Anda di halaman 1dari 11

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) GURU

DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN DI


MADRASAH IBTIDAIYAH AL-ISLAM KOTA
BENGKULU

Suparto
Program Studi Manajemen Pendidikan Islam Pascasarjana IAIN Bengkulu
Email: supato2016@gmail.com

ABSTRAK:
:Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui penerapan manajemen sumber daya manusia guru yang terfokus pada proses
pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia guru dan hubungannya dengan kualitas guru dalam proses pembelajaran di
MI Al-Islam Kota Bengkulu. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang bertujuan untuk mendapatkan data yang lengkap dan
mendalam. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan yang difokuskan pada satu fenomena tertentu. Dalam penelitian ini
penulis mengumpulkan data dengan metode observasi terhadap 3 (tiga) orang guru ketika mengajar di kelas untuk mengetahui
kualitas pembelajaran guru MI Al-Islam Kota Bengkulu, dan metode wawancara dengan Kepala Madrasah dan Wakil Kepala
Kurikulum MI Al-Islam Kota Bengkulu untuk mengetahui proses pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia guru yang
telah dilaksanakan oleh MI Al-Islam Kota Bengkulu. Hasil dari penelitian ini yaitu bahwa MI Al-Islam Kota Bengkulu telah
melaksanakan program pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia guru dengan baik. Tetapi program pelatihan dan
pengembangan tersebut tidak ada hubungannyadengan kualitas guru dalam proses pembelajaran di kelas. Hal ini dikarenakan
pengetahuan dan keterampilan yang didapatkan para guru dari program pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia
tersebut tidak diterapkan pada proses pembelajaran dikarenakan terbatasnya sarana dan prasarana di kelas serta kurangnya
media belajar untuk kegiatan pembelajaran.
Kata kunci: Manajemen sumber daya manusia, Guru, Program Pelatihan dan Pengembangan, Mutu Pendidikan.

ABSTRACT:
The purpose of this study is to determine the application of human resource management that is focused on the process of teacher
training and development of human resources and teachers do with the quality of teachers in the learning process in MI Al-Islam
Bengkulu City. This study is a qualitative research that aims to get the data exhaustive. This research is a field of research that is
focused on one particular phenomenon. In this study the authors collected data by observation of the three
teachers when teaching in the classroom to determine the quality of teacher learning MI Al-Islam Bengkulu City, and
the method of interviews with the Principals and Deputy Head of Curriculum MI Al-Islam Kota Bengkulu to know the
process of training and human resource development of teachers that have been implemented by MI Al-Islam Bengkulu
City. Results from this study is that the MI Al-Islam Bengkulu City has implemented training programs and the
development of human resources with good teachers. But training and development program that has nothing to do with
the quality of the teacher in the learning process in the classroom. This is because the knowledge and skills acquired by
teachers from training and human resource development are not applied to the learning process because of the limited
facilities and infrastructure in the classroom as well as the lack of media learning for learning activities.
Keywords: Human resource management, Teacher Training and Development Programs.

PENDAHULUAN peranannya untuk meningkatkan pemerataan dan


Pendidikan mempunyai peranan yang sangat mutu pendidikan.1
penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya Kebijakan-kebijakan pemerintah tersebut sangat
manusia. Pendidikan mempengaruhi secara penuh penting adanya sebagai pedoman untuk
pertumbuhan ekonomi suatu bangsa. Dalam melaksanakan segala kegiatan pendidikan di
meningkatkan kualitas manusia Indonesia, sekolah. Namun kebijakan pemerintah tersebut
pemerintah tidak merupakan satu sistem yang lepas
dengan pihak swasta dan masyarakat. Hubungan
1 Nanang Fattah, Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan,
yang tidak terpisahkandalam (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000), h. 77.
An-Nizom | Vol. I, No. 3, Desember 2016

