LP Askep Abortus
LP Askep Abortus
Disusun Oleh :
et al., 2014).
Kematian janin
HCL
Berduka Ansietas
Nausea
F. Penatalaksanaan
a.Tes kehamilan : positif bila janin masih hidup, bahkan 2-3 minggu
setelah abortus.
masih hidup.
H. Tinjauan Keperawatan
1. Pengkajian Fokus
a. Sirkulasi
b. Eliminasi
c. Makanan / cairan
d. Aktivitas/istirahat
e. Nyeri/ kenyamanan
f. Keamanan
Riwayat penyakit dan inflamasi pelvis, gerakan janin,
keluarnya jaringan hasil konsepsi.
g. Seksualitas
h. Integritas Ego
a. Inspeksi
b. Palpasi
c. Perkusi
d. Auskultasi
Mendengarkan di ruang antekubiti untuk tekanan darah, dada
untuk bunyi jantung/ paru abdomen untuk bising usus atau
denyut jantung janin.
B. Pemeriksaan Ginekologi
J. Intervensi Keperawatan
Kolaborasi
1. Penggunan obat
pengontrol darah
seperti asam
traneksamat
bekerja dengan
cara menghambat
hancurnya bekuan
darah yang sudah
terbentuk.
2 Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nyeri: Observasi
keperawatan selama 1x 24 jam Observasi 1. Observasi skala,
paien akan menunjukkan 1. Identifikasi skala intensitas dan
tingkat nyeri yang berkurang nyeri frekuensi nyeri
dengan ktiteria hasil : 2. Identifikasi respon dilakukan untuk
1. Keluhan nyeri menurun nyeri non verbal melakukan
(5) Terapeutik tindakan lebih
2. Diaforesis menurun (5) 1. Kontrol lingkungan lanjut
3. Muntah menurun (5) yang memperberat 2. Respon nyeri
4. Mual menurun (5) nyeri yang ditnjukkan
2. Berikan tehnik non pasien dapat
farmakologi untuk digunakan untuk
mengurangi rasa mengidentifikasi
nyeri skala nyeri
Edukasi Terapeutik
1. Ajarkan tehnik 1. Jika lingkunga
nonfarmakologi pasien terasa
untuk mengurangi nyaman, maka
rasa nyeri nyeri pada pasien
Kolaborasi akan cepat turun
1. Kolaborasi 2. Memberikan
pemberian analgetik teknik
jika perlu nonfarmakologi
sebagai metode
untuk mengurangi
rasa nyeri dan
memberikan rasa
nyaman pada
pasien
Edukasi
1. Mengajarkan
teknik
nonfarmakologi
sebagai metode
untuk
mengurangi rasa
nyeri dan
memberikan
rasa nyaman
pada pasien
secara mandiri
Kolaborasi
1. Pemberian
analgetik
digunakan untuk
mencegah spasme
otot penyebab
nyeri timbul
Setelah dilakukan tindakan Manajemen Mual Observasi
keperawatan selama 3x 24 Observasi 1.Mengidentifikasi
jam pasien akan 1. Identifikasi mual digunakan untuk
menunjukkan status nutrisi pengalaman mual menentukan terapi
yang membaik dengan 2. Identifikasi lebih lanjut
Kriteria hasil : dampak mual 2. Dampak mual perlu
1. Nyeri abdomen 3. Monitor asupan diidentifikasi guna
menurun (5) nutrisi dan kalori mencegah adanya
2. Frekuensi makan Terapeutik komplikasi
meningkat (5) 1. Kendalikan 3. Memonitor status
3. Nafsu makan penyebab mual nutrisi berguna untuk
meningkat (5) 2. Berikan makanan mencegah adanya
4. Membran mukosa sedikit tapi sering resiko defisit nutrisi
membaik (5) Edukasi pada pasien
1. Anjurkan istirahat Terapeutik
yang cukup 1. Mengendalikan
Kolaborasi mual sebagai
1. Kolaborasi tindakan untuk
pemberian meningkatkan
pengobatan nafsu makan
(antiemetik) pasien
2. Memberikan
makanan sedikit
tapi sering mampu
menjaga kestabilan
nutrisi pasien
Edukasi
1. Istiraht yang cukup
mampu
mempercepat
pemulihan kondisi
pasien
Kolaborasi
1. Kolaborasi obat
antiemetik
digunakan sebagai
pengobatan iritasi
pada lambung
penyebab mual
4 Setelah dilakukan tindakan Reduksi Ansietas Observasi
keperawatan selama 1x24 jam, Observasi 1. Tanda-tanda
pasien akan menunjukkan 1. Monitor tanda-tanda ansietas yang
penurunan tingkat ansietas ansietas berlebihan akan
dengan kriteria hasil : 2. Identifikasi saat menyembabkan
1. Perilaku gelisah tingkat ansietas penurunan pada
menurun (5) berubah kondisi pasien
