Anda di halaman 1dari 14

Nilai:

LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNIK PASCA PANEN
(Destilasi)

Oleh :
Nama : Jonathan Maynard Keyness
NPM : 240110180059
Hari, Tanggal Praktikum : Rabu, 6 Mei 2020
Waktu / Shift : 09.00 - 10.30 WIB / B1
Asisten : 1. Maya Irmayanti
2. Nunung Nurhaijah Hudairiah
3. Rini Azahrini
4. Zhaqqu Ilham Alhafidz

LABORATORIUM PASCA PANEN DAN TEKNOLOGI PROSES


DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN DAN BIOSISTEM
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Destilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan kimia
berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan
atau didefinisikan juga teknik pemisahan kimia yang berdasarkan perbedaan titik
didih. Zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap terlebih dahulu.
Prinsip destilasi adalah penguapan cairan dan pengembunan kembali uap tersebut
pada suhu titik didih. Titik didih suatu cairan adalah suhu dimana tekanan uapnya
sama dengan tekanan atmosfer. Cairan yang diembunkan kembali disebut destilat.
Salah satu penerapan terpenting dari metode destilasi adalah pemisahan minyak
mentah menjadi bagian-bagian untuk penggunaan khusus seperti untuk
transportasi, pembangkit listrik, pemanas, dan lain-lain. Udara didestilasi menjadi
komponen-komponen seperti oksigen untuk penggunaan medis dan helium untuk
pengisi balon. Destilasi juga telah digunakan sejak lama untuk pemekatan alkohol
dengan penerapan panas terhadap larutan hasil fermentasi untuk menghasilkan
minuman suling. Oleh karena itu agar lebih mengetahui dan memahami prinsip
kerja destilasi maka dilakukanlah percobaan ini dengan menggunakan destilasi
sederhana sebagai awal metode pemisahan bahan kimia.

1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum kali ini adalah:
1.2.1 Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Mahasiswa dapat memahami proses dan kegunaan destilasi dalam teknik
pertanian.
1.2.2 Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
1. Mahasiswa dapat mengetahui cara melakukan pemisahan dua jenis bahan
atau lebih yang mempunyai titik didih berbeda dengan cara destilasi.
2. Mahasiswa dapat melakukan destilasi terfraksi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Destilasi
Destilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan kimia
berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan.
Penyulingan campuran zat dididihkan sehingga menguap, dan uap ini kemudian
didinginkan kembali kedalam bantuk cairan. Zat yang memliki titik didih lebih
rendah akan menguap terlebih dahulu. Metode ini termasuk sebagai unit operasi
kimia jenis perpindahan panas. Penerapan proses ini didasarkan pada teori bahwa
pada suatu larutan, masing-masing komponen akan menguap pada titik didihnya.
Model ideal distilasi didasarkan pada hukum raoult (Sularso, 1997).

2.2 Prinsip Destilasi


Prinsip destilasi adalah penguapan cairan dan pengembunan kembali uap
tersebut pada suhu titik didih. Titik didih suatu cairan adalah suhu dimana tekanan
uapnya sama dengan tekanan atmosfer. Cairan yang diembunkan kembali disebut
destilat. Tujuan destilasi adalah pemurnian zat cair pada titik didihnya, dan
memisahkan cairan tersebut dari zat padat yang terlarut atau dari zat cair lainnya
yang mempunyai perbedaan titik didih cairan murni. Proses destilasi, tekanan uap
di atas cairan adalah tekanan atmosfer (titik didih normal). Senyawa murni
dengan suhu yang tercatat pada termometer yang ditempatkan pada tempat
terjadinya proses destilasi adalah sama dengan titik didih destilat (Sahidin, 2008).

