Anda di halaman 1dari 13

ANALISIS DAN DESIGN KOLOM PANJANG

DISUSUN OLEH:

ROSMAULI MARPAUNG

1922201074

Teknik Sipil

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS LANCANG kUNING

2020/2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat dan
karunia-Nya, penulis dapat dengan lancar menunaikan salah satu tugas pada mata
kuliah Struktur Beton II yakni menulis makalah mengenai Analisis dan Design
Kolom Panjang
Sebagai manusia biasa yang tidak pernah luput dari kesalahan. Penulis
menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini, baik
dari segi penulisan maupun isi. Penulispun menerima dengan lapang dada kritikan
maupun saran yang sifatnya membangun dari pembaca agar penulis
dapatmembenahi diri.
Akhir kata, penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya serta dapat memberikan tambahan
ilmu pengetahuan bagi pembaca.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. LatarBelakang
Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yangmemikul
beban dari balok. Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang
memegang peranan penting dari suatu bangunan, sehingga keruntuhan pada
suatu kolom merupakan lokasi kritis yang dapat menyebabkan runtuhnya
(collapse) lantai yang bersangkutan dan juga runtuh total (total collapse)
seluruh struktur (Sudarmoko, 1996).
Kekuatan kolom dalam memikul beban didasarkan pada
kemampuannya memikul kombinasi beban axial (Pu) dan Momen (Mu)
secara bersamaan. Sehingga perencanaan kolom suatu struktur bangunan
didasarkan pada kekuatan dan kekakuan penampang lintangnya terhadap
aksi beban aksial dan momen lentur. Untuk mempermudah mengetahui
kekuatan penampang kolom biasanya dibuat diagram interaksi, yaitu suatu
grafik daerah batas yang menunjukkan ragam kombinasi beban aksial dan
momen yang dapat ditahan oleh kolom secara aman (Wahyudi,1997).

B. RumusanMasalah
1. Bagaimana analisis kolom panjang ?
2. Bagaimana perencanaan kolom panjang ?
C. Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk lebih memberi wawasan kepada pembaca
terkait analisis dan design kolom panjang. Di samping itu makalah ini juga
untuk menambah wawasan penulis sendiri.
BAB II
PEMBAHASAN

A. PengertianUmum
Kolom adalah elemen vertikal yang memikul sistem lantai struktural.
Elemen ini merupakan elemen yang mengalami tekan dan pada umumnya
disertai dengan momen lentur. Kolom merupakan salah satu unsur
terpenting dalam peninjauan keamananstruktur.
1. Berdasarkan bentuk dan susunantulangannya
a) Kolom segi empat atau bujur sangkar dengan tulangan memanjang
dan sengkangikat.
b) Kolom bundar dengan tulangan memanjang serta tulangan lateral yang
berupaspiral.
c) Kolom komposit yang terdiri atas beton dan profil baja struktur
didalamnya.
2. Berdasarkan posisi beban yang bekerja terhadap penampangmelintang
a) Kolom yang mengalami beban sentris berarti tidak mengalami momen
lentur.
b) Kolom dengan beban eksentris selain mengalami beban aksial juga
bekerja momenlentur.
3. Berdasarkan panjangkolom
a) Kolompendek
b) Kolompanjang

B. KolomPanjang
Kolom panjang / langsing yaitu dimana beban ultimate direduksi oleh
pembesaran momen lentur diakibatkan oleh eksentrisitas tambahan.
Penguran lebih dari 5%.
Suatu kolom yang tinggi dengan penampang kecil harus ditinjau
terhadap pengaruh kelangsingan. Pengaruh kelangsingan hanya terjadi pada
kolom dengan beban aksial tekan, karena kolom tarik tidak dipengaruhi oleh
panjang kolom. Kolom langsing dapat mempengaruhi kekuatan, karena
akan terjadi tekuk pada kolom yang menambah momen yang sudah ada.
Momen ini disebut momen sekunder.

C. Analisis dan Perancanangan Struktur Kolom Panjang (Kolom


Langsing)
Kolom langsing yang dibebani P dengan eksentrisitas e. Momen pada
ujung kolom adalah Me = P x e, dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Pembebanan Eksentrik pada Kolom Langsing

Akibat P tersebut, kolom langsing mengalami perpindahan lateral


(defleksi) sebesar Δ yang meningkatkan besarnya momen . Besar kecilnya
nilai Δ yang dihasilkan bergantung pada kelangsingan kolom, semakin
langsing kolom maka semakin besar nilai Δ yang dihasilkan. Pada lokasi
defleksi maksimum (ditengah tinggi kolom) besarnya momen yang terjadi
adalah Me = Pe + ∆.

