Anda di halaman 1dari 14

p-ISSN 2541-4984 | e-ISSN 2541-5417

REFLEKSI HUKUM Volume 2 Nomor 2, April 2018, Halaman 139 - 152


Jurnal Ilmu Hukum DOI: https://doi.org/10.24246/jrh.2018.v2.i2.p139-152
Open access at: http://ejournal.uksw.edu/refleksihukum
Penerbit: Fakultas Hukum Universitas Kristen Satya Wacana

ASAS PRESUMPTIO IUSTAE CAUSA DALAM KTUN: PENUNDAAN


PELAKSANAAN KTUN OLEH
HAKIM PERADILAN UMUM

Vincent Suriadinata
Pascasarjana Fakultas Hukum Universitas Indonesia
Korespodensi: vincent.suriadinata@ui.ac.id

Abstrak
Salah satu prinsip penting dalam hukum administrasi negara adalah asas Presumptio Iustae
Causa yang menyatakan bahwa setiap keputusan tata usaha negara (KTUN) yang dikeluarkan
harus dianggap benar menurut hukum, karenanya dapat dilaksanakan lebih dahulu selama
belum dibuktikan sebaliknya dan dinyatakan oleh hakim administrasi sebagai keputusan yang
bersifat melawan hukum. Secara tegas dinyatakan bahwa pihak yang berwenang untuk
menyatakan penundaan pelaksanaan atau sah tidaknya suatu KTUN adalah hakim administrasi.
Menjadi sebuah persoalan hukum manakala dalam putusan perkara nomor 53/Pdt.Sus-
HKI/Cipta/2017/PN Jkt.Pst dinyatakan bahwa SK Menkumham yang menjadi legal standing
penggugat harus diuji keabsahannya terlebih dahulu sehingga mengakibatkan gugatan tidak
dapat diterima. Hakim dalam perkara ini telah melampaui kewenangannya karena hakim pada
peradilan umum tidak memiliki kewenangan untuk menilai sah tidaknya sebuah KTUN.
Kata kunci: Asas Presumpto Iustae Causa; KTUN; Pengadilan Tata Usaha Negara.

Abstract
One of the important principles in administrative law is the principle of Presumptio Iustae Causa
which states that the administrative decision must be deemed to betrue according to law.
Therefore, it can be carried out as long as it is not proven otherwise by the administrative law
judges declaring that it is against the law. By the laws, the administrative law judges are given
the authority to declare a delay in the implementation and validity of an administrative decision.
A legal question has arisen when the decision no. 53/Pdt.Sus-HKI/Cipta/2017/ PN Jkt.Pst was
issued by the District Court. It stated that the Decree of the Minister of Law and Human Rights
which was claimed to be the legal standing of the plaintiff must be tested first to review its validity,
causing the law suit was not accepted by the Court. The case has pointed out that the District
Court’s judges have exceeded their authority since it is not their authority to review the validity
of an administrative decision.
Keywords: Presumptio Iustae Causa Principle; Administrative Decisions; Administrative
Court.
140 REFLEKSI HUKUM [Vol. 2, No. 2, 2018]

PENDAHULUAN mendesak yang mengakibatkan


kepentingan penggugat sangat
Asas Presumptio Iustae Causa atau dirugikan jika Keputusan Tata Usaha
asas het Vermoden van Rechmatigheid Negara yang digugat itu tetap
adalah asas yang semula terdapat dilaksanakan. 3

dalam hukum administrasi dan Permohonan penundaan dapat


kemudian dimasukkan sebagai salah diajukan sekaligus dalam gugatan atau
satu asas dalam peradilan administrasi. dapat pula diajukan secara terpisah,
Asas ini menyatakan bahwa demi tetapi dalam waktu yang bersamaan
kepastian hukum, setiap keputusan dengan diajukannya gugatan atau
tata usaha negara yang dikeluarkan selambat-lambatnya pada waktu replik
harus dianggap benar menurut hukum, diajukan. 4 Kemudian hakim akan
karenanya dapat dilaksanakan lebih memeriksanya dengan acara cepat atau
dahulu selama belum dibuktikan kortgeding. Hakim dapat memberikan
sebaliknya dan dinyatakan oleh hakim putusan penangguhan lebih dahulu
administrasi sebagai keputusan yang dalam bentuk penetapan (schorsing),
bersifat melawan hukum.1 sebelum pokok perkara diputus. Apabila
Asas ini dikuatkan dan dijadikan kemudian putusan akhir menyatakan
asas dalam peradilan administrasi, gugatan ditolak, maka berarti dengan
sehingga suatu gugatan yang diajukan sendirinya penetapan penangguhan
pada peradilan administrasi, pada tersebut ditolak.5
asasnya tidak akan menghalangi Persoalan muncul ketika Keputusan
dilaksanakannya keputusan Tata Usaha Negara yang menjadi legal
badan/pejabat tata usaha negara yang standing Penggugat (Dewan Pengurus
disengketakan.2 Pusat Asosiasi Pengusaha Komputer
Namun dalam penerapan asas ini, Indonesia (DPP APKOMINDO)) dalam
undang-undang tetap memberi peluang perkara 53/Pdt.Sus-
kepada penggugat untuk memohon, HKI/Cipta/2017/PN Jkt.Pst dinyatakan
agar keputusan tata usaha negara yang harus diuji terlebih dahulu
disengketakan dapat ditunda keabsahannya. Akibat dari
pelaksanaannya selama proses pertimbangan hakim tersebut, maka
pemeriksaan berjalan hingga adanya gugatan Penggugat tidak dapat diterima
putusan hakim. Tetapi, permohonan atau Niet Ontvankelijke Verklaard (NO).
penundaan dapat dikabulkan hanya Putusan ini sangat merugikan
apabila terdapat keadaan yang sangat