tidak akan berguna apabila pihak sekolah tidak Yuni Kartini sangat menyadari bahwa keterbatasan
berbuat apa-apa dalam mengembang- kan ruang kelas yang hanya ada 7 (tujuh) lokal tersebut
sekolahnya. Oleh karena itu, efektifitas manajemen menyebabkan proses pembelajaran harus berjalan
SDM di sekolah sangatlah vital kedudukannya. pada waktu pagi, siang, dan sore hari, hal ini sangat
Kunci utama agar perencanaan dan program- berimbas kepada kondisi psikologis para guru dan
program pengembangan pendidikan di sekolah tentu saja bagi para siswa yang masih tingkat
berjalan optimal berada di tangan para pendidik dan Madrasah Ibtidaiyah dengan rentang usia antara 7-
tenaga kependidikan di sekolah. 12 tahun. Para siswa dalam rentang usia tersebut
tentu saja membutuhkan suasana belajar yang
Di dalam memajukan sekolah, manajemen SDM kondusif agar suasana belajar berjalan nyaman, aktif
yang terpenting adalah dari faktor tenaga dan menyenangkan.
pendidiknya, dengan memiliki tenaga pendidik yang Begitu pun dengan kondisi para guru yang harus
kompeten dibidangnya maka akan dapat mengajar pada tiga gelombang waktu tersebut
memberikan kontribusi yang sangat bermanfaat bagi dimana kapasitas siswa setiap kelasnya terdiri dari
keberlangsungan/kemajuan sebuah sekolah. Mutu 33 - 35 siswa yang diajar oleh satu orang guru. Hal
juga dapat dilihat bagaimana sekolah melalui guru- ini tentu saja berimbas pada kualitas guru ketika
gurunyadapat melaksanakan tugas sebagai pendidik, mengajar di kelas, sehingga masih ada saja guru
pengajar, pembimbing danpelatih sesuai dengan yang ketika mengajar tidak berpedoman pada RPP
tuntutan kurikulum yang telah ditetapkan yang telah disusunnya karena faktor kondisi suasana
secarabaku dalam konteks lokal maupun nasional. kelas yang panas dan fisik yang telah kelelahan
Mutu juga di tentukan bagaimana input, proses, ketika mengajar pada siang dan sore hari. Sebagai
output yang ada di madrasah tersebut.2 contoh, masih ada guru ketika mengajar di kelas
tanpa membuka pelajaran dengan
Berdasarkan informasi yang penulis dapatkan apersepsi/pembuka terlebih dahulu tetapi memulai
dari hasil wawancara awal dengan Yuni Kartini pelajaran dengan langsung ke inti materi pelajaran,
bahwa manajemen SDM guru di MI Al-Islam hal ini juga disebabkan oleh karena keterbatasan
telahberjalan efektif.3 Tetapi masih terdapat alokasi waktu pembelajaran.
permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh
sekolah, diantaranya: Pertama, permasalahan yang Kedua, masih adanya guru yang kurang disiplin
sangat mengganggu dalam kegiatan belajar dalam hal kehadiran.Absensi kehadiran guru di MI
mengajar di MI Al-Islam adalah pada sarana dan Al-Islam dalam sehari adasebanyak tiga kali yaitu
prasarana yaitu sangat terbatasnya ruang kelas. pukul 07.15 WIB, 13.30 WIB, dan 17.00
Jumlah ruang kelas di MI Al-Islam hanya ada 7 WIB.Pembagian tugas mengajar guru oleh Kabag.
(tujuh) lokal, sedangkan jumlah siswa seluruhnya Kurikulum dibagi menjadi tiga gelombang waktu
ada 550 siswa dengan jumlah 29 orang guru. Jumlah yaitu jam belajar pagi, siang dan sore hari. Setiap
siswa 550 orang tersebut terbagi dalam 16 rombel harinya para guru mendapat dua shift waktu
(rombongan belajar) dari kelas 1 sampai kelas 6. mengajar dari tiga gelombang waktu tersebut.
Dengan kondisi jumlah 16 rombel tersebut harus Selama waktu dua shift itu para guru harus tetap
ditempatkan pada 7 lokal kelas mengakibatkan berada di sekolah walaupun dalam sehari tidak padat
proses pembelajaran terpaksa dibagi menjadi 3 jam mengajarnya. Akan tetapi masih ada saja guru
gelombang, yaitu ada kelas pagi, kelas siang, dan yang sesuka hatinya datang untuk mengajar yaitu
kelas sore, sehingga alokasi waktu belajar menjadi datang hanya ketika waktu ada jam mengajar saja.
berkurang.
Sebagai Wakil Kepala Kurikulum di MI Al-Islam, Ketertarikan penulis pada penelitian ini yaitu
dengan kondisi keterbatasan sarana/ prasarana ruang
kelas pada MI Al-Islam dan permasalahanyang telah
Amiruddin Siahaan, dkk, Manajemen Pendidikan Berbasis penulis jelaskan di atas, penulis ingin mengetahui
Sekolah, (Jakarta: Quantum Teaching, 2006), h. 121.
penerapan manajemen sumber daya manusia guru
Yuni Kartini, Wakil Kepala Kurikulum MI Al-Islam Kota
Bengkulu (juga bertanggung jawab terhadap manajemen SDM guru), dalam peningkatan mutu pendidikan di MI Al-Islam
wawancara pada tanggal 10 Februari 2016. Kota Bengkulu.
Suparto | Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) Guru

