Anda di halaman 1dari 1

Liputan6.

com, Jakarta - Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) menyerukan dan
meminta semua elemen masyarakat apapun latar belakangnya tidak melibatkan anak-anak
dalam aksi menolak Undang-Undang Cipta Kerja yang baru disahkan DPR RI.

Pasalnya sepanjang aksi menolak UU Cipta Kerja, ditemukan fakta bahwa ribuan anak
yang tidak mempunyai kepentingan ikut dalam demostrasi menolak UU RI Cipta Kerja di
berbagai daerah.

BACA JUGA

 KPK Tahan Eks Anggota DPRD Sumatera Utara Nurhasanah

'Yang memprihatinkan anak-anak berstatus pelajar tersebut disinyalir didatangkan dari


berbagai daerah untuk saling lempar dengan aparat keamanan dalam aksi demonstrasi
untuk menciptakan situasi memanas dan gaduh,” ujar Ketua Komisi Nasional Perlindungan
Anak Arist Merdeka Sirait dalam keterangannya, Rabu (14/10/2020). 

Arist menjelaskan banyak anak-anak yang diamankan aparat kepolisian sebelum sampai
pada arena domonstrasi. Mereka mengaku dikerahkan melalui sistim pesan berantai
menggunakan media sosial. Mereka juga tidak tahu apa yang diperjuangkan. 

"Kami hanya diperintakan berkumpul di satu tempat lalu disediakan kendaraan dan ada
juga yang harus berjuang menumpang truk secara berantai," kata Arist mengutip
pengakuan seorang anak yang diamankan di Polda Metro Jaya.

Dari fakta-fakta tersebut sangat jelas bahwa anak secara sistemik sengaja diorganisir
secara terukur dilibatkakan atau dieksploitasi secara pilitik untuk kepentingan dan tujuan
kelompok tertentu. “Sudah tidak terbantahkan lagi bahwa anak-anak sengaja dihadirkan
dalam aksi demonstrasi untuk menolak UU Cipta Kerja untuk tujuan dan kepentingan
kelompok tertentu," katanya.

Arist meminta semua pihak tidak melibatkan anak dalam kegiatan-kegiatan politik,
demonstrasi untuk kepentingan kelompok tertentu. Sebab menggerakan anak dalam
kegiatan politik yang tidak ada hubungannya dengan kepentingan mereka.

"Janganlah kita memanfaatkan anak untuk kepentingan politik," ungkapnya. 

Anda mungkin juga menyukai