Anda di halaman 1dari 15

Clostridia BERKAITAN DENGAN

KELAINAN INTEGUMENTUM
CLOSTRIDIUM GAS-GANGRENE
= Cl. histotoksik
1. Patogen aktif : - Cl. Perfringens
- Cl. Novyi
- Cl. Septicum
- Cl. Histolyticum
2. Non patogen, tapi berbahaya bila ada
bersama golongan I
- Cl. Sporogenes
- Cl. Sordellii
- Cl. Bifermentans
- Cl. tertium
CLOSTRIDIUM PERFRINGENS = Cl. Welchii

SIFAT
• Batang Gram (+), spora (+), oval, sentral
• Tidak anaerob mutlak → dapat tumbuh bila
ada oksigen dg kadar rendah
• Hemolisin (+)
• Memfermentasi glukosa, maltosa, sakarosa
laktosa
• Gelatinase (+), Indol (-), H2S
• 5 tipe A - E
CLOSTRIDIUM PERFRINGENS
* Habitat :
- manusia : C. perfringens merupakan salah satu bagian kecil
dari flora normal fekal pada orang sehat.
- Hewan : Suatu penghuni normal dari isi usus hewan
- Makanan : C. perfringens is ditemukan dalam bermacam-
macam makanan termasuk makanan mentah, dikeringkan
dan dimasak.
- Lingkungan: C. perfringens tersebar luas di tanah, debu
vegetation.
* C. Perfringens dapat menghasilkan (90 %) suatu infeksi yang
invasive, termasuk myonecrosis dan gas gangrene
* Suatu enterotoksin dari C.perfringens umumnya menyebabkan
keracunan makanan
CLOSTRIDIUM PERFRINGENS
Toksin
- C.perfringens memproduksi sejumlah besar toksin &
enzim yg menyebabkan infeksi yg menyebar
- Toksin mempunyai sifat : letal, necrotizing, dan
hemolitik
1. Alpha toksin dari C.perfringens tipe A → suatu
lecithinase → letal
2. Tetha toksin → efek mirip, hemolitik &
necrotizing, tapi bukan lecithinase
3. DNase dan Hyaluronidase → suatu kolagenase yg
mencerna kolagen jar.subkutan & otot
CLOSTRIDIUM PERFRINGENS

4. Enterotoksin (khusus yg tumbuh pd daging)


→ menyebabkan diare dalam 6 - 18 jam,
karena kerja toksin.
Toksin bekerja dengan cara hipersekresi di
yeyunum & ileum sehingga hilangnya air &
elektrolit dalam diare yang hebat.
Gejala lain nausea, vomitus dan demam.
Penyakit ini mirip dgn penyakit oleh Bacillus
cereus yang cenderung sembuh sendiri
CLOSTRIDIUM PERFRINGENS
Patogenesis
- Pada Infeksi → spora mencapai jar. mel. kontaminasi dari
area trauma atau dari sal.cerna
- Spora menjadi bentuk vegetatif krn potensial reduksi-oksidasi
yg rendah, sel vegetatif bermultiplikasi, memfermentasi KH
yg ada dalam jaringan → menghasilkan gas
- Pembengkakan jaringan, mempengaruhi suplai darah, bersama
dengan sekresi toksin necrotizing dan hyaluronidase → cocok
utk penyebaran infeksi → necrosis jaringan meluas →
kesempatan m.o. utk tumbuh, anemia hemolitik, dan terjadi
toksemia yang berat → menyebabkan kematian
CLOSTRIDIUM PERFRINGENS
* Pada Gas Gangrene (clostridial
myonecrosis), infeksi campuran
berperan. Selain clostridia toksigenik,
clostridia proteolitik, bermacam-
macam kokus dan bakteri gram negatif
juga ada.
* C.perfringens terdapat dalam
sal.kelamin pada 5% wanita sehingga
infeksi uterin oleh clostrdia sering
terjadi mengikuti aborsi instrumental.
* Clostridia bacteriemia sering terjadi
pada pasien dengan neoplasma.
doc. Lia Arivin
doc. Lia Arivin
Gejala klinik
- Dari luka terkontaminasi infeksi menyebar dalam 1-3
hari dan menghasilkan crepitasi di jar. Subcutan dan
otot, discharge bau busuk, cepat menjadi necrosis,
demam, hemolisis. Toksemia, shock dan kematian
- Pengobatan → sesegera operasi (amputasi) dan pemberian
antibiotik, sampai diberikan terapi spesifik. Waktu itu
infeksi hanya menghasilkan fascitis anaerobik dan selulitis
- Keracunan makanan oleh C.perfringens biasanya terjadi
karena makan daging yg mengandung clostridium. Toksin
terbentuk dalam usus dengan diare yang biasanya tanpa
vomitus atau demam pada 6-18 jam. Penyakit berakhir
hanya dalam 1-2 hari.
Diagnosis Laboratorium
- Spesimen dari luka, pus dan jaringan
- Adanya sejumlah besar bakteri batang Garam (+) pd smear
menunjukkan adanya clostridium gas gangrene. Spora tidak selalu
ada bila dikultur secara invitro
- Spesimen ditanam pada chopped-meat glukosa agar dan LAD →
inkubasi secara anaerobik → koloni yg tumbuh dilakukan uji
biokimia, hemolisis dan bentuk koloni
- Aktivitas lesitihinase dievaluasi dengan adanya presipitasi
disekitar koloni pada agar egg yolk
- Identifikasi produksi toksin dengan netralisasi oleh apesifik
antitoksin
PENCEGAHAN DAN PENGOBATAN

• Luka dibersihkan dari kontaminasi


• Jaringan nekrotik dibuang
• Antibiotik
• Hiperbarik oksigen dapat membantu
• Antitoksin tersedia dlm btk imunoglobulin
• Keracunan makanan oleh enterotoksin biasanya
hanya membutuhkan pengobatan simptomatik
PROTEKSI DIRI DARI C.PERFRINGENS
• Jangan meninggalkan makanan pada tempat terbuka
• panaskan makanan di dalam oven selama ± 2 jam
• Bekukan atau buang makanan yang telah terbuka selama 4 hari
• Sajikan makanan dalam kondisi panas atau tetap menjaganya
pada suhu diatas 60°C (140°F).
• Pendinginan yang lambat memberikan kesempatan spora untuk
berkembang
• Panaskan kembali makanan hingga 74°C (165°F)
• Individu yg bekerja di pabrik atau industri, bekerja
mengembangkan sistem yang akan meningkatkan keamanan
produknya kedepan
• Dari perkebunan sampai pusat penyimpanan penjualan,
diusahakan membuat kondisi utk mengurangi resiko berhunungan
dengan C.perfringens melalui keseluruhan proses produksi
makanan

Anda mungkin juga menyukai