RUMUSAN MASALAH manajerial dan pekerjaan-pekerjaan yang


Berdasarkan batasan masalah di atas, maka memerlukan profesionalitas.
dalam penulisan tesis ini yang men-jadi rumusan Metode mengerjakan sendiri, dengan metode
masalah adalah bagaimana penerapan manajemen ini maka karyawan akan mendapatkan materi
sumber daya manusia gurudan hubungannya dengan pelatihan melakukan beberapa kesalahan yang
kualitas guru dalam proses pembelajarandi MI Al- dilakukannya semasa pelatihan, dengan
Islam Kota Bengkulu? tujuan utama karyawan mampu melakukan
proses adaptasi lebih cepat terhadap pekerjaan
TUJUANPENELITIAN yang dilakukannya maupun lingkungan
kerjanya. Metode ini banyak digunakan
Tujuan penelitian dalam tesis ini sebagai berikut:
diinstansi pemerintah atau pekerjaan-
pekerjaan lain yang bersifat administratif.
Untuk mendeskripsikan penerapan manajemen
sumber daya manusiaguru yang terfokus pada
Rotasi kerja. Metode pelatihan ini dilakukan
proses pelatihan dan pengembangan sumber daya
untuk meningkatkan wawasan karyawan akan
manusia gurudi MI Al-Islam Kota Bengkulu.
pekerjaan-pekerjaan pada setiap divisi
pekerjaan di tempat kerjanya, dan sekaligus
Untuk mengetahuikualitas guru dalam proses
mengurangi kejenuhan karyawan terhadap
pembelajaran di MI Al-Islam Kota Bengkulu.
rutinitas kerja yang monoton.
Off the job training atau pelatihan di luar tempat
LANDASAN TEORI
kerja.
1. Pelatihandan Pengembangan SDM
Beberapa metode dalam pelatihan di luar tempat
Pelatihan diadakan sehubungan dengan sebab- kerja antara lain:
sebab atau keadaan tertentu yang dialami suatu
Role play atau permainan peran. Jenis
organisasi. Pelatihan dapat terlaksana disebabkan
pelatihan ini menampilkan simulasi oleh para
karena adanya: perubahan staf, perubahan teknologi,
peserta pelatihan dengan memerankan pelaku-
perubahan pekerjaan, perubahan peraturan hukum,
pelaku yang ada dalam pekerjaan di
perkembangan ekonomi, pola baru pekerjaan,
perusahaannya.
tekanan pasar, kebijakan sosial, aspirasi pegawai,
variasi kinerja, dan kesamaan dalam kesempatan.4 Diskusi kelompok. Jenis pelatihan ini ber-
usaha memberikan materi-materi melalui
kegiatan diskusi, dimana peserta pelatihan
Pelatihan SDM berdasarkan tempat pe-
terlibat dan berkontribusi aktif dalam proses
laksanaannya dapat dilaksanakan pada dua tempat,
pelatihan.
yaitu:
Pusat pengembangan. Pelatihan dengan
On the job training atau pelatihan di tempat
memanfaatkan adanya pusat pengembangan
kerja. Metode utama pelatihan di tempat kerja
berarti karyawan mengikuti program-program
antara lain adalah:
pelatihan yang sebelumnya telah disusun dan
Demonstrasi. Dalam demonstrasi dilakukan diadakan oleh pusat-pusat pengembangan
pemberian materi dengan cara praktek dan tersebut bekerjasama dengan instasi atau
contoh-contoh langsung yang dilakukan oleh perusahaan yang membutuhkan pelatihan.
pemateri dalam menyelesaikan suatu
pekerjaan. Pemberian materi pelatihan
Ceramah. Ceramah merupakan metode
melalui contoh dan praktek dalam
pelatihan dimana pemberian materi ber- sifat
demonstrasi memungkinkan terjadinya
searah oleh pemberi materi kepada karyawan.
peningkatan skill karyawan.
Dialog dalam metode ceramah dapat
Praktek langsung. Metode ini terutama dikatakan hampir tidak diperlukan.
dilakukan pada latihan yang bersifat
Selain metode-metode pelatihan tersebut, juga
ada metode pelatihan karyawan di luar tempat
Ayon Triyono, Paradigma Baru: Manajemen ….., h. 76.
An-Nizom | Vol. I, No. 3, Desember 2016

kerja (off the job training) lainnya, misalnya studi guru/staf yang lain.
kasus, permainan bisnis, pelatihan di tempat Sekolah perlu menyediakan buku atau
terbuka, dinamika grup, dan belajar melalui referensi yang memadai bagi guru/staf.
tindakan.
Mendorong dan memfasilitasi guru/staf untuk
Dalam melaksanakan tugasnya, seorang melakukan tutorial sebaya, misalnya melalui
pegawai/karyawan tidak mungkin statis tetapi harus kegiatan MGMP untuk guru mata pelajaran
dinamis serta senantiasa berusaha untuk dapat dan MGBK untuk guru Bimbingan
ditingkatkan prestasi/hasil kerjanya, karier serta Konseling. Kepala sekolah juga perlu
jabatannya. Untuk itulah kegiatan pengembangan mendorong pertemuan berkala antar guru
pegawai akan terjadi baik di lingkungan pegawai mata pelajaran sejenis di sekolah.
negeri maupun swasta. Meskipun seorang pegawai
Pembinaan karier
telah memiliki bekal pengetahuan serta keterampilan
Untuk pembinaan karier guru dan staf
sebagai “preservice training” namun demi
administrasi kepala sekolah harus membantu
efektivitas dan efisiensi serta peningkatan
mendorong dan memfasilitasi agar mereka dapat
produktivitas kerjanya maka kemampuan serta
meningkatkan kariernya. Beberapa langkah perlu
keterampilannya perlu terus dikembangkan dan
dilakukan kepala sekolah yaitu:
ditingkatkan melalui “in service training”.5
Mengaitkan prestasi guru dan staf dengan
peningkatan jabatan, baik struktural maupun
Program in service training dapat melingkupi
fungsional.
berbagai kegiatan seperti:mengadakan aplikasi
kursus, ceramah-ceramah, workshop, seminar- Mengingat jabatan fungsional guru terkait
seminar, mempelajari kurikulum, survei ma- erat dengan peningkatan penilaian angka
syarakat, demonstrasi-demonstrasi mengajar kredit (PAK) kepala sekolah harus membantu
menurut metode-metode baru, fieldtrip, kunjungan- agar PAK berjalan lancar.
kunjungan kesekolah-sekolah di luar daerah, dan Jika sekolah sendiri tidak ada formasi jabatan
persiapan-persiapan khusus untuk tugas-tugas baru. struktural yang kosong, kepala sekolah perlu
Jadi in service training ialah segala kegiatan yang membantu guru dan staf administrasi yang
diberikan dan diterima oleh para petugas pendidikan berprestasi untuk dipromosikan ke sekolah
(pengawas, kepala sekolah, pemilik sekolah, guru lain atau ke tingkat lebih tinggi.
dan sebagainya) yang bertujuan untuk menambah
dan mempertinggi mutu pengetahuan, kecakapan Supervisi (pengawasan)
dan pengalaman guru-guru dalam menjalankan
Pengawasan (supervisi) adalah proses kegiatan
tugas kewajibannya.
pimpinan untuk memastikan dan menjamin
bahwa tujuan dan sasaran serta tugas-tugas
Ada tiga aspek penting yang perlu dilakukan organisasi akan dan telah terlaksana dengan baik
kepala sekolah dalam mengembangkan tenaga di sesuai dengan rencana, kebijakan instruksi dan
sekolah, yaitu: ketentuan yang telah ditetapkan (Pedoman
Peningkatan profesionalisme Pengawasan Depdikbud 1995).
Peningkatan kemampuan guru dan staf Pengawasan yaitu membandingkan pe-
administrasi dapat dilakukan melalui: laksanaan dengan rencana dan mengoreksinya
Mengikutsertakan guru/staf pada pelatihan apabila terjadi penyimpangan atau kalau perlu
yang sesuai. Jika perlu sekolah mengadakan menyesuaikan kembali rencana yang telah dibuat.
pelatihan di tempat (in house training) Pengawasan dari dalam yaitu pengawasan yang
dengan mengundang pelatih dari luar. dilakukan oleh pimpinan unit kerja sebagai akibat
Guru/staf yang selesai mengikuti pelatihan dari konsekuensi jabatannya, misalnya kepala
harus menularkan pengetahuannya kepada sekolah mengawasi guru-guru.
Dengan demikian pengawasan dimaksudkan
bukan merupakan kegiatan mencari kesalahan
Nur Hamiyah & Mohammad Jauhar, Pengantar Manajemen
….., h. 73. personil sekolah dalam bekerja untuk dijatuhi
Suparto | Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) Guru

