Anda di halaman 1dari 5

JKK, Tahun 2016, Volume 5(4), halaman 9-13 ISSN 2303-1077

SKRINING FITOKIMIA EKSTRAK DAUN BELIMBING HUTAN (Baccaurea angulata


Merr.)

Bambang Elik Andriyanto1*, Puji Ardiningsih1, Nora Idiawati1


1
Program Studi Kimia, Fakultas MIPA, Universitas Tanjungpura,
Jl. Prof. Dr. H. Hadari Nawawi, Pontianak
*email: b.e.andriyanto@gmail.com

ABSTRAK
Pohon belimbing hutan merupakan salah satu tumbuhan dari genus Baccaurea. Tanaman ini
hidup di daerah tropis di Kalimantan Barat dan buahnya dapat dikonsumsi. Penelitian ini
dilakukan untuk mengetahui kandungan senyawa metabolit sekunder dan aktivitas antioksidan
daun belimbing hutan. Senyawa metabolit sekunder diperoleh dari proses ekstraksi yaitu
maserasi dan partisi. Hasil uji fitokimia pada ekstrak kasar metanol mengandung alkaloid,
flavonoid, saponin, polifenol, terpenoid maupun steroid, fraksi n-heksana hanya mengandung
flavonoid dan steroid, fraksi etil asetat mengandung alkaloid, flavonoid, polifenol dan steroid.
Sedangkan fraksi metanol positif mengandung alkaloid, flavonoid, saponin, dan steroid.

Kata Kunci: Belimbing hutan (Baccaurea angulata Merr.), fitokimia

PENDAHULUAN Panjaitan (2014) menunjukkan bahwa kulit


batang B. hookeri mengandung golongan
Baccaurea angulata Merr. pada
senyawa alkaloid, flavonoid, polifenol dan
masyarakat di Indonesia dikenal sebagai
steroid serta memiliki aktivitas antioksidan
‘belimbing dayak’, ‘belimbing Hutan’ atau
pada ekstrak metanol dengan IC50 56,479
‘ucung’ merupakan salah satu buah kