SKRIPSI
Oleh :
Fajar Budi Prasetyo
NIM. 122170035
i
KATA PENGANTAR
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program
Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan, arahan, dan bimbingan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penyusun mengucapkan terima kasih
kepada:
skripsi.
v
MOTTO
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagi kamu. Dan
boleh jadi kamu mencintai sesuatu, padahal ia amat buruk bagi kamu.
Allah Maha Mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui (Al Baqarah:
216)”
“Barang siapa keluar untuk mencari ilmu, maka dia berada di jalan Allah
(H.R. Turmudzi)”
“Selalu jadi diri sendiri tidak peduli apa yang mereka katakan dan jangan
pernah menjadi orang lain meskipun mereka tampak lebih baik daripada
Anda”
vii
PERSEMBAHAN
» Bapak dan ibuku tercinta yang senantiasa memberikan cinta dan kasih
ini.
viii
ABSTRAK
Fajar Budi Prasetyo,“Upaya Peningkatan Pengetahuan dalam Sistem
Kopling dengan Pendekatan Komunikatif dalam Kerja Kelompok Siswa Kelas
XI Jurusan Teknik Sepeda Motor di SMK Negeri 8 Purwrejo”. Skripsi.
Pendidikan Teknik Otomotif. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Univesitas Muhammadiyah Purworejo. 2015.
ix
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................. 1
B. Indentifikasi Masalah ....................................................................... 5
C. Batasan Masalah .............................................................................. 6
D. Rumusan Masalah ............................................................................ 7
E. Tujuan Penelitian ............................................................................. 7
F. Manfaat Penelitian ........................................................................... 8
x
2. Siklus I ........................................................................................ 56
3. Siklus II ....................................................................................... 62
B. Analisis Data ..................................................................................... 68
C. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................ 75
BAB V PENUTUP
A. Simpulan ................................................................................................... 80
B. Saran.......................................................................................................... 81
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
xii
DAFTAR GAMBAR
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
ketat. Hal tersebut disebabkan karena tingkat tingginya angka tenaga kerja
serta terbatasnya lapangan pekerjaan. Oleh sebab itu, untuk menyikapi hal
ahklak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan siap bekerja
hanya kelulusan belajar disekolah, tetapi kualias lulusan menjadi tolak ukur
1
2
didik untuk bekerja dalam bidang tertentu sesuai dengan kompetensi dan
dengan visi SMK Negeri 8 Purworejo yaitu SMK terpadu sebagai pusat
3
pekerti luhur. SMK Negeri 8 Purworejo adalah salah satu sekolah yang
siswa, baik di kelas I, II, dan III. Ini menunjukan bahwa proses
bahwa siswa TSM juga memiliki hasil belajar yang rendah, pada hal hasil
Menurut guru pengampu sistem kopling sepeda motor, masih terdapat siswa
kegiatan penting bagi siswa SMK. Praktik merupakan nafas dari pendidikan
di SMK. Oleh karena itu, kegiatan praktik tidak kalah pentingnya dengan
4
tidak akan maksimal. Untuk mengatasi hal tersebut, maka diperlukan suatu
kreativitasnya.
kesulitan yang dihadapi oleh siswa. Oleh karena itu, guru harus
5
diterapkan, yaitu metode simulasi/ The Simulation Method, dan metode kaji
kelompok pada mata pelajaran sistem kopling sepeda motor SMK Negeri 8
Purworejo.
B. Identifikasi Masalah
masalah :
6
aktif.
pembelajaran.
pembelajaran.
C. Batasan Masalah
mengajar yang tidak mungkin untuk diteliti dalam waktu singkat. Oleh
karena itu, perlu dibatasi permasalahan penelitian yang hendak diteliti pada:
siswa kelas XI di SMK Negeri 8 Purworejo . Oleh karena itu, fokus dari
penelitian ini adalah ingin meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa
7
D. Rumusan Masalah
di atas maka dapat ditarik rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
diklat sistem kopling teknik sepeda motor siswa kelas XI TSM A SMK
2015/2016?
E. Tujuan Penelitian
ajaran 2015/2016 ?
8
2015/2016?
F. Manfaat Penelitian
2. Penggunaan Praktis
a. Bagi siswa
9
b. Bagi guru
pembelajaran
proses pembelajaran.
c. Bagi Sekolah
10
BAB II
KAJIAN TEORI, TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR
DAN HIPOTESI
A. Kajian Teori
1. Belajar
Penetahuan tidak begitu saja dapat menjadi miik kita. Untuk itu kita harus
belajar. Belajar dapat dipermudah bila kita mengetahui cara-cara dan seluk-
laku (dalam arti luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan).
dan response (reaksi) yang diberikan individu terhadap rangsangan tadi dan
10
11
yang menghasilkan perubahan tingkah laku pada diri individual yang sedang
a) Belajar responden
Sesungguhnya semua hal didalam lingkungan dapat menjadi
berpasangan dengan stimulus yag menimbulkan respon
emosional. Kata-kata guru yang ramah atau kata-kata guru yang
kasar dapat menimbulkan perasaan senang ataupun takut. Seorang
guru yang menelitiperistiwa-peristia belajar dengan model belajar
responden mungkin dapat menolong siswa memahami peraaan
mereka, mencapai hasil-hasil belajar yan lebih memuaskan, dan
mencegah mereka dei belajar respons-respons yang tidak
diinginkan.
