Pengujian Kesuksesan Sistem Informasi Model Delone & Mclean Pada Sektor Publik
Pengujian Kesuksesan Sistem Informasi Model Delone & Mclean Pada Sektor Publik
Abstrak
Generally, the study aims to validate the success rate of financial information system in
the jepara district. Research variables can be grouped into independent, dependent and
mediation. Independent variables include: system quality, information quality, and
service quality. While mediating variables, including: user satisfaction, and the
intensity of use. The dependent variable is the performance of the individual and
organizational performance. The population in this study is the research is all sectors in
the district. Jepara using SIKD of 30 (thirty) SKPDs and 16 districts. Respondents were
SIKD users, ie the accounting department staff, staff treasurer, treasurer and treasurer
maid. The method of sampling conducted census. Methods of analysis with partial least
square (with the help of software SmartPLS X64 3.1.5). The results showed that the
model of success delone Mclean not supported empirically. Shown from 9 hypotheses
tested, only four (4) hypotheses are supported. Variables which became a major
determinant in the success SIKD is the quality of the system.
111
ISSN 2407-9189 Univesity Research Colloquium 2015
terus menerus oleh berbagai kalangan. Namun, setelah enam tahun berlakunya
Perubahan ini merupakan upaya untuk paket undang-undang tersebut, sepuluh tahun
menjawab tuntutan masyarakat yaitu sejak otonomi, dan dua belas tahun setelah
tuntutan akan palayanan publik yang lebih reformasi, transparansi dan akuntabilitas
baik dan keinginan agar aspirasi keuangan Negara/Daerah relatif masih
masayarakatdidengar terutama dalam kurang. Laporan Keuangan Pemerintah
perumusan kebijakan publik. Model Daerah (LKPD) dalam tiga tahun terakhir
pemerintahan yang diharapkan ini dikenal secara umum masih buruk (Siaran Pers, BPK
sebagai e-government. Upaya RI, 23 Juni 2008).
mengembangkan pengelolaan e-government
Berdasarkan siaran pers BPK RI pada
telah dirumuskan dalam Inpres no 3 tahun
tanggal 15 Oktober 2008, persentase LKPD
2003. Dalam hal ini, Pemerintah Daerah
yang mendapatkan opini wajar tanpa
selaku pengelola dana publik harus mampu
pengecualian (WTP) dan wajar dengan
menyediakan informasi keuangan yang
pengecualian (WDP) selama periode 2004-
diperlukan secara akurat, relevan, tepat
2007 menurun setiap tahunnya. Persentase
waktu, dan dapat dipercaya sehingga dituntut
LKPD yang mendapatkan opini WTP
untuk memiliki sistem informasi yang andal
semakin berkurang dari 7% pada tahun 2004
(Latifah & Sabeni, 2007).
menjadi 5% pada tahun berikutnya dan
Salah satu bentuk dari sistem informasi hanya 1% pada tahun 2006 dan 2007.
yang diadopsi oleh pemerintah adalah Sistem Sebaliknya, LKPD dengan opini tidak
informasi Keuangan Daerah (SIKD). SIKD memberikan pendapat (TMP) semakin
pada mulanya merupakan program aplikasi meningkat dari 2% pada tahun 2004 menjadi
yang dikembangkan oleh BPKP sejak tahun 17% pada tahun 2007 dan pada periode yang
2003 untuk membantu pemerintah daerah sama opini tidak wajar (TW) naik dari 3%
(pemda) dalam pengelolaan keuangan menjadi 19%. Untuk laporan keuangan tahun
daerah. Dengan aplikasi ini pemda dapat anggaran 2008, dari 293 Laporan Keuangan
melaksanakan pengelolaan keuangan daerah Pemerintah Daerah (LKPD), 8 pemda
secara terintegrasi, dimulai dari diberikan opini WTP (2,73%), 217 pemda
penganggaran, penatausahaan hingga opini WDP (74,06%), 21 pemda opini TW (
akuntansi dan pelaporannya (Wahyuni, 7,16%), dan 47 opini disclaimer atau tidak
2011). SIKD merupakan sistem informasi memberikan pendapat (16,04%).