1 S.F. Marbun, Peradilan Administrasi Negara dan Upaya Administratif di Indonesia (FH UII Press, 2015)
222.
2 Ibid, 223.
3 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara.
4 Surat Ketua Muda MARI Urusan Lingkungan Peradilan TUN, Nomor 052/Td. TUN/III/1992, Perihal:
Juklak yang dirumuskan dalam Pelatihan Peningkatan Keterampilan Hakim Peradilan TUN-III Tahun
1991, tanggal 24 Maret 1992.
5 Setiap tindakan prosesual persidangan dituangkan dalam bentuk Penetapan, kecuali putusan akhir
yang harus berkepala putusan; Lihat Surat Edaran Mahkamah Agung RI Nomor 2 Tahun 1991,
tentang Petunjuk Pelaksanaan Beberapa Ketentuan dalam Undang- Undang Nomor 5 Tahun 1986
tentang Peradilan Tata Usaha Negara, tanggal 9 Juli 1991.
ASAS PRESUMPTIO IUSTAE CAUSA DALAM KTUN 141

Penggugat karena secara tidak langsung menyelenggarakan hal khusus, dengan


hakim telah melakukan penundaan maksud mengadakan perubahan dalam
terhadap pelaksanaan Keputusan Tata lapangan hubungan hukum. 7 Pasal 1
Usaha Negara. Padahal hakim dalam angka 9 Undang-Undang Nomor 51
perkara ini bukanlah hakim adminstrasi Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua
yang dapat menyatakan sebuah Atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun
Keputusan Tata Usaha Negara dapat 1986 tentang Peradilan Tata Usaha
ditunda pelaksanaannya atau tidak. Negara menyatakan:
Yang akan menjadi fokus dalam tulisan Keputusan Tata Usaha Negara adalah
ini adalah bagaimanakah penerapan suatu penetapan tertulis yang
asas presumptio iustae causa dalam dikeluarkan oleh badan atau pejabat
keputusan tata usaha negara dan tata usaha negara yang berisi tindakan
hukum tata negara yang berdasarkan
bagaimanakah pertimbangan hakim peraturan perundang-undangan yang
dalam perkara nomor 53/Pdt.Sus- berlaku, yang bersifat konkret,
HKI/Cipta/2017/PNJkt.Pst sehingga individual, dan final, yang
menimbulkan akibat hukum bagi
menunda pelaksanaan keputusan tata
seseorang atau badan hukum perdata.
usaha negara.
Sedangkan Pasal 1 angka 7
PEMBAHASAN Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014
tentang Administrasi Pemerintahan
Keputusan Tata Usaha Negara menyatakan bahwa:
Keputusan Administrasi Pemerintahan
Keputusan Tata Usaha Negara yang disebut Keputusan Tata Usaha
(KTUN) merupakan tindakan hukum Negara atau Keputusan Administrasi
publik pemerintah yang bersegi satu Negara yang selanjutnya disebut
atau bersifat sepihak (eenzijdige Keputusan adalah ketetapan tertulis
yang dikeluarkan oleh Badan dan/atau
publiekrechtelijke hendeling). Istilah ini Pejabat Pemerintahan dalam
diperkenalkan di Belanda oleh C.W. van Penyelenggaraan Pemerintahan.
der Pot dan C. Van Vollenhoven dengan Dengan lahirnya Undang-Undang
istilah beschikking dan di Perancis Nomor 30 Tahun 2014 tentang
dikenal dengan istilah acte administratif. Administrasi Pemerintahan, terjadi
Istilah beschikking di Indonesia perluasan makna KTUN. Pasal 87
diperkenalkan oleh WF Prins dan Undang-Undang ini menyatakan bahwa
diterjemahkan dengan istilah ketetapan KTUN harus dimaknai sebagai:
(E. Utrecht, Bagir Manan), penetapan a. penetapan tertulis yang juga
(Prajudi Atmosudirjo), dan keputusan meliputi tindakan faktual;
(WF Prins, Philipun Hadjon).6 b. keputusan Badan dan/atau Pejabat
Menurut van der Pot, beschikking Tata Usaha Negara di lingkungan
adalah tindakan hukum yang dilakukan eksekutif, legislatif, yudikatif dan
alat-alat pemerintahan, pernyataan penyelenggara negara lainnya;
kehendak mereka dalam

6 Ridwan HR, Hukum Administrasi Negara (Rajagrafindo Persada 2006) 139-140.


7 Djenal Hoesen Koesoemahatmadja, Pokok-Pokok Hukum Tata Usaha Negara (Alumni 1983) 47.
142 REFLEKSI HUKUM [Vol. 2, No. 2, 2018]