b) Belajar kontiguitas
Dalam sekolah kita melihat bentuk belajar model semaam ini
waktu guru “mendril” siswa. Misalnya dalam menghafal
pertambahan “2+2, 3+3, 4+4” dan seterunya. Mengajar dengan
metode “dril” ini, walaupun kerap kali membosankan, dapat
menjadi efisien karena peristiwa yang terjadi secara beramaan
dapat menghasilkan belajar. Mengatakan “empat” terhadap
stimulus “2+2” mengakibatkan pemasangan stimulus dan respons
yang asosiasinya akan dipelajari.
c) Belajar operant
Belajar sebagai akibat penguatan merupakan bentuk belajar lain
yang banyak diterapkan dalam teknologi modifikasi perilaku.
Bentuk belajar ini disebut terkonsisi operant sebab perilaku yang
diinginka timbul secara spontan, tanpa dikeluarkan secara
naluriah oleh stimulus apapun,saat organisma “beroprasi”
terhadap lingkungan. Bila respons secara sukarela menjawab
pertanyaan guru, penguat terhadap respon itu mungkin dalam
bentuk “diberi giliran oleh guru”. Bila respons itu berupa jawaban
itu sendiri terhadap pertanyaan, penguat mungkin berupa ucapan
guru: “Betul” atau “Bagus sekali”. Atau bila respon itu berupa
duduk diam dan tidak berupa apa-apa, salah satu penguat yang
menyebabkan perilaku itu akan terjadi lagi ialah suatu tanda
persetuan guru, bain berupa kata-kata maupun senyuman.
12
d) Belajar observasional
Konsep belajar observasional memperlihatkan bahwa orang dapat
belajar dengan mengamati orang lain melakukan hal-hal yang
akan dipelajari. Oleh karena itu, perlu diperlihatkan agar anak-
anak lebih banyak diberi kesempatan untuk mengamati model-
model perilaku yang baik atau yang kita inginkan, dan
mengurangi keempatan-kesempatan untuk melihat perilaku-
perilaku yang tidak baik.
e) Belajar kognitif
Beberapa ahli psikologi dan pendidikan berpendapat bahwa pada
konsepsi-konsepsi tentang belajar yang telah dikenal, tidak
satupun yang mempersoalkan proses kognitif yang terjadi selama
belajar. Proses semacam itu menyangkut antara lain berpikir
menggunakan logika deduktif dan induktif.
adalah sebuah Proses situasi yang melahirkan atau mengubah suatu tingkah
prosesnya menggunakan semua alat indra yang akan merubah isi ingatan,
2. Motivasi Belajar
a. Pengertian Motivasi
Menurut wexley dan yulk dalam buku Majid (2014: 307 - 308)
tujuan tertentu.
13
seseorang yang tampak pada gejala kejiwaan , perasaan dan juga emosi
terpuaskan.
b. Belajar
14
lingkungannya.
Mudjiono (2013: 9), belajar adalah suatu perilaku. Pada saat orang
belajar, maka responnya akan lebih baik. Sebaliknya, bila ia tidak belajar
maka responnya.
c. Motivasi belajar
berada ditangan para guru atau pendidik dan anggota masyarakat lain.
15
minimun sembilan tahun pada usia wajib belajar. Orang tua bertugas
mengandung motivasi belajar yang dkelola oleh guru dan dihayati oleh
perkembangan kepribadian.
16
2. Kemampuan siswa
3. Kondisi siswa
belajar.
17
motivasi belajar.
18
diri.
19
kesukaran.
kesukaran.
kesukaran belajar.
secara mandiri.
antara lain ;
belajar.
belajar.
fasilitas belajar.
tercapai.
20
f. Guru bekerja sama dengan pendidik lain seperti orang tua, ulama,
3. Hasil belajar
a. Pengertian Belajar
dengan lingkungannya.
Mudjiono (2013: 9), belajar adalah suatu perilaku. Pada saat orang
belajar, maka responnya akan lebih baik. Sebaliknya, bila ia tidak belajar
maka responnya.
21
b. Ciri Belajar
dapat dipahami bahwa perbuatan dan hasil belajar itu mungkin dapat di
hukum atau kaidaha, prosedur atau pola kerja atau teori sistem nilai-
yang intangible.
berikut ini ;
selanjutnya.
22
c. Hasil Pembelajaran
melibatkan dua subjek, yaitu guru dan siswa akan menghasilkan suatu
perubahan. Berbagai perubahan yang terjadi pada diri siswa sebagai hasil
dapat dibedakan menjadi dua yaitu hard skills dan soft skills.Hard skills
23
fakta yang berkaitan dengan bidang studi atau mata pelajaran yang
merupakan kecakapan yang diperlukan agar sisa dapat eksis dan mampu
4. Metode Pembelajaran
Metode merupakan suatu cara untuk melakukan kegiatan atau
24
1) Metode Ceramah
2) Metode Demonstrasi
3) Metode Diskusi
4) Metode Simulasi (The Simulation Method)
5) Metode Tugas dan Resitasi
25
a. Pengertian Komunikasi
pada pesan dan simbol yang dikirim oleh pengirim, dan diterima serta
26
27
2. Langkah-Langkah Simulasi
a. Pesiapan simulasi
akan di simulasikan.
pemeranan simulasi.
