Anda di halaman 1dari 4

A.

Langkah-langkah menjadi investor di pasar modal Syariah


1) Pilihlah Perusahaan Efek yang Punya Syariah Online Trading System (SOTS)
Memilih perusahaan efek merupakan hal krusial untuk kamu mulai berinvestasi di
pasar modal Syariah. Nah, untuk kemudahan kamu dalam mulai berinvestasi saham
syariah, kamu dapat memilih perusahaan efek yang punya SOTS. SOTS adalah sistem
transaksi saham syariah secara online yang memenuhi prinsip-prinsip syariah di pasar
modal.  SOTS ini disertifikasi oleh DSN-MUI karena merupakan penjabaran dari
fatwa DSN-MUI No. 80 tahun 2011 tentang Penerapan Prinsip Syariah dalam
Mekanisme Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas di Pasar Reguler Bursa Efek. Lebih
lanjut, SOTS juga dikembangkan oleh Anggota Bursa (AB) sebagai fasilitas atau alat
bantu bagi Investor yang ingin melakukan transaksi saham secara syariah. Saat ini,
Sobat, terdapat 18 AB yang sudah memiliki SOTS.
2) Buka Rekening Efek Syariah
Selanjutnya kamu perlu membuka rekening efek Syariah. Persyaratan untuk membuka
rekening efek syariah secara umum sama dengan pembukaan rekening efek
konvensional, yaitu mengisi formulir yang disediakan oleh perusahaan efek dan
melengkapi beberapa berkas seperti fotokopi KTP/KITAS, fotokopi halaman depan
buku tabungan, dan fotokopi NPWP.
3) Pastikan Telah Terkonfirmasi Sebagai Investor
Selanjutnya, setelah melengkapi setiap persyaratan untuk membuka rekening efek,
jangan lupa pastikan telah terkonfirmasi sebagai Investor. Jika dapat dikatakan telah
terkonfirmasi sebagai Investor jika telah mendapatkan Nomor Rekening Efek (NRE),
Nomor Rekening Dana Nasabah (RDN) Syariah, username dan password, trading
pin, serta aplikasi SOTS.
4) Transfer Uang untuk Modal Awal Investasi serta Install SOTS
Jika sudah terkonfirmasi sebagai Investor, itu tandanya kita bisa memulai untuk
berinvestasi saham syariah. Hal pertama yang perlu dilakukan di titik ini adalah
melakukan transfer uang sebagai modal awal investasi untuk membeli saham syariah
yang diinginkan. Jumlah modal awal investasi yang dibutuhkan juga tidak besar, kita
bisa dimulai dari Rp100 ribu saja. Namun, kita perlu memastikan ke perusahaan
sekuritas yang kamu pilih mengenai minimum deposit yang perlu dilakukan karena
berbeda-beda sesuai kebijakan perusahaan tersebut. Selanjutnya, unduh
dan install juga SOTS di gadget Kamu untuk melakukan transaksi jual beli saham
syariah sehari-hari.
5) Kenali Saham Syariah yang Diinginkan
Saat ingin membeli saham syariah, kita harus mengetahui terlebih dahulu seluk-beluk
tentang saham yang diinginkan sebelum membelinya ke perusahaan sekuritas maupun
agen saham lainnya. Untuk mengetahui daftar perusahaan apa saja yang termasuk
kategori syariah, Kamu dapat mengeceknya di Daftar Efek Syariah (DES) yang
diterbitkan oleh Otoritas Jasa Keuangan. Pada daftar tersebut ditampilkan perusahaan
saham yang tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah di pasar modal. Ada
dua jenis DES yang diterbitkan, yaitu yang bersifat periodik dan diterbitkan secara
berkala pada akhir Mei atau November dalam tiap tahun serta yang bersifat tidak
berkala.
B. Persamaan dan perbedaan indikator analisis teknikal Average Directional Index
(ADX) dengan Stochastic Oscillator

C. Analisis Kinerja Keuangan Emiten yang Masuk dalam Daftar Efek Syariah di BEI
(PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk).
1. Tingkat Likuiditas (Liquidity Ratios)
Current Ratio = (Current Asset : Current Liabilities) x 100%
 Periode 2017
CR = 16.579.331 : 6.827.588 x 100% = 242,8%
 Periode 2018
CR = 14.121.568 : 7.235.398 x 100% = 195,17%
 Periode 2019
CR = 16.624.925 : 9.176.164 x 100% = 181,17%
 Periode 2020
CR = 20.716.223 : 6.556.359 x 100% = 315,97%

2. Rasio Aktivitas (Activty Ratios)


Total Assets Turnover = Net Sales : Total Assets
 Periode 2017
Total Assets Turnover = 35.606.593 : 31.619.514 = 1,13
 Periode 2018
Total Assets Turnover = 38.413.407 : 34.367.153 = 1,12
 Periode 2019
Total Assets Turnover = 42.296.703 : 38.709.314 = 1,09
 Periode 2020
Total Assets Turnover = 46.641.048 : 103.588.325 = 0,45

3. Posisi Hutang (Solvability Ratios)


Asset to Equity Ratio = Total Assets : Equity
 Periode 2017
Asset to Equity Ratio = 31.619.514 : 20.324.330 = 1,55
 Periode 2018
Asset to Equity Ratio = 34.367.153 : 22.707.150 = 1,51
 Periode 2019
Asset to Equity Ratio = 38.709.314 : 26.671.104 = 1,45
 Periode 2020
Asset to Equity Ratio = 103.588.325 : 50.318.053 = 2,06

4. Tingkat Keuntungan (Profitability Ratios)


a. Net Profit Margin = EAT : Sales
 Periode 2017
NPM = 3.543.173 : 35.606.593 = 0,09
 Periode 2018
NPM = 4.658.781 : 38.413.407 = 0,12
 Periode 2019
NPM = 5.360.029 : 42.296.703 = 0,13
 Periode 2020
NPM = 7.418.574 : 46.641.048 = 0,16
b. ROA = EAT : Total Assets
 Periode 2017
ROA = 3.543.173 : 31.619.514 = 0,11
 Periode 2018
ROA = 4.658.781 : 34.367.153 = 0,13
 Periode 2019
ROA = 5.360.029 : 38.709.314 = 0,14
 Periode 2020
ROA = 7.418.574 : 103.588.325 = 0,00
c. ROE = EAT : Equty
 Periode 2017
ROE = 3.543.173 : 20.324.330 = 0,17
 Periode 2018
ROE = 4.658.781 : 22.707.150 = 0,20
 Periode 2019
ROE = 5.360.029 : 26.671.104 = 0,20
 Periode 2020
ROA = 7.418.574 : 50.318.053 = 0,15

5. Nilai Pasar (Market Ratios)


a. EPS = EAT : Total Share
 Periode 2017
EPS = 3.543.173 : 11.661.908.000 =
 Periode 2018
EPS = 4.658.781 : 11.661.908.000 =
 Periode 2019
EPS = 5.360.029 : 11.661.908.000 =
 Periode 2020
EPS = 7.418.574 : 11.661.908.000 =

b. PER = Share Price : EPS


 Periode 2017
PER =
 Periode 2018
PER =
 Periode 2019
PER =
 Periode 2020
PER =

Anda mungkin juga menyukai