peserta didik untuk
fokus mengikuti materi yang disajikan, sehingga diharapkan efektivitas belajar akan
meningkat pula.
g. Media pembelajaran dapat merangsang peserta didik untuk berfikir kritis,
menggunakan kemampuan imajinasinya, bersikap dan berkembang lebih lanjut,
sehingga melahirkan kreativitas dan karya-karya inovatif.
h. Penggunaan media dapat meningkatkan efisiensi proses pembelajaran, karena dengan
menggunakan media dapat menjangkau peserta didik di tempat yang berbeda-beda,
dan di dalam ruang lingkup yang tak terbatas pada suatu waktu tertentu. Dengan
media, durasi pembelajaran juga bisa dikurangi. Misalnya guru tidak memerlukan
waktu berlama-lama menjelaskan suatu topik, dengan bantuan media materinya
sudah bisa langsung dipahami oleh peserta didik.
i. Media pembelajaran dapat memecahkan masalah pendidikan atau pengajaran baik
dalam lingkup mikro maupun makro.
Dari beberapa definisi tentang fungsi dan manfaat tentang media pembelajaran
peneliti menyimpulkan bahwa media pembelajaran sangatlah penting untuk merangsang
siswa karena dengan guru menggunakan media pembelajaran maka siswa akan terlibat
dalam aktivitas yang nyata sehingga siswa dapat mengerti dan paham materi yang
diajarkan. Selain itu, media pembelajaran harus dapat memberikan pengalaman yang
menyenangkan dan tidak dapat dilupakan untuk memenuhi kebutuhan siswa dalam
belajar.

B. Kajian Hasil Belajar


1. Pengerian Hasil Belajar
Hasil belajar secara umum adalah kemampuan siswa dalam mempelajari sesuatu.
Hal ini diperkuat dengan pendapat Nana Sudjana (1989 : 50) yang menyatakan “Hasil
belajar adalah kemampuan yang dimiliki atau dikuasai siswa setelah menempuh proses
belajar”. Penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi kepada guru
tentang kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan-tujuan pembelajaran melalui
berbagai kegiatan belajar. Pendapat lain menurut Suprijono (2013:7) menyatakan bahwa
hasil beajar adalah perubahan perilaku secara menyeluruh bukan hanya salah satu aspek
potensi saja.
Dari definisi-definisi diatas peneliti menyimpulkan bahwa hasil belajar adalah
adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima materi atau pengalaman belajar
dari guru. dalam mencapai tujuan yang maksimal siswa harus berusaha melalui proses
pembelajaran yang harus dilaksanakan dengan tekun dan kerja keras. Dengan dmikian
hasil belajar berfungsi untuk guru dalam mengetahui kelemahan dan kekuatan siswa
dalam satu kelas.
2. Hal-hal yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Rusman. T (2013:124) menyatakan bahawa faktor-faktor yang mempengaruhi
hasil belajar meliputi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi faktor
fisiologis dan psikologis. Sementara itu faktor eksternal meliputi faktor lingkungan dan
dan faktor instrumental. Menurut Nana Sudjana (1995:26) menyatakan terdapat dua
faktor yang mempengaruhi hasil belajar yaitu faktor dalam diri sendiri dan faktor yang
datang dari luar diri. Faktor yang datang dari dalam diri terutama kemampuan yang
dimiliki. Fator tersebut besar pengaruhnya terhadap keberhasilan belajar. Selain faktor
internal dan eksternal terdapat faktor lain, menurut Muhibbinsyah (2002:139) yaitu
“pendekatan belajar dapat dipahami sebagai semua cara stategi yang digunakan siswa
dalam menunjang efektivitas dan efesiensi proses pembelajaran”.
Dari definisi-definisi diatas peneliti menyimpulakan bahwa hal-hal yang
mempengaruhi hasil belajar adalah faktor lingkungan, instrumental, fisiologis dan
psikologis. Antara keempat faktor tersebut sangat berpengaruh dan tidak dapat
dipisahkan karena sudah menjadi satu kesatuan yang utuh dan saling terikat, perubahan
salah satu faktor akan mempengaruhi ke faktor yang lain.
C. Kajian pembelajaran IPS Materi “Persebaran Sumber Daya Alam Hasil Tambang di
Indonesia”
1. Pembelajaran IPS di SD
Sebelum mengkaji Pembelajaran IPS mengenai Persebaran Sumber Daya Alam
Hasil Tambang di Indonesia terlebih dulu mengkaji IPS secara universal. Menurut
Rachman (2014:47) mengungkapkan jika ilmu sosial merupakan ilmu yang berfokus
mengenai masyarakat ataupun kehidupan sosial. Namun apabila kita kaji lebih dalam,
definisi tersebut kurang bisa membedakan antara ilmu sosial satu dengan yang lain.
Semua ilmu sosial pada hakikatnya mengkaji pola tingkah laku masyarakat,
perbedaannya terletak pada medote pendekatannya. Menurut Supardi (2011:21), ilmu
sosial pada hakikatnya ialah ilmu yang menekuni tingkah laku serta kegiatan manusia
dalam kehidupan sehari-hari. Dengan begitu ilmu sosial ialah ilmu yang mempelajari cara
hubungan dengan manusia, dan bagaimana hubungan manusia dengan lingkungannya.
Dalam konteks ini, dapat dimengerti jika manusia bertugas mempelajari tentang dirinya.
Standar Isi IPS BNSP tahun 2007 Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah salah
satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB hingga SMP/MTs/SMPLB.
IPS mengkaji seperangkat keadaan, fakta, konsep, serta generalisasi yang berhubungan
dengan masalah sosial. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS berisi materi Geografi,
Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diharapkan
untuk bisa menjadi masyarakat Indonesia yang demokratis, bertanggung jawab, dan
masyarakat dunia yang cinta damai. Oleh sebab itu Mata pelajaran IPS dirancang secara
sistematis, komprehensif, serta terpadu dalam proses pendidikan menuju kedewasaan
serta keberhasilan dalam kehidupan bermasyarakat.
IPS adalah salah satu mata pelajaran yang wajib untuk siswa mulai dari jenjang
SD. Melalui muatan materi ilmu-ilmu sosial yang terdapat dimata pelajaran IPS, siswa
diberi petunjuk untuk menjadi masyarakat Indonesia yang demokratis, dan bertanggung
jawab, dan masyarakat dunia yang cinta damai. Mata pelajaran IPS memberikan manfaat
terutama pada pengetahuan, sikap, dan keterampilan dalam kehidupan bermasyarakat
khususnya dalam rangka mempersiapkan dan menghadapi kehidupan sosial yang terus
berganti.