sanksi atau hukuman sebagai perwujudan pe- Kepala Madrasah dan Wakil Kepala Madrasah
ngawasan yang bersifat kuratif, akan tetapi Kurikulum selalu diadakan rutin setiap 3 (tiga) bulan
pengawasan yang dimaksudkan di sini adalah sekali untuk membahas program-program madrasah
pengawasan yang difokuskan pada usaha mencegah- yang akan dilaksanakan, juga membahas
terjadinya kesalahan-kesalahan yang dilakukan permasalahan-permasalahan yang sedang dihadapi
dengan memberi bimbingan, petunjuk dan oleh madrasah.
pengarahan sebelum kesalahan itu bertambah berat Selanjutnya, tugas yang telah dilaksanakan
dan sulit diperbaiki. Kepala Madrasah untuk mengembangkan SDM guru
MI Al-Islam, yaitu: mengadakan pelatihan di
METODE PENELITIAN madrasah dengan mengundang pelatih dari luar,
Jenis penelitian ini adalah field research, yaitu mengarahkan guru yang selesai mengikuti pelatihan
penelitian yang dilakukan secara langsung di untuk membagikan pengetahuannya kepada guru
lapangan untuk memperoleh data yang diperlukan yang lain, menyediakan buku-buku atau referensi
dan penelitian yang obyeknya mengenai gejala- yang memadai bagi guru, serta mendorong
gejala atauperistiwa yang terjadi pada suatu pertemuan berkala antara guru mata pelajaran
kelompok masyarakat. Penelitian ini menggunakan sejenis di madrasah.Kepala Madrasah juga selalu
desain penelitian studi kasus (case study), dalam arti bekerjasama dengan supervisor untuk membina
penelitian difokuskan pada satu fenomena saja yang SDM guru MI Al-Islam, yaitu: mengadakan rapat
dipilih dan kemudian dipahami dan dianalisa secara dewan guru dengan supervisor untuk mengevaluasi
mendalam.6Kasus/fenomena dalam penelitian ini program-program madrasah, mengadakan konseling
yaitu implementasi manajemen SDM guru dalam kelompok guru mata pelajaran, mengadakan
meningkatan mutu pendidikan di MI Al-Islam Kota penataan/penyegaran terhadap program-program
Bengkulu. yang sudah dievaluasi, mengadakan orientasi bagi
guru baru, mengadakan kunjungan kelas bersama
supervisor untuk mengevaluasi kualitas mengajar
PEMBAHASAN guru serta memfasilitasi pembicaraan antara
supervisor dengan guru kelas yang sedang
Program pelatihan dan pengembangan SDM guru
dievaluasi.
di MI Al-Islam Kota Bengkulu yang telah
dilaksanakan, yaitu: membaca buku, mencari
informasi dengan membaca koran dan majalah, Berdasarkan uraian di atas, penulis me- nilai
mengikuti kursus komputer dan bahasa Inggris, bahwa MI Al-Islam Kota Bengkulu telah
secara berkala mengadakan seminar dan workshop melaksanakan program pelatihan dan pengembangan
untuk mempelajari kurikulum, mempelajari SDM guru dengan baik. Akan tetapi program
demonstrasi mengajar menurut metode-metode baru, pelatihan dan pengembangan tersebut tidak ada
melakukan persiapan-persiapan khusus untuk hubungannyadengan kualitas guru dalam proses
menjalani tugas-tugas baru yang diberikan Kemenag pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi, bahwa
dan Kemendiknas Kota atau Provinsi Bengkulu, kualitas mengajar guru MI Al-Islam dinilai kurang
melakukan persiapan penyelenggaraan kurikulum baik pada saat menerapkan strategi pembelajaran.
baru (K13), dan mengikuti seminar yang diadakan di Strategi pembelajaran yang digunakan guru kurang
luar madrasah seperti dari Kemenag maupun mampu merangsang dan mendorong siswa aktif
Kemendiknas Kota atau Provinsi Bengkulu, juga mengalami dan melaksanakan aktivitas
seminar dari madrasah/ sekolah lain, serta mengikuti pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang ingin
ceramah-ceramah agama yang diselenggarakan di dicapai, guru kurang mampu mendorong dan
luar madrasah, seperti Kemenag Kota atau Provinsi melibatkan siswa untuk bekerja sama dengan siswa
Bengkulu, juga ceramah agama dari lainnya, guru kurang mampu mendorong siswa
madrasah/sekolah lain.Sedangkan rapat kerja dewan untuk mengeksplorasi dan memperluas pemahaman
guru dengan siswa, guru kurang mampu menggunakan sumber
belajar yang sesuai dengan kompetensi yang
Nana Saodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan,
ditetapkan, guru
(Bandung: Rosdakarya, 2005), h. 99.
An-Nizom | Vol. I, No. 3, Desember 2016

