Anda di halaman 1dari 12

University Research Colloquium 2015 ISSN 2407-9189

PENGUJIAN KESUKSESAN SISTEM INFORMASI MODEL DELONE &


MCLEAN PADA SEKTOR PUBLIK

Djuhono Tan1), Suyatno2), Siti Aliyah3)


1)
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Islam Nahdlatul Ulama Jepara
email:djuhono.feb.unisnujepara@gmail.com
2)
Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Nahdlatul Ulama Jepara
email:suyatno.fsaintek@gmail.com
4)
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Islam Nahdlatul Ulama Jepara
email: staliyah@gmail.com

Abstrak

Generally, the study aims to validate the success rate of financial information system in
the jepara district. Research variables can be grouped into independent, dependent and
mediation. Independent variables include: system quality, information quality, and
service quality. While mediating variables, including: user satisfaction, and the
intensity of use. The dependent variable is the performance of the individual and
organizational performance. The population in this study is the research is all sectors in
the district. Jepara using SIKD of 30 (thirty) SKPDs and 16 districts. Respondents were
SIKD users, ie the accounting department staff, staff treasurer, treasurer and treasurer
maid. The method of sampling conducted census. Methods of analysis with partial least
square (with the help of software SmartPLS X64 3.1.5). The results showed that the
model of success delone Mclean not supported empirically. Shown from 9 hypotheses
tested, only four (4) hypotheses are supported. Variables which became a major
determinant in the success SIKD is the quality of the system.

Keywords: DeloneMc Clean, the success of information systems, system quality,


information quality, user satisfaction, intensity of use.

1. PENDAHULUAN sistem informasi pelaporan keuangan daerah


(SIKD).
Syam (1999) (dalam Rahadi, 2007)
menjelaskan bahwa TIK menjadi kebutuhan Pemerintah memerlukan sistem
dasar bagi setiap organisasi untuk informasi yang memadai karena
menjalankan segala kegiatannya. Dengan kompleknyaorganisasi sektor publik, serta
adanya kemajuan Teknologi Informasi dan banyaknya jumlah pegawai (PNS maupun
Komunikasi (TIK), memudahkan berbagai non PNS). Keberadaan sistem informasi
aspek kegiatan organisasi. Menurut Rahadi pemerintah (e-government) akan
(2007) penerapan TIK kini telah diterapkan memberikan manfaat berupa berjalannya
pula pada sektor publik, khususnya dalam organisasi sektor publik secara efisien dan
memberikan pelayanan kepada masyarakat, efektif. Menurut Fitri (2012) peranan
mutlak dibutuhkan. Contoh penggunaan TIK teknologi informasi dalam menunjang sistem
dalam pelayanana, diantara: pengajuan operasional dan manajerial pada sektor
perizinan satu atap, pembuatan kartu tanda publik dewasa ini dirasakan semakin
penduduk elektronik (E-KTP), sistem penting.
informasi profil daerah (SIPD), sistem
Pemerintahan yang bersih, transaparan
informasi geografis daerah (SIGD) dan
dan mampu menjawab perubahan secara
efektif telah menjadi tujuan yang diupayakan

