Anda di halaman 1dari 4

PEMBERIAN NUTRISI PARENTERAL

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


1/2

DITERTAPKAN
STANDAR PROSEDUR TANGGAL TERBIT
OPERASIONAL
NIP.

Merupakan prosedur pemenuhan kebutuhan nutrisi berupa cairan


infuse yang dimasukkan ke dalam tubuh melalui darah vena, baik
melalui vena sentral (untuk nutrisi total) atau vena perifer (untuk
PENGERTIAN
nutrisi partial). Pemberian nutrsisi parenteral diberikan bagi klien
yang tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisinya melalui oral
atau enteral.

TUJUAN Mempertahankan kebutuhan nutrisi klien


PROSEDUR
PERSIAPAN PETUGAS
1. Pastikan dan identifikasi kebutuhan pasien yang akan dilakukan
tindakan.
2. Cuci tangan sesuai prosedur (lihat SOP cuci tangan)
3. Gunakan alat pelindung diri (APD) sesuai kebutuhan

PERSIAPAN PASIEN
1. Identifikasi pasien (lihat SOP identifikasi)
2. Jaga privasi dan siapkan lingkungan yang aman dan nyaman
3. Jelaskan tentang prosedur tindakan yang akan dilakukan

PERSIAPAN ALAT
1. Kassa steril
2. Pinset anatomi steril 2 bh dalam bak instrumen
3. Plester / hypavic
4. Gunting plester
5. Alcohol 70% dalam tempatnya
6. Nacl 0,9 %
7. Bengkok
8. Pengalas
9. Handscoon

PELAKSANAAN TINDAKAN
1. Pasang perlak / pengalas dibawah tangan yang terpasang infus
2. Matikan tetesan infus dengan cara memutar klem infus
3. Lepaskan plester infus yang terpasang dengan terlebih dahulu
mengusap dengan alcohol / NaCl
4. Bersihkan daerah tusukan dan sekitarnya dengan NaCl 0,9 %
(menggunakan pinset )
5. Ganti balutan tiap 24-28 jam
6. Ganti posisi pemasangan infuse maksimal 3x4 jam (perifer)
7. Perhatikan tanda phlebitis, inflamasi dan thrombosis
8. Jangan gunakan untuk pengambilan sampel darah dan pemberian
obat
9. Lakukan pemantauan selama pemberian nutrisi parenteral,
antara lain :
a. Pemeriksaan laboratorium seperti BUN, kreatinin, gula darah,
elektrolit dan faal hepar
b. Timbang BB pasien
c. Periksa produksi urin
d. Observasi jumlah cairan yang masuk dan keluar
e. Cairan jangan digantung lebih dari 24 jam  
f. Pemeberian asam amino harus bersamaan dengan karbohidrat
dengan harapan kalori yang dibutuhkan akan dipenuhi
karbohidrat
10. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan

UNIT TERKAIT Seluruh instalasi pelayanan keperawatan


DOKUMEN TERKAIT

1. Aziz Alimul Hiayat. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta ECG


2. Kusyati Eni dkk. 2006. Keterampilan Dan Prosedur Laboratorium.
Jakarta. ECG
3. Modul Pelatihan. 2005. Manajemen Kinerja Klinik Perawat dan
Bidan.Pusdiknas dan Direktorat Keperawatan dan keteknisan
DAFTAR RUJUKAN Medis.
4. Jacob, Annama. Rekha,R. 2014. Buku Ajar Clinical Nursing
Procedure Jilid 1. Tangerang. Binarupa Aksara Publisher
5. Riyadi, Sujono, Harmoko. 2012.  Standar Operating Procedure
dalam praktek klinik keperawatan dasar . Celeban Timur. Pustaka
Pelajar
PEMBERIAN NUTRISI ENTERAL

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


1/2
DITERTAPKAN
STANDAR PROSEDUR TANGGAL TERBIT
OPERASIONAL
NIP.

Pemberian nutrisi enteral merupakan pemberian nutrient


melalui saluran cerna dengan menggunakan sonde (tube
PENGERTIAN feeding). Nutrisi enteral direkomendasikan bagi pasien-pasien
yang tidak dapat memenuhi kebutuhan nutrisinya secara
volunter melalui asupan oral.

TUJUAN Mempertahankan kebutuhan nutrisi klien


PROSEDUR PERSIAPAN PETUGAS
1. Pastikan dan identifikasi kebutuhan pasien yang akan
dilakukan
tindakan.
2. Cuci tangan sesuai prosedur (lihat SOP cuci tangan)
3. Gunakan alat pelindung diri (APD) sesuai kebutuhan

PERSIAPAN PASIEN
1. Identifikasi pasien (lihat SOP identifikasi)
2. Jaga privasi dan siapkan lingkungan yang aman dan nyaman
3. Jelaskan tentang prosedur tindakan yang akan dilakukan

PERSIAPAN ALAT
1. Naso Gastrik Tube
2. lubrikan
3. Kateter Tip
4. Plester
5. Segelas Air dan Sedotan
6. Sarung Tangan
7. Pinset
8. Semprit Irigasi Berukuran 20 ml-50 ml

PELAKSANAAN TINDAKAN
1. Mengecek identitas pasien dan menjelaskan prosedur
penggunaan
2. Menyiapkan alat alat
3. Menempatkan pasien pada posisi duduk atau fowler
tinggi dengan leher hiperekstensi. Jika klien koma,
menempatkan dengan posisi semi fowler.
4. Melakukan pengukuran
5. Mencuci tangan
6. Memakai sarung tangan
7. Lubrikasi selang 10-20 cm
8. Memasukkan secara lembut hingga ke posterior
nasofaring
9. Merefleksikan kepala setelah selang masuk ke
nasofaring, merelaksasikan pasien.
10. Mendorong klien untuk menelan
11. Jangan memaksa untuk memasukkan
12. Melepaskan sarung tangan dan memasang plester
13. Mengecek pemasangan dengan auskultasi lambung
( pemasangan benar terdengar suara udara) dan
aspirasi isi lambung.

UNIT TERKAIT Seluruh instalasi pelayanan keperawatan


DOKUMEN TERKAIT
DAFTAR RUJUKAN

Anda mungkin juga menyukai