kurang mampu menciptakan suasana belajar yang hasil penelitian yang tercantum dalam tabel di
menyenangkan, dan guru dinilai kurang menguasai bawah ini7:
dan tidak dapat mendemonstrasikan kompetensi
yang seharusnya dikuasai siswa melalui contoh- Tabel 4.12
contoh atau permodelan. Mutu Pendidikan di MI Al-Islam Kota
Bengkulu
Sedangkan dalam melakukan penilaian
pembelajaran guru MI Al-Islam juga dinilai kurang SKOR
No INDIKATOR
memberi kesempatan pada siswa untuk melakukan 1 2 3 4 5

penilaian diri sendiridan/atau penilaian 1. Akses

antarteman.Sedangkan dalam me-nutup Hubungan dengan pelanggan (siswa


dan orang tua siswa)
pembelajaran, guru dinilai kurang mampu meng-
• Hubungan awal yang jelas 
hubungkan isi pembelajaran dengan isu-isu dan dengan pelanggan(siswa dan
teknologi yang berkembang di masyarakat, guru orang tua siswa)

tidak memberikan tugas kepada siswa untuk • Penerimaan yang baik dari 
madrasah
dikerjakan di rumah, dan guru tidak melakukan
• Respon telepon yang cepat dari 
pemantapan terhadap perolehan belajar siswa. madrasah
Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan • Petunjuk dan panduan yang 
siap-sedia dari madrasah
Wakil Kepala Bidang Kurikulum, pe-nulis menilai
• Tanda-tanda papan peraturan 
bahwa pengetahuan dan keterampilan yang dan pengumuman yang jelas
didapatkan oleh para guru MI Al-Islam dari yang ditempel di seluruh area
madrasah
program-program pelatihan dan pengembangan
SDM guru yang telah dilaksanakan oleh pihak 2. Layanan bagi pelanggan (siswa
dan orang tua siswa)
madrasah, tidak diterapkan pada proses pem- Petunjuk dan bimbingan
belajaran di kelas dikarenakan terbatasnya sarana
• Layanan informasi dan 
dan prasarana di kelas serta kurangnya media belajar bimbingan yang siap-sedia
untuk kegiatan belajar. Menurut Wakil Kepala • Bimbingan masuk yang tepat 
Bidang Kurikulum, strategi-strategi pembelajaran bagi calon pelajar

yang sudah dipelajari selama program pelatihan, • Konseling pelajar yang mudah 
didapat
dalam penerapannya memerlukan sarana dan media
Sumber daya dalam proses belajar
belajar yang memadai sehingga proses pembelajaran
• Perpustakaan yang memadai 
berjalan maksimal dan sesuai dengan tujuan yang
• Fasilitas komputer yang baik 
diharapkan oleh kurikulum. Akan tetapi, pihak
Fasilitas umum
madrasah belum bisa memberikan dan menyediakan
• Fasilitas kantin yang siap dan 
sarana, prasarana, dan media belajar untuk para guru baik
dan siswa dikarenakan terbatasnya anggaran yang • Fasilitas olahraga yang 
dimiliki madrasah. Menurut Kepala Madrasah, MI memadai

Al-Islam merupakan madrasah swasta yang berdiri 3. Kepemimpinan

sendiri tanpa memungut biaya dari para siswa. MI Kepala Madrasah

Al-Islam hanya mengelola dana BOS (Bantuan • Kepala madrasah memiliki dan 
menyebarluaskan visi madrasah
Operasional Siswa) dari pemerintah untuk seluruh yang jelas
operasional madrasah. Karena keterbatasan dana • Kepala madrasah menjalankan 
tersebut, pihak madrasah belum bisa menyediakan tugasnya

sarana, prasarana, dan media belajar untuk • Kepala madrasah mengenal 


para staf
menunjang kualitas proses pembelajaran di
• Kepala madrasah mengenal 
madrasah. para pelajar
• Kepala madrasah menjalankan 
kepemimpinan yang baik
Penulis melakukan observasi dan wawancara
dengan Kepala Madrasah MI Al-Islam Kota
Bengkulu berkaitan dengan mutu pendidikan dan Amsiah, Kepala MI Al-Islam Kota Bengkulu, wawancara pada
kualitas madrasah secara keseluruhan, dengan tanggal 11 Mei 2016.
Suparto | Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) Guru