111
ISSN 2407-9189 Univesity Research Colloquium 2015

terus menerus oleh berbagai kalangan. Namun, setelah enam tahun berlakunya
Perubahan ini merupakan upaya untuk paket undang-undang tersebut, sepuluh tahun
menjawab tuntutan masyarakat yaitu sejak otonomi, dan dua belas tahun setelah
tuntutan akan palayanan publik yang lebih reformasi, transparansi dan akuntabilitas
baik dan keinginan agar aspirasi keuangan Negara/Daerah relatif masih
masayarakatdidengar terutama dalam kurang. Laporan Keuangan Pemerintah
perumusan kebijakan publik. Model Daerah (LKPD) dalam tiga tahun terakhir
pemerintahan yang diharapkan ini dikenal secara umum masih buruk (Siaran Pers, BPK
sebagai e-government. Upaya RI, 23 Juni 2008).
mengembangkan pengelolaan e-government
Berdasarkan siaran pers BPK RI pada
telah dirumuskan dalam Inpres no 3 tahun
tanggal 15 Oktober 2008, persentase LKPD
2003. Dalam hal ini, Pemerintah Daerah
yang mendapatkan opini wajar tanpa
selaku pengelola dana publik harus mampu
pengecualian (WTP) dan wajar dengan
menyediakan informasi keuangan yang
pengecualian (WDP) selama periode 2004-
diperlukan secara akurat, relevan, tepat
2007 menurun setiap tahunnya. Persentase
waktu, dan dapat dipercaya sehingga dituntut
LKPD yang mendapatkan opini WTP
untuk memiliki sistem informasi yang andal
semakin berkurang dari 7% pada tahun 2004
(Latifah & Sabeni, 2007).
menjadi 5% pada tahun berikutnya dan
Salah satu bentuk dari sistem informasi hanya 1% pada tahun 2006 dan 2007.
yang diadopsi oleh pemerintah adalah Sistem Sebaliknya, LKPD dengan opini tidak
informasi Keuangan Daerah (SIKD). SIKD memberikan pendapat (TMP) semakin
pada mulanya merupakan program aplikasi meningkat dari 2% pada tahun 2004 menjadi
yang dikembangkan oleh BPKP sejak tahun 17% pada tahun 2007 dan pada periode yang
2003 untuk membantu pemerintah daerah sama opini tidak wajar (TW) naik dari 3%
(pemda) dalam pengelolaan keuangan menjadi 19%. Untuk laporan keuangan tahun
daerah. Dengan aplikasi ini pemda dapat anggaran 2008, dari 293 Laporan Keuangan
melaksanakan pengelolaan keuangan daerah Pemerintah Daerah (LKPD), 8 pemda
secara terintegrasi, dimulai dari diberikan opini WTP (2,73%), 217 pemda
penganggaran, penatausahaan hingga opini WDP (74,06%), 21 pemda opini TW (
akuntansi dan pelaporannya (Wahyuni, 7,16%), dan 47 opini disclaimer atau tidak
2011). SIKD merupakan sistem informasi memberikan pendapat (16,04%).
yang digunakan untuk mencapai tujuan
Pemanfaatan TIK untuk
pemerintah dalam memberikan informasi
mengembangkan sistem informasi dapat
mengenai laporan keuangan.
memberikan nilai tambah bagi organisasi,
Laporan Keuangan disusun dan jika sukses diimplementasikan (Radityo &
disajikan sesuai dengan PP 24 tahun 2005 Zulaikha, 2007). Namun demikian,
tentang Standar Akuntansi Pemerintahan pengukuran atau penilaian kualitas suatu
(Abdul Hafiz, 2009). Aturan lainnya adalah sistem informasi yang efektif sulit dilakukan
Peraturan Menteri Dalam Negeri secara langsung seperti pengukuran biaya-
(Kepmendagri) Nomor 13 tahun 2006 manfaat (Laudon dan Laudon, 2000).
tentang pedoman pengelolaan keuangan Kesulitan dalam menilai kesuksesan dan
daerah (pengganti dari Kepmendagri Nomor. keefektifan sistem informasi secara
29 tahun 2002) yang direvisi dengan langsung, mendorong banyak peneliti
Permendagri Nomor 59 Tahun 2007 mengembangkan model untuk menilai
(Haryono, 2011). Semua peraturan tersebut kesuksesan sistem informasi.
pada intinya menginginkan adanya
Salah satu penelitian mengenai model
transparansi dan akuntabilitas dalam
penilaian kesuksesan sistem informasi yang
pengelolaan keuangan daerah (good
paling banyak dikutip adalah penelitian yang
corporate governance) (Mardiana, 2010).
dilakukan oleh DeLone dan McLean (1992)
(Delone & Mclean, 2003). Model penilaian