c. berdasarkan ketentuan perundang- (2) dalam kehendak alat


undangan dan AUPB; pemerintahan yang membuat
d. bersifat final dalam arti luas; keputusan tidak boleh ada
e. keputusan yang berpotensi kekurangan yuridis (geen
menimbulkan akibat hukum; yuridiche gebreken in de
dan/atau welsvorming);
f. keputusan yang berlaku bagi warga (3) keputusan harus diberi bentuk
masyarakat. (vorm) yang ditetapkan dalam
Pada 9 Desember 2016, muncul peraturan yang menjadi
Surat Edaran Mahkamah Agung (SEMA) dasarnya dan pembuatnya
Nomor 4 Tahun 2016 tentang harus juga memperhatikan
Pemberlakuan Rumusan Hasil Rapat prosedur membuat keputusan
Pleno Kamar MA Tahun 2016 Sebagai bilamana prosedur itu
Pedoman Pelaksanaan Tugas Bagi ditetapkan dengan tegas dalam
Pengadilan. SEMA ini mendefinisikan peraturan itu (rechtmatig);
frasa ‘final dalam arti luas’ yang (4) isi dan tujuan keputusan itu
terdapat dalam Pasal 87 Undang- harus sesuai dengan isi dan
Undang Administrasi Pemerintahan tujuan yang hendak dicapai
sebagai keputusan yang sudah (doelmatig).
menimbulkan akibat hukum meskipun b. syarat formil, meliputi :
masih memerlukan persetujuan dari (1) syarat-syarat yang ditentukan
instansi atasan atau instansi lain. berhubungan dengan persiapan
Misalnya, izin lingkungan, dan izin dibuatnya keputusan dan
penanaman modal dari Badan berhubungan dengan cara
Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).8 dibuatnya keputusan harus
Selain itu, KTUN dan/atau tindakan dipenuhi;
yang berpotensi menimbulkan akibat (2) harus diberi bentuk yang telah
hukum seperti LHP Badan Pengawas ditentukan;
Keuangan dan Pembangunan, juga (3) syarat-syarat berhubungan
menjadi objek gugatan/permohonan dengan pelaksanaan keputusan
pada pengadilan tata usaha negara. itu dipenuhi;
Menurut Kuntjoro Purbopranoto, (4) jangka waktu harus ditentukan
ada dua syarat yang harus dipenuhi antara timbulnya hak-hak yang
agar KTUN yang dibuat oleh pemerintah menyebabkan dibuatnya dan
menjadi keputusan yang sah. Kedua diumumkannya keputusan itu
syarat tersebut yakni sebagai berikut:9 dan tidak boleh dilupakan;
a. syarat materiil, meliputi : (5) ditandatangani oleh pejabat
(1) alat pemerintahan yang pemerintahan yang berwenang
membuat keputusan harus membuat keputusan.
berwenang (berhak);

8 http://www.hukumonline.com/berita/baca/lt5996d84f8da0d/hakim-perlu-berhati-hati-
menerapkan-perluasan-makna-ktum diakses pada 18 April 2018.
9 Sadjijono, Bab-Bab Pokok Hukum Administrasi (LaksBang 2011) 100-101.
ASAS PRESUMPTIO IUSTAE CAUSA DALAM KTUN 143

Asas Presumptio Iustae Causa dianggap berdiri segaris dengan suatu


putusan pengadilan atau suatu akta
Asas Presumptio Iustae Causa otentik. Walaupun keputusan yang
dianut dalam prinsip umum Pasal 67 bersangkutan itu digugat, hal itu tidak
ayat (1) Undang-Undang Nomor 5 Tahun menghalangi bekerjanya prinsip
1986 tentang Peradilan Tata Usaha tersebut. 11

Negara, yang menyebutkan bahwa Pasal 67 ayat (2) Undang-Undang


gugatan tidak menunda atau Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan
menghalangi dilaksanakannya Tata Usaha Negara memberi hak kepada
Keputusan Badan atau Pejabat Tata penggugat untuk “dalam keadaan
Usaha Negara serta tindakan Badan tertentu” (Pasal 67 ayat (4) sub a)
atau Pejabat Tata Usaha Negara yang diperkenankan menyimpangi asas
digugat. Ketentuan ini menimbulkan Presumptio Iusate Causa yang terdapat
penafsiran; (1) KTUN selalu harus pada Pasal 67 ayat (1). Kriteria
dianggap menurut hukum atau penundaan pelaksanaan KTUN di dalam
memiliki legalitas untuk dilaksanakan undang-undang hanya disebutkan
sejauh belum ada putusan Pengadilan harus terdapar keadaan yang sangat
yang inkracht van gewijsde mengenai mendesak yang mengakibatkan
harus dinyatakan batal atau tidak kepentingan penggugat sangat
sahnya Keputusan (beschikking) dirugikan jika KTUN yang digugat itu
tersebut. Proses di muka Pengadilan tetap dilaksanakan. Pengertian istilah
Tata Usaha Negara memang “keadaan yang sangat mendesak” di
dimaksudkan untuk menguji (toetsing) dalam Pasal 67 tersebut dijelaskan yaitu
apakah dugaan bahwa KTUN yang jika kerugian yang akan diderita
digugat itu melawan hukum beralasan penggugat akan sangat tidak seimbang
atau tidak; (2) Seharusnya, KTUN sudah dibanding manfaat bagi kepentingan
merupakan bentuk atau manifestasi yang akan dilindungi oleh pelaksanaan
tindakan pemerintahan dan Badan atau KTUN tersebut. Oleh karena itu, untuk
Pejabat Tata Usaha Negara. Namun, dari menilai adanya “keadaan yang sangat
ketentuan Pasal 67 ayat (1) tersebut, mendesak” harus dilihat secara
antara KTUN dengan tindakan Badan kasuistis berdasarkan fakta konkret
atau Pejabat Tata Usaha Negara yang terjadi dan kemungkinan kerugian
dibedakan dengan penambahan kata yang akan timbul harus dinilai secara
“serta” di antara keduanya.10 obyektif.12
Suatu KTUN atau tindakan hukum Kata mendesak terjadi apabila ada
administrasi itu selalu diduga sah perubahan-perubahan baik faktual
menurut hukum dan karenanya selalu maupun secara ekonomi, yang sulit
dapat dilaksanakan seketika. Jadi, atau tidak mungkin dikembalikan lagi
suatu keputusan administratif itu kepada keadaan semula, apabila KTUN