Menurut (Hidayati, 2002: 16) penyebab penting mempelajari IPS pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah lainnya, ialah: (a) supaya siswa bisa
mensistematisasikan isi pembelajaran yang dimiliki agar lebih bermakna; (b) supaya
siswa bisa lebih cekatan sanggup menuntaskan berbagai macam masalah sosial secara
rasional serta bertanggung jawab; (c) supaya siswa bisa lebih meningkatkan rasa toleransi
dan persaudaraan di lingkungan bermasyarakat dengan sesama manusia.

Dari hasil pemaparan tentang pembelajaran IPS di SD peneliti menyimpulkan


bahwa IPS di Sekolah Dasar bisa diartikan sebagai bahan kajian terpadu yang merupakan
penyederhanaan, penyesuaian, seleksi, dan modifikasi yang diorganisasikan dari konsep-
konsep serta keterampilan keterampilan sejarah, Geografi, Sosiologi, Antropologi, dan
Ekonomi. Oleh sebab itu IPS adalah ilmu pengetahuan sosial sebagai bagian dari
kurikulum sekolah dasar yang memiliki tanggung jawab pokok untuk menolong siswa
meningkatkan pengetahuan, keterampilan, perilaku dan nilai yang dibutuhkan dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara di lingkungan masyarakat.
2. Pembelajaran IPS Materi “Persebaran Sumber Daya Alam Hasil Tambang di
Indonesia”
Konten atau isi kurikulum merupakan susunan bahan kajian dan pelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan nasional, yang meliputi bahan kajian dan mata pelajaran. Isi
kurikulum adalah mata pelajaran pada proses belajar-mengajar, seperti pengetahuan,
keterampilan, dan nilai-nilai yang diasosiasikan dengan mata pelajaran (pengetahuan)
atau pendekatan proses (keterampilan). Kelayakan isi kurikulum sendiri merupakan salah
satu komponen yang paling penting karena menyangkut isi materi yang menjadi salah
satu standar dalam penyajian materi.

