Nim : 2018-341
Kelas : Ekonomi islam 6E
Banyak yang beranggapan bahwa model ini tidak akurat secara empiris selain juga tidak etis.
Thorstein Veblen, John Maynard Keynes, Herbert Simon mengkritik model rational economic
man dengan argumentasi bahwa pengetahuan atau informasi yang sempurna itu tidak ada.
Artinya semua aktivitas eko nomi pasti mengandung risiko. Jadi keputusan ekonomi dibuat
dalam kondisi ketidakpastian (uncertainty) dan rasionalitas yang terbatas (bounded rationality).
JAWAB :
Al-Ghazali (450-505 H) menurut seorang penulis telah menemukan sebuah konsep fungsi
kesejahteraan sosial yang sulit diruntuhkan yang dirindukan oleh para ekonom kontemporer.
Selanjutnya, ia mendifinisikan fungsi sosial dalam kerangka hierarki kebutuhan individu dan
sosial. Ia mendefinisikan aspek-aspek ekonomi dari kesejahteraan sosialnya dalam kerangka
sebuah hierarki tersebut, dengan tripartite (daruriyyat, hajat, dan tahsiniyyat) (al-Ghazalli,
tt.:109). Hierarki tersebut merupakan sebuah klasifikasi peninggalan tradisi Aristoteles yang
disebut sebagai kebutuhan ordinal yang terdiri atas kebutuhan dasar, kebutuhan terhadap barang-
barang eksternal, dan kebutuhan terhadap barang-barang psikis (Lowry, 1987:220). Secara
khusus, ia memandang bahwa produksi barang-barang kebutuhan dasar sebagai kewajiban sosial
(fard al-kifayah). Klasifikasi aktivitas produksi yang diberikan alGhazali mirip dengan
klasifikasi yang terdapat dalam pembahasan kontemporer, yakni primer (agrikultur), sekunder
(manufaktur), dan tersier (jasa). Ia membagi aktivitas produksi ke dalam tiga kelompok, yakni
Pertama, industri dasar (agrikultur untuk makanan, tekstil untuk pakaian, konstruksi untuk
perumahan dan aktivitas negara). Kedua, akitivitas penyokong, seperti eksplorasi pengembangan
tambang serta sumber daya alam. Ketiga, aktivitas komplementer, seperti penggilingan dan
pembakaran produk-produk agrikultur.
b. Berikanlah contoh implementasi maqashid asy-syariah dalam kehidupan sehari-hari anda !
JAWAB :
Contoh penjagaannya adalah dengan melaksanakan shalat dan zakat. Sedangkan dari segi
pencegahan dilakukan dengan jihad atau hukuman bagi orang-orang yang murtad.
Contoh penerapannya dalam bentuk penjagaan dilakukan dengan makan dan mencari
makan. Sedangkan dalam bentuk pencegahan dilakukan dengan menegakkan hukum bagi
pengonsumsi narkoba.
Contoh penerapan hal ini dilakukan dengan cara melaksanakan jual beli dan mencari
rizki. Sedangkan bentuk pencegahan dilakukan dengan hukum potong tangan bagi
pencuri dan menghindari riba.
JAWAB :
Sikap hidup dengan orientasi materialis akan mendorong seseorang cenderung konsumtif demi
mendapatkan kesenangan dan kepuasaan. perilaku konsumtif yang cenderung hedonis sebagai
dampak internalisasi nila-nilai materialisme sehingga mengabaikan spirit sosial-keagamaan pada
masyarakat.
JAWABAN :
Ketidakberhasilan secara penuh dari sistem-sistem ekonomi yang ada disebabkan karena masing-
masing sistem ekonomi mempunyai kelemahan atau kekurangan yang lebih besar dibandingkan
dengan kelebihan masing-masing. Kelemahan atau kekurangan dari masing-masing sistem
ekonomi tersebut lebih menonjol ketimbang kelebihannya.Karena kelemahannya atau
kekurangannya lebih menonjol daripada kebaikan itulah yang menyebabkan muncul pemikiran
baru tentang sistem ekonomi terutama dikalangan negara-negara muslim atau negara-negara
yang mayoritas penduduknya beragama Islam yaitu sistem ekonomi syariah. Negara-negara yang
penduduknya mayoritas Muslim mencoba untuk mewujudkan suatu sistem ekonomi yang
didasarkan pada Al-quran dan Hadist, yaitu sistem ekonomi Syariah yang telah berhasil
membawa umat muslim pada zaman Rasulullah meningkatkan perekonomian di Zazirah Arab.
Dari pemikiran yang didasarkan pada Al-quran dan Hadist tersebut,saat inisedang dikembangkan
Ekonomi Syariah danSistemEkonomiSyariah dibanyaknegara Islamtermasuk di Indonesia.
JAWAB :
Dalam masalah kepemilikan, individu, masyarakat dan negara sebagai subyek ekonomi
mempunyai hak-hak kepemilikan tersendiri yang ditetapkan berdasarkan ketentuan syariah.
Islam membagi konsep kepemilikan menjadi : kepemilikan individu (private property);
kepemilikan public (collective property); dan kepemilikan negara (state property)9 .