112
University Research Colloquium 2015 ISSN 2407-9189

kesuksesan sistem informasi yang Pemilihan objek penelitian pada SIKD


dikembangkan disebut dengan Delone& di Jepara adalah prestasi yang dicapai Jepara
McLean Information Success model (model pada tahun 2010 dan 2011 dan terbaru pada
kesuksesan D&M). Sejak dipublikasikan tahun 2012, yang mendapatkan opini WTP.
tahun 1992 dan di-update tahun 2003, model Pengakuan opini WTP menunjukkan bukti
kesuksesan D&M telah dikutip lebih dari kesuksesan sistem informasi keuangan
300 artikel penelitian empiris (Delone & daerah yang diterapkan di Kabupaten Jepara.
Mclean, 2003).
SIKD Jepara yang dikembangkan sejak
Delone dan Mclean (1992) mengajukan tahun 2007 dan mulai diterapkan pada tahun
model kesuksesan sistem informasi yang 2009, kini telah memberikan manfaat dan
terdiri 6 kategori, yaitu: kualitas Sistem, berdampak bagus terhadap kinerja pelaporan
kualitas informasi, penggunaan, kepuasan keuangan di Kabupaten Jepara, yaitu
pemakai, kinerja individu, dan kinerja diperolehnya opini WTP dari BPK.
organisasi. Sedangkan model Berdasarkan motivasi penelitian dan
kesuksesanDelone & Mclean (2003) yang argumen kuat mengenai keberadaan objek,
diupdate menambahkan variabel kualitas maka sangat penting untuk mengkaji
layanan. penerapan SIKD Kab. Jepara sehingga dapat
menjadi pembelajaran atau percontohan bagi
Penelitian mengenai pengujian model
pemerintah daerah (pemda) atau pemerintah
kesuksesan D&M di Indonesia dilakukan
kota (pemkot) lainnya.
oleh Wahyuni (2011), Mulyono (2009), dan
Radityo & Zulaikha (2007) dengan hasil Hasil pemeriksaan laporan keuangan
yang relatif berbeda beda. Hasil penelitian pemda masih banyak yang mendapatkan
Wahyuni (2011) dengan objek penelitian hasil kurang bagus tetapi Jepara mampu
pemda pengguna SIKD di provinsi Jawa meraih prestasi dengan mendapatkan opini
Barat, Jawa Timur dan Jawa Tengah, WTP selama tiga tahun terakhir (2010, 2011
menunjukkan mendukung sebagian model dan 2012). Hal ini menunjukkan sistem
kesuksesan D&M. Sedangkan hasil informasi keuangan daerah yang diterapkan
penelitian Radityo & Zulaikha (2007) di Kabupaten Jepara telah berhasil.
dengan objek mahasiswa Universitas Mengingat hal ini, maka penelitian ini
Diponegoro, pengguna sistem informasi dilakukan untuk menguji model empiris
akademik berbasis web, menunjukkan hasil delone& Mclean.
yang cenderung tidak mendukung model
2. TELAAH PUSTAKA
kesuksesan D&M. Hasil penelitian Mulyono
(2009) dengan objek penelitian SKPD di Teknologi Sistem Informasi (TSI)
Malang Raya (Pemkab Malang, Pemkot merupakan alat yang terdiri dari seperangkat
Malang, dan Pemkot Batu) di propinsi Jawa komponen yang terkait dengan informasi
Timur menunjukkan mendukung model dalam rangka mendukung pembuatan
kesuksesan D&M secara penuh. keputusan dan pengawasan dalam organisasi.
Keperilakuan dalam penggunaan TSI
Motivasi dilakukannya penelitian ini
merupakan tanggapan atau reaksi individu
adalah pertama hasil penelitian yang
terhadap seperangkat komponen yang terkait
berbeda-beda (kontradiktif). Yang mana, hal
dengan informasi untuk mendukung
ini menunjukkan adanya kesenjangan
pembuatan keputusan dan pengawasan
penelitian (research gap). Dengan demikian
dalam organisasi.
diperlukan dilakukannya pengujian empiris
Penelitian terdahulu (Ives et al., 1983;
terhadap model kesuksesan D&M pada
Bailey dan Pearson, 1983; Doll dan
objek yang berbeda. Motivasi kedua adalah
Torkzadeh, 1988; Seddon dan Yiew, 1992;
masih belum banyaknya penelitian di bidang
Mahmood et al. 2000; Doll et al. 2004;
sistem informasi dalam domain akuntansi
Livari, 2004; Landrum dan Prybutok, 2004),
sektor publik di Indonesia.
kesuksesan sistem informasi diproksikan
oleh kepuasan pemakai (user satisfaction).

113
ISSN 2407-9189 Univesity Research Colloquium 2015

Namun, penggunaan kepuasan pemakai Selain Laudon dan Laudon (2000),


sebagai proksi ini mendapat kritik dari DeLone dan McLean (1992) juga menyusun
Markus dan Keil (1994). Mereka dengan model untuk menggambarkan kesuksesan
kritis mengungkapkan kepuasan tidak akan sistem informasi. Meskipun tulisan DeLone
bermakna banyak ketika sistem itu tidak dan McLean (1992) disusun sebelum
menyebabkan peningkatan kinerja individu kritikMarkus dan Keil (1994), DeLone dan
dan organisasi (dalam rahadityo&zulaikha, McLean telah memasukkan individual
2007). impact dan organizational performance
Berdasarkan kritik tersebut, Laudon dan dalam model mereka tentang kesuksesan
Laudon (2000) menentukan 5 variabel untuk sistem informasi.
mengukur kesuksesan sistem informasi. Kerangka pikir teoritis DeLone dan
Variabel-variabel tersebut adalah intensitas McLean (1992) dikenal dengan DeLone and
penggunaan yang tinggi (high level of system McLean Model of Information System
use), kepuasan pemakai terhadap sistem Success (D&M IS Success). Model DeLone
(user satisfaction on system), sikap yang dan McLean disajikan seperti pada Gambar
positif (favorable attitude) pengguna 1. Sedangkan model pengujian secara
terhadap sistem tersebut, tercapainya tujuan empiris disajikan pada gambar 2.
sistem informasi (achieved objectives ), dan
imbal balik keuangan (financial payoff).