D. Disain Kolom Panjang (KolomLangsing)


Apabila angka kelangsingan kolom melebihi batas kolom pendek,
maka kolom tersebut akan mengalami tekuk sebelum mencapai keadaan
limit kegagalan material. Regangan pada muka yang tertekan pada beton
untuk beban tekuk akan lebih kecil dari 0,003.
Kolom langsing mengalami kombinasi beban aksial dan momen
lentur, berdeformasi melintang dan mengalami momen tambahan akibat
efek Pn-Δ, dimana Pn adalah gaya aksial dan Δ adalah defleksi kolom
tertekuk pada penampang yang ditinjau. Karena adanya efek tekuk pada
kolom langsing, maka akan ada momen tambahan Pn . Δ, yangmemperkecil
kapasitas gaya aksial yang bekerja, dari titik C menjadi titik B pada diagram
interaksi yang dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Diagram Interaksi Perbesaran Gaya P – M

Momen total (Mc) = Pn . Δ + M2 dinyatakan dengan titik B pada


diagram pada Gambar 2, dengan M2 adalah momen terfaktor akibat beban
luar. Kolom tersebut dapat didisain dengan momen Mc seperti cara disain
kolom tidak langsing (kolom pendek). Angka perbandingan Mc/M2 disebut
dengan faktor pembesar (magnification factor, δ ).
Apabila klu/r adalah angka kelangsingan, maka batas bawah angka
kelangsingan yang apabila lebih kecil dari batas ini analisis stabilitas boleh
diabaikan, berdasarkan SK-SNI-2013.
Pengaruh kelangsingan pada komponen struktur tekan harus diperhitungkan
apabila dipenuhi:
1
2𝑀1
.a Rangkaportal tak bergoyang(Braced Framed): 𝑘.𝑙𝑢>34− (1)
𝑟 𝑀2

b. Rangkaportal bergoyang(UnbracedFramed) : 𝑘.𝑙𝑢>22 (2)


𝑟

dimana :
k = faktor panjang kolom (tergantung dari kondisi ujung
kolom)
lu = panjang kolom
M1 Dan M2 = momen ujung kolom terfaktor, dengan M2>M1.
M1/M2 bernilai positif bila kolom melentur dengan
kelengkungan tunggal dan bernilai negatif bila kolom
melentur dengan kelengkungan ganda.
r = jari-jari girasi,dengan r = √(𝐼𝑔/𝐴𝑔), dapat diambil r =
0,3.h untuk penampang segi empat, dimana h adalah
dimensi kolom tegak lurus terhadap sumbu lentur.
Untuk penampang lingkaran r dapat diambil sebesar
0,25.h.
Faktor panjang efektif, k , untuk komponen struktur tekan dari rangka
tak bergoyang, harus diambil sama dengan dengan 1,0 kecuali ditunjukkan
lain oleh analisis. Perhitungan k harus berdasarkan pada nilai-nilai E dan I
dengan menggunakan Gambar 3 berikut :

Gambar 3. Faktor panjang efektif k untuk rangka


(a) struktur tak bergoyang, (b) strukturbergoyang.

Apabila nilai klu/r lebih besar dari pada yang diperoleh dari persamaan
(1) dan persamaan (2), maka dapat disarankan untuk menggunakan dua
metode analisis stabilitas berikut:
1. Metoda Pembesaran Momen (Moment MagnificationFactor)
Dimana disain kolom tersebut didasarkan atau momen yang diperbesar.
a. Rangka portal tak bergoyang (BracedFramed)
Mc=δnsM2 (3)
dengan,
𝐶𝑚
δns= ≥1,0 (4)
1−𝑃𝑢
0.75𝑃𝑐
𝜋2 𝐸𝐼
Pc= (5)
(𝑘𝑙𝑢 )2