2.3 Hukum Raoult


Hukum Raoult berdasarkan perbedaan titik didih. Destilasi dapat diketahui
dengan mempelajari proses kesetimbangan fasa uap-cair; kesetimbangan ini
tergantung pada tekanan uap larutan. Hukum Raoult digunakan untuk
menjelaskan fenomena yang terjadi pada proses pemisahan yang menggunakan
metode destilasi; menjelaskan bahwa tekanan uap suatu komponen yang menguap
dalam larutan sama dengan tekanan uap komponen murni dikalikan fraksimol
komponen yang menguap dalam larutan pada suhu yang sama (Dogra, 1990).
2.4 Macam-macam Destilasi
Destilasi diklasifikasikan menjadi beberapa macam, di antaranya (Sahidin,
2008) :
2.4.1 Destilasi Sederhana
Destilasi sederhana, dasar pemisahannya adalah perbedaan titik didih yang
jauhatau dengan salah satu komponen bersifat volatil. Campuran yang dipanaskan
maka komponen yang titik didihnya lebih rendah akan menguap lebih dulu. Selain
perbedaan titik didih, juga perbedaan kevolatilan,yaitu kecenderungan sebuah
substansi untuk menjadi gas. Destilasi ini dilakukan pada tekanan atmosfer.
Aplikasi distilasi sederhana digunakan untuk memisahkan campuran air dan
alkohol.
2.4.2 Destilasi Fraksionisasi
Fungsi destilasi fraksionasi adalah memisahkan komponen-komponen cair,
dua atau lebih, dari suatu larutan berdasarkan perbedaan titik didihnya. Destilasi
ini juga dapat digunakan untuk campuran dengan perbedaan titik didih kurang
dari 20 °C dan bekerja pada tekanan atmosfer atau dengan tekanan rendah.
Aplikasi dari distilasi jenis ini digunakan pada industri minyak mentah,untuk
memisahkan komponen- komponen dalam minyak mentah. Perbedaan distilasi
fraksionasi dan distilasi sederhana adalah adanya kolom fraksionasi, di kolom ini
terjadi pemanasan secara bertahap dengan suhu yang berbeda-beda pada setiap
platnya. Pemanasan yang berbeda-beda ini bertujuan untuk pemurnian distilat
yang lebih dari plat-plat di bawahnya. Semakin ke atas, semakin tidak volatil
cairannya.
2.4.3 Destilasi Uap
Destilasi uap digunakan pada campuran senyawa-senyawa yang memiliki
titik didih mencapai 200°C atau lebih. Destilasi uap dapat menguapkan senyawa-
senyawaini dengan suhu mendekati 100 °C dalam tekanan atmosfer dengan
menggunakan uap atau air mendidih. Sifat yang fundamental dari distilasi uap
adalah dapat mendistilasicampuran senyawa di bawah titik didih dari masing-
masing senyawa campurannya. Destilasi uap dapat digunakan untuk campuran
yang tidak larut dalam air di semua temperatur, tapi dapat didestilasi dengan air.
2.4.4 Destilasi Vakum
Destilasi vakum biasanya digunakan jika senyawa yang ingin didistilasi
tidak stabil, dengan pengertian dapat terdekomposisi sebelum atau mendekati titik
didihnya atau campuran yang memiliki titik didih di atas 150 °C. Metode destilasi
ini tidak dapat digunakan pada pelarut dengan titik didih yang rendah jika
kondensornya menggunakan air dingin, karena komponen yang menguap tidak
dapat dikondensasioleh air, untuk mengurangi tekanan digunakan pompa vakum
atau aspirator. Aspirator berfungsi sebagai penurun tekanan pada sistem distilasi
ini.

2.5 Komponen Alat Destilasi


Komponen alat destilasi adalah sebagai berikut (Armid, 2009) :
2.5.1 Tabung Reaktor
Tabung reaktor berfungsi sebagai wadah atau tempat pamanasan bahan
baku (oli bekas). Tabung reaktor berbentuk silinder yang mempunyai tutup yang
di rekatkan dengan menggunakan baut sehingga dapat dibuka dan ditutup.
2.5.2 Kondensor
Kondensor berfungsi untuk mengubah seluruh gas menjadi fase cair. Air
disirkulasikan kedalam tabung condensor sebagai media pendingin. Kondensor
berfungsi untuk mengubah seluruh gas menjadi fase cair. Air disirkulasikan
kedalam tabung condensor sebagai media pendingin.
2.5.3 Pipa Penyalur
Pipa penyalur yang dibuat berbentuk spiral ini berfungsi untuk
menghubungkan dan menyalurkan gas dari tabung reaktor ke kondensor.
2.5.4 Burner
Burner ini berfungsi sebagai media pemasan untuk mengasapkan bahan
baku didalam tangki pemanas yang bisa berupa kompor gas atau kompor minyak
ataupun juga tungku menggunakan batu bara, tetapi untuk lebih efisien dan
mudah mendapatkan bahan bakar maka digunakan kompor gas yang
menggunakan bahan bakar LPG.
BAB III
METODOLOGI PENGAMATAN DAN PENGUKURAN

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1 Alat
Alat yang digunakan saat praktikum kali ini adalah:
1. Gelas ukur;
2. Kaki tiga;
3. Kondensor;
4. Labu destilasi;
5. Pembakar bunsen;
6. Selang;
7. Stopwatch;
8. Termometer batang; dan
9. Termometer infrared.
3.1.2 Bahan
Bahan yang digunakan saat praktikum kali ini adalah:
1. Air;
2. Bunga Rosella; dan
3. Keramik/batu didih.

