PENDAHULUAN
1
dapat digunakan untuk mengurangi nyeri, Terapi Latihan berupa Shoulder
Wheel serta Terapi Manipulasi yang dapat mengurangi perlengketan jaringan
sehingga dapat digunakan untuk meningkatkan Lingkup Gerak Sendi (LGS) dan
Terapi Latihan berupa Active Resisted Exercise yang dapat digunakan untuk
meningkatkan kekuatan otot. Pada kasus Frozen Shoulder akibat Capsulitis
Adhesiva tindakan fisioterapi harus diberikan sedini mungkin untuk mencegah
kekakuan yang terjadi pada sendi bahu semakin bertambah (Graham, 2008).
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
tersebut. Fase-fase tersebut adalah: (1) fase nyeri, (2) fase kekakuan, dan (3) fase
perbaikan/penyembuhan (Kisner, 2007).
2.1.4 Patofisiologi
Patofisiologi frozen shoulder masih belum jelas, tetapi beberapa penulis
menyatakan bahwa dasar terjadinya kelainan adalah imobilisasi yang lama. Setiap
nyeri yang timbul pada bahu dapat merupakan awal kekakuan sendi bahu. Hal ini
sering timbul bila sendi tidak digunakan terutama pada pasien yang apatis dan pasif
atau dengan nilai ambang nyeri yang rendah, di mana tidak tahan dengan nyeri yang
ringan akan membidai lengannya pada posisi tergantung. Lengan yang imobil akan
menyebabkan stasis vena dan kongesti sekunder dan bersama-sama dengan
vasospastik, anoksia akan menimbulkan reaksi timbunan protein, edema, eksudasi,
dan akhirnya reaksi fibrosis. Fibrosis akan menyebabkan adhesi antara lapisan bursa
subdeltoid, adhesi ekstraartikuler dan intraartikuler, kontraktur tendon
subscapularis dan bisep, perlekatan kapsul sendi (Miharjanto K,2012).
2.1.5 Diagnosis
Anamnesis
Hal-hal yang harus ditanyakan kepada pasien adalah sebagai berikut
- Lokasi yang sebenarnya dari nyeri bahu yang dirasakan.
- Faktor apa saja yang menjadi pencetus timbulnya nyeri
bahu tersebut dan yang dapat menguranginya.
- Ada tidaknya aktivitas yang berlebihan, terkilir atau trauma
pada bahu sebelumnya.
- Ada tidaknya masalah atau penyakit pada bahu yang pernah
diderita sebelumnya.
- Jika mungkin ditanyakan juga diagnosis serta terapi yang
pernah diberikan saat itu.
- Perlu juga ditanyakan mengenai pekerjaan, kegemaran atau kegiatan
waktu senggang yang sering dilakukan pasien.Sudah berapa lama nyeri
tersebut dirasakan.
Pemeriksaan fisik
4
Pada frozen shoulder merupakan gangguan pada kapsul sendi, maka
gerakan aktif maupun pasif terbatas dan nyeri. Nyeri dapat menjalar ke
leher, lengan atas dan punggung, perlu dilihat faktor pencetus timbulnya
nyeri. Gerakan pasif dan aktif terbatas. Pertama-tama pada gerakan elevasi
dan rotasi interna lengan, tetapi kemudian untuk semua gerakan sendi bahu.
Appley scratch test merupakan tes tercepat untuk mengeveluasi lingkup
gerak sendi aktif pasien diminta menggaruk daerah angulus medialis
skapula dengan tangan sisi kontra lateral melewati belakang kepala. Pada
frozen shoulder pasien tidak dapat melakukan gerakan ini. Bila sendi dapat
bergerak penuh pada bidang geraknya secara pasif, tetapi terbatas pada
gerak aktif, maka kemungkinan kelemahan otot bahu sebagai penyebab
keterbatasan.
Pemeriksaan penunjang
Selain pemeriksaan fisik untuk menegakkan diagnosa perlu dilakukan
pemeriksaan seperti X-ray, yaitu pemeriksaan untuk menyingkirkan
diagnosis banding seperti fraktur dan osteoartritis.
Arthrografi, yaitu pemeriksan x-ray dengan menggunakan kontras yang
di suntikkan ke sendi bahu sebagai tanda pengerutan atau penyusutan
kapsul sendi bahu.
MRI, yaitu untuk mengevaluasi jaringan di sekitar sendi.
(Prentice,2002).
2.1.7 Penatalaksanaan
5
Medikamentosa
Untuk mengurangi rasa nyeri diberikan analgesik dan obat anti
inflamasi nonsteroid. Pemakaian relaksan otot bertujuan untuk mengurangi
kekakuan dan nyeri dengan menghilangkan spasme otot. Beberapa penulis
menganjurkan pemberian suntikan menghilangkan nyeri secara cepat. Harus
diperhatikan kemungkinan ruptur dari tendon pada penyuntikan tersebut,
maka penyuntikan tidak boleh lebih dari 2 kali dalam 1 tahun (Salim, 2013).
