JOINT VENTURE
Di Susun Oleh :
Kelompok 9
Joint venture adalah bentuk gabungan dari beberapa perusahaan dari berbagai negara yang
berkerjasama dan menjadi satu perusahaan untuk mencapai konsentrasi kekuatan ekonomi dan
tanpa melihat besar atau kecilnya modal. Kepengurusan Joint venture dipimpin oleh Dewan
Direktur yang dipilih oleh para pemegang saham, dan pendiriannya harus mempunyai bentuk
hukum PT (Perseroan Terbatas). Secara sederhana, joint venture adalah usaha bisnis yang
dilakukan oleh dua entitas bisnis atau lebih untuk periode waktu tertentu. kerja sama ini
diciptakan untuk memberikan tujuan spesifik dan ditentukan dalam rencana yang telah
disepakati. Sistem ini biasanya berakhir setelah tujuan-tujuan tersebut terpenuhi kecuali para
pihak memutuskan untuk terus bekerja sama.
Para pihak yang terlibat dalam sistem ini diatur oleh perjanjian kontrak yang mereka buat.
Perjanjian tersebut menetapkan hal-hal seperti kewajiban mereka, tingkat di mana mereka akan
berbagi keuntungan atau kerugian, hak dan kewajiban mereka satu sama lain. Adapun pengertian
joint venture menurut para ahli, yaitu :
Menurut Peter Mahmud bahwa kontrak joint venture adalah “suatu kontrak atau
perjanjuan antara dua perusahaan guna mendirikan suatu perusahaan baru. Perusahaan
baru inilah yang kemudian disebut sebagai perusahaan joint venture.”
Menurut Erman Rajagukguk bahwa joint venture adalah “suatu bentuk kerjasama
antara pemilik modal nasional dengan modal asing yang didasari pada suatu kontraktual
(perjanjian).”
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1967 Pasal 23 terkait tentang penanaman modal asing.
“Dalam bidang-bidang usaha yang terbuka bagi modal asing dapat diadakan kerja sama
antara modal asing dengan modal nasional dengan mengingat ketentuan dalam pasal 3.”
Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1993 terkait pemilik saham perusahaan penanaman
modal asing. Mengenai perubahan peraturan pemerintah nomor 17 tahun 1992 tentang
persyaratan pemilikan saham dalam perusahaan penanaman modal asing.
Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun Pemilikan Saham dalam Perusahaan yang
didirikan dalam rangka penanaman modal asing.
Berdasarkan Surat Keterangan Menteri Negara Penggerak Dana Investasi atau Ketua
Badan Koordinasi Penanaman Modal No. 15 / SK / 1994 terkait dengan ketentuan
pelaksanaan pemilikan saham dalam perusahaan yang di dirikan dalam rangka
penanaman modal asing.
Joint Venture Domestik adalah salah satu bentuk kerjasama Joint Venture yang di jalin
antar perusahaan dalam negeri.
Joint Venture Internasioanal yaitu suatu bentuk kerjasama Joint Venture yang melibatkan
perusahaan asing sebagai salah satu pihak.
Harus berbentuk Perseroan Terbatas atau PT bila didalamnya terdapat permodalan dari
asing.
Joint venture PMA, modal minimal dalam negeri sebesar 51 % dari total semua modal
perusahaan tersebut dan presentasi kepemilikannya dapat dilihat pada bidang usaha yang
dijalankan oleh perusahaan.
Adanya bidang-bidang usaha yang tidak terbuka untuk perusahaan joint venture sehingga
calon investor harus melihat daftar negatif investasi terbaru.
Perusahaan joint venture PMA harus terlebih dahulu mengajukan izin prinsip dan Izin
Usaha Tetap (IUT) di Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).
Perusahaan Joint Venture PMA harus menjelaskan Laporan Kegiatan Penanaman Modal
(LKPPM) secara bertahap.
Kelebihan :
Penanam modal domestik dapat lebih memahami kondisi lingkungan dimana lokasi joint
venture didirikan.