10 W. Riawan Tjandra, Hukum Acara Peradilan Tata Usaha Negara (UAJY 2005) 77-78.
11 Indroharto, Upaya Memahami Undang-Undang Tentang Peradilan Tata Usaha Negara (Pustaka Sinar
Harapan 1991) 333.
12 W. Riawan Tjandra, Op. Cit,78-79.
144 REFLEKSI HUKUM [Vol. 2, No. 2, 2018]

tersebut dilaksanakan. Tidak terdapat dimohonkan oleh penggugat, maka


keadaan mendesak apabilan dengan hakim tidak memiliki kewenangan
dilaksanakannya KTUN tersebut tidak untuk memutus penundaan
terjadi perubahan faktual dan ekonomi pelaksanaan KTUN.
yang drastis 13 , atau sekalipun terjadi Menurut Indroharto, terdapat
perubahan-perubahan, perubahan ukuran atau faktor-faktor yang perlu
tersebut bergerak lambat, seimbang diperhatikan untuk mengabulkan atau
dengan irama proses pemeriksaan menolak permohonan penundaan
persidangan, misalnya sertifikat tanah pelaksanaan KTUN yang digugat
apabila tidak ada tanda-tanda akan yakni:17

diperjualbelikan atau dijadikan hak 1. Harus dilakukan pertimbangan-


tanggungan, maka dalam hal ini tidak pertimbangan mengenai
ada keadaan yang mendesak.14 kepentingan-kepentingan yang
Di dalam Pasal 67 ayat (4) sub b tersangkut. Pertimbangan itu
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 meliputi:
maupun di dalam penjelasannya,  Kepentingan umum
dikatakan bahwa permohonan  Kepentingan penggugat
penundaan tidak dapat dikabulkan  Kepentingan pihak ketiga yang
apabila kepentingan umum dalam berkaitan
rangka pembangunan mengharuskan  Perbandingan bobot
dilaksanakannya keputusan tersebut.15 kepentingan penggugat dan
Jika semua jenis kegiatan kepentingan umum untuk
pembangunan yang dilakukan mana keputusan itu
berdasarkan persyaratan-persyaratan dikeluarkan
yang disebutkan dalam RUTR  Urgensi sebagai akibat
mengandung unsur kepentingan umum kemungkinan timbulnya
dalam rangka pembangunan maka kerugian.
permohonan penundaan harus 2. Sempurna/tidaknya permohonan
ditolak.16
yang bersangkutan. Berkaitan
Berdasarkan ketentuan yang telah dengan kejelasan gugatan dan
dijabarkan sebelumnya, Penulis kelengkapan alasan permohonan.
berpendapat bahwa gugatan untuk 3. Sikap penggugat dalam
melakukan penundaan KTUN menemukan fakta-fakta.
merupakan hak dari penggugat yang Permohonan harus mencerminkan
merasa kepentingannya dirugikan. Jika kesungguhan dan keseriusan
penundaan pelaksanaan KTUN tidak penggugat dalam membantu

13 Penundaan pelaksanaan KTUN menjadi penting dalam beberapa kasus karena jika tidak justru akan
merugikan pemerintah. Misal dalam kasus Hotel Mulia yang sebagian lahannya digunakan oleh
pemerintah, namun ternyata tindakan pemerintah itu tidak tepat dan dianggap OOD (Onrechmatige
Overheid Daad) sehingga pemerintah harus mengganti rugi ke Hotel Mulia.
14 Lintong O. Siahaan, Berbagai Instrumen Hukum di PTUN (Percetakan Percetakan Negara RI 2007)112.
15 Lintong O. Siahaan, Eksekusi Putusan di Peradilan Tata Usaha Negara Setelah Amandemen, Sistem
Peradilan Dua Tingkat di PTUN dan Putusan Penundaan (Percetakan Negara RI 2007) 53.
16 Ibid; 61.
17 Indroharto, Op. Cit., 214-215.
ASAS PRESUMPTIO IUSTAE CAUSA DALAM KTUN 145