3. Pelaksaan Simulasi
mendapat kesulitan.
28
4. Penutup
2) Merumuskan kesimpulan.
berikut.
dunia kerja.
disimulasikan.
29
siswa.
yang problematis.
pembelajaran.
kelemahan, diantaranya:
menjadi terabaikan.
2) Pembagian Kelompok
30
berikan
faktor-faktor lain
sebelah (ada kelompok yang baik dan ada kelompok yang kurang
untuk bekerja dalam kelompok tersebut hanya pada saat itu saja.
31
kerja dalam kelompok itu bukan hanya pada saat itu saja,
anggota
mendorong.
B. Tinjauan Pustaka
32
Populasi penelitian ini adalah 90 orang siswa kelas IV dari kelas a dan
adalah 0,161. < sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua data dari
33
dengan pelaksanaan tindakan yang terdiri atas dua siklus. Pada siklus I
34
7,49 sebanyak 6 siswa atau 27,27%. Siswa yang mendapat nilai 7,50-
7,99 sebanyak 4 siswa atau 18,18%. Tidak ada siswa yang mendapat
nilai > 8,00. Sedangkan pada siklus II, tidak ada siswa yang
35
dengan mengenalkan siswa pada teks baik bacaan dan puisi yang
36
rata-rata motivasi dan hasil belajar siswa. Hasil penelitian ini adalah
bahwa motivasi dan hasil belajar siswa meningkat dari tiap siklusnya.
Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya skor rata-rata motivasi siswa
siswa yang memenuhi standar kompetensi pada pra siklus sebesar 36%,
pada siklus I meningkat sebesar 52% naik menjadi 72% pada siklus II.
37
C. Kerangka Pikir
Peningkatan pengetahuan
Model pembelajaran
komunikatif mempunyai
karakteristik untuk
meningkatkan pengetahuan
siswa : dapat saling tukar
pikiran/berdiskusi,
memecahkan masalah, dan Penelitian yang relevan:
menciptakan lingkungan yang Deni Ramadi (2012).Upaya
aktif. Peningkatan Keterampilan
Praktik Pengukuran Teknik
Dengan Pendekatan
Komunikatif Dalam Kerja
motivasi dan Hasil belajar Kelompok Siswa Kelas X
siswa kelas XI TSM SMK N 8 Jurusan Otomoti fDi Smk 45
meningkat. Wonosari
38
dapat dikembangkan melalui pembelajaran mata diklat TSM pada siswa kelas
kelompok, menentukan masalah dan mencari solusi dari masalah. Pada model
D. Hipotesis Tindakan
secara rinci maka hipotesis dalam penelitian ini adalah : dengan pendekatan
39
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
penelitian ini dilakukan 2 siklus dimana setiap siklus terdiri atas beberapa
kegiatan belajar berupa tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam
Pengamatan
Perencanaan
Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan
Pengamatan
39
40
1. Siklus I
a. Perencanaan
simulasi
b. Tindakan
Pada tahap ini RPP yang telah disusun diterapkan dalam proses
1) Persiapan Simulasi
2) Pelaksanaan Simulasi
3) Penutup
c. Observasi
41
d. Refleksi
2. Siklus II
a. Perencanaan
1) Menyusun RPP.
b. Tindakan
c. Observasi
42
d. Refleksi
Pada tahap ini peneliti membandingkan hasil pada siklus II
siswa atau tidak, apabila tidak ada peningkatan hasil belajar maka
C. Subjek Penelitian
tahun pelajaran 2015 / 2016 yang berjumlah tiga puluh dua siswa. Penentuan
belajarnya kurang diantara kelas TSM yang lain. Dengan demikian kelas
belajarnya.
43
1. Metode Tes
pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur
oleh individu atau kelompok. Tes yang dibuat dalam penelitian ini berisi
kopling. Tes digunakan untuk mengukur hasil belajar produktif siswa pada
yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan
tahu apa yang bisa diharapkan dari responden. Selain itu juga cocok
digunakan bila jumlah responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang
langsung atau dikirim melalui pos atau internet. Adapun isi angket terdiri
dari variabel pengaruh. Dalam penelitian ini angket yang digunakan adalah
44
keadaan mereka.
E. Instrumen Penelitian
skala test motivasi belajar dan hasil belajar. Sebelum menuliskan butir-butir
yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Bila ditinjau dari segi
macam tes, yaitu: tes diagnostik, tes formatif, dan tes sumatif. Untuk
mengetahui hasil belajar siswa digunakan tes formatif. Tes formatif yang
45
46
sebagai berikut :
a. Tingkat Kesulitan
butir soal berkisar antara 0,0 sampai dengan 1,0. Bila butir soal
mempunyai tingkat kesulitan 0,0 berarti tidak ada seorang pun peserta
tes yang menjawab dengan benar butir soal tersebut. Tingkat kesulitan
1,0 berarti semua peserta tes dapat menjawab dengan benar butir soal.