2. Perilaku tegang Terapeutik 2. Mengidentifikasi
menurun (5) 1. Ciptakan suasana perubahan tingkat
3. Keluhan pusing terapeutik yang ansietas pasien
menurun (5) menumbuhkan digunakan untuk
kepercayaan menganalisa
2. Temani pasien untuk penurunan atau
mengurangi peningkatan
kecemasan ansietas
Edukasi Terapeutik
1. Jelaskan prosedur 1. Suasana yang
dan sensasi yang kan nyaman akan
dihadapi menghilangkan
2. Informasikan secara kecemasan pada
faktual mengenai pasien
diagnosis, prognosis, 2. Menemani pasien
dan pengobatan dan memberi
Kolaborasi motivasi pada
1. Kolaborasi obat pasien mampu
ansietas, jika perlu mengurangi
tingkat ansietas
Edukasi
1. Penjelasan
sebelum
dilakukan
prosedur dokter
dapat
meningkatkan
kepercayaan dan
kesiapan pasien
2. Informasi yang
disampaikan
kepada pasien
harus benar-benar
sesuai dengan
fakta
Kolaborasi
1. Pemberian obat
ansietas hanya
digunakan pada
pasien dengan
tingkat keparahan
kecemasan yang
tinggi
5 Setelah dilakukan tindakan Dukungan Proses Observasi
keperawatan selama 1x24 Berduka 1. Mengidentifika
jam pasien anakn si kehilangan
menunjukkan penurunan Observasi utnuk melihat
tingkat berduka dengan 1. Identifikasi koping dari
kriteria hasil : kehilangan yang pasein dalam
1. Verbalisasi dihadapi menghadapi
menerima 2. Identifikasi reaksi kehilangan
kehilangan awal terhadap
meningkat (5) kehilangan 2. Reaksi
2. Verbalisasi Terapeutik kehilangan
perasaan sedih 1. Tunjukkan sikap pasien dapat
menurun (5) menerima dan bermacam-
3. Menangis menurun empati macam seperti
(5) 2. Motivasi agar mau marah,
mengungkapkan mengingkari,
perasaan kehilangan tawar-
3. Motivasi untuk menawar,
mengutkan sepresi dan
dukungan keluarga menerima
atau orang terdekat
Edukasi Terapeutik
1. Anjurkan 1. Sikap
mengekspresikan menenrima dan
perasaan kehilangan empati dari
perawat dapat
meningkatkan
kepercayaan
pasien
2. Perasaan
kehilangan dari
pasien harus
diungkapan
untuk
menghindari
adanya rasa
kehilangan
yang berlarut
3. Keluarga
mampu
meningkatkan
kepercayaan
diri pada
pasien
Edukasi
1. Perasaan
kehilangan dari
pasien harus
diungkapan
untuk
menghindari
adanya rasa
kehilangan
yang berlarut
DAFTAR PUSTAKA
Bobak, Irene M. (2015). Buku Ajar Keperawatan Maternitas Edisi 4.
EGC: Jakarta
Cunningham ,F. Gary.(2016). Obstetri Williams Edisi 21 Volume 2.
EGC: Jakarta
Doengoes, M.E. Moorhouse, M.F, Burley, J.T. (2011). Penerapan
proses Keperawatan dan Diagnosa Rencana Asuhan Keperawatan
(Terjemahan). EGC : Jakarta
Effendy, N. 1998. Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat,
Ed 2. EGC : Jakarta
Lamadhah, Dr. Athif. 2012. Buku Pintar kehamilan dan Melahirkan.
Yogjakarta : DIVA press.Manuaba, I. B. G. (2017). Pengantar kuliah
Obstetric. EGC : Jakarta
Maryunani, Anik. (2019). Asuhan Kegawatdaruratan dalam Kebidanan.
Jakarta : CV. Trans Info Media.Moore, Hacker. (2001). Esensial
Obstetri dan Ginekologi. Hipokrates: Jakarta
Nugroho, Taufan.2010. Buku Ajar Obstetric. Yogyakarta: Nuha
Medika.Prawirohardjo, Sarwono. (2010). Ilmu Kebidanan Edisi
keempat Cetakan Ketiga. Tridasa Printer: Jakarta
Suryawan, Ari. (2013). Askep Abortus Inkomplit.
https://arisuryawan58.wordpress.com/2013/11/20/askep-abortus-
inkomplit/di akses pada 23 Maret 2021 jam 20:35 WIB
Viviparitha. 2013. Asuhan Keperawatan Abortus.
(http://viviparitha.wordpress.com/asuhan-keperawatan-abortus/ di
akses pada 23 Maret 2021 jam 20:35 WIB
Wiknjosastro, Hanifa. 2016. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina
Pustaka Wilkinson, J. (2013). Buku Saku Diagnosis Keperawatan,
Edisi 9. EGC :Jakarta
Yeyeh Ai, Lia Yulianti. (2010). Asuhan Kebidanan IV (Patologi
Kebidanan). CV. Trans Info Media : Jakarta