Pengadilan dalam menemukan sesuai dengan hukum, dan dalam


fakta-fakta sehubungan sengketa rangka kontrol yuridis terhadap
yang timbul. pemerintah (penguasa), sehingga
4. Kepentingan penggugat yang sangat sasaran utamanya adalah tetap pada
mendesak. Harus terbukti adanya kepentingan masyarakat (welfare state),
keadaan yang mendesak bagi bukan malah sebaliknya.19
penggugat karena keputusan yang
bersangkutan itu akan segera SK MenkumHAM RI Nomor AHU-
dilaksanakan. 000478.AH.01.08. Tahun 2017
5. Penilaian sementara mengenai Sebagai KTUN
pokok perkara. Penilaian ini
Perkara nomor 53/Pdt.Sus-
mengenai kemungkinan dasar
HKI/Cipta/2017/PN Jkt.Pst bermula
pengujian yang dapat diterapkan
dengan adanya gugatan dari Dewan
terhadap gugatan pokok
Pengurus Pusat Asosiasi Pengusaha
sehubungan kejelasan gugatan
Komputer Indonesia (DPP APKOMINDO)
pokok (namun belum terikat pada
dengan Tergugat I Sonny Franslay dan
dasar pengujian Pasal 53 ayat (2),
Tergugat II Pemerintah RI cq Menteri
karena belum dilakukan pengujian).
Hukum dan HAM RI cq Dirjen HKI cq
Terdapat kemungkinan pihak ketiga Direktur Hak Cipta dan Desain Industri.
mengajukan permohonan penundaan Dalam petitum gugatannya, Penggugat
pelaksanaan KTUN ialah apabila pihak memohon pada majelis hakim:20
ketiga bertindak sebagai intervenient, 1. Mengabulkan Gugatan Penggugat
yang mewakili kepentingannya sendiri untuk seluruhnya ;
(penggugat) dan kepentingan itu paralel 2. Menyatakan Pencatatan Ciptaan
dengan kepentingan penggugat tidak dapat dilakukan terhadap
semula.18 Seni Logo “APKOMINDO” ;
Putusan penundaan sangat 3. Membatalkan atau setidak-tidaknya
berpengaruh terhadap tugas pelayanan menyatakan batal Surat
pemerintah kepada masyarakat atau Pendaftaran Ciptaan Nomor 050083
dengan perkataan lain dapat tertanggal 9 Maret 2011 dengan
menghambat program-program Nomor Permohonan C00201004539
pembangunan yang sedang tertanggal 27 Desember 2010
dicanangkan. Hal-hal tersebut akan terhadap Seni Logo “APKOMINDO”
berakibat terhadap investasi dan atas nama SONNY FRANSLAY
perekonomian, yang pada akhirnya dalam Daftar Umum Ciptaan yang
dapat berpengaruh terhadap kehidupan terdapat pada Tergugat II;
masyarakat. Oleh karena itu, 4. Memerintahkan Tergugat II untuk
penjatuhan putusan penundaan mencatat pembatalan dan mencoret
tersebut harus dilakukan benar-benar Surat Pendaftaran Ciptaan Nomor

18 W. Riawan Tjandra, Op. Cit, 80.


19 Lintong O. Siahaan, Prospek PTUN Sebagai Pranata Penyelesaian Sengketa Administrasi Indonesia
(Percetakan Negara RI 2005) 207.
20 http://sipp.pn-jakartapusat.go.id/index.php/detil_perkara diakses pada 25 Maret 2018.
146 REFLEKSI HUKUM [Vol. 2, No. 2, 2018]

050083 tertanggal 9 Maret 2011 000478.AH.01.08.Tahun 2017.


dengan Nomor Permohonan Menurut Penulis, SK MenkumHAM RI
C00201004539 tertanggal 27 Nomor AHU -000478.AH.01.08.Tahun
Desember 2010 terhadap Seni Logo 2017 adalah Keputusan Tata Usaha
“APKOMINDO” atas nama SONNY Negara. Kesimpulan ini berdasarkan
FRANSLAY dari dalam Buku Daftar unsur-unsur yuridis keputusan
Umum Ciptaan yang terdapat pada menurut hukum positif, yaitu:21
Tergugat II; a. Suatu penetapan tertulis;
5. Menyatakan Penggugat memiliki b. Dikeluarkan oleh badan atau
hak untuk menggunakan Seni Logo pejabat tata usaha negara;
“APKOMINDO” selama c. Berisi tindakan hukum tata usaha
perkumpulan APKOMINDO masih negara;
berdiri tanpa memerlukan ijin dari d. Berdasarkan peraturan perundang-
Tergugat I; undangan yang berlaku;
6. Menyatakan Penggugat sebagai e. Bersifat konkrit, individual dan final;
Pemegang Hak Cipta atas Seni Logo f. Menimbulkan akibat hukum bagi
“APKOMINDO”; seseorang atau Badan Hukum
7. Memerintahkan Tergugat II untuk Perdata.
memproses permohonan dan
Penetapan tertulis merupakan tolok
pendaftaran Seni Logo
ukur pangkal sengketa dalam peradilan
“APKOMINDO” oleh Penggugat ke
administrasi atau merupakan
atas nama Penggugat;
kompetensi absolut peradilan
8. Menghukum Tergugat I untuk
administrasi atau juga merupakan tolak
membayar biaya perkara;
ukur horizontal Badan Peradilan
i. ATAU
Administrasi Nasional. Penetapan
ii. Mohon putusan yang seadil-
tertulis bukanlah ditujukan kepada
adilnya. (exaequo et bono).
bentuk formalnya suatu surat
Legal Standing Penggugat (Dewan keputusan, tetapi menunjuk kepada
Pengurus Pusat Asosiasi Pengusaha isinya. 22 Dalam konteks SK
Komputer Indonesia) adalah SK MenkumHAM RI Nomor AHU-
MenkumHAM RI Nomor AHU- 000478.AH.01.08.Tahun 2017, jelas
000478.AH.01.08.Tahun 2017. Dalam bahwa SK tersebut adalah sebuah
SK tersebut, tercatat sebagai Ketua penetapan tertulis.
Umum adalah Ir. Soegiharto Santoso Menurut Pasal 1 angka 8 Undang-
dan Ir. Muzakkir sebagai Sekretaris Undang Nomor 51 Tahun 2009 tentang
Jenderal. Perubahan Kedua Atas Undang-Undang
Penulis hendak memberikan analisis Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan
terlebih dahulu terhadap SK Tata Usaha Negara, “Badan atau Pejabat
MenkumHAM RI Nomor AHU - Tata Usaha Negara adalah badan atau