47
∑
P=
Dimana:
b. Daya Pembeda
136 ), daya pembeda butir soal adalah indeks yang menunjukkan tingkat
48
bawah) diantara peserta tes. rumus untuk mencari indeks daya beda
D=
Dimana
D : Daya pembeda
bawah
revisi
revisi
49
2. Angket Motivasi
a. Validitas
berikut :
∑ ∑ ∑
rxy =
∑ ∑ ∑ ∑
Keterangan :
N = banyak subjek
b. Reliability
50
yaitu:
∑
r11 = ( )( )
keterangan :
r 11 = reliabilitas instrumen
Vt = varians total
p =
q =
statistik deskriptif.
51
NP = x 100
keterangan :
∑
x=
keterangan :
x = Rata – rata
N = Banyaknya subjek
52
Purworejo.
pertanyaan. skala yang digunakan dalam angket ini adalah skala likert.
pemberian skor untuk anget motivasi belajar siswa adalah sebagai berikut :
Tabel. 3
Pedoman Skor Angket Motivasi Belajar Siswa
Pernyataan Skor
Sangat Setuju Setuju Tidak Sangat
( SS) Setuju Tidak
Setuju
(+) 4 3 2 1
(-) 1 2 3 4
Rata - Rata persentase =
53
H. Kriteria Keberhasilan
2. Pada akhir penelitian ini terjadi peningkatan hasil belajar siswa sampai
54
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
kelas XI TSM A pada bulan Mei tahun pelajaran 2015/2016. Penelitian ini
kopling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari Angket ,
1. Pra Siklus
penelitian pra siklus terlebih dahulu. Pada penelitian pra siklus peneliti
dalam kelas pada saat guru mengajar. Berdasarkan hasil observasi yang
54
55
kurang variatif dan terlihat kurang menarik sehingga siswa cepat merasa
tergolong kurang baik. Hasil belajar siswa pada pra siklus diperoleh data
berikut:
Tabel . 5
Hasil Tes Pra Siklus
NO NAMA L/P PRA SIKLUS
1. Aan Rusdianto L 60
2. Adi Susilo L 75
3. Adwang Pinto Aji L 70
4. Agung Rachmadi L 75
5. Agung Santosa L 60
6. Ahmad Ridwan Syah L 70
7. Anang Asy'ari L 75
8. Bachtiar Dwi Y. L 60
9. Bali Febrian L 70
10. Dedy Irawan L 75
11. Defian Aliffianto L 65
12. Dewi Andriyani P 75
13. Dwi Mulyanto L 65
14. Galih Indrawan L 75
15. Ivan Budiono L 55
16. Khoirul Rahman L 70
17. Khoirul Nasir L 55
18. Ngabdul Malik Fadil L 75
19. Rahman Nugroho L 50
20. Ratno Arianto L 60
21. Rizaldhy Upeta L 75
22. Rezki Wahyu Agusta Saputro L 75
23. Sani Setiawan L 65
24. Septian Dicky Darmawan L 75
25. Suryanto L 55
26. Shahrul Najmudin L 75
27. Shahrul Ramadhani L 65
28. Teddy Kurniawan L 75
29. Tegar Priambudi L 75
56
hasil tindakan pra siklus, dapat diketahui bahwa hasil data pada pra
2. Siklus I
a. Perencanaan
57
b. Pelaksanaan
Tabel. 6
Pelaksanaan Tindakan Kelas Siklus 1
mengabsen siswa.
58
pembelajaran selesai.
pada jam ke lima sampai ke tujuh pukul 10.00 -12.30 WIB. Guru
masih tersisa satu jam pelajaran, sesuai dengan rencana maka akan
masing-masing.
akhir siklus I hingga waktu yang ditentukan. Empat puluh lima menit
59
c. Tahap Pengamatan
Tabel. 7
Persentase Hasil Motivasi Belajar Siswa
Keterangan Siklus I
Jumlah skor 1573,75
Rata – rata Persentase 78,68%
Katagori Baik
siklus I :
60
Tabel. 8
Hasil Belajar Siklus I
NO NAMA L/P SIKLUS I
1. Aan Rusdianto L 80
2. Adi Susilo L 75
3. Adwang Pinto Aji L 80
4. Agung Rachmadi L 75
5. Agung Santosa L 80
6. Ahmad Ridwan Syah L 70
7. Anang Asy'ari L 80
8. Bachtiar Dwi Yulianto L 75
9. Bali Febrian L 70
10. Dedy Irawan L 75
11. Defian Aliffianto L 80
12. Dewi Andriyani P 75
13. Dwi Mulyanto L 80
14. Galih Indrawan L 75
15. Ivan Budiono L 60
16. Khoirul Rahman L 80
17. Khoirul Nasir L 70
18. Ngabdul Malik Fadil L 75
19. Rahman Nugroho L 80
20. Ratno Arianto L 70
21. Rizaldhy Upeta L 80
22. Rezki Wahyu Agusta Saputro L 75
23. Sani Setiawan L 70
24. Septian Dicky Darmawan L 75
25. Suryanto L 80
26. Shahrul Najmudin L 80
27. Shahrul Ramadhani L 75
28. Teddy Kurniawan L 80
29. Tegar Priambudi L 80
30. Vava Alfianto L 70
31. Widhi Atmoko L 75
32. Yuliana P 80
Jumlah 2400
Nilai Rata-Rata 75
Nilai Maksimum 80
Nilai Minimum 60
Banyak Siswa Yang Tuntas 23
Ketutasan Klasikal 71,87%
Katagori Cukup
61
d. Refleksi
selesai.
