TINJAUAN TEORI
A. Antenatal Care
1. Pengertian Antenatal Care
Antenatal care atau pemeriksaan kehamilan merupakan pemeriksaan
ibu hamil baik fisik dan mental serta menyelamatkan ibu dan anak dalam
kehamilan, persalinan dan masa nifas, sehingga keadaan post partum sehat
dan normal (Padila, 2014). Kunjungan antenatal care adalah kunjungan
ibu hamil ke bidan atau dokter sedini mungkin semenjak wanita merasa
dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan asuhan antenatal (Padila,
2014).
2. Tujuan Asuhan Antenatal (Sari dkk, 2015)
a. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan
tumbuh kembang bayi.
b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial
ibu dan bayi.
c. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang
mungkin terjadi selama hamil termasuk riwayat penyakit secara
umum, kebidanan dan pembedahan.
d. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat,
ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
e. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran
bayi agar dapat tumbuh berkembang secara normal.
3. Aspek Penting dalam ANC (Sari dkk, 2015)
a. Membangun rasa kepercayaan dengan ibu dan keluarga.
b. Menghadirkan pendsmping persalinan sesuai dengan keinginan ibu.
c. Mendeteksi dan mengobati komplikasi-komplikasi yang timbul selama
kehamilan.
5
6
f. Sesak napas
Cara mengatasinya :
1) Dorong agar secara sengaja mengatur laju dan dalamnya
pernapasan pada kecepatan normal yang terjadi
2) Merentangkan tangan diatas kepala serta menarik napas panjang
3) Mendorong postur tubuh yang baik, melakukan pernapasan
intercostal
g. Perut kembung
Cara mengatasinya :
1) Hindari makanan yang mengandung gas
2) Mengunyah makanan secara sempurna
3) Lakukan secara teratir
4) Pertahankan saat buang air besar secara teratur
h. Sakit punggung atas dan bawah
Cara mengatasinya :
1) Gunakan posisi tubuh yang baik
2) Gunakan bra yang menopang dengan ukuran yang tepat
3) Gunakan kasur yang keras
4) Gunakan bantal r untuk meluruskan punggung
i. Varises
Cara mengatasinya :
1) Tinggikan kaki sewaktu berbaring
2) Jaga agar kaki tidak bersilangan
3) Hindari berdiri atau duduk terlalu lama
4) Senam untuk melancarkan peredaran darah
5) Hindari pakaian atau korset yang ketat
9. Standar 10 “T”
Kebijakan program pelayanan asuhan antenatal harus sesuai standar
yaitu “10 T” (Kemenkes RI,2015).
a. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan
Tinggi badan ibu dikategorikan adanya resiko apabila hasil
pengukuran <145 cm. berat badan ditimbang setiap ibu datang atau
berkunjung untuk mengetahui kenaikan BB dan penurunan BB.
Kenaikan berat badan ibu hamil normal rata-rata antara 6,5 kg sampai
16 kg (Saryono, 2010)
b. Pemeriksaan tekanan darah
Diukur setiap kali datang atau berkunjung. Deteksi tekanan darah
yang cenderung naik diwaspadai adanya gejala hipertensi dan
preeklamsi. Apabila turun di bawah normal kita pikirkan kearah
anemia. Tekanan darah normal berkisar systole/diastole 110/80-120/80
mmHg (Walyani, 2015).
c. Nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas)
Bila <23,5 cm menunjukkan ibu hamil menderita Kurang Energi
Kronis (KEK) dan beresiko melahirkan Bayi Berat Lahir Rendah
(BBLR).
15
c. Imunisasi TT 0,5 cc
Dilakukan 2 kali selama hamil, sesuai dengan hasil skrining TT
B. Intranatal care
1. Pengertian persalian
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin) yang
dapat hidup kedunia luar dari rahim melalui jalan lahir atau dengan jalan
lain (Mochtar,2011). Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya
serviks dan janin turun ke dalam jalan lahir. Persalinan dan kelahiran
normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan
cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang
kepala, tanpa komplikasi baik ibu maupun bayi ( Hidayat & Sujiyanti,
2010).
2. Tujuan Asuhan Persalinan
Tujuan asuhan persalinan normal adalah mengupayakan kelangsungan
hidup dan mencapai derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya,
melalui berbagai upaya yang terintegritasi dan lengkap serta intervensi
minimal sehingga prinsip keamanan dan kualitas pelayanan dapat terjaga
pada tingkat yang optimal.
3. Jenis persalinan menurut Manuaba (1998) dalam Nurasiah dkk (2011).
a. jenis persalinan berdasarkan bentuk persalinan.