Pemerintah membuat kurikulum sebagai dasar pengajaran bagi pelaksana


pendidikan. Kurikulum IPS diatur dalam Lampiran Permendiknas RI Tahun 2006 Nomor
22 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, Standar
Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) khususnya untuk materi “Persebaran
Sumber Daya Alam di Indonesia”

Materi Persebaran Sumber Daya alam Hasil tambang di Indonesia adalah salah satu
mata pelajaran IPS kelas 4 semster 1. Materi tersebut akan dijadikan bahan penelitian
dengan menggunakan media peta. Kompetensi dasar yang akan dibahas dalam penerapan
media peta adalah siswa dapat menunjukkan jenis dan persebaran sumber daya alam
serta pemanfaatannya dalam kegiatan ekonomi. Sumber daya alam di indonesia
beranekaragam mulai dari di darat sampai di perairan. Sumber daya alam di Indonesia
dapat dikategorikan kedalam beberapa kelompok yaitu sumber daya alam flora fauna,
pertanian, perkebunan, pertenakan, perikanan, kehutanan dan pertambangan (Dwi
Syamsiati, 2019:2).

Salah satu kelompok sumber daya alam di Indonesia adalah pertambangan. hasil
tambang di Indonesia tersebar hampir diseluruh penjuru wilayah indonesia hal ini karena
indonesia salah satu penghasil terbesar di dunia salah satu barang yang dihasilkan adalah
emas. Tidak hanya emas saja hasil tambang di indonesia dapat dikelompokkan meliputi
minyak bumi, batubara, timah, gas alam dan masih banyak lagi. Minyak bumi termasuk
kategori sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui. Minyak bumi terbentuk dari hasil
pengendapan mikroplanton yang terdapat di danau, rawa, teluk atau lautan dangkal.
Daerah penghasil minyak bumi meliputi: Aceh, Riau, Sumatra Selatan, Cepu, Cilacap,
Majalengka, Balikpapan, Maluku, Sorong dan Delta Mahakam (Kalimantan Timur). Gas
alam merupakan barang tambang yang pembentukannya sama seperti minyak bumi,
hanya saja bentuknya berupa gas. Gas alam dapat pula diubah menjadi bentuk cair, yang
disebut sebagai Liquified Natural Gas (LNG). Daerah penghasil gas alam: Arun (Nangroe
Aceh Darussalam), Bontang (Kalimantan Timur), Tangguh (Papua) dan Pulau Natuna.
Batubara adalah salah satu dari bahan bakar fosil yang termasuk dalam kategori tidak
dapat diperbarui. Batubara terbentuk dari hasil tumbuh-tumbuhan yang membusuk dan
mengendap selama jutaan tahun di dalam lapisan bumi. Daerah penghasil batubara:
Sawahlunto (Sumatera Barat), Tanjung Enim (Sumatera Selatan), Kalimantan Barat,
Kalimantan Tengah, Samarinda (Kalimantan Timur), Pulau Sebuku (Kalimantan
Selatan), Makassar, dan Papua.
Dalam mengajarkan Persebaran hasil Tambang maka diperlukan media untuk
mengantarkan informasi kepada siswa yang mampu melibatkan siswa secara fisik dan
psikis sehingga siswa aktif dalam pembelajaran IPS. Peneliti menggunakan media yang
menaik perhatian siswa pada materi “Persebaran Sumber Daya Alam hasil tambang di
Indonesia” yang dipandang dari berbagai disiplin ilmu ekonomi, geografi, sosiologi,
antropologi dll. Sehingga keterpaduan antara disiplin ilmu dalam IPS dapat terintegrasi
dalam media Peta khusus.