62
3. Siklus II
a. Persiapan
yang disusun agar pelaksanaan pada siklus II ini dapat berjalan sesuai
b. Pelaksanaan
63
Tabel. 9
Pelaksanaan Tindakan Kelas Siklus II
pelajaran dimulai pada jam ke tiga sampai dengan jam ke lima pada
64
pendekatan komunikatif.
tersisa satu jam pelajaran, sesuai dengan rencana maka akan dilakukan
menjadi lebih baik dan bermanfaat bagi keluarga, agama, bangsa dan
b. Tahap Pengamatan
65
Tabel. 10
Persentase Hasil Motivasi Belajar Siswa
Keterangan Siklus I
Katagori Baik
peneliti memberikan soal test berupa tes pilihan ganda yang terdiri
dari 25 butir soal. Hasil belajar siswa pada Tes siklus II diperoleh
dari data prestasi belajar sesudah tindakan kelas dapat dilihat pada
66
Tabel . 11
Hasil Tes Belajar Siklus II
NO NAMA L/P SIKLUS II
1. Aan Rusdianto L 85
2. Adi Susilo L 80
3. Adwang Pinto Aji L 80
4. Agung Rachmadi L 70
5. Agung Santosa L 85
6. Ahmad Ridwan Syah L 75
7. Anang Asy'ari L 80
8. Bachtiar Dwi Yulianto L 75
9. Bali Febrian L 80
10. Dedy Irawan L 75
11. Defian Aliffianto L 80
12. Dewi Andriyani P 85
13. Dwi Mulyanto L 80
14. Galih Indrawan L 80
15. Ivan Budiono L 75
16. Khoirul Rahman L 85
17. Khoirul Nasir L 80
18. Ngabdul Malik Fadil L 70
19. Rahman Nugroho L 85
20. Ratno Arianto L 80
21. Rizaldhy Upeta L 85
22. Rezki Wahyu Agusta Saputro L 80
23. Sani Setiawan L 70
24. Septian Dicky Darmawan L 75
25. Suryanto L 85
26. Shahrul Najmudin L 80
27. Shahrul Ramadhani L 85
28. Teddy Kurniawan L 75
29. Tegar Priambudi L 80
30. Vava Alfianto L 75
31. Widhi Atmoko L 85
32. Yuliana P 85
Jumlah 2520
Nilai Rata-Rata 78
Nilai Maksimum 85
Nilai Minimum 70
Banyak Siswa Yang Tuntas 27
Ketutasan Klasikal 84,37%
Katagori Baik
67
3) Refleksi
meningkat dari 46,87% pada pra siklus masuk kategori cukup menjadi
71,87% pada siklus I masuk kategori cukup tinggi dan meningkat lagi
dinyatakan selesai.
68
B. Analisis Data
peningktan. Data peningktan hasil belajar pada pra tindakan, siklus I dan
Tabel. 12
Persentase Tes Tertulis Siswa Pra Siklus, Siklus I Dan Siklus II
Nilai Maksimum 75 80 85
Nilai Minimum 50 60 70
Berdasarkan data tersebut maka dapat kita ketahui nilai rata – rata
69
∑
=
Keterangan:
: Rerata (mean)
∑ : Jumlah seluruh skor total
N : Banyaknya subjek
= 2185 : 32
= 68,28
= 2400 : 32
= 75
= 2520 : 32
= 78,75
Dari data tersebut diatas, maka dapat kita ketahui hasil nilai rata–rata
siswa pada pra siklus dari 32 siswa yaitu 68,28 sehingga nilai rata – rata
tersebut belum memenuhi KKM yang telah ditentukan oleh sekolahan yaitu
Pada siklus I, diperoleh data yang nilai rata – rata hasil belajar siswa
70
diperoleh nilai rata – rata 78,75 sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai
rata – rata siswa tersebut telah memenuhi KKM yang ditentukan yaitu
75,00. Adapun diagram peningkatan rata – rata hasil belajar siswa pada pra
78,75
75
68,28
jumlah siswa yang memperoleh nilai dibawah maupun diatas KKM dengan
NP = 100
Keterangan :
komunikatif :
71
NP = 17 : 32 x 100
= 53,12 %
NP = 15 : 32 x 100
= 46,87 %
komunikatif :
NP = 9 : 32 x 100
= 28,12 %
NP = 23 : 32 x 100
= 71,87 %
komuntikatif :
NP = 5 : 32 x 100
= 15,62 %
72
NP = 27 : 32 x 100
= 84,37 %
pada tindakan pelaksanaan tes siklus I dan siklus II sudah terlihat adanya
peningkatan dibandingkan hasil pra siklus, dimana pada pra siklus siswa
yang belum memenuhi KKM sebanyak 17 siswa ( 53,13% ) dan siswa yang
nilai belajar pada siklus I siswa yang belum memenuhi KKM menurun
menjadi 9 siswa ( 28,87 % ) dan siswa yang telah memenuhi KKM naik
hasil belajar siswa pada pra siklus, siklus I dan siklus II disajikan dalam
diagram berikut:
Gambar.4
Diagram Nilai Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus I,dan Siklus II
73
Tabel.13
Persentase Hasil Angket Motivasi Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II
Rata – rata persentase =
= 78,68%
= 84,12 %
74
Gambar.5
Diagram Persentase Motivasi Belajar Siswa Terhadap Model
Pembelajaran Dengan Pendekatan Komunikatif
baik, sedangkan pada siklus II rata –rata persentase motivasi belajar siswa
Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa rata – rata motivasi belajar
siswa sudah mencapai target yang diharapkan yaitu dengan rata – rata
komunikatif.