Penanam modal domestik memiliki teknologi yang tepat untuk lingkungan sekitar.
Akses kepada pasar modal di negara domestik dapat ditingkatkan oleh hubungan serta
reputasi penanam modal lokal.
Kekurangan :
Rentabilitas
Pembiayaan
Menghemat tenaga
Membatasi risiko.
Kemungkinan optimasi know how
Kemungkinan pembatasan saling ketergantungan (kongkuresi).
Bentuk joint venture yang bersifat sementara merupakan kerjasama usaha antara penanam
modal dalam negeri degnan penanam modal asing dengan tidak membentuk badan hukum
yang baru.
Bentuk joint venture ini adalah suatu kerja usaha antara penanam modal asing dengan
penanam modal dalam negeri yang membentuk badan hukum yang baru.
Sebuah perusahaan yang baru dan didirikan dari beberapa perusahaan lain secara
bersama.
Di Indonesia, perusahaan joint venture adalah kerjasama antara perusahaan lokal atau
domestik dan perusahaan asing.
Modal joint venture dapat teridri dari saham yang disediakan oleh perusahaan pendiri
dengan perbandingan tertentu setiap perusahaan.
Hak suara dan kekuasaan dapat didasarkan pada jumlah saham masing-masing
perusahaan pendiri.
Perusahaan yang mendirikan joint venture akan tetap memiliki eksistensi dan kebebasan
masing-masing.
Risiko yabg dihadapai akan ditanggung bersama oleh partner masing-masing melalui
perusahaan yang berlainan.
Berikut adalah beberapa perusahaan besar yang bergabung dalam sistem joint venture,
beberapa diantaranya adalah perusahaan yang ada di Indonesia.
1. Asus dan Gigabyte
Persaingan bisnis dalam produksi perangkat keras untuk produk komputer, mendorong
banyak perusahaan melakukan inovasi dan melakukan kerjasama dengan perusahaan
lainnya. Hal ini juga dilakukan oleh dua perusahaan teknologi kenamaan asal taiwan
yaitu Gigabyte dan ASUS, yang selama ini berkompetisi ketat pada produksi
motherboard, graphics card, dan beberapa komponen lain.
Kedua perusahaan tersebut ssepakat melakukan kerja sama untuk membuat strategi
baru dalam pembuatan dan pemasaran produk motherboard dan graphics card pada
tahun 2007.
Saham Pusri sendiri di perusahaan yang dibangun dengan sistem joint venture tersebut
mencapai USD97 juta, dan harus dicairkan dalam empat tahun ke depan.
1. Tujuan Khusus
Para pihak yang terlibat dalam sistem joint venture biasanya telah memiliki tujuan yang
telah ditentukan sebelumnya. Mereka umumnya menyatakan tujuan ini dengan jelas dalam
persetujuan dan perjanjian yang telah disepakati oleh mereka.
2. Kesepakatan
Para pihak dalam sistem joint venture, yaitu para venturer bersama, umumnya
melaksanakan perjanjian tertulis di antara mereka. Perjanjian ini menyatakan perincian
seperti kewajiban mereka, rasio pembagian laba / rugi, hak dan kewajiban mereka, dll.
3. Durasi Tertentu
Karena semua usaha dakam sistem ini dibuat untuk tujuan tertentu, mereka umumnya
berakhir begitu tujuan tersebut terpenuhi. Namun, para pihak dapat terus bekerja bersama
jika mereka sepakat untuk melakukannya.
4. Pembagian Keuntungan
Para pihak selalu menyepakati rasio di mana mereka akan berbagi keuntungan dan
kerugian mereka. Jika tidak ada kesepakatan untuk efek ini, mereka harus membagi
keuntungan secara merata.
5. Struktur Usaha
Para pihak dapat membuat usaha patungan dengan melakukan kontrol pada salah satu
aspek berikut:
Aktiva,
Operasi, atau
Entitas bisnis itu sendiri.