D. Kajian Tentang Media Peta Khusus


1. Pengertian Media Peta Khusus

Sebelum membahas media peta khusus, akan dibahas terlebih dahulu mengenai
Media pembelajaran di SD. Carpenter dan Dale (dalam Darma,1983:6) menyatakan:
”bahwa belajar memerlukan partisipasi dan latihan”. Belajar pada dasarnya melakukan
aktivitas, maka dalam proses pembelajaran para siswa perlu banyak berpartisipasi.
Partisipasi siswa dapat dilakukan dengan jalan mendengarkan, melihat, menulis,
merasakan, dan memikirkan. Terkait hal tersebut Carpenter dan Dale mengemukakan
betapa pentingnya media pembelajaran dalam proses belajar para siswa. Adanya media
pembelajaran dalam penyampaian materi di dalam kelas akan menambah minat siswa
dalam belajar. Seorang pendidik harus mampu membuat dan memilih media yang
menarik dan variatif agar mampu menyampaikan materi atau bahan ajar dengan baik,
membuat media yang sesuai dengan bahan ajar agar siswa mampu memahami materi
melaui media yang disiapkan pendidik. Apalagi anak-anak usia Sekolah Dasar yang
memiliki karakteristik yang berbeda dengan anak-anak yang usianya lebih muda. Mereka
senang bermain, senang bergerak, senang bekerja dalam kelompok, dan senang
merasakan atau melakukan sesuatu secara langsung.

Menurut International Cartografhic Asspiciation (ICA) bahwa peta adalah


“Representase atau gambaran unsur-unsur kenampakankenampakan abstrak dari
permukaan bumi. Menurut (Gunawan: 2003) “Peta adalah merupakan gambaran
sebagian, seluruh wilayah permukaan bumi dengan berbagai kenampakan pada suatu
bidang datar yang diperkecil menggunakan skala tertentu”. Pendapat (Hamzah, 1981 :57)
menyatakan Peta adalah gambar permukaan bumi atau sebagian dari bumi secara
langsung atau tidak mengungkapkan sangat banyak informasi, seperti lokasi suatu daerah,
mengenai luasnya, bentuknya, penyebaran penduduknya, daratan perairan, iklim, sumber
ekonomi serta hubungannya satu dengan yang lain (Hamzah, 1981 :57). Pengertian media
peta menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia susunan W.J.S. Purwadarminta (1984:640)
berasal dari kata midiator yang artinya : menengah atau perantara sedangkan pengguna
atau pemanfaat yang berarti memakai atau pakai.