Program rehabilitasi medik
- Ultrasound (US)
Pada frozen shoulder, modalitas yang sering digunakan adalah
Ultrasound. Ultrasound merupakan salah satu modalitas fisioterapi yang
secara klinis sering diaplikasikan untuk tujuan terapeutik pada kasus-kasus
tertentu termasuk kasus muskuloskeletal. Terapi ultrasound
sendiri menggunakan energi gelombang suara dengan frekuensi lebih dari
20.000Hz yang tidak mampu ditangkap oleh telinga atau pendengaran.
Dengan pemberian modalitas ultrasound dapat terjadi iritan jaringan
yang menyebabkan reaksi fisiologis seperti kerusakan
jaringan, hal ini disebabkan oleh efek mekanik dan thermal ultra
sonik. Pengaruh mekanik tersebut juga dengan terstimulasinya saraf
polimedal dan akan dihantarkan ke ganglion dorsalis sehingga memicu
produksi “P subtance” untuk selanjutnya terjadi inflamasi sekunder atau
dikenal “neurogeic inflammation”. Namun dengan terangsangnya “P
substance” tersebut mengakibatkan proses induksi proliferasi akan lebih
terpacu sehingga mempercepat terjadinya penyembuhan jaringan yang
mengalami kerusakan.
- Latihan
Latihan merupakan bagian yang terpenting dari terapi frozen shoulder.
Pada awalnya latihan gerak dilakukan secara pasif terutama bila rasa nyeri
begitu berat. Setelah nyeri berkurang latihan dapat dimulai dengan aktif
dibantu. Rasa nyeri yang timbul pada waktu sendi digerakkan baik secara
6
pasif maupun aktif menentukan saat dimulainya latihan gerak. Bila selama
latihan pasif timbul rasa nyeri sebelum akhir pergerakan sendi diduga masih
fase akut sehingga latihan gerak aktif tidak diperbolehkan. Bila rasa nyeri
terdapat pada akhir gerakan yang terbatas, berarti masa akut sudah
berkurang dan latihan secara aktif boleh dilakukan. Pada latihan gerak yang
menimbulkan/menambah rasa nyeri, maka latihan harus ditunda karena rasa
nyeri yang ditimbulkan akan menurunkan LGS. Tetapi bila gerakan pada
latihan tidak menambah rasa nyeri maka kemungkinan besar terapi latihan
gerak akan berhasil dengan baik. Latihan gerak dengan meggunakan alat
seperti shoulder wheel, over head pulleys, finger ladder dan tongkat
merupakan terapi standar untuk penderita frozen shoulder (Teyhen,2013).
2.1.8 Komplikasi
Pada kondisi frozen shoulder akibat capsulitis adhesiva yang berat dan tidak
dapat mendapatkan penanganan yang tepat dalam jangka waktu yang lama, maka
akan timbul problematik yang lebih berat antara lain :
(1) Kekakuan sendi bahu
(2) Kecenderungan terjadinya penurunan kekuatan otot-otot bahu
(3) Potensial terjadinya deformitas pada sendi bahu
(4) Atropi otot-otot sekitar sendi bahu
(5) Adanya gangguan aktifitas keseharian (AKS) (Kelley,2013).
2.1.9 Prognosis
Quo ad vitam : ad bonam
Quo ad fungtionam : dubia ad bonam
Quo ad sanationam : dubia ad bonam (Astuti, 2008).
7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
8
DAFTAR PUSTAKA
1. (Apley, A. Graham, 2008: Buku Ajar Orthopedi Fraktur Sistem Apley, 7th ed,
Widya Medika, hal.11.).
2. Astuti. 2008. Penatalaksanaaan Fisioterapi Pada Penderita Frozen Shoulder
Dextra. Surakarta. Politeknik Kesehatan Surakarta.
3. Kelley, MJ,. et al. 2013. Shoulder Pain and Mobility Deficits: Adhesive
Capsulitis. 43. 5: 2013.
4. Kisner, and colby. 2007; Theraputic Exercise foundation and technique, Fifth,
F.A Davis company, Philadelphia.
5. Miharjanto K, Kuntono H, Setiawan D. Perbedaan Pengaruh Antara Latihan
Konvensional Ditambah Latihan Plyometrics dan Latihan Konvensional
Terhadap Pengurangan Nyeri dan Disabilitas Penderita Frozen Shoulder.
6. Prentice, WE. 2002. Therapeutic Modalities For Physical Therapists. 2nd ed.
America.
7. Salim, JS. 2013. Penambahan Teknik Manual Therapy Pada Latihan
Pendulum Codman Lebih Meningkatkan Lingkup Gerak Sendi Pada Sendi
Glenohumeral Penderita Frozen Shoulder. Dempasar. Universitas udayana.
8. Teyhen, DS(ed). 2013. Frozen Shoulder What Can A Physical Therapist Do For My
Painful And Stiff Shoulder. 43. 5: May 2013. 351.
9
9. Thomson, Ann M.,2008:Tidy’s physiotherapy,12th ed, Butterworth-
Heinemann, 2007.hal.71.
10