21 S.F. Marbun, ‘Telaah Yurisprudensi Aanwijziq Natuurmonumenten, Penunjukkan Satu Daerah Sebagai
Staatnatuurmonument Bukan Merupakan Keputusan yang Mengikat Umum’ (Penataran Hukum
Administrasi Negara, Bandung, Agustus 1987).
22 S.F. Marbun, Op. Cit,162-163.
ASAS PRESUMPTIO IUSTAE CAUSA DALAM KTUN 147

pejabat yang melaksanakan urusan pengecualian menurut Pasal 2 beserta


pemerintahan berdasarkan peraturan penjelasan Undang-Undang Nomor 5
perundang-undangan yang Tahun 1986 tentang Peradilan Tata
berlaku. ”Pengertian menyelenggarakan Usaha Negara yang memuat beberapa
urusan pemerintahan dalam arti luas, tindakan badan/pejabat tata usaha
berarti juga menyelenggarakan fungsi negara yang tidak termasuk dalam
pembuatan undang-undang dan fungsi pengertian KTUN. 24 Menurut Penulis,
peradilan, sedangkan pengertian SK MenkumHAM RI Nomor AHU-
menyelenggarakan urusan 000478.AH.01.08.Tahun 2017 tidak
pemerintahan dalam arti sempit, berarti termasuk dalam Pasal 2 beserta
kegiatan yang hanya bersifat eksekutif penjelasan Undang-Undang Nomor 5
baik di pusat maupun di daerah. Tahun 1986 tentang Peradilan Tata
Dengan demikian yang dimaksud Usaha Negara, sehingga merupakan
dengan Badan/Pejabat Tata Usaha KTUN.
Negara adalah mereka yang Berdasarkan peraturan perundang-
menyelenggarakan suatu urusan undangan yang berlaku berkaitan
pemerintahan atau eksekutif atau yang dengan salah satu prinsip hukum atau
menyelenggarakan fungsi atau tugas asas legalitas, sebab Administrasi
pemerintahan. Menteri Hukum dan Negara dalam pengertian yuridis adalah
HAM RI termasuk ke dalam lingkungan pelaksana atau penyelenggara dari
eksekutif. 23 Sehingga Keputusan yang undang-undang dalam arti luas (wet in
dikeluarkannya adalah Keputusan Tata ruine zin). Badan/pejabat tata usaha
Usaha Negara. negara yang tanpa dasar kewenangan
Tindakan hukum dibedakan antara peraturan umum atau atribusi, tidak
tindakan hukum privat dan tindakan mempunyai wewenang untuk
hukum publik. Kemudian dilihat dari melakukan suatu perbuatan hukum
pihak yang akan terkena tindakan publik. 25 Dirjen Administrasi Hukum
tersebut, tindakan hukum publik dapat Umum atas nama Menteri Hukum dan
pula dibedakan antara berbagai pihak HAM RI memiliki hak dan kewenangan
dan sepihak, sedangkan tindakan untuk memberikan pengesahan badan
hukum sepihak dapat bersifat umum- hukum APKOMINDO, sehingga SK
abstrak dan bersifat konkrit-individual. MenkumHAM RI Nomor AHU-
Setiap tindakan hukum tata usaha 000478.AH.01.08.Tahun 2017
negara akan melahirkan akibat hukum termasuk dalam KTUN.
dan hubungan hukum antara Bersifat konkrit, individual dan final.
badan/pejabat tata usaha negara Konkrit yaitu obyek yang diputuskan
dengan warga masyarakat. Salah satu dalam KTUN itu tidak abstrak tetapi
bentuk tindakan hukum tersebut ialah berwujud, tertentu atau dapat
keputusan yang bersifat konkrit, ditentukan. Dalam hal apa dan kepada
individual dan final. Terdapat siapa KTUN itu dikeluarkan, harus

23 Ibid,164-165.
24 Ibid,170-171.
25 Ibid,174.
148 REFLEKSI HUKUM [Vol. 2, No. 2, 2018]

secara jelas disebutkan dalam 2017 telah menimbulkan akibat hukum


keputusan atau obyek dan subyeknya bagi APKOMINDO untuk dapat
harus disebutkan secara tegas dan jelas mengadakan hubungan hukum.
dalam keputusan itu. Individual artinya Berdasarkan unsur-unsur yuridis
KTUN itu tidak ditujukan untuk umum, yang telah disebutkan dan dijabarkan
tetapi tertentu baik alamat maupun hal oleh Penulis, maka Penulis
yang dituju. Jika yang dituju lebih dari berkesimpulan bahwa SK MenkumHAM
seorang maka tiap-tiap orang yang RI Nomor AHU-000478.AH.01.08.Tahun
terkena keputusan harus disebutkan 2017 merupakan KTUN karena telah
namanya satu persatu. Final artinya memenuhi unsur-unsur suatu
keputusan tersebut setelah bersifat penetapan tertulis; dikeluarkan oleh
definitif, sehingga mempunyai akibat badan atau pejabat tata usaha negara;
hukum tertentu. Keputusan yang belum berisi tindakan hukum tata usaha
definitif karena masih memerlukan negara; Berdasarkan peraturan
persetujuan dari instansi atasan atau perundang-undangan yang berlaku;
instansi lainnya belum dikatakan bersifat konkrit, individual dan final;
bersifat final, sehingga belum dan menimbulkan akibat hukum bagi
menimbulkan hak dan kewajiban bagi seseorang atau Badan Hukum Perdata.
yang terkena keputusan tersebut. 26 Jika seseorang/badan hukum
Menurut Penulis, SK MenkumHAM RI hendak memohon penundaan
Nomor AHU-000478.AH.01.08.Tahun pelaksanaan KTUN, maka harus
2017 bersifat konkrit karena mengajukan gugatan ke Pengadilan
menyebutkan obyek dan subyek secara Tata Usaha Negara. Menurut Pasal 1
tegas dan jelas. Bersifat individual angka 11 Undang-Undang Nomor 51
karena nama-nama pengurus dan Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua
pengawas disebutkan satu per satu Atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun
dalam SK tersebut. Bersifat final karena 1986 tentang Peradilan Tata Usaha
SK ini tidak memerlukan persetujuan Negara, “Gugatan adalah permohonan
dari instansi atasan atau instansi yang berisi tuntutan terhadap badan
lainnya. atau pejabat tata usaha negara dan
Badan hukum sebagai subjek diajukan ke pengadilan untuk
hukum sama halnya dengan manusia, mendapatkan putusan.” Merujuk Pasal
mempunyai hak dan kewajiban 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 51
sehingga dapat mengadakan hubungan- Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua
hubungan hukum. Menurut Kitab Atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun
Undang-Undang Hukum Perdata, 1986 tentang Peradilan Tata Usaha
Perkumpulan merupakan badan hukum Negara, Pengadilan yang dimaksud
yang diakui oleh dalam ketentuan di atas adalah
pemerintahan/kekuasaan umum. 27 Pengadilan Tata Usaha Negara.
Menurut Penulis, SK MenkumHAM RI Sebagian besar, bahkan hampir
Nomor AHU-000478.AH.01.08.Tahun seluruhnya putusan penundaan (99%)

