Anda di halaman 1dari 3

PROJECT CHANGE SAMPOERNA FONDATION

“ BATIK MADURA, DESAIN, DAN PEMANFAATAN LIMBAH”


1. LATAR BELAKANG
Batik menurut Kuswadji, batik berasal dari bahasa Jawa “mbatik”. Mbat memiliki arti
melontarkan atau melemparkan. Sedangkan tik memiliki arti titik. Jadi yang dimaksud dengan
membatik adalah melemparkan titik berkali-kali pada kain.
Batik merupakan salah satu bentuk ekspresi kesenian tradisi yang dari hari ke hari semakin
menampakkan jejak kebermaknaannya dalam khasanah budaya Indonesia. Batik sebagai seni
tradisi merupakan ekspresi kultur dan kreatifitas individual dan kolektif yang lahir dari kristalisasi
pengalaman manusia hingga pada akhirnya membentuk identitas kepribadian.
Pada awalnya batik dikerjakan terbatas di dalam lingkungan keraton saja. Hasilnya pun
hanya dipakai raja, keluarga, dan abdi dalemnya. Karena banyak pengikut raja yang tinggal di luar
keraton, proses mengerjakan kerajinan batik ini dibawa dan dikerjakan di rumah masing-masing.
Dari sinilah batik kemudian berkembang dimasyarakat.
Seiring perkembangan zaman, pakaian batik mulai digemari masyarakat umum. Sehingga
peminat batik semakin bertambah dan menjadikan batik sebagai pakaian dalam acara-acara resmi.
Meski peminat batik kian bertambah, tetapi hal ini tidak diimbangi dengan dengan
bertambahnya jumlah pembatik. hanya sedikit orang yang tetap setia membatik sampai usia senja.
Hal inilah yang menimbulkan keprihatinan kami warga SMK negeri 3 Pamekasan. Generasi muda
hanya menjadi generasi penikmat batik. Tetapi jarang diantara mereka yang mampu untuk
membatik.
Batik merupakan identitas bangsa Indonesia, karena didalam batik terdapat berbagai
filsafat dan ciri budaya Indonesia. Tak terkecuali batik Madura. Batik Madura terkenal dengan corak
dan warna yang tegas sebagai simbol pribadi orang Madura yang tegas dan berkarakter. Batik
Madura harus tetap ada dan berkembang, oleh sebab itu maka generasi muda pembatik harus
tetap ada dan berkreasi.
Sampoerna Fondation menjembatani semua ide dan kekhawatiran yang selama ini ada.
Dengan adanya project change dari sampoerna fondation ini maka kami ingin mengangkat batik
Madura khususnya untuk lebih dikenal masyarakat, sekaligus mencetak generasi muda yang pandai
membatik.
2. LANGKAH KEGIATAN
A. Guru dan manajemen berdiskusi tentang permasalahan yang ada di lingkungan sekitar
B. Dari berbagai masalah yang ada, maka masalah-masalah tersebut dikelompokkan dan
didiskusikan yang akan dilaksanakan dalam “change project”
C. Berdasarkan hasil diskusi maka kami menggambil tema “ BATIK MADURA, DESAIN, DAN
PEMANFAATAN LIMBAH”.
D. Setelah tema kami tentukan, maka kami memetakan mata pelajaran yang terkait dengan
change project ini. Meliputi seni budaya, IPA, Bahasa Indonesia, produktif tata busana,
kewirausahaan, IPS dan bahasa Inggris sekaligus menentukan guru yang melaksanakan PBL.
E. Guru yang melaksanakan PBL memasukkan materi change project dalam RPP
F. Terkait dengan change project maka kami menentukan siswa yang terlibat dalam project
berdasarkan kemampuan dan keaktifan siswa selama mengikuti PBL.
G. Proses membatik

3. PROSES PEMBATIKAN
A. DESAIN DAN PEMOTIFAN
Untuk pemula, tahap desain adalah tahapan yang sangat penting. Karena desain ini akan
mempermudah pada saat proses membatik atau pelekatan malam.
B. Menulis (membatik)
Setelah desain selesai dilakukan, baru kemudian bagian-bagian yang ingin tetap berwarna putih
(tidak berwarna) ditutup dengan malam. Untuk bagian halus menggunakan canting dan untuk
bagian berukuran besar menggunakan kuas kecil. Pelekatan lilin bisa dilakukanbeberapa kali
bergantung kebutuhan. Jadi setelah dicelup pada pewarna kemudian dijemur, baru kemudian
dilakukan pelekatan lilin yang kedua dan seterusnya.
C. PEWARNAAN
Pewarnaan dilakukan untuk memberikan efek warna pada kain yang sudah dibatik. Dalam
proses pewarnaan ini dapat dilakukan hingga tiga kali atau lebih sesuai kebutuhan warna.
D. PELORODAN
Setelah proses pewarnaan selesai dilakukan, selanjutnya seluruh malam dilepaskan. Caranya
dengan merebus kain batik pada air mendidih sambil dibolak balik (diaduk) kurang lebih ¼ jam
atau sampai malam mencair. Untuk mempermudah proses pelepasan malam pada kain maka
bisa ditambahkan water glass dan soda abu pada air yang mendidih.
E. PENGERINGAN
Tahap yang terakhir atau finishing adalah penjemuran atau pengeringan. Ketika menjemur
diusahakan jangan menjemur di tempat yang sangat terik.
LENAN

1. LATAR BELAKANG
SMK Negeri 3 Pamekasan memiliki banyak Unit Produksi dan Jasa (UPJ), salah satunya adalah jasa
menjahit baju. Banyaknya jahitan membuat limbah kain juga melimpah. Hal inilah yang membuat
SMK negeri 3 Pamekasan berinisiatif untuk memanfaatkan limbah kain perca, karena jika kain perca
itu dimanfaatkan maka akan bernilai ekonomis.
Kain perca bisa dimanfaatkan menjadi lenan rumah tangga.

2. PROSES PEMBUATAN LENAN


A. Desain
Desain akan mempermudah kita untuk memilih motif
B. Pemilihan dan pemilahan bahan
Berguna untuk menentukan warna dan corak yang sesuai dengan motif yang telah dibuat
C. Pembuatan pola motif pada kain
berguna untuk mempermudah menempelkan motif pada bahan yang akn dibuat
D. Pemisahan pola-pola motif pada kain
Berguna agar pola-pola yang sudah dibuat tercampur dengan motif yang lain
E. Penempelan pola pada motif
Agar dalam pengerjaan dan pembuatan rapi dan tidak bergeser
F. Penyelesaian dengan tangan dan mesin
G. Mengontrol kualitas
Agar produk yang dibuat kualitasnya baik dan terjamin
H. Pengemasan
Produk yang dibuat dikemas dengan rapi agar menarik dan terjaga kebersihannya

Anda mungkin juga menyukai