1) persalinan spontan adalah proses persalinan seluruhnya
berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri
2) Persalinan buatan adalah proses perslainan dengan bantuan tenaga
dari luar
3) Persalinan anjuran adalah bila kekuatan yang diperlukan untuk
persalinan ditimbulkan dari luar dengan jalan rangsangan.
1) Fase Laten
22
atau dengan sedikit dorongan dari atas simfisis atau fundus uteri.
Seluruh proses biasanya berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir.
Pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran darah kira-kira 100-
200 cc.
d. Kala IV
Dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama
postpartum.Penyebab mulainya persalinan menurut Mochtar (2012),
ada lima penyebab mulainya persalinan, yaitu:
(a) Teori penurunan hormon: 1-2 minggu sebelum partus, mulai terjadi
penurunan kadar hormon estrogen dan progesteron. Progesteron
bekerja sebagai penegang otot-otot polos rahim. Karena itu, akan
terjadi kekejangan pembuluh darah yang menimbulkan his jika
kadar progesteron turun.
(b) Teori plasenta menjadi tua: penuaan plasenta akan menyababkan
turunnya kadar estrogen dan progesteron sehingga terjadi
kekejangan pembuluh darah.
(c) Teori distensi rahim: rahim yang menjadi besar dan menegang
menyebabkan iskemia otot-otot rahim sehingga mengggangu
sirkulasi uteroplasma.
(d) Teori iritasi mekanik: dibelakang serviks, terletak ganglion
servikale (pleksus frankenhauser). Apabila ganglion tersebut
digeser dan ditekan, misalnya oleh kepala janin maka akan timbul
kontraksi uterus.
(e) Induksi partus (induction of labour). Partus dapat pula ditimbulkan
dengan :
(1) Gagang laminaria: beberapa laminaria dimasukkan dalam
kanalis servisis dengan tujuan merangsang pleksus
frankenhauser.
g. Ekspulsi
Setelah putaran paksi luar bahu depan sampai di bawah symphisis
dan menjadi hypomochlion untuk melahirkan bahu belakang.
Kemudian bahu depan menyusul dan selanjutnya seluruh badan anak
lahir searah dengan paksi jalan lahir.
10. Asuhan Persalinan (APN 60 Langkah)
60 langkah asuhan persalinan normal (Sarwono, 2014) antara lain :
m. Menilai perdarahan
1) Periksa kedua sisa plasenta baik bagian yang menempel ke ibu
maupun janin dan pastikan selaput ketuban utuh dan lengkap,
masukkan plasenta kedalam kantong plastik atau tempat khusus.
2) Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum.
Lakukan penjahitan bila laserasi menyebabkan perdarahan.
n. Melakukan prosedur pascapersalinan
1) Pastikan uterus berkontraksi baik dan tidak terjadi perdarahan
pervaginam
2) Mencelupkan kedua tangan yang memakai sarung tangan ke
dalam larutan klorin 0,5 %, membilas kedua tangan yang masih
bersarung tangan tersebut dengan air DTT dan mengeringkannya
dengan kain yang bersih dan kering
3) Menempatkan klem tali pusat steril pada bayi dan mengikatkan
tali dengan simpul mati sekeliling tali pusat sekitar 1 cm dari
pusat
4) Mengikat satu lagi simpul mati dibagian pusat yang
berseberangan dengan simpul mati yang pertama
5) Melepaskan klem bedah dan meletakkannya ke dalam larutan
klorin 0,5 %
6) Menyelimuti kembali bayi dan menutupi bagian kepalanya.
Memastikan handuk atau kainnya bersih dan kering
7) Menganjurkan ibu unutk memulai pemberian ASI
8) Lanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah perdarahan
pervaginam. 2-3 kali dalam 15 menit pertama pasca persalinsan.
Setiap 15 menit pada 1 jam pertama pasca persalinan. Setiap 23-
30 menit pada jam kedua pasca persalinan. Jika uterus tidak
berkontraksi dengan baik, melakukan asuhan yang sesuai untuk
penatalaksanaan atonia uteri.
33
C. Postnatal care
1. Pengertian Masa Nifas
Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya
plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan. Masa nifas dimulai setelah
kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti
keadaan sebelum hamil yang berlangsung-kira kira 6 minggu (Marmi,
2011).