75
motivasi guru dan peran aktif siswa selama proses pembelajaran, baik dalam
guru sangat penting untuk menumbuhkan gairah dan minat siswa dalam
belajar, karena hal itu akan mempengaruhi tujuan yang akan dicapai dalam
yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar angket motivasi belajar
berdiskusinya, hal ini karena siswa belum terbiasa dan belum dapat
kedua dilaksanakan pada tanggal 13 Mei 2016, siswa secara perlahan mulai
76
ini sehinga proses kegiatan belajar mengajar berjalan dengan cukup baik,
dan test akhir siklus I sistem kopling berupa soal pilihan ganda untuk
model ini didapat siklus I dari hasil pengamatan yang dilakukan pada setiap
siswa dalam mengikuti pelajaran sitem kopling sudah baik, hal itu ditandai
sama yang baik dalam kelompok belajarnya serta berperan aktif dalam
pembelajran. Selain itu pada siklus I diketahui nilai rata – rata hasil belajar
meningkat dari yang semula pada prasiklus nilai rata – rata sebesar 68,28
dengan cukup baik, namun belum semua siswa terlibat untuk berperan aktif
77
dapat berjalan lebih maksimal. oleh karena itu dilaksanakan tindakan siklus
II untuk dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar sesuai dengan tujuan
kembali pengisian angket motivasi belajar siswa dan tes akhir siklus teori
78
siswa mulai aktif bertanya mengenai hal–hal yang belum dipahami. Guru
tujuan tingkah laku belajar siswa bisa terbentuk dan peduli akan pentingnya
Dari hasil tes diketahui nilai rata–rata meningkat dari siklus I 75 dengan
ketuntasan 71,87% menjadi 78,75 dengan ketuntasan 84,37% pada siklus II,
pada siklus I dan meningkat lagi menjadi rata–rata 78,75 dengan ketuntasan
di atas, dapat diketahui bahwa hasil data motivasi dan hasil belajar siswa
79
hasil belajar siswa pada mata pelajaran sistem kopling kelas XI TSM A
diharapkan.
80
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
siklus), siklus I dan siklus II yang dilaksanakan pada mata pelajaran sistem
bahwa:
respon motivasi belajar dengan rata – rata persentase 78,68% pada siklus I
kopling.
meningkatkan hasil belajar siswa terbukti pada pra siklus nilai rata – rata
68,28 dengan ketuntasan 46,87% pada pra siklus meningkat menjadi rata –
80
81
rata 75 dengan ketuntasan 71,87% pada siklus I dan meningkat lagi menjadi
rata – rata 78,75 dengan ketuntasan 84,37% pada siklus II dari jumlah 32
siswa.
B. Saran
1. Bagi guru
2. Bagi sekolah
pada mata pelajaran yang lain sehingga keberhasilan dapat bersama – sama
3. Bagi siswa
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Susanto. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:
Kencana Prenadamedia Group
Ahmad Susanto. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:
Kencana Prenadamedia Group
Anonim. 2015. Pedoman Penyusunan Skripsi. Purworejo : Universitas
Muhammadiyah Purworejo.
Deni Ramadi (2012). Upaya Peningkatan Keterampilan Praktik Pengukuran
Teknik Dengan Pendekatan Komunikatif Dalam Kerja Kelompok Siswa
Kelas X Jurusan Otomotif Di Smk 45 Wonosari.
Dimyati Dan Mudjiono . 2013. Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta.
Jama, Jalius dkk. 2008. Teknik Sepeda Motor Jilid 3. Jakarta : Direktorat
Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.
Slameto. 2013. Belajar Dan Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi . Jakarta : Rineka
Cipta.
82
SILABUS
NAMA SEKOLAH : SMK N 8 PURWOREJO
MATA PELAJARAN : Kompetensi kejuruan
KELAS/SEMESTER : XI
TUJUAN : Membekali peserta didik dalam perbaikan unit kopling berikut komponen-komponen sistem pengoperasiannya
STANDAR KOMPETENSI : Melakukan perbaikan unit kopling berikut komponen-komponen sistem pengoperasiannya
KODE KOMPETENSI : 021.KK.8
KOMPETENSI DASAR : Mendiagnosis gangguan pada sistem kopling manual berikut komponen sistem pengoperasianya
ALOKASI WAKTU : 22 x 45 menit
ALOKASI
KOMPETENSI MATERI WAKTU SUMBER
INDIKATOR KEGIATAN PEMBELAJARAN PENILAIAN
DASAR PEMBELAJARAN BELAJAR
TM PS PI
1. Mendiagnosis Mendiagnosa dan pengganti- Konstruksi dan prinsip Memahami prinsip kerja kopling manual Tes Tertulis 10 12 0 Modul
an kopling manual dan kerja kopling manual. melalui penggalian infomasi pada buku (24) servis
gangguan pada komponen-komponennya Identifikasi kerusakan manual. kopling
sistem kopling dilaksanakan tanpa dan metoda perbaikan. Memahami konstruksi kopling manual dan Buku
manual berikut menyebabkan keru-sakan Diagnosis Penyetelan komponen-komponennya. Non test manual
komponen sistem terhadap komponen/ sistem kopling manual. Menerapkan prosedur perbaikan kopling (observasi/cek list) Unit
lainnya. Standar prosedur manual dan komponen-komponennya. dan lisan kopling
pengoperasianya Informasi yang benar di-akses keselamat-an kerja. Melepas dan mengganti unit kopling manual Unit
dari spesifikasi pabrik dan dari kendaraan sesuai SOP. kendaraa
dipahami. Melaksanakan penyetelan tinggi pedal n
Semua prosedur pelepasan kopling manual. Spesial
dan penggantian dilaksanakan Membongkar komponen kopling manual tools
berdasarkan spesifikasi sesuai SOP.