• Kepala madrasah menempatkan  6. Pelajar


mutu sebagai prioritas
Kepentingan pelajar
Nilai-nilai
• Tanda-tanda papan peraturan 
• Misi madrasah yang jelas dan  dan pengumuman yang jelas
bisa dipahami yang ditempel di seluruh area
madrasah
• Kebijakan yang memberikan 
kesempatan yang sama kepada • Toilet yang bersih dan baik 
staf, guru, dan pelajar
• Staf sangat komunikatif dengan 
• Staf, guru, dan pelajar  para pelajar
memahami etos madrasahnya
• Sama sekali tidak ada kendala 
• Komitmen yang kuat terhadap  yang dibuat-buat
kebutuhan madrasah
• Layanan yang baik untuk siswa 
Lingkungan dan sumber daya
4. • Transportasi yang baik yang 
fisik
disediakan madrasah
Bangunan, ruang kelas, dan ruang
• Fasilitas rekreasi dan olahraga 
lokakarya
yang tersedia

• Bersih dan atraktif Kepuasan pelajar

• Didesain sesuai dengan tujuan 


• Kegembiraan dan kepuasan 
madrasah pelajar dibuktikan melalui
survey dan kuesioner
• Enak dipandang, nyaman dan 
membantu proses belajar- • Pelajar merasa bangga terhadap 
mengajar tugas mereka

Lingkungan belajar yang mendukung • Pelajar selalu mendapat 


informasi dari madrasah
• Tata letak ruang yang menarik 
bagi pelajar • Pandangan pelajar selalu 
terdata
• Lingkungan belajar yang 
terencana dan terorganisir 7. Staf dan guru
dengan baik Sikap dan motivasi
Kesehatan dan keselamatan • Berkomitmen dan 
• Pelajar terjaga dari segala 
berpengetahuan
bentuk kecelakaan • Berfokus pada pelajar 
• Kebijakan kesehatan dan  • Bertanggungjawab terhadap 
keselamatan yang diawasi mutu
dengan baik
• Merasa bangga terhadap kerja 
5. Pembelajaran efektif mereka
Ketepatan metode pembelajaran • Selalu merasa senang 
• Strategi pembelajaran dan  Tim kerja
pengajaran yang sesuai dengan
• Berkomitmen terhadap tim dan 
tujuan
kerja tim
• Variasi model pembelajaran 

baik dan menarik • Terlatih dalam keterampilan
• Strategi pembelajaran dan  • Memiliki kemampuan kerja tim 
pengajaran yang sesuai dengan yang kuat
respon pelajar
• Memiliki sumberdaya yang 
• Pembelajaran yang bersifat  mendukung peningkatan mutu
fokus pada pelajar
• Menghargai dan mendukung 
• Pelajar ikut bertanggungjawab  praktek-praktek kerja yang baik
terhadap proses belajar mereka
sendiri • Berkonsultasi tentang kebijakan 
madrasah secara teratur
• Tujuan akhir yang baik dapat 
diraih para pelajar Pengembangan staf
Ketepatan portofolio pembelajaran • Institusi berkomitmen terhadap 
pengembangan staf
• Materi program yang relevan 
dan modern • Pengembangan staf bersikap 
pro-aktif dan secara jelas
• Respon yang cepat terhadap  menegaskan kebutuhan institusi
pengembangan program baru
• Pengembangan staf 
• Penyampaian program dengan  mendapatkan sumberdaya yang
baik terhadap orang tua murid cukup
An-Nizom | Vol. I, No. 3, Desember 2016