Gambar 1. Model Kesuksesan Sistem Informasi Model DeLone-McLean

Gambar 2. Model Pengujian Empiris DeLone& McLean

114
University Research Colloquium 2015 ISSN 2407-9189

Gambar 1 dan 2 menggambarkan bahwa mengakses; dan kegunaan dari output sistem,
kesuksesan pengembangan sistem yang akan menyebabkan pengguna tidak merasa
diproksi dengan 2 (dua) variabel yaitu enggan untuk melakukan pemakaian kembali
intensitas penggunaan sistem dan kepuasan (reuse); dengan demikian intensitas
pemakai sistem informasi yang bersangkutan. pemakaian sistem akan meningkat. Pemakaian
Kerangka teoritis tersebut menunjukkan yang berulang-ulang ini dapat dimaknai
bahwa kualitas sistem (system quality) dan bahwa pemakaian yang dilakukan bermanfaat
kualitas informasi (information quality) yang bagi pemakai. Tingginya derajat manfaat yang
baik, yang direpresentasikan oleh usefulness diperoleh mengakibatkan pemakai akan lebih
dari output sistem yang diperoleh, dapat puas.Selanjutnya kepuasan pemakai tersebut
berpengaruh terhadap intensitas penggunaan berpengaruh terhadap individual impact. Atau
sistem yang bersangkutan (intended to use) dengan kata lain akan berdampak pada
dan kepuasan pemakai (user satisfaction). peningkatan kinerja individu.
Mengacu definisi bahwa kualitas sistem Pada penelitian ini, model pengujian
berartikualitas dari kombinasihardware dan kesuksan SIKD menggunakan model Delone
software dalam sistem informasi (DeLone dan & Mclean (2003) yang diupdate seperti pada
McLean, 1992), maka dapat disimpulkan gambar 3 sebagai berikut.
bahwa semakin baik kualitas sistem dan
kualitas output sistem yang diberikan,
misalnya dengan cepatnya waktu untuk

Gambar 3 Model update Delone Mclean (2003)

Penelitian Terdahulu H3: kualitas informasi berpengaruh positif


Ringkasan penelitian terdahulu dalam terhadap intensitas penggunaan
konteks penelitian di Indonesia disajikan H4: kualitas informasi berpengaruh positif
pada tabel 1 berikut ini: terhadap kepuasan pemakai
H5: kualitas layanan berpengaruh positif
Berdasarkan kerangka penelitian, maka terhadap intensitas penggunaan
diajukan hipotesis penelitian: H6: kualitas layanan berpengaruh positif
H1: kualitas sistem berpengaruh positif terhadap kepuasan pemakai
terhadap intensitas penggunaan H7: intensitas penggunaan berpengaruh
H2: kualitas sistem berpengaruh positif positif terhadap kinerja individu
terhadap kepuasan pemakai H8: kepuasan pemakai berpengaruh positif
terhadap kinerja individu

115
ISSN 2407-9189 Univesity Research Colloquium 2015

H9: kinerja individu berpengaruh positif terhadap kinerja organisasi


Tabel 1. Ringkasan Penelitian Terdahulu
Sumber Variabel Hasil Penelitian
Wahyuni Kualitas sistem, kualitas objek penelitian pemda pengguna SIKD di provinsi Jawa
(2011) informasi, penggunaan, Barat, Jawa Timur dan Jawa Tengah. Hasilnya:
kepuasan pemakai, kinerja mendukung sebagian model kesuksesan D&M. dari 9
individu dan kinerja hipotesis yang diuji, 8 diantaranya berpengaruh positif. 1
variabel tak berpengaruh adalah intensitas penggunaan
organisasi
terhadap kinerja individu. Sarannya adalah pengujian
lanjutan yang dikaitkan dengan kondisi lokal (konteks
Indonesia).
Mulyono Kualitas sistem, kualitas Objek penelitian SKPD di Malang Raya (Pemkab
(2009) informasi, penggunaan, Malang, Pemkot Malang, dan Pemkot Batu) di propinsi
kepuasan pemakai, kinerja Jawa Timur menunjukkan mendukung model D&M
individu dan kinerja secara penuh.
organisasi
AryoPradi Kualitas produk informasi, Kualitas produk informasi berpengaruh terhadap tingkat
kto (2008) peran konflik, Kepuasan kepuasan kerja, peran kedwiartian mempunyai pengaruh
kerja pengguna sistem terhadap kepuasan kerja pengguna sistem informasi.
informasi
Istianingsi Kualitas Sistem Informasi, Kualitas sistem berpengaruh terhadap Perceived
h dan Perceived Usefulness, dan Usefulnes, kualitas informasi berpengaruh terhadap
Wijanto Kualitas Informasi dan Perceived Usefulnes, kualitas sistem berpengaruh
(2007) Kepuasan pemakai Akhir terhadap kepuasan pemakai, dan Perceived
Usefulnesberpengaruh terhadap kepuasan pemakai
Software Akuntansi
Radityo & Kualitas sistem, kualitas objek mahasiswa Universitas Diponegoro, pengguna
Zulaikha informasi, penggunaan, sistem informasi akademik berbasis web, menunjukkan
(2007) kepuasan pemakai, kinerja hasil yang cenderung tidak mendukung model kesuksesan
individu dan kinerja D&M.
organisasi
Sumber: penelitian terdahulu diolah