pabrik. Memeriksa komponen kopling manual sesuai
Seluruh kegiatan pelepasan
SOP.
dan penggantian hasil
Merakit komponen koplingmanual sesuai
diagnosa dilaksanakan
SOP.
berdasarkan SOP (Standard
Melakukan pemeriksaan kerja kopling
Operation Procedures),
manual.
undang-undang K 3
(Keselamatan dan Kese-hatan
Kerja), peraturan perundang-
undangan dan prosedur/
kebijakan perusa-haan.
82
83
Kompetensi Dasar
Memelihara/ servis unit kopling dan komponen-komponen sistem
pengoperasian.
Perbaikan kopling dan komponen – komponennya.
Melepas/ mengganti unit kopling dan komponen-komponen-nya.
Mempraktekkan cara Membongkar/ mem-perbaiki komponen-komponen
sistem pengoperasian kopling
Indikator
Siswa dapat menyebutkan komponen – komponen kopling
Siswa dapat menghapal komponen komponen kopling
Siswa dapat mempraktekkan cara pemeliharaan unit kopling dan
komponen - komponennya.
Kode Kompetensi
OPKR – 30 – 001B
OPKR – 30 – 002B
84
I. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menyebutkan komponen – komponen dari kopling
2. Siswa dapat menghapal komponen komponen dari kopling
3. Siswa dapat mempraktekkan cara pemeliharaan unit kopling dan
komponen - komponennya.
C. Kegiatan Penutup
- Guru menilai tugas praktek siswa.
- Guru menyimpulkan materi pembelajaran yang telah disampaikan.
- Guru mengucapkan tahmid dan menyampaikan salam.
- Siswa menjawab salam.
VI. Penilaian
Bentuk Tes
• Tes Tulis : Soal
• Tes lisan : Quisioner
1. Kopling (Clutch)
Menurut Jama (2008:220) Kopling berfungsi meneruskan dan
ketika mulai atau pada saat mesin akan berhenti atau memindahkan
adalah kopling tipe basah dengan plat ganda, artinya kopling dan
saja.
cepat dari posisi masuk kenetral bila mesin hidup dari putaran
c. Tipe-tipe kopling
dibedakan sebagai:
kopling. Plat gesek dan plat yang digerakkan (plain plate) pada tipe
93
dalam)
kopling yang terdapat dalam crank case (bak poros engkol) dengan
dirancang khusus agar dapat bekerja dalam rendaman oli dan bisa
baik dan cepat walau kerja kopling yang dihasilkan tidak selembut
Plat kopling tunggal atau ganda digunakan pada sepeda motor yang poros engkol-
tersendiri yang berada diantara mesin dan transmisi. Diameter kopling dibuat
besar agar menghasilkan luas permuakaan gesek yang besar karena hanya terdiri
Kopling plat banyak adalah suatu kopling yang terdiri dari plat gesek (friction
plate) dan plat yang digerakkan (plainplate) lebih dari satu pasang. Biasanya plat
gesek berjumlah 7, 8 atau 9 buah. Sedangkan plain plate selalu kurang satu dari
jumlah plat gesek karena penempatan plain plate selalu diapit diantara plat gesek.
Pada umumnya sepeda motor yang mempunyai mesin dengan posisi poros engkol
dapat dibuat dengan diameter yang kecil. Kopling plat banyak juga sedikit lebih
ringan dibanding kopling plat tunggal, namun masih bisa memberikan kekuatan
98
dan luas permukaan gesek yang lebih besar. Kopling plat banyak yang digunakan
pada sepeda motor modern pada umumnya kopling plat banyak tipe basah (wet
multi-platetype). Konstruksi kopling plat banyak seperti terlihat pada gambar 7.2
komponen kopling plat banyak seperti terlihat pada gambar 7.14 di bawah ini.
a) Hubungan langsung
poros engkol (crankshaft) sehingga putaran kopling akan sama dengan putaran
langsung harus dirancang sedemikian rupa agar daya tahan dan kerja kopling bisa
SOAL TES
A. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, d atau e pada jawaban yang
paling tepat!
Apakah sebab pada waktu kendaraan hidup masuk gigi pertama kendaraan
cenderung untuk berjalan sendiri...
7. Tenaga motor menurun dan akan lebih terasa apabila motor digunakan
pada tanjakan.