- sosialis : yang dijadikan dasar adalah kepemilikan umum, dan kepemilikan individu
dijadikan sebuah pengecualian. Kepemilikan inividu yang diakui oleh negara karena keadaan
darurat sosial. Kepemilikan individu tidak dijaga dan dipelihara oleh negara karena ia adalah
penyebab kemudharatan dan kesulitan bagi masyarakat. Oleh karena itu kepemilikan individu
tidak dipandang sebagai faktor pengembang perekonomian. Kepemilikan umumlah yang menjadi
faktor satusatunya sebagai dasar pertumbuhan ekonomi.
- Islam : seperti yang telah dijelaskan, kepemilikan individu tetap diakui dan dijaga begitu
juga kepemilikan umum. Keduanya merupakan faktor pertumbuhan eknomomi, keduanya adalah
dasar dari pertumubhan ekonomi yang saling menyempurnakan satu sama lain. Keduanya
tidaklah mutlak akan tetapi diikat oleh aturan-ataran syara’ yang mengacu kepada maqashid
assyari’ah dalam menumbuh kembangkan perekonomian nasional. Kadangkala negara Islam
sangat cenderung kepada kepemilikan umum dalam pengembangan ekonomi akan tetapi ia tidak
akan menjadi negara sosialis dan sebaliknya ada sebuah negara Islam yang cenderung kepada
kepemilikan individu akan tetapi negara tersebut tidak pernah menjadi negara kapitalis karena
semua itu ada batasannya yang diatur oleh syari’at Islam. Kebijakankebijakan tesebut
disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang lebih menguntungkan dalam
menumbuhkembangkan harta yang dimiliki oleh negara Islam tersebut. Ibnu Taimiyah
mengatakan keragaman bukan pertentangan.
JAWAB :
Aturan dan kaidah konsumsi dalam sistem ekonomi Islam menganut paham keseimbangan dalam
berbagai aspek. Konsumsi yang dijalankan oleh seorang muslim tidak boleh mengorbankan
kemaslahatan individu dan masyarakat. Kemudaian, tidak diperbolehkan mendikotomi antara
kenikmatan dunia dan ahirat, bahkan sikap ekstrimpun harus dijauhkan dalam berkonsumsi.
Larangan atas sikap tabzir dan israf bukan berarti mengajak seorang muslim untuk bersikap
bakhil dan kikir, akan tetapi mengajak kepada konsep keseimbangan, karena sebaik-baiknya
perkara adalah pertengahan. (QS. Al-Isra’: 29)
Prinsip Keseimbangan pengeluaran yang jika kita jalankan sepenuhnya dapat menghapus
kerusakan-kerusakan dalam ekonomi yaitu pemborosan dan kekikiran yang biasa ditemukan
dalam sistem kapitalis modern. Setiap orang baik yang mampu baik kaya maupun miskin
dianjurkan untuk mengeuarkan harta sesuai dengan kemampuannya. Orang kaya dapat
mempertahankan standard hidupnya secara layak. Meskipun dengan kondisi penghasilan yang
berdasarkan tanggung jawab ekonomi masing-masing baik untuk sebuah keluarga kecil atau
keluarga besar, sepanjang.
JAWAB :
Formulasi tersebut dapat ditunjukkan bahwa ketika pahala suatu kegiatan tidak ada misalnya,
Ketika mengkonsumsi barang yang haram, maka maslahah yang diperoleh konsumen adalah
hanya sebatas manfaat yang dirasakan di dunia (F). Demikian pula sebaliknya, jika suatu
kegiatan yang sudah tidak memberikan manfaat (di dunia), maka nilai keberkahannya juga tidak
ada sehingga maslahah dari kegiatan tersebut juga tidak ada.
Besarnya keberkahan akan mengkonsumsi suatu barang dan jasa tergantung dengan frekuensi
kegiatan konsumsi yang yang dilakukan. Semakin tinggi frekuensi kegiatan yang memberikan
unsur maslahah maka akan besar pula keberkahan yang akan di dapat.
6. a. Apakah hal ini juga berlaku dalam hukum permintaan pada Ekonomi Islam?
JAWAB :
Teori permintaan konvensional dan teori pemintaan Islami dari beberapa sumber menyatakan
bahwa secara garis besar keduanya hampir sama. Perbedaannya terletak pada sumber hukum
yang digunakan bahwa adanya batasan-batasan secara Islami dalam pandangan permintaan
Islami, dari beberapa pandangan yang berbeda tentang komoditas serta tujuan yang ingin dicapai.
Sumber utama teori dari permintaan Islami adalah alQur’an, al-hadits, dan as-sunnah Rasulullah
SAW. Sementara itu, dalam teori konvensional adalah akal manusia yang terkadang kurang
bahkan tidak rasional saat membeli sejumlah komoditas barang atau jasa, misalnya saat membeli
sejumlah komoditas hanya memperhatikan harga dari komoditas tersebut tanpa memperhatikan
apakah komoditas yang akan dibeli atau dikonsumsi halal atau haram karena tujuannya untuk
mencapai tujuan dunia saja.
b. Jelaskan tentang Law Diminishing Marginal Utility pada prinsip Ekonomi Islam?
JAWAB ;