3. METODE PENELITIAN pemakai dan penggunaan termasuk dalam


tingkat ini. Effectiveness level adalah
Variabel dan Definisi Operasional
pengaruh sistem teknologi informasi dan
Pengukuran variabel menggunakan komunikasi terhadap penerima atau pemakai.
definisi dari Shannon dan Weaver (dalam Variabel kinerja individu (individual impact)
Delone & Mclean, 2003) yang dan kinerja termasuk dalam tingkatan ini.
mengklasifikasikan tingkat kesuksesan sistem
Populasi dan Sampel
informasi (dalam penelitian sistem informasi
manajemen) menjadi tiga jenis, meliputi: 1) Populasi penelitian adalah SKPD
technical level, 2) semantic level, 3) pengguna SIKD di Kabupaten Jepara
effectiveness level. sebanyak 30 SKPD dan 16 kecamatan. unit
analisis penelitian adalah pemakai SIKD di
Technical level adalah akurasi dan
masing-masing SKPD, yaitu staf akuntansi,
efisiensi dari suatu sistem informasi
bendahara, bendahara pengeluaran atau
manajemen dalam menghasilkan informasi.
pembantu bendahara pada SKPD tersebut.
Kualitas informasi dan kualitas sistem
Metode pengambilan sampel dengan sensus,
termasuk dalam tingkat kesuksesan ini.
yaitu pengambilan sampel yang mana semua
Semantic level adalah kesuksesan informasi
anggota populasi diambil sebagai sampel.
dalam menyampaikan makna sebagaimana
Artinya pada penelitian ini, semua unit
yang dimaksud atau diharapkan. Kepuasan

116
University Research Colloquium 2015 ISSN 2407-9189

analisis di SKPD yang merupakan pengguna mengenai SIKD di Kabupaten Jepara.


SIKD, akan menjadi sampel penelitian. Daftar Dokumentasi digunakan untuk memperoleh
SKPD dan kecamatan terlampir. data-data sekunder.
Jenis, sumber data dan Pengumpulan Data Metode Analisis Data
Jenis data yang diperlukan pada Metode analisis untuk menguji
penelitian ini adalah data primer yang kesuksesan SIKD dengan model DM
diperoleh dari responden yang memberi menggunakan pendekatan Partial Least
tanggapan mengenai variabel-variabel Square (PLS). Partial Lesat Square ini
penelitian. Data sekunder yang diperlukan digunakan dengan pertimbangan karena
dari penelitian ini, berupa penjelasan dan hubungan relatif kompleks jumlah sampel
manual penggunaan SIPKD, diperoleh dari relatif kecil. Pertimbangan lain penggunaan
DPPKAD Kab. Jepara. model PLS karena model ini lebih tepat
digunakan untuk prediksi, sebagai implikasi
Pengumpulan data dilakukan dengan
dari hasil kajian terhadap teori.
dokumentasi, kuesioner dan wawancara.
Kuesioner digunakan untuk mengumpulkan Pada gambar 4 berikut ini disajikan
data mengenai tanggapan responden mengenai model analisis data. Pengolahan data dengan
variabel-variabel penelitian. Sedangkan SmartPLS 3.1.5
wawancara dilakukan untuk memperoleh data

Gambar 4 Model Analisis Data dengan Partial Least Square

4. HASIL DAN PEMBAHASAN sebanyak 62 orang.Profil Responden yang


diuraikan meliputi umur, jenis kelamin,
Periode penelitian dilaksanakan selama
pendidikan, lama kerja, lama menggunakan
bulan Agustus-September 2014. Proses
SIKD
pemberian kuesioner dilakukan, sebagian
besar dengan pengantaran langsung dan Analisis data penelitian dilakukan secara
sebagian dengan pengiriman pos. hal ini berurutan mulai dari uji kualitas data
dilakukan karena pertimbangan jarak. Selama kemudian analisis regresi dan pengujian
periode pelaksanaan pengumpulan data hipotesis. Pengujian kualitas data dilakukan
tersebut, jumlah responden yang mengisi dengan alat statistik berupa nilai loading
kuesioner atau mengembalikan kuesioner faktor untuk uji validitas dan Cronbach alpha