Pernyataan di atas merupakan tanda – tanda ...
a. Tidak dapat berjalan c. Kopling keras
b. Kendaraan berjalan d. Kopling berat
sendiri e. Kopling selip
8. Keausan gigi pada ujung as poros engkol atau gigi pada rumah kopling
dapat menyebabkan ...
a. Pada saat putaran rendah terdengar suara mendesing
b. Pada saat putaran menengah dan putaran tinggi terdengar suara
mendesing
c. Pada saat putaran putaran tinggi terdengar suara mendesing
d. Kopling macet
e. Kopling selip
A B C
a. Putaran plat penggerak dapat berputar kebalikan jarum jam,Diameter
luar kopling satu arah sentrifugal,,tebal plat kopling/bandul sentirfugal
b. Putaran plat penggerak dapat berputar searah jarum jam,Diameter luar
kopling satu arah sentrifugal,,tebal plat kopling/bandul sentirfugal
c. Putaran plat penggerak dapat berputar kebalikan jarum jam,Diameter
dalam kopling satu arah sentrifugal,,tebal plat kopling/bandul
sentirfugal
d. Diameter tromol sentrifugal,gerak bebas plat penggerak,tebal plat
kopling sentirfugal
102
11. Apa yang terjadi jikapanjang pegas penekan kurang dari spesivikasi......
a. Keluar bunyi d. Selip
b. Akselerasi lebih bagus e. Sulit memasukkan gigi
c. Performa nyaman
13. Pada saat kopling kerja pemindahan gigi lambat,hal ini dapat disebabkan
oleh ...
a. Kanvas kopling aus d. Mekanisme pemindah
b. Pegas kopling lemah gigi rusak
c. Bandul/plat sentrifugal e. Kerusakan pada cincin
rusak washher
103
a. Otomatis
b. Manual
c. Semi manual
d. Semi otomatis
e. sentrifugal
17. Yang bukan Syarat- syarat yang harus dipenuhi unit kopling adalah …
a. Dapat menghubungkan putaran dengan lembut
b. Dapat memindahkan tenaga motor ke transmisi dengan slip
c. Dapat memutuskan hubungan dengan sempurna dan cepat.
d. Mempunyai daya tahan gesek yang tinggi
e. Pakem
18. Bagian kopling yang yang dipasang menempel dengan pressure plate
adalah …
a. Bandul kopling
b. Clutch lifter
c. Kanvas kopling
d. Plat kopling
e. Tromol kopling
20. Lapisan kanvas kopling terbuat dari paduan bahan asbes dan logam.
Paduan ini dibuat dengan tujuan agar plat kopling dapat memenuhi
persyaratan …
a. Dapat menahan beban akibat putaran fly wheel yang berasal dari mesin
b. Bahan tersebut tahan terhadap beban arah aksial dan arah radial
c. Tahan terhadap tekanan pegas kopling
d. Tenaga saat pengoperasian kopling menjadi lebih ringan
e. Tahan terhadap panas, gesekan dan dapat mencengkeram dengan baik.
24. Berikut merupakan efek yang ditimbulkan jika pada outher cluth temtat
dudukan kanvas koplingnya sudah mengalami aus...
a. Selip c. Bunyi pada putaran
b. Tidak ada efek yang tinggi
ditimbulkan
105
25. Tipe kopling yang dipasang pada tromol kopling sentrifugal yang
berfungsi menjaga agar tidak terjadi putaran balik adalah..
a. Kopling magnet d. Kopling diafraghma
b. Kopling konis e. One way cluth
c. Kopling basah
106
KUNCI JAWABAN
Nama :
No :
Kelas :
Jawaban
No Pernyataan
SS S KS TS
1 Saya rajin belajar agar cita-cita saya tercapai
2 Saya ingin belajar baik dan rajin agar hasil beljar maksimal
3 Saya mempertahankan pelajaran yang diperoleh guru
Saya bekerja sama dengan teman untuk menyelesaikan tugas
4
kelompok
Saya berusaha mengerjakan soal latihan yang diberikan dengan
5
kemampuan sendiri
6 Saya senang dengan tugas yang diberikan guru
7 Saya tertarik dengan pelajaran yang diberikan guru
8 Keluarga memberikan dorongan untuk rajin belajar
9 Orang tua memberikan fasilitas belajar yang memadai
10 Saya kreatif mengikuti pelajaran yang diberikan guru
11 Saya aktif dan selalu belajar untuk meningkatkan hasil belajar
12 Saya harus rajin membaca untuk menambah pengetahuan saya
13 Aya belajar karena ada dorongan atau pengarahan dari guru
14 Saya selalu bertanya bila ada kesulitan dalam pembelajaran
15 Saya selalu belajar agar mendapat pujian atau reward dari guru
Pada pembejaran ada hal – hal yang merangsang rasa ingin tahu
16
saya
Saya berlomba mendapatkan nilai yang besar dengan teman saya
17
18 Saya senang mengerjakan tugas yang diberikan guru
Saya tidak membuat keramaian ketika guru menyampaikan
19
pelajaran
20 Saya harus belajar dengan giat agar sukses
111
112
113
Reliability
Scale: ALL VARIABLES
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.616 20
114
115
116
117
118
119
120
121
122
123
124
125
126
DOKUMENTASI
Pelaksanaan Siklus I