Media peta dalam penelitian ini merupakan alat bantu pembelajaran berupa Peta
negara Indonesia yang ada simbol-simbol persebaran pertambangan sumber daya alam
yang ada di Indonesia dan dapat bermanfaat untuk menyalurkan pesan kepada penerima
yang bertujuan untuk merangsang minat, pikiran, perhatian, dan perasaan sehingga dapat
meningkatkan proses belajar yang menarik dan berkesan bagi siswa. Jika ditinjau dari
bentuknya termasuk peta datar tetapi jika di tinjau dari isinya termasuk peta khusus atau
tematik. Peta ini terbuat dari banner dengan skala 1 : 700.000, dan juga dilengkapi simbol
sebagai penjelas. Ukuran peta yaitu 115 cm x 85 cm yang akan ditunjukkan ke siswa dan
di pajang di depan kelas.
Berdasarkan uraian pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa anak usia Sekolah
dasar memiliki ketertarikan dengan hal-hal yang dianggap baru dalam pembelajaran
sehingga guru harus menciptakan media yang dapat menarik perhatian siswa. Salah satu
media yang dibahas dalam penelitian ini adalah media peta khusus. Diharapkan dengan
adanya media peta khusus dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Manfaat media peta
Manfaat media peta secara umum menurut Suwarno (1980: 3) manfaat peta dalam
proses belajar mengajar sebagai berikut:
a. Sebagai alat peraga dalam proses belajar mengajar, maksudnya peta berguna sebagai
alat bantu dalam pelajaran sejarah, geografi, ekonomi dan sebagainya. Sebagai
“Sumber belajar” buku peta dapat dibaca sepanjang simbolnya dapat dimengerti dan
dipahami.
b. Dari peta dapat untuk menggali ilmu pengetahuan atau dapat mengerti latar belakang
potensi daerah yang dipetakan dengan cara menganalisanya.
c. Dari peta dapat dipelajari bagaimana membuat peta atau prinsip-prinsip apayang harus
ditempuh untuk membuat peta.
Berdasarkan uraian pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan media
pembelajaran peta dalam kegiatan belajar mengajar memiliki pengaruh yang besar.
Adanya media pembelajaran peta akan lebih menjamin pemahaman yang lebih baik
kepada peserta didik dan mempermudah penyampaian materi khususnya pada materi
Persebaran Sumber Daya Alam Hasil Tambang di Indonesia . Media pembelajaran juga
dapat meningkatkan minat dan motivasi belajar peserta didik karena mampu membawa
peserta didik ke dalam suasana senang. Selain itu, media pembelajaran dapat bermanfaat
untuk mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu sehingga proses pembelajaran
akan lebih efektif. Kelebihan lain yang dimiliki media pembelajaran peta adalah bentuk
dan warna yang beragam akan membuat siswa bersemangat dalam memperoleh
pembelajaran selain itu media ini mempunyai ukuran cukup besar sehingga media peta
ini diharapkan dapat membuat siswa mengingat dan memahami letak daerah dan potensi
hasil tambang di Indonesia.
E. Kajian penelitian yang relevan
1. Penelitian Karya Fathulloh Huda (2014) Dengan Judul “Penggunaan Media Peta untuk
meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ilmu Pembelajaran Sosial
Sekolah Dasar”. Dari hasil keefektifan ditinjau dari kegiatan guru terdapatnya kenaikan
pada siklus I Mendapatkan 87, 50% serta pada siklus II 88, 75%. Hasil kenaikan sangat
signifikan, Di siklus II jumlah skor kegiatan tiap pertemuan. Teruji dari siklus I ke siklus
II mengalami kenaikan yang signifikan disiklus I rata- rata kegiatan siswa 71% serta
disiklus ke II hadapi kenaikan jadi 86, 65% ini menampilkan skor kegiatan siswa telah
melampaui penanda keberhasilan penelitian. guru telah menggapai jauh melampaui
penanda keberhasilan penelitian. Hasil keefektifan ditinjau dari kegiatan sepanjang proses
pendidikan dengan memakai media peta Bertambah. Ditinjau Dari Hasil Belajar Siswa
Pada Aspek Kognitif Mengalami Kenaikan Yang signifikan sesudah proses pendidikan
memakai media peta teruji dari rata- rata hasil belajar siswa mengalami kenaikan dengan
siklus I 70, 50% serta pada siklus II 94, 70%. hal ini telah melampaui penanda
keberhasilan penelitian. Hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa media peta
meningkatkan kegiatan siswa pada mata pelajaran IPS materi persebaran sumber daya
alam di indonesia dan juga dari penelitian ini hasil belajar siswa mengalami peningkatan
setelah menggunakan media peta.
2. Penelitain karya Martinus Aang Suseno dkk. ( 2014) dengan judul “Penggunaan Media
Peta untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pendidikan IPS Di Kelas V”. Dari
hasil penelitian mendapatkan data pada siklus I rata- rata skor 3, 69 pada siklus II rata-
rata 3, 88. Jadi terdapat kenaikan dari siklus I ke siklus II ialah 0, 19. ketrampilan guru
melakukan pendidikan ilmu pengetahuan sosial tentang perjuangan bangsa Indonesia
melawan penjajahan Belanda serta Jepang dengan menggunakan media peta ternyata bisa
meningkatkan ketrampilan guru dalam melakukan pembelajarn dengan baik. terbukti
pada siklus I rata- rata 3, 83 serta pada aktivitas siklus II rata- rata IPKG 3, 98. Jadi
terdapat kenaikan dari siklus I ke siklus II sebesar 0, 15. Hasil belajar siswa dalam
pendidikan ilmu pengetahuan sosial tentang perjuangan bangsa Indonesia melawan
penjajahan Belanda serta Jepang dengan memakai media peta kelas V Sekolah Dasar
Negara 12 Entikong bisa meningkat terbukti pada siklus I rata- rata 46, 50 sebaliknya
pada kegiatan siklus II rata- rata 89, 50. Jadi terdapat kenaikan dari siklus I ke siklus II
sebesar 43, 00. Bisa disimpulkan bahwa ketrampilan guru merancang pendidikan ilmu
pengetahuan sosial tentang perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajahan Belanda
serta Jepang dengan memakai media peta ternyata bisa meningkatkan ketrampilan guru
dalam merancang penerapan pendidikan dengan baik.