117
ISSN 2407-9189 Univesity Research Colloquium 2015

untuk reliabilitas. Ketentuan suatu indikator Berdasarkan output olah data loading
memiliki kualitas bagus atau tidak adalah bila faktor, maka terdapat 3 indikator yang
nilainya lebih kecil dari 0,5 maka indikator dikeluarkan dari analisis kemudian, proses
tersebut tidak bagus dan harus dikeluarkan analisis data diulang kembali. Tiga indikator
dari analisis. Sedangkan bila lebih besar dari tersebut adalah kualitas informasi (KIf) item
0,05 maka indikator tersebut layak digunakan pertanyaan nomor 1 dan 3, kemudian kualitas
sebagai bahan analisis. Langkah kedua dalam layanan item pertanyaan nomor 1.
uji kualitas data adalah reliabilitasnya, dengan Sesudah tiga item pertanyaan tersebut
melihat nilai Cronbach alpha. Bila nilai lebih dikeluarkan dari analisis, maka proses analisis
besar dari 0,6 maka variabel disebut reliabel. diulang kembali dengan hasil disajikan pada
Pada tabel 2 berikut ini disajikan output olah tabel 5.6
data nilai faktor loading Tabel 3 Output Olah Faktor Loading
(final)
Tabel 2 Output Olah Faktor Loading
Indikator Loading
Indikator loading KS_1 0,712
KS_1 0,713 KS_2 0,706
KS_2 0,706 KS_3 0,605
KS_3 0,604 KS_4 0,560
KS_4 0,561 KS_5 0,456
KS_5 0,458 KS_6 0,752
KS_6 0,751 KIf_1 0,862
KIf_1 0,854 KIf_2 0,825
KIf_2 0,804 KIf_4 0,582
KIf_3 0,331 KIf_6 0,357
KIf_4 0,577 KL_2 0,847
KIf_5 0,368 KL_3 0,754
KIf_6 0,421 KL_4 0,817
KL_1 -0,177 KL_5 0,573
KL_2 0,678 IP_1 0,893
KL_3 0,685 IP_2 0,693
KL_4 0,784 IP_3 0,791
KL_5 0,581 KP_1 0,792
IP_1 0,883 KP_2 0,852
IP_2 0,702 KP_3 0,837
IP_3 0,801 KI_1 0,738
KP_1 0,786 KI_2 0,559
KP_2 0,851 KI_3 0,781
KP_3 0,842 KI_4 0,772
KI_1 0,738 KI_5 0,700
KI_2 0,559 KI_6 0,686
KI_3 0,781 KO_1 0,568
KI_4 0,771 KO_2 0,693
KI_5 0,699 KO_3 0,764
KI_6 0,688 KO_4 0,817
KO_1 0,568 KO_5 0,846
KO_2 0,693 KO_6 0,685
KO_3 0,764 Sumber: olah data primer, 2014
KO_4 0,817 Berdasarkan tabel 3 diketahui bahwa
KO_5 0,846 semua item pertanyaan bersifat valid sehingga
KO_6 0,685 indikator-indikator penelitian layak untuk
Sumber: olah data primer analisis selanjutnya.

118
University Research Colloquium 2015 ISSN 2407-9189

Analisis berikutnya adalah uji reliabilitas penelitian lebih besar dari 0,6 sehingga dapat
dengan Cronbach alpha, pada tabel 4 berikut disimpulkan bahwa variabel penelitian yang
ini disajikan hasil analisisnya. terdiri dari: kinerja individu, kinerja
organisasi, kepuasan pemakai, intensitas
Tabel 4 Uji Reliabilitas dengan Cronbach penggunaan, kualitas layanan, kualitas sistem,
Alpha dan kualitas informasi bersifat reliabel atau
Cronbach konsisten dalam pengambilan sampel.
Alpha
Kinerja Individu 0,801 Analisis PLS dan Pengujian Hipotesis
Kinerja Organisasi 0,828 Dalam analisis PLS, output yang
Kepuasan Pemakai 0,770 dianalisis adalah analisis Koefisien jalur (path
Intensitas Penggunaan 0,729 koefisien) Full Model, kemudian dilanjutkan
Kualitas Layanan 0,810 dengan pengujian hipotesis. Kemudian
Kualitas Sistem 0,730 dilengkapi dengan model jalur tambahan
kualitas Informasi 0,632 (model alternatif)
Sumber: olah data primer, 2014 Pada tabel 5 dan tabel 6 berikut ini
Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui disajikan output analisis data
bahwa nilai Cronbach alpha semua variabel