26 Ibid,175.
27 Ibid,176-177.
ASAS PRESUMPTIO IUSTAE CAUSA DALAM KTUN 149

dilakukan oleh Ketua PTUN sebelum Rudi D. Muliadi 30 belum dapat


perkara dilimpahkan kepada majelis dipandang sebagai pengurus pusat
APKOMINDO yang sah menurut hukum,
hakim. Begitu perkara gugatan masuk yang oleh karenanya dapat bertindak
(diregister), pada saat itu juga Ketua untuk dan atas nama APKOMINDO. Hal
PTUN dapat mengeluarkan putusan mana harus terlebih dahulu
penundaan. Hanya merupakan memperoleh pengukuhan
berdasarkan putusan pengadilan yang
pengecualian-pengecualian saja, atau telah berkekuatan hukum tetap.
dalam hal-hal tertentu dilakukan oleh Menimbang bahwa oleh karena
Majelis Hakim. Hal ini terjadi karena, Penggugat in casu Soegiharto dan
Muzakkir belum dapat dikualifisir
pada umumnya gugatan yang ditujukan
sebagai pengurus APKOMINDO yang
kepada pihak pemerintah tersebut sah maka Penggugat tidak punya hak
adalah perbuatan-perbuatan yang dan tidak punya kualitas untuk
apabila dilaksanakan langsung mengajukan gugatan dalam perkara ini,
untuk dan atas nama DPP
menimbulkan akibat (kerugian) bagi APKOMINDO.”
penggugat.28
Undang-undang tidak mengatur Pertimbangan majelis hakim ini
apakah PTTUN dan Mahkamah Agung berakibat putusan dalam pokok perkara
berwenang melakukan putusan menyatakan gugatan Penggugat tidak
penundaan. Oleh karena tidak diatur, dapat diterima dan menghukum
secara teoritis hal itu mungkin saja Penggugat untuk membayar seluruh
dapat dilakukan, apabila masalah biaya yang timbul dari perkara ini.
tersebut muncul pada kedua tingkat Menurut Penulis, hal ini merupakan
pemeriksaan tersebut. dalam praktik ketidakcermatan hakim dalam
hingga saat ini masalah tersebut belum mengadili dan memutus perkara ini.
pernah muncul, akan tetapi secara Bagaimana mungkin seorang hakim
peradilan umum menegasikan SK
teoritis selama proses pemeriksaan
persidangan berlangsung, apabila hal MenkumHAM RI Nomor AHU-
itu menjadi masalah, maka baik 000478.AH.01.08.Tahun 2017. Ada
peradilan banding, maupun peradilan beberapa hal yang perlu dikritisi dari
kasasi harus mempertimbangkannya pertimbangan dan putusan hakim.
dan memberikan putusan.29 Pertama, hakim pada peradilan umum
tidak memiliki kewenangan untuk
Ketidakcermatan Hakim Memutus menyatakan sah atau tidaknya suatu
Perkara KTUN. Dengan mengatakan, “harus
terlebih dahulu memperoleh pengukuhan
Dalam pertimbangan Putusan berdasarkan putusan pengadilan yang
Nomor 53/Pdt.Sus-HKI/Cipta/2017/ telah berkekuatan hukum tetap” maka
PN Jkt.Pst, majelis hakim berpendapat: secara implisit hakim telah melakukan
“...kepengurusan Soegiharto Santoso penundaan pelaksanaan KTUN. Jika
(Penggugat) maupun kepengurusan demikian, maka seluruh SK yang