2. Tujuan Asuhan Masa Nifas
Asuhan yang diberikan kepada ibu nifas bertujuan untuk :
a. Meningkatkan kesejahteraan fisik dan psikologi bagi ibu dan bayi
b. Pencegahan, diagnosa dini, dan pengobatan komplikasi pada ibu
c. Merujuk ibu ke asuhan tenaga ahli bilamana perlu
d. Mendukung dan memperkuat keyakinan ibu untuk mampu
melaksankan perannya dalam situasi keluarga dan budaya yang
khusus
e. Imunisasi ibu terutama terhadap tetanus
f. Memberi bimbingan dan dorongan tentang pemberian makan anak
secara sehat serta peningkatan pengembangan hubungan yang baik
antara ibu dan anak (Sulistiyawati, 2015).
3. Tahapan Masa Nifas
Masa nifas dibagi menjadi 3 tahap, yaitu puerperium dini, puerperium
intermedial, dan remote puerperium (Sulistyawati, 2015).
a. Puerperium dini merupakan masa pemulihan dimana ibu
diperbolehkan untuk berdiri dan berjalan-jalan.
b. Puerperium intermedial merupakan masa pemulihan dari organ-organ
reproduksi, yang lamanya sekitar 6-8 minggu.
c. Remote puerperium merupakan waktu yang diperlukan untuk pulih
dan sehat kembali dalam keadaan sempurna terutama bila ibu selama
hamil atau waktu persalinan mengalami komplikasi. Waktu yang
35
4) Kadar estrogen
Setelah persalinan, terjadi penurunan kadar estrogen yang
bermakna sehingga aktivitas prolaktin yang juga sedang meningkat
dapat mempengaruhi kelenjar mamae dalam menghasilkan ASI.
Nilai 0 1 2
Respirasi/Sirkulasi
Pernafasan volunteer
Alveoli Belum berfungsi Berfungsi
Vaskularisasi paru Kolaps Berkembang
Resistensi paru Belum aktif Aktif
Intake oksigen Tinggi Rendah
Pengeluaran CO2 Dari plasenta ibu Dari paru bayi sendiri
Sirkulasi paru Diplasenta Diparu
Sirkulasi sistemik Tidak berkembang Berkembang banyak
Denyut jantung Resistensi perifer rendah Resistensi perifer tinggi
Lebih cepat Lebih lambat
Saluran cerna
Absorbs nutrient
Kolonisasi kuman Belum aktif Aktif
Feses Belum Segera
51
2. Pengertian Neonatus
Pengertian neonatus adalah lahir sampai usia 1 bulan. Sedangkan
pengertian bayi yaitu dari usia 1 bulan sampai berjalan sendiri. Periode
neonatal atau neonatus adalah bulan pertama kehidupan.
3. Masa Neonatus
Adalah masa sejak lahir sampai dengan 4 minggu atau 28 hari sesudah
kelahiran. Neonatus yaitu bayi baru lahir atau berumur 0 sampai dengan
usia 1 bulan sesudah lahir. Masa neonatus terdiri dari neonatus dini yaitu
bayi berusia 0-7 hari, dan neonatus lanjut yaitu bayi berusia 7-28 hari
(Muslihatun, 2010).
E. Keluarga Berencana
1. Pengertian
Keluarga berencana adalah upaya untuk mewujudkan keluarga yang
berkualitas melalui promosi, perlindungan dan bantuan dalam mewujudkan
hak-hak reproduksi serta penyelenggaraan pelayanan, pengaturan dan
dukungan yang diperlukan untuk membentuk keluarga dengan usia kawin
yang ideal, mengatur jumlah,jarak, dan usia ideal melahirkan anak,
mengatur kehamilan dan membina ketahanan serta kesejahteraan anak
(BKKBN, 2015).
Keluarga berencana merupakan suatu usaha menjarangkan atau
merencanakan jumlah dan jarak dengan menggunakan kontrasepsi
(Sulistyawati, 2012)
Tujuan kontrasepsi untuk meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak
serta mewujudkan keluarga kecil yang bahagia, sejahtera melalui
pengendalian kelahiran dan pengendalian pertumbuhan penduduk yang
52
f. Meskipun pasien belum haid, mulai paket baru sehari setelah paket
terakhir habis
g. Bila pasien mendapat haid teratur setiap bulan dan kehilangan 1
siklus (tidak haid) atau merasa hamil, maka lakukan tes kehamilan
h. Apabila pasien mengalami spotting atau perdarahan selama masa
interval, tetap minum pil sesuai jadwal (perdarahan biasa terjadi
selama bulan-bulan pertama
3. Aturan minum pil
a) bila lupa minum pil atau terlambat minum pil, segera minum pil
saat ingat dan gunakan metode barier selama 48 jam
b) bila pasien lupa minum 1 atau 2 pil, segera minum pil yang terlupa
dan gunakan barier sampai akhir bulan.