Tabel 5 Output Analisis Data dengan SmartPLS 3.15


Hipo- Full Model Model (jalur tambahan)
tesis hubungan antar variabel t- P t- P
koef koef
hitung Values hitung Values
H1 Kualitas Sistem ->
0,429 2,913 0,002
Penggunaan
H2 Kualitas Sistem -> Kepuasan
0,161 0,717 0,237
Pemakai
Kualitas Sistem -> Kinerja
0,248 2,344 0,01
Individu
Kualitas Sistem -> Kinerja
0,113 1,977 0,024
Organisasi
H3 kualitas Informasi ->
0,228 1,568 0,059
Penggunaan
H4 kualitas Informasi ->
0,154 0,682 0,248
Kepuasan Pemakai
kualitas Informasi -> Kinerja
0,154 1,366 0,086
Individu
kualitas Informasi -> Kinerja
0,07 1,207 0,114
Organisasi
H5 Kualitas Layanan ->
0,151 1,191 0,117
Penggunaan
H6 Kualitas Layanan ->
0,153 0,646 0,259
Kepuasan Pemakai
Kualitas Layanan -> Kinerja
0,118 1,133 0,129
Individu
Kualitas Layanan -> Kinerja
0,054 1,061 0,145
Organisasi
H7 Penggunaan -> Kinerja
0,458 4,773 0,000
Individu
Penggunaan -> Kinerja
0,209 3,009 0,001
Organisasi

119
ISSN 2407-9189 Univesity Research Colloquium 2015

H8 Kepuasan Pemakai -> Kinerja


0,32 3,593 0,000
Individu
Kepuasan Pemakai -> Kinerja
0,146 3,091 0,001
Organisasi
H9 Kinerja Individu -> Kinerja
0,455 5,328 0,000
Organisasi
Sumber: Olah data Primer
Tabel 5.9 nilai Koefisien determinasi model penelitian
R Square adjusted R Square
Kepuasan Pemakai 0,112 0,066
Kinerja Individu 0,424 0,405
Kinerja Organisasi 0,207 0,194
Penggunaan 0,399 0,368

Penjelasan dari hasil pengujian hipotesis H4 ditolak, artinya bahwa kualitas


sebagai berikut: informasi tidak berpengaruh terhadap
1. Hipotesis pertama: kualitas sistem kepuasan pemakai.
berpengaruh positif terhadap intensitas 5. Hipotesis Kelima: kualitas layanan
penggunaan berpengaruh positif terhadap intensitas
Berdasarkan hasil pengujian, diketahui penggunaan
bahwa pada pengujian H1, nilai p value Berdasarkan hasil pengujian, diketahui
sebesar 0,002. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada pengujian H5, nilai p value
H1 diterima, artinya bahwa kualitas sistem sebesar 0,117. Sehingga dapat disimpulkan
berpengaruh positif terhadap intensitas H5 ditolak, artinya bahwa kualitas layanan
penggunaan. tidak berpengaruh terhadap intensitas
2. Hipotesis Kedua: kualitas sistem penggunaan.
berpengaruh positif terhadap kepuasan 6. Hipotesis Keenam: kualitas layanan
pemakai berpengaruh positif terhadap kepuasan
Berdasarkan hasil pengujian, diketahui pemakai
bahwa pada pengujian H2, nilai p value Berdasarkan hasil pengujian, diketahui
sebesar 0,237. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada pengujian H6, nilai p value
H2 ditolak, artinya bahwa kualitas sistem sebesar 0,259. Sehingga dapat disimpulkan
tidak berpengaruh terhadap kepuasan H6 ditolak, artinya bahwa kualitas layanan
pemakai. tidak berpengaruh terhadap kepuasan
3. Hipotesis Ketiga: kualitas informasi pemakai.
berpengaruh positif terhadap intensitas 7. Hipotesis Ketujuh: intensitas penggunaan
penggunaan berpengaruh positif terhadap kinerja
Berdasarkan hasil pengujian, diketahui individu
bahwa pada pengujian H3, nilai p value Berdasarkan hasil pengujian, diketahui
sebesar 0,059. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada pengujian H7, nilai p value
H3 ditolak, artinya bahwa kualitas sebesar 0,000. Sehingga dapat disimpulkan
informasi tidak berpengaruh terhadap H7 diterima, artinya bahwa intensitas
intensitas penggunaan. penggunaan berpengaruh positif terhadap
4. Hipotesis Keeempat: kualitas informasi kinerja individu.
berpengaruh positif terhadap kepuasan 8. Hipotesis Kedelapan: kepuasan pemakai
pemakai berpengaruh positif terhadap kinerja
Berdasarkan hasil pengujian, diketahui individu
bahwa pada pengujian H4, nilai p value Berdasarkan hasil pengujian, diketahui
sebesar 0,248. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada pengujian H8, nilai p value