3. Penelitian Karya Syaifullah dkk. (2013) dengan Judul “Pengembangan Media Peta
Puzzel Dalam Pembelajaran IPS Madrasah Ibtidaiyah Uswatun Hasanah Merambung”.
penelitian ini meyakini jika pendidikan IPS dikelas IV dengan memakai peta puzzle
lebih efisien dari pada memakai peta konvensional perihal tersebut teruji dari pengujian
peta puzzle yang terdiri dari 3 tipe pengujian ialah uji pakar, uji kelas kelas kecil, uji
sesungguhnya ataupun kelas besar dengan pendekatan eksperimen. Hasil tahapan uji
pakar, uji pakar teknologi pendidikan ialah 94. 12%, Uji pakar pendidikan IPS ialah 91.
18%, Uji pakar konten ialah 94. 12%. Ketiga pakar melaporkan lebih dari 90% produk
media pemelajaran peta puzzle Provinsi Lampung di anggap sangat cocok ataupun
berdayaguna digunakan di kelas 4 Sekolah Dasar ataupun Madrasah Ibtidaiyah. Hasil uji
kelas kecil lewat anget yang tertuju pada guru serta pengawas sebanyak 82, 14%
memperhitungkan sangat cocok. Sebanyak 28% penialian yang mendapatkan hasil cukup
tepat, tiap- tiap 0% buat aspek kurang cocok serta tidak cocok. Hasil pengujian kelas
besar ataupun uji sesungguhnya. Dari uji kelas besar mendapatkan data Taraf kesalahan
5% serta dk=1, hingga harga X2 tabel 3. 841 Pada perhitungan X2 hitung( 5. 343) lebih
besar dari X2 tabel( 3. 841). Dengan demikian Ho ditolak serta Ha diterima, ada
perbandingan prestasi belajar siswa kelas eksperimen( memakai media peta puzzle) den
kelas control( memakai media konvensional).

4. Penelitian karya Nina Sundari dengan judul “Pemanfaatan Media Peta dalam Upaya
Meningkatkan Pembelajaran Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar”. Dari hasil penelitian
tersebut menunjukkan bahwa pemnfaatan media peta dalam pembelajaran Pengetahuan
Sosial, sangan efektif diterapkan di sekolah dasar. Pembelajaran lebih bermakna, karena
siswa secara aktif terlibat dalam proses pembelajaran. Media peta sebagai alat
pembelajaran dapat membatu guru dan siswa memudahkan pembelajaran yang abstrak
menjadi konrit. Temuan ini sesuai kajian kepustakaan bahwa pemilihan suatu strategi dan
metode mengajar dalam pembelajaran Pengenalan Lingkungan Sekitar dengan
menggunakan media peta, guru dituntut untuk mempunyai kemampuan yang memadai.
Tipe pembelajaran yang ditampilkan guru berupa ceramah (lecture) dalam suatu kegiatan
pembelajaran, berdampak pada hasil sehingga yang diperoleh siswa hanyalah pada aspek
pengetahuan, tetapi juga kemampuan dalam analisis dan sintetis. Dalam pembahasan
materi, tidak lagi menggunakan buku paket sebagai sumber belajar yang utama, tetapi
guru bersifat pragmatis-praktis yaitu mengangkat bahan IPS berdasarkan pada kehidupan
riil siswa. Pola tersebut sesuai dengan kegiatan pembelajaran yang dikembangkan di
sekolah dasar yang mengacu pada asa DAP (Developmentaly Appropriate Practice).

5. Penelitian karya Jayanti dan Mustika Arif (2013) dengan Judul “Penggunaan Media Peta
untuk menarik perhatian dan meningkatkan hasil belajar IPS kelas IC G SMP Negeri 2
Dolopo Kabupaten Madiun oleh Mustika Arif Jayanti”. Dari hasil data diperoleh Rata-
rata pencapaian perhatian siswa secara klasikal pada pra tindakan adalah 42,31. Pada
Siklus I adalah 61,54, pada tindakan siklus II diperoleh persentase sebesar 69,23. Siklus
III diperoleh persentase sebesar 100. Dari siklus I, II, dan III perhatian siswa mengalami
peningkatan disetiap siklusnya. Peningkatan ketuntasan hasil belajar klasikal pada data
awal sebanyak 7 anak (26,92%) yang dinyatakan tuntas. Pelaksanaan tindakan siklus I
pada tanggal 25 Februari 2013 mengalami peningkatan dengan ketuntasan klasikalnya
sebanyak 16 anak (61,54%), kenaikan ini sebesar 34,62%. Pada siklus II pada tanggal 4
Maret 2013 ketuntasan klasikalnya mengalami kenaikan sebanyak 19 anak (73,08%),
kenaikan ini sebesar 11,54%. Pada siklus III pada tanggal 11 Maret 2013 ketuntasan
klasikalnya mengalami kenaikan sebanyak 23 anak (88,46%), kenaikan ini sebesar
15,38%. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa Pengunaan media peta dapat
menarik perhatian siswa pada mata pelajaran IPS di Kelas IX G SMP Negeri 2 Dolopo.
Dan juga Pengunaan media peta dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran IPS standart kompetensi hubungan manusia dengan bumi di SMP Negeri 2
Dolopo.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah pada penelitian