• Pengembangan staf merupakan  • Lingkungan yang bersahabat 


bagian dari prioritas institusi
• Komitmen terhadap para 
• Pengembangan staf mencakup  pelajar dengan semua keahlian1
semua staf dan guru
Keterangan:
Fasilitas staf Skor 1 = sangat jelek
 Skor 2 = jelek
• Ruang kerja yang baik
Skor 3 = sedang/kurang
• Peralatan dan fasilitas yang  Skor 4 = baik
tepat dan memadai Skor 5 = sangat baik
• Kesempatan untuk melakukan 
diskusi dan debat professional
Berdasarkan data di atas, bahwa mutu
8. Relasi eksternal
pendidikandi MI Al-Islam Kota Bengkulu adalah
Pemasaran
sebagai berikut:
• Strategi pemasaran yang logis  Hubungan antara pihak madrasah dengan siswa
untuk mencari siswa baru dan orang tua siswa dinilai baik. Pemberian
• Mencari pandangan positif para  pelayanan yang baik dimulai dari pertama kali
pelanggan (siswa dan orang tua
siswa) siswa mendaftar sekolah, respon telepon yang
Komunitas cepat dari madrasah, menyediakan petunjuk,
• Hubungan baik dengan  pengumuman, dan panduan yang jelas untuk
komunitas yang relevan siswa dan orang tua siswa.Serta layanan yang
(madrasah lain)
baik bagi siswa dalam memberikan bimbingan
• Hubungan kuat dengan partner 
pendidikan (Kemenag dan atau konseling dan informasi.
Kemendiknas)
9. Keorganisasian Penyediaan sarana dan prasarana seperti fasilitas
Perencanaan strategis perpustakaan, fasilitas kantin, gedung dan
• Institusi memiliki tujuan dan  fasilitas olahraga, ruang dan fasilitas komputer,
cita-cita yang luas
fasilitas kebersihan dan toilet, dan fasilitas
• Staf di semua level menyadari 
arah institusi keamanan dinilai kurang baik karena
• Institusi memiliki perencanaan  keterbatasan sarana dan prasarana yang ada.
strategi yang tertulis Sehingga lingkungan di madrasah dinilai kurang
• Perencanaan mengidentifikasi  kondusif dan efektif untuk proses pembelajaran
cara staf agar dapat
memberikan kontribusi yang berimbas kepada tidak diketahuinya atau
kesuksesan tidak terdatanya tingkat kepuasan belajar siswa.
Kultur organisasi
• Struktur yang sederhana dan 
ramping
KepemimpinanKepala Madrasah MI Al-Islam
• Perubahan adalah bagian dari 
dinilai cukup baik dalam menjalankan tugas-
kultur/budaya madrasah tugasnya, dalam memimpin bawahannya, dalam
• Komitmen yang kuat untuk  mengenal staf dan para siswa, dalam
melakukan evaluasi dan
tinjauan ulang terhadap
menjalankan visi dan misi madrasah, dan
berbagai kebijakan dan berkomitmen menjaga mutu madrasah.
program madrasah
Proses pembelajaran di MI Al-Islam dinilai
10. Standar-standar
kurang baik dalam menerapkan strategi
Standar keras
pembelajaran sehingga pembelajaran kurang
• Hasil ujian yang memuaskan 
dan kesuksesan pelajar berjalan dengan efektif.
• Tingkat kemajuan yang tinggi  Pengembangan kinerja staf di MI Al-Islam
• Penggunaan sumberdaya-  dinilai cukup baik, akan tetapi tidak berimbas
sumberdaya secara efektif
pada kualitas kinerja staf dan guru dikarenakan
• Kontrol dana yang efektif 
keterbatasan fasilitas untuk staf dan guru yang
Standar lunak
disediakan pihak madrasah.
• Suasana yang menyenangkan 
MI Al-Islam memiliki hubungan yang baik
• Kesejahteraan pelajar 
merupakan sebuah prioritas dengan pihak luar, seperti dengan madrasah
Suparto | Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) Guru

dan sekolah yang lain, serta dengan pihak madrasah swasta yang berdiri sendiri tanpa meminta
berwenang yakni pihak Kemenag dan danapendidikan dari para siswa. MI Al-Islam Kota
Kemendiknas Bengkulu. Bengkulu hanya mengelola dana BOS (Bantuan
Kultur organisasi dan kultur budaya kerja di MI Operasional Siswa) dari pemerintah untuk seluruh
Al-Islam dinilai cukup baik, staf dan guru operasional madrasah. Karena keterbatasan dana
memiliki komitmen untuk kemajuan siswa, hal tersebut, pihak madrasah belum bisa menyediakan
ini dibuktikan dengan prestasi siswa MI Al-Islam sarana, prasarana, dan media belajar untuk
yang cukup baik pada ujian tingkat nasional, menunjang kualitas proses pembelajaran di
serta MI Al-Islam memiliki cukup banyak madrasah.
prestasi dalam ajang perlombaan di luar
madrasah. DAFTAR PUSTAKA
Aedi, Nur, Dasar-dasar Manajemen Pendidikan,
KESIMPULAN Yogyakarta: Gosyen Publishing, 2016.
Berdasarkan temuan penelitian dan pem- bahasan AKSI, Peran Strategis Kepala Sekolah Dalam
hasil penelitian yang telah penulis uraikan pada bab Meningkatkan Mutu Pendidikan, Sumedang:
sebelumnya, maka penulis membuat kesimpulan Alqaprint Jatinangor, 2006.
bahwa penerapan manajemen sumber daya manusia Ali, Muhammad,Guru dalam Proses Belajar
guru di MI Al-Islam Kota Bengkulu, khususnya Mengajar, Bandung: Sinar Baru Algasindo,
pada program pelatihan dan pengembangan sumber 2000.
daya manusia guru telah dilaksanakan dengan baik Arcaro, Jerome S.,Pendidikan Berbasis Mutu:
oleh MI Al-Islam Kota Bengkulu. Akan tetapi Prinsip-prinsip Perumusan dan Tata Langkah
program pelatihan dan pengembangan sumber daya Penerapan, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007.
manusia gurutersebut belum sepenuhnya Arikunto, Suharsimi, Manajemen Penelitian,
memberikanpengaruh terhadap kualitas guru dalam Jakarta: Rineka Cipta, 2009.
proses pembelajaran. Berdasarkan hasil pengamatan, Arikunto, Suharsimi,& Yuliana,Lia, Manajemen
penulis menyimpulkan bahwa kualitas mengajar Pendidikan, Yogyakarta: Aditya Media, 2009.
guru MI Al-Islam Kota Bengkulu dinilai kurang Arifin,Muzayyin,Kapita Selekta Pendidikan Islam,
baik pada saat menerapkan strategi pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2003.
Pengetahuan dan keterampilan yang didapatkan oleh Azharudin, Efektivitas Pelaksanaan Supervisi PAI
para guru MI Al-Islam dari program pelatihan dan di MTs Guppi Kota Pagar Alam, Bengkulu:
pengembangan sumber daya manusia guru yang IAIN Bengkulu, 2015.
telah dilaksanakan oleh pihak madrasah, tidak Bafadal,Ibrahim,Manajemen Peningkatan Mutu
diterapkan pada proses pembelajaran di kelas Sekolah Dasar, Jakarta: Bumi Aksara, 2003.
dikarenakan ter- batasnya sarana dan prasarana di Bawafi,Husni,Efektivitas Manajemen Sumber Daya
kelas serta kurangnya media belajar untuk kegiatan Manusia Dalam Peningkatan Mutu Sekolah
pem- belajaran. Strategi-strategi pembelajaran yang (Studi Implementatif di SMA Negeri 2 Sragen),
sudah dipelajari selama program pelatihandan Malang: UIN Maulana Malik Ibrahim Malang,
pengembangan sumber daya manusia guru, dalam 2010.
penerapannya memerlukan sarana dan media belajar Bush, Tony, & Coleman, Marianne, Manajemen
yang memadai sehingga proses pembelajaran dapat Strategis: Kepemimpinan Pendidikan,
berjalan maksimal dan sesuai dengan tujuan yang Yogyakarta: Ircisod, 2006.
diharapkan oleh kurikulum. Akan tetapi, pihak Danim, Sudarwan,Visi Baru Manajemen Sekolah,
madrasah belum bisa memberikan dan menyediakan Jakarta: Bumi Aksara, 2006.
sarana, prasarana, dan media belajar untuk para guru Depdiknas, Undang-Undang Republik Indonesia No.
dan siswa dikarenakan masih terbatasnya anggaran 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan
yang dimiliki madrasah. Nasional, Bab II pasal 3.
Fattah, Nanang, Ekonomi dan Pembiayaan
Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya,
2000.
MI Al-Islam Kota Bengkulu merupakan
Hamalik, Oemar, Kurikulum dan Pembelajaran,
An-Nizom | Vol. I, No. 3, Desember 2016