3.2 Prodesur Praktikum


Prosedur ynag dilakukan pada saat praktikum kali ini adalah:
1. Menyiapkan alat dan bahan praktikum;
2. Memasang dan menyusun alat untuk destilasi;
4. Memasukkan air sebagai pelarut dan bunga rosella sebagai bahan ke dalam
labu destilasi;
5. Memasukan potongan keramik/batu didih kedalam labu ukur;
6. Mengukur suhu awal bahan;
7. Memanaskan labu destilat;
8. Menampung destilat pada saat suhu pada termometer sudah konstan dan
mengukurnya sebagai volume;
9. Menampung destilat pada mengukurnya volumenya setiap 3 menit hingga
30 menit;
10. Menghitung waktu hingga proses destilasi berhenti (tidak mengeluarkan
destilat lagi) dan mengukur volumenya sebagai volume output; dan
11. Menghitung laju destilat, rendemen, dan energi yang diperlukan dengan
menggunakan rumus yang telah ada.
BAB IV
HASIL PERCOBAAN

4.1 Hasil praktikum


Tabel 1. Hasil Pengamatan Suhu Destilat
Waktu (Menit) Volume Destilat (mL)
0 0
3 8.8
6 19.4
9 21
12 28.2
15 37.2
18 48.2
21 58.3
24 68.1
27 77.7
30 87.5

4.2 Perhitungan
Waktu Proses = 45 menit 39 detik = 2739 detik
Volume Keseluruhan = 210 ml
Volume Akhir = 87.5 ml
Suhu titik didih = 92.50C
Volume air = 200 ml
Massa bahan = 5 gr
Daya (P) = 300 Watt
• Laju Destilat
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 (30 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡) 9.8 𝑚𝑙
= = 0.0054 𝑚𝑙⁄𝑠
𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 (30 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡) 1800 𝑠

• Rendemen
𝑜𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡 87.5 𝑚𝑙
× 100% = × 100%
𝑖𝑛𝑝𝑢𝑡 210 𝑚𝑙
= 41.67%
• Energi yang diperlukan
𝑊 = 𝑃 × 𝑡 (45 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 39 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘) = 300 𝑊𝑎𝑡𝑡 × 2739 = 821700 𝐽

4.3 Grafik

Hubungan Waktu Terhadap Volume Destilat


100
87,5 y = 2,8903x - 2,0455
90 R² = 0,9897
77,7
80
68,1
70 Series1
58,3
60
Volume (v)

48,2
50 Linear (Series1)
37,2
40
28,2
30 Linear (Series1)
19,4 21
20
8,8
10 0
0
-10 0 10 20 30 40
Waktu (t)

Gambar 1. Grafik hubungan waktu terhadap volume destilat


BAB V
PEMBAHASAN

Praktikum Teknik Pasca Panen kali ini membahas mengenai Destilasi.


Destilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan kimia
berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) dari
bahan. Penyulingan dari campuran zat dididihkan sehingga menguap dan
kemudian didinginkan kembali ke dalam bentuk cairan. Zat yang memiliki titik
didih lebih rendah akan menguap lebih dulu. Metode ini termasuk sebagai unit
operasi kimia jenis perpindahan massa. Penerapan proses ini didasarkan pada teori
bahwa pada suatu larutan, masing-masing komponen akan menguap pada titik
didihnya. Model ideal destilasi didasarkan pada Hukum Raoult dan Hukum
Dalton.
Destilasi memiliki tujuan untuk memurnikan zat cair pada titik didihnya,
dan memisahkan cairan tersebut dari zat padat yang terlarut atau dari zat cair
lainnya yang mempunyai perbedaan titik didih cairan murni. Praktikum detilasi
pada bubuk rosella membutuhkan waktu selama 45 menit 39 detik dengan volume
akhir yaitu sebanyak 87.5 ml dengan titik didhnya sebesar 92.50C. Proses destilasi
ini memerlukan energi sebesar 821700 J dengan daya sebesar 300 watt.
Faktor-faktor yang mempengaruhi destilasi diantaranya yaitu suhu atau
pemanasan, tekanan atmosfir, kesalahan kalibrasi, serta kesalahan praktikan
dalam ketepatan membaca termometer. Faktor yang sangat berpengaruh dalam
proses destilasi adalah suhu atau pemanasan. Jika pemanasan terlalu besar,
dikhawatirkan akan terjadi flooding (banjir/tersumbat). Ciri dari dari flooding itu
sendiri adalah tertahannya cairan di atas kolom, saat terjadi flooding transfer
massa yang dihasilkan menjadi tidak maksimal. Cairan tidak dapat mengalir ke
bawah lagi ketika terjadi flooding, tetapi akan terakumulasi atau bahkan dapat
terbawa ke atas oleh uap, sehingga proses destilasi harus segera dihentikan.
Hasil pengamatan terhadap volume destilat menunjukkan bahwa selalu
terjadi kenaikan volume setiap pertambahan waktu selama 30 menit. Hal tersebut
sesuai dengan literatur dimana semakin lama jangka waktunya maka volume
destilat akan semakin bertambah. Hubungan antara konsentrasi dengan besarnya
pemanasan yaitu apabila proses pemanasan terlalu tinggi, proses destilasi akan
berlangsung sangat cepat dan konsentrasi sampel yang didapatkan kecil karena air
yang ikut terbawa ke atas dan terembunkan di dalam kondensor dan ikut keluar
menjadi destilat. Hasil destilasi yang bagus atau mendekati sempurna dapat
dilakukan apabila suhu pemanasannya kecil, maka proses pemisahan pun akan
berlangsung lama karena pemisahan dan pendinginannya berlangsung secara
sempurna. Berdasarkan pengamatan diatas dapat dihitung pula nilai laju destilasi
dan juga rendemennya. Nilai laju destilasi yang didapatkan pada praktikum kali
ini sebesar 0.0054 ml⁄s dan nilai rendemennya sebesar 41.67%. Nilai rendemen
adalah perbandingan jumlah (kuantitas) minyak yang dihasilkan dari ekstraksi
yang berasal dari bubuk bunga rosella.
BAB VI
PENUTUP

6.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat pada praktikum kali adalah:
1. Destilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan kimia
berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas)
dari bahan;
2. Zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap lebih dulu;
3. Faktor yang kemungkinan mempengaruhi destilasi diantaranya yaitu suhu
atau pemanasan, tekanan atmosfir, kesalahan kalibrasi, serta kesalahan
praktikan dalam ketepatan membaca termometer;
4. Semakin tinggi suhu pemanasan maka proses destilasi akan semakin cepat
namun kualitas destilat tidak terlalu bagus begitupun sebaliknya semakin
rendah suhu pemanasan maka proses destilasi akan semakin lambat namun
kualitas destilat lebih bagus;

6.2 Saran
Saran untuk praktikum kali ini adalah bahan yang digunakan saat praktikum
lebih beragam sehingga praktikan dapat melakukan perbandingan hasil
perhitungan praktikum
DAFTAR PUSTAKA

Dogra, S.K. 1990. Kimia Fisika dan Soal-soal. UI-Press. Jakarta.

Armid. 2009. Penuntun Praktikum Metode Pemisahan Kimia. terdapat pada


ojs.uho.ac.id/11432/02 (diakses pada tanggal 12 Mei 2020 pada pukul
11.57 WIB)

Sahidin. 2008. Penuntun Praktikum Kimia Organik I. . terdapat pada


ojs.uho.ac.id/11764/02 (diakses pada tanggal 12 Mei 2020 pada pukul
12.57 WIB)

Sularso. 1997. Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin terdapat pada
http://eprints.polsri.ac.id/2231/02 (diakses pada tanggal 12 Mei 2020 pada
pukul 12.07 WIB)
LAMPIRAN

Dokumentasi Praktikum

Gambar 2. Alat Destilator

Gambar 3. Proses Praktikum Berlangsung

Anda mungkin juga menyukai