28 Lintong O. Siahaan, Op. Cit., 225.


29 Ibid., 228.
30 Rudi D. Muliadi adalah saksi Tergugat 1 yang merupakan Ketua APKOMINDO DKI Jakarta dengan
SK MenkumHAM RI Nomor AHU-0000058.AH.01.08.Tahun 2017.
150 REFLEKSI HUKUM [Vol. 2, No. 2, 2018]

dikeluarkan oleh Menteri Hukum dan dahulu selama belum dibuktikan


HAM harus memperoleh pengukuhan sebaliknya dan dinyatakan oleh hakim
berdasarkan putusan pengadilan yang administrasi sebagai keputusan yang
telah berkekuatan hukum tetap agar bersifat melawan hukum. SK
dapat dilaksanakan. Kedua, alasan MenkumHAM RI Nomor AHU-
hakim yang menyatakan terdapat dua 000478.AH.01.08.Tahun 2017 adalah
kepengurusan APKOMINDO tidak dapat KTUN karena telah memenuhi unsur-
dibenarkan karena SK MenkumHAM RI unsur yuridis yang ada dalam hukum
Nomor AHU-000478.AH.01.08.Tahun positif. SK ini tetap berlaku sampai ada
2017 adalah untuk Pengesahan keputusan yang menyatakan sebaliknya.
Pendirian Badan Hukum Perkumpulan Dengan demikian, Hakim pada
Pengusaha Komputer Indonesia peradilan umum tidak memiliki
disingkat APKOMINDO. Sedangkan SK kewenangan untuk menyatakan suatu
MenkumHAM RI Nomor AHU- keputusan (beschikking) ditunda
0000058.AH.01.08.Tahun 2017 adalah pelaksanaannya atau bahkan
untuk Pengesahan Pendirian Badan menyatakan tidak sah.
Hukum Perkumpulan Pengusaha Saran Penulis, APKOMINDO dapat
Komputer Indonesia DKI Jakarta melakukan upaya hukum kasasi untuk
disingkat APKOMINDO DKI Jakarta. memperoleh keadilan. Selain itu, perlu
Jika penggugat bertindak untuk dan dilakukan evaluasi terhadap kinerja
atas nama APKOMINDO, maka jelas majelis hakim yang memutus perkara
dasar legal standing nya adalah SK ini terlebih pada pemahaman asas
MenkumHAM RI Nomor AHU - Presumptio Iustae Causa dalam tataran
000478.AH.01.08.Tahun 2017. Ketiga, penerapan di proses peradilan.
tidak ada pihak yang memohon
penundaan pelaksanaan SK DAFTAR BACAAN
MenkumHAM RI Nomor AHU-
000478.AH.01.08.Tahun 2017. Buku
Putusan ini telah merugikan
Indroharto, Upaya Memahami Undang-
APKOMINDO karena secara tidak
Undang Tentang Peradilan Tata
langsung hakim tidak menganggap Usaha Negara (Pustaka Sinar
eksistensi/keberadaannya sebagai Harapan 1991).
badan hukum yang sah. Penulis
Koesoemahatmadja, Djenal Hoesen,
berpendapat, APKOMINDO dapat Pokok-Pokok Hukum Tata Usaha
melakukan upaya hukum kasasi. Negara (Alumni 1983).
Marbun, S.F, Peradilan Administrasi
PENUTUP
Negara dan Upaya Administratif di
Indonesia (FH UII Press 2015).
Asas Presumptio Iustae Causa
menyatakan bahwa demi kepastian Ridwan, HR, Hukum Administrasi
Negara (Rajagrafindo Persada 2006).
hukum, setiap keputusan tata usaha
negara yang dikeluarkan harus Sadjijono, Bab-Bab Pokok Hukum
dianggap benar menurut hukum, Administrasi (LaksBang 2011).
karenanya dapat dilaksanakan lebih
ASAS PRESUMPTIO IUSTAE CAUSA DALAM KTUN 151

Siahaan, Lintong O, Berbagai Instrumen Komputer Indonesia, No.


Hukum di PTUN (Percetakan 483/K/TUN/2016, Mahkamah
Percetakan Negara RI 2007). Agung Republik Indonesia, 1
Desember 2016.
___________, Eksekusi Putusan di
Peradilan Tata Usaha Negara
Surat Edaran
Setelah Amandemen, Sistem
Peradilan Dua Tingkat di PTUN dan
Surat Edaran Mahkamah Agung Nomor
Putusan Penundaan (Percetakan
4 Tahun 2016 tentang
Negara RI 2007).
Pemberlakuan Rumusan Hasil
___________, Prospek PTUN Sebagai Rapat Pleno Kamar MA Tahun 2016
Pranata Penyelesaian Sengketa Sebagai Pedoman Pelaksanaan
Administrasi Indonesia (Percetakan Tugas Bagi Pengadilan.
Negara RI 2005).
Internet
Tjandra, W. Riawan, Hukum Acara
Peradilan Tata Usaha Negara (UAJY
2005). http://sipp.pn-jakartapusat.go.id/ind
ex.php/detil_perkara diakses pada
Makalah Seminar 25 Maret 2018.
http://www.hukumonline.com/berita/
Marbun, S.F, ‘Telaah Yurisprudensi baca/lt5996d84f8da0d/hakim-
Aanwijziq Natuurmonumenten, perlu-berhati-hati-menerapkan-
Penunjukkan Satu Daerah Sebagai perluasan-makna-ktun diakses
Staatnatuurmonument Bukan pada 18 April 2018.
Merupakan Keputusan yang
Mengikat Umum’ (Bandung, 10-22
Agustus 1987).

Peraturan Perundang-Undangan

Undang-Undang Republik Indonesia


Nomor 5 Tahun 1986 tentang
Peradilan Tata Usaha Negara.
Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 51 Tahun 2009 tentang
Perubahan Kedua Atas Undang-
Undang Nomor 5 Tahun 1986
tentang Peradilan Tata Usaha
Negara.
Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 30 Tahun 2014 tentang
Administrasi Pemerintahan.

Putusan Pengadilan

Sonny Franslay vs. Menteri Hukum dan


Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia, Asosiasi Pengusaha
152 REFLEKSI HUKUM [Vol. 2, No. 2, 2018]

Anda mungkin juga menyukai