120
University Research Colloquium 2015 ISSN 2407-9189

sebesar 0,000. Sehingga dapat disimpulkan merupakan variabel utama penentu


H8 diterima, artinya bahwa kepuasan kesuksesan implementasi SIKD.
pemakai berpengaruh positif terhadap 2. Pihak pengembang SIKD (software
kinerja individu. development) perlu memperbarui SIKD
9. Hipotesis Kesembilan: kinerja individu sesuai dengan kebutuhan, dan peraturan
berpengaruh positif terhadap kinerja yang terbaru. Pihak pengelola SIKD
organisasi (bagian akuntansi) juga perlu berupaya
Berdasarkan hasil pengujian, diketahui memberi layanan secara prima. misalnya
bahwa pada pengujian H9, nilai p value layanan telpon atau sms center agar para
sebesar 0,000. Sehingga dapat disimpulkan pemakai yang merasa kesulitan dapat
H9 diterima, artinya bahwa kinerja berkonsultasi.
individu berpengaruh positif terhadap 3. Output informasi dari SIKD yang saati ini
kinerja organisasi. menjadi kelemahan perlu diperbaiki di
masa depan, yaitu tidak adanya catatatan
5. KESIMPULAN masa lalu laporan keuangan.
4. Penyediaan pelatihan komputerisasi dan
Kesimpulan yang dapat dikemukakan
akuntansi kepada pemakai sistem, akan
sebagai berikut:
memaksimalkan kinerja bagi SIKD.
1. Variabel yang memiliki pengaruh
Pelatihan ini disarankan rutin untuk
signifikan adalah:
dilakukan.
a. kualitas sistem terhadap intensitas
penggunaan
b. intensitas penggunaan terhadap
REFERENSI
kinerja individu
c. kepuasan pemakai terhadap kinerja Delone, W. H. & Mclean, E. R. 2003.
individu "The Delone and Mclean Model of
d. kinerja individu terhadap kinerja Information Systems Success: A
organisasi Ten-Year Update". Journal of
2. Variabel yang tidak berpengaruh adalah: Management Information Systems.
a. kualitas sistem tidak berpengaruh
Vol. 19 Iss. 4, p. 9-30.
terhadap kepuasan pemakai
b. kualitas informasi tidak berpengaruh Fitri, N. 2012. Faktor-Faktor Yang
terhadap intensitas penggunaan Mempengaruhi Kinerja Sistem
c. kualitas informasi tidak berpengaruh Informasi Akuntansi Pada
terhadap kepuasan pemakai Perusahaan Farmasi Di Medan.
d. kualitas layanan tidak berpengaruh Tesis. [Diunduh tanggal.
terhadap intensitas penggunaan
e. kualitas layanan tidak berpengaruh Latifah, L. & Sabeni, A. Year. Faktor
terhadap kepuasan pemakai Keprilakuan Organisasi Dalam
Implementasi Sistem Akuntansi
Saran yang direkomendasikan adalah: Keuangan Daerah. In: Simposium
1. Pengembang SIKD perlu memperhatikan Nasional Akuntansi X, 2007
komponen-komponen dlam Makassar. IAI.
pengembangan sistem yang meliputi:
fleksibilitas sistem (flexibility of the Mardiana, T. 2010. Perencanaan
system), integrasi sistem (integration of Manajemen Proyek Sistem
the system), waktu respon/perubahan Informasi Akuntansi Keuangan
(response/turn around time), kenyamanan Daerah Kabupaten Banjar
akses (convenience of acces), pemulihan Kalimantan Timur. Sumber:
(recovery) dan kemudahan pengguna user http://files.mardiana4smart.webno
friendly. Hal ini perlu dilakukan
de.com/200000137-
mengingat variabel kualitas sistem

121
ISSN 2407-9189 Univesity Research Colloquium 2015

918ef92897/MANAJEMEN%20SI Wahyuni, T. 2011. "Uji Empiris Model


MAKDA.pdf. Delon Mcquen Terhadap
Kesuksesan Sistem Informasi
Radityo, D. & Zulaikha. 2007. "Pengujian
Manajemen Daerah". Jurnal
Model Delone and Mclean Dalam
BPPK. Vol. 2 Iss.
Pengembangan Sistem Informasi
Manajemen". Vol. Iss.
Rahadi, D. R. 2007. "Peranan Teknologi
Informasi Dalam Peningkatan
Pelayanan Di Sektor Publik". Vol.
Iss.

122

Anda mungkin juga menyukai