sebelumnya peneliti hanya berfokus kepada media dan aktivitas siswa saja tetapi dipenelitian
tidak hanya berfokus pada hal tersebut saja namun juga berfokus pada semua aspek seperti
siswa, guru, orang tua, media pembelajaran dan bahakan kepala sekolah pun ikut terlibat
dalam menyukseskan penelitian ini. Peneliti mengharapakn dengan adanya peneltian ini guru
dapat lebih kreativ dalam mengembangkan media pembelajaran tidak berfokus kepada buku
seharusnya guru dapat mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari supaya anak lebih
kreativ dan tanggap untuk mencari jawaban sendiri. Penelitian ini juga tidak berfokus pada
letak/tempat sumber daya alam namun juga berfokus dalam pemanfaatannya, cara agar siswa
lebih peka terhadap lingkungan dll.

F. Kerangka Berpikir
Media pembelajaran di era sekarang sangatlah penting, sudah seharusnya guru
menggunakan media pembelajaran sebagai perantara untuk menyampaikan materi.
Media pembelajaran yang digunakan harus bisa memotivasi siswa untuk belajar. Hal
yang lain perlu diperhatikan adalah dengan menggunakan media pembelajaran
diharapakn siswa menjadi lebih paham dan berpusat kepada siswa sehingga
menumbuhkan keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran IPS. Pada umumnya
guru dalam pembelajaran IPS masih konvensional karena hanya bertumpu pada buku.
Metode penugasan dan ceramah saja yang diguanakan selama ini oeh guru, hal ini
membuat siswa kurang paham tentang konsep-konsep yang sudah diajarkan karena
siswa tidak berinteraksi langsung dengan guru. Dari penjelasan tersebut akibat kurang
relevannya media pembelajaran, siswa menjadi menjadi bosan, mengantuk, tidak
tertarik dengan pembelajaran, bergurau dengan teman akibatnya dapat menurunkan
prestasi belajar anak tersebut.

Media pembelajaran yang relevan dan menunjang dalam proses pembelajaran


menjadi salah satu solusi. Salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan sebagai
solusi dalam meningkatkan hasil belajar siswa dalam pelajaran IPS adalah dengan
menggunakan media peta persebaran sumber daya alam Indonesia. Media pembelajaran
ini dimaksudkan dapat menarik minat dan perhatian siswa, serta menuntunnya pada
penyajian yang lebih terstruktur dan terorganisasi. Dikatakan menarik minat dan
perhatian siswa karena dengan adanya media pembelajaran siswa lebih fokus dalam
belajar dan bertahan lama dalam ingatan siswa. Sedangkan dikatakan terstruktur dan
terorganisasi karena dengan adanya media, pembelajaran lebih terencana tahap demi
tahap dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan uraian diatas , peneliti bermaksud melakukan penelitian tindakan


kelas tentang strategi pembelajaran yaitu dengan menerapkan media peta persebaran
sumber daya alam Indonesia dalam pembelajaran IPS pada siswa kelas IV SD dengan
harapan penerapan media peta ini dapat memudahkan siswa dalam memahami materi
persebaran sumber daya alam khususnya persebaran bahan tambang serta Media ini akan
membangkitkan motivasi siswa untuk belajar karena dapat menciptakan pembelajaran
yang menyenangkan. Media ini diharapakan meningkatkan hasil belajar siswa.
Bagan Kerangka Berpikir :

Pembelajaran bersifat
konvensional berpusat
pada guru, peserta didik
pasif dalam materi
Persebaran Sumber Daya
Kondisi Alam
awal

Siswa membutuhkan
media pembelajaran
yang menarik bukan
hanya brfokus pada
buku saja

Peneliti menggunakan
media yang menarik
Tindakan siswa yaitu media peta
khusus untuk materi
persebaran sumber daya
alam

Adanaya peningkatan
hasil belajar mata
Kondisi
pelajaran IPS materi
akhir
persebaran sumber
daya alam

Anda mungkin juga menyukai