Bila tidak menggunakan perhiyungan yang lebih akurat, EI


dalam persamaan (5) boleh diambil sebesar
0.2𝐸𝑐 𝐼𝑔 +𝐸𝑠 𝐼𝑠𝑒
EI= (6)
1+𝛽𝑑

atau secara lebih konservatif


0,4𝐸𝑐𝐼𝑔
EI = (7)
1+𝛽𝑑

dimana :
δns : faktor pembesar momen untuk rangka yang ditahan
terhadap goyangan ke samping, untuk menggambarkan
pengaruh kelengkungan komponen struktur diantara
ujung-ujung komponen struktur tekan.
Cm : suatu faktor yang menghubungkan diagram momen
aktual dengan suatu diagram momen merata ekuivalen
Ig : momen inersia penampang bruto beton terhadap sumbu
pusat penampang, dengan mengabaikan tulangan, mm4
Ise : momen inersia tulangan terhadap sumbu pusat
penampang komponen struktur, mm4
βd : rasio dari beban tetap aksial terfaktor maksimu terhadap
beban aksial terfaktor maksimum dari kombinasi beban
yang sama
Untuk komponen struktur tanpa beban transversal di antara
tumpuannya, Cm dalam persamaan (4) harus diambil sebesar
𝑀1
𝐶𝑚 = 0,6 + 0,4 ≥0,4 (8)
𝑀2

Dengan M1/M2 bernilai positif bila kolom melentur dengan


kelengkungan tunggal. Untuk komponen struktur dengan beban
transversal di antara tumpuannya, Cm harus diambil sama
dengan 1,0.
Momen terfaktor M2 dalam persamaan (3) tidak boleh diambil
lebih kecil dari:
𝑀2,𝑚𝑖𝑛= 𝑃𝑢(15+0,03ℎ) (9)
Untuk komponen struktur dengan M2,min > M2, maka nilai Cm
dalam persamaan (8) harus ditentukan:
a) sama dengan 1,0,atau
b) berdasarkan pada rasio antara M1 dan M2 yangdihitung.

b. Rangka portal bergoyang (UnbracedFramed)


Momen M1 dan M2 pada ujung-ujung komponen struktur
tekan harus diambil sebesar :
𝑀1= 𝑀1𝑛𝑠+𝛿𝑠𝑀1𝑠 (10)
𝑀2= 𝑀2𝑛𝑠+𝛿𝑠𝑀2𝑠 (11)
Sebagai alternatif , δs.Ms boleh dihitung sebagai berikut :
𝑀𝑠
𝛿𝑀 = ≥𝑀 (12)
𝑠 1𝑠 ∑𝑃 𝑠
1− 𝑢
0.75 ∑ 𝑃𝑐

dengan ΣPu adalah jumlah seluruh beban vertikal terfaktor yang


bekerja pada suatu tingkat, dan ΣPc adalah jumlah seluruh
kapasitas tekan kolom-kolom bergoyang pada suatu tingkat. Pc
dihitung dengan persamaan (5).
dimana:
M1s : nilai yang lebih kecil dari momen-momen ujung
terfaktor pada komponen struktur tekan akibat beban
yang menimbulkan goyangan ke samping yang berarti,
dihitung dengan analisis rangka elastis konvensional
(order pertama), bernilai positif bila komponen struktur
melentur dalam kelengkungan tunggal, negatif bila
melentur dalam kelengkungan ganda, N-mm
M1ns: nilai yang lebih kecil dari momen-momen ujung
terfaktor pada komponen sruktur tekan akibat beban
yang tidak menimbulkan goyangan ke samping yang
berarti, dihitung dengan analisis rangka elastis
konvensional (order pertama), bernilai positif bila
komponen struktur melentur dalam kelengkungan
tunggal, negatif bila melentur dalam kelengkungan
ganda, N-mm
M2s : nilai yang lebih besar dari momen-momen ujung
terfaktor pada komponen struktur tekan akibat beban
yang menimbulkan goyangan ke samping yang berarti,
dihitung dengan analisis rangka elastis konvensional, N-
mm
M2ns : nilai yang lebih besar dari momen-momen ujung
terfaktor pada komponen struktur tekan akibat beban
yang tidak menimbulkan goyangan ke samping yang
berarti, dihitung dengan analisis rangka elastis
konvensional, N-mm