Jakarta: Bumi Aksara, 2003. Rivai, Veithzal, & Sagala, Ella Jauvani, Manajemen
Hamalik, Oemar, Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan,
Kurikulum, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011.
2008. Saefullah, Kurniawan, dkk, Pengantar Manajemen,
Hamim, Nur,dkk, Bahan Ajar Pendidikan dan Jakarta: Kencana, 2005.
Latihan Profesi Guru PAIS untuk SMP, Sagala, Syaiful, Kemampuan Profesional Guru dan
Surabaya: IAIN Press, 2010. Tenaga Kependidikan, Bandung: Alfabeta,
Hamiyah, Nur,& Jauhar,Mohammad,Pengantar 2009.
Manajemen Pendidikan di Sekolah, Jakarta: Sallies, Edward, Total Quality Management In
Prestasi Pustaka, 2015. Education: Manajemen Mutu Pendidikan,
Handayaningrat, Manajemen, Bandung: Alfabeta, Yogyakarta: Ircisod, 2007.
1994. Sanjaya, Wina, Strategi Pembelajaran: Berorientasi
Imron, Ali, dkk, Manajemen Pendidikan, Malang: Standar Proses Pendidikan,Jakarta: Prenada
Universitas Negeri Malang, 2003. Media Grup, 2006.
Khaeruddin & Junaedi,Mahfud,KTSP: Konsep dan Scheerens, Jaap, Peningkatan Mutu Sekolah,
Implementasinya di Madrasah,Yogyakarta: Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 2003.
Pilar Media, 2007. Siahaan, Amiruddin, dkk, Manajemen Pendidikan
Mahmudi, Manajemen Kerja serta Sektor Publik, Berbasis Sekolah, Jakarta: Quantum Teaching,
Jakarta: Gramedia, 2005. 2006.
Majid, Abdul, Perencanaan Pembelajaran, Bandung: Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif,
Remaja Rosdakarya, 2011. Bandung: Alfabeta, 2014.
Marno & Supriyatno,Triyo,Manajemen Dan
Kepemimpinan Pendidikan Islam, Bandung: Sukmadinata,Nana Saodih,Metode Penelitian
Refika Aditama, 2008. Pendidikan, Bandung: Rosdakarya, 2005.
Moleung, Lexy J.,Metodologi Penelitian Kualitatif, Surya, Muhammad, Psikologi Pembelajaran dan
Bandung: Rosdakarya, 2010. Pengajaran. Bandung: Pustaka Bani Quraisy,
Muenir, Manajemen Umum Indonesia, Bandung: 2003.
Alfabeta, 2006. Suryosubroto, B., Manajemen Pendidikan Di
Mulyasa, E., Standar Kompetensi dan Sertifikasi Sekolah, Jakarta: Rineka Cipta, 2004.
Guru, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2008. Tjiptono, Fandy,& Diana,Anastasia,TQM: Total
Mujib, Abdul,& Mudzakkir,Jusuf,Ilmu Pendidikan Quality Management, Yogyakarta: ANDI, 2000.
Islam, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, Triyono, Ayon, Paradigma Baru: Manajemen
2008. Sumber Daya Manusia, Jakarta: PT. Suka
Nasution,S.,Didaktik Asas- asas Mengajar, Jakarta: Buku, 2012.
Bumi Aksara, 2010. Umaedi, Manajemen Mutu Berbasis Sekolah/
Nawawi, Hadari, Manajemen Sumber Daya Madrasah, Jakarta: Pusat Kajian Manajemen
Manusia, Yogyakarta: Gajah Mada University Mutu Pendidikan, 2004.
Press, 2011. Usman, Mohammad Uzer, Menjadi Guru Profesional,
Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009.

Anda mungkin juga menyukai