yang digunakan untuk mencapai tujuan
Pemanfaatan TIK untuk
pemerintah dalam memberikan informasi
mengembangkan sistem informasi dapat
mengenai laporan keuangan.
memberikan nilai tambah bagi organisasi,
Laporan Keuangan disusun dan jika sukses diimplementasikan (Radityo &
disajikan sesuai dengan PP 24 tahun 2005 Zulaikha, 2007). Namun demikian,
tentang Standar Akuntansi Pemerintahan pengukuran atau penilaian kualitas suatu
(Abdul Hafiz, 2009). Aturan lainnya adalah sistem informasi yang efektif sulit dilakukan
Peraturan Menteri Dalam Negeri secara langsung seperti pengukuran biaya-
(Kepmendagri) Nomor 13 tahun 2006 manfaat (Laudon dan Laudon, 2000).
tentang pedoman pengelolaan keuangan Kesulitan dalam menilai kesuksesan dan
daerah (pengganti dari Kepmendagri Nomor. keefektifan sistem informasi secara
29 tahun 2002) yang direvisi dengan langsung, mendorong banyak peneliti
Permendagri Nomor 59 Tahun 2007 mengembangkan model untuk menilai
(Haryono, 2011). Semua peraturan tersebut kesuksesan sistem informasi.
pada intinya menginginkan adanya
Salah satu penelitian mengenai model
transparansi dan akuntabilitas dalam
penilaian kesuksesan sistem informasi yang
pengelolaan keuangan daerah (good
paling banyak dikutip adalah penelitian yang
corporate governance) (Mardiana, 2010).
dilakukan oleh DeLone dan McLean (1992)
(Delone & Mclean, 2003). Model penilaian
112
University Research Colloquium 2015 ISSN 2407-9189
113
ISSN 2407-9189 Univesity Research Colloquium 2015
114
University Research Colloquium 2015 ISSN 2407-9189
Gambar 1 dan 2 menggambarkan bahwa mengakses; dan kegunaan dari output sistem,
kesuksesan pengembangan sistem yang akan menyebabkan pengguna tidak merasa
diproksi dengan 2 (dua) variabel yaitu enggan untuk melakukan pemakaian kembali
intensitas penggunaan sistem dan kepuasan (reuse); dengan demikian intensitas
pemakai sistem informasi yang bersangkutan. pemakaian sistem akan meningkat. Pemakaian
Kerangka teoritis tersebut menunjukkan yang berulang-ulang ini dapat dimaknai
bahwa kualitas sistem (system quality) dan bahwa pemakaian yang dilakukan bermanfaat
kualitas informasi (information quality) yang bagi pemakai. Tingginya derajat manfaat yang
baik, yang direpresentasikan oleh usefulness diperoleh mengakibatkan pemakai akan lebih
dari output sistem yang diperoleh, dapat puas.Selanjutnya kepuasan pemakai tersebut
berpengaruh terhadap intensitas penggunaan berpengaruh terhadap individual impact. Atau
sistem yang bersangkutan (intended to use) dengan kata lain akan berdampak pada
dan kepuasan pemakai (user satisfaction). peningkatan kinerja individu.
Mengacu definisi bahwa kualitas sistem Pada penelitian ini, model pengujian
berartikualitas dari kombinasihardware dan kesuksan SIKD menggunakan model Delone
software dalam sistem informasi (DeLone dan & Mclean (2003) yang diupdate seperti pada
McLean, 1992), maka dapat disimpulkan gambar 3 sebagai berikut.
bahwa semakin baik kualitas sistem dan
kualitas output sistem yang diberikan,
misalnya dengan cepatnya waktu untuk
115
ISSN 2407-9189 Univesity Research Colloquium 2015
116
University Research Colloquium 2015 ISSN 2407-9189
117
ISSN 2407-9189 Univesity Research Colloquium 2015
untuk reliabilitas. Ketentuan suatu indikator Berdasarkan output olah data loading
memiliki kualitas bagus atau tidak adalah bila faktor, maka terdapat 3 indikator yang
nilainya lebih kecil dari 0,5 maka indikator dikeluarkan dari analisis kemudian, proses
tersebut tidak bagus dan harus dikeluarkan analisis data diulang kembali. Tiga indikator
dari analisis. Sedangkan bila lebih besar dari tersebut adalah kualitas informasi (KIf) item
0,05 maka indikator tersebut layak digunakan pertanyaan nomor 1 dan 3, kemudian kualitas
sebagai bahan analisis. Langkah kedua dalam layanan item pertanyaan nomor 1.
uji kualitas data adalah reliabilitasnya, dengan Sesudah tiga item pertanyaan tersebut
melihat nilai Cronbach alpha. Bila nilai lebih dikeluarkan dari analisis, maka proses analisis
besar dari 0,6 maka variabel disebut reliabel. diulang kembali dengan hasil disajikan pada
Pada tabel 2 berikut ini disajikan output olah tabel 5.6
data nilai faktor loading Tabel 3 Output Olah Faktor Loading
(final)
Tabel 2 Output Olah Faktor Loading
Indikator Loading
Indikator loading KS_1 0,712
KS_1 0,713 KS_2 0,706
KS_2 0,706 KS_3 0,605
KS_3 0,604 KS_4 0,560
KS_4 0,561 KS_5 0,456
KS_5 0,458 KS_6 0,752
KS_6 0,751 KIf_1 0,862
KIf_1 0,854 KIf_2 0,825
KIf_2 0,804 KIf_4 0,582
KIf_3 0,331 KIf_6 0,357
KIf_4 0,577 KL_2 0,847
KIf_5 0,368 KL_3 0,754
KIf_6 0,421 KL_4 0,817
KL_1 -0,177 KL_5 0,573
KL_2 0,678 IP_1 0,893
KL_3 0,685 IP_2 0,693
KL_4 0,784 IP_3 0,791
KL_5 0,581 KP_1 0,792
IP_1 0,883 KP_2 0,852
IP_2 0,702 KP_3 0,837
IP_3 0,801 KI_1 0,738
KP_1 0,786 KI_2 0,559
KP_2 0,851 KI_3 0,781
KP_3 0,842 KI_4 0,772
KI_1 0,738 KI_5 0,700
KI_2 0,559 KI_6 0,686
KI_3 0,781 KO_1 0,568
KI_4 0,771 KO_2 0,693
KI_5 0,699 KO_3 0,764
KI_6 0,688 KO_4 0,817
KO_1 0,568 KO_5 0,846
KO_2 0,693 KO_6 0,685
KO_3 0,764 Sumber: olah data primer, 2014
KO_4 0,817 Berdasarkan tabel 3 diketahui bahwa
KO_5 0,846 semua item pertanyaan bersifat valid sehingga
KO_6 0,685 indikator-indikator penelitian layak untuk
Sumber: olah data primer analisis selanjutnya.
118
University Research Colloquium 2015 ISSN 2407-9189
Analisis berikutnya adalah uji reliabilitas penelitian lebih besar dari 0,6 sehingga dapat
dengan Cronbach alpha, pada tabel 4 berikut disimpulkan bahwa variabel penelitian yang
ini disajikan hasil analisisnya. terdiri dari: kinerja individu, kinerja
organisasi, kepuasan pemakai, intensitas
Tabel 4 Uji Reliabilitas dengan Cronbach penggunaan, kualitas layanan, kualitas sistem,
Alpha dan kualitas informasi bersifat reliabel atau
Cronbach konsisten dalam pengambilan sampel.
Alpha
Kinerja Individu 0,801 Analisis PLS dan Pengujian Hipotesis
Kinerja Organisasi 0,828 Dalam analisis PLS, output yang
Kepuasan Pemakai 0,770 dianalisis adalah analisis Koefisien jalur (path
Intensitas Penggunaan 0,729 koefisien) Full Model, kemudian dilanjutkan
Kualitas Layanan 0,810 dengan pengujian hipotesis. Kemudian
Kualitas Sistem 0,730 dilengkapi dengan model jalur tambahan
kualitas Informasi 0,632 (model alternatif)
Sumber: olah data primer, 2014 Pada tabel 5 dan tabel 6 berikut ini
Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui disajikan output analisis data
bahwa nilai Cronbach alpha semua variabel
119
ISSN 2407-9189 Univesity Research Colloquium 2015
120
University Research Colloquium 2015 ISSN 2407-9189
121
ISSN 2407-9189 Univesity Research Colloquium 2015
122