2. Analisis ordekedua
Yang memperhitungkan efek defleksi. Analisis ini harus digunakan
apabila klu/r > 100.

E. Tulangan LateralKolom
a. TulanganSengkang
Tulangan lateral diperlukan untuk mencegah terlepasnya selimut
beton atau tekuk lokal tulangan memanjang. Tulangan lateral dapat
berupa sengkang yang didistribusikan merata diseluruh tinggi kolom
dengan jarak tertentu. Tulangan sengkang yang digunakan harus
memenuhi persyaratan berikut :
1) Sengkang pengikat lateral harus dipasang sepenuhnya menerus di
sekeliling inti bajastruktural.
2) Sengkang pengikat harus mempunyai diameter tidak kurang dari
1/50 kali dimensi sisi terbesar dari komponen struktur komposit.
Namun, diameter sengkang pengikat tersebut tidak boleh lebih
kecil dari D-10 dan tidak perlu lebih besar dari D-16. Jaring kawat
las yang mempunyai luas ekuivalen boleh juga digunakan sebagai
sengkangpengikat.
3) Spasi vertikal antara sengkang pengikat lateral tidak bolehmelebihi
16 diameter batang tulangan longitudinal, 48 diameter batang
sengkang pengikat, atau 1/2 kali dimensi sisi terkecil dari
komponen strukturkomposit.

b. TulanganSpiral
Tulangan spiral khususnya digunakan untuk meningkatkan daktilitas
kolom, sehingga sering digunakan untuk daerah dengan risiko gempa
tinggi. Tulangan spiral yang mempunyai jarak cukup dekat dapat
menambah kapasitas beban batas pada kolom. Angka penulangan spiral
minimum ρs , adalah sebesar :
𝐴𝑔 𝑓𝑐
𝜌𝑠= 0,45. ( − 1). 𝑓 (13)
𝐴𝑐 𝑠𝑦

dimana:
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛𝑠𝑝𝑖𝑟𝑎𝑙𝑡𝑖𝑎𝑝𝑠𝑎𝑡𝑢𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛
𝜌𝑠=
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒𝑏𝑒𝑡𝑜𝑛𝑦𝑎𝑛𝑔𝑡𝑒𝑟𝑘𝑎𝑛𝑑𝑢𝑛𝑔𝑝𝑎𝑑𝑎𝑠𝑎𝑡𝑢𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛
𝜋. ℎ2
𝐴𝑔=
4
.𝜋𝐷 2
𝐴=
𝑐
𝑐
4

dimana:
h : diameterkolom
Dc : diameter inti beton dari tepi ke tepi spiral
fc’ : kuat tekan beton karakteristik
fsy : kekuatan leleh tulanganspiral
Untuk menentukan jarak (pitch) s dari spiral, tentukan ρs minimum,
kemudian pilih diameter tulangan spiral db, dan hitung as. Jarak s dari
spiral dapat ditentukan sebagai berikut :
Angka penulangan spiral pada persamaan (13), dapat dituliskan sebagai
berikut:
𝑎𝑠 .𝜋(𝐷𝑐 −𝑑𝑏 )
𝜌𝑠 = (𝜋/4)𝐷𝑐2 .
(14)
𝑠
atau
𝑎𝑠 .𝜋(𝐷𝑐 −𝑑𝑏 )
𝑝𝑖𝑡𝑐ℎ𝑠= (15)
(𝜋/4)𝐷𝑐 2 .𝜌𝑠
diperoleh:
4.𝑎𝑠 .(𝐷𝑐 −𝑑𝑏 )
𝑠= (16)
𝐷𝑐 2.𝜌𝑠

dimana:
as = luas penampang melitang spiral
db = diameter nominal tulanganspiral
Jarak atau pitch spiral, s, dibatasi antara 25 mm sampai 80 mm, dan
diameter yang digunakan tidak boleh lebih kecil daripada 10 mm.
Apabila tidak digunakan las, spiral harus mempunyai sambungan
lewatan paling sedikit 1,5 kali putaran spiral.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Besar kecilnya nilai defleksi kolom tertekuk yang dihasilkan
bergantung pada kelangsingan kolom, semakin langsing kolom maka
semakin besar nilai defleksi kolom tertekuk yang dihasilkan.
Apabila angka kelangsingan kolom melebihi batas kolom pendek,
maka kolom tersebut akan mengalami tekuk sebelum mencapai keadaan
limit kegagalan material.

B. Saran
Penulis menyadari sepenuhnya jika makalah ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis meminta
kritik yang membangun dari para pembaca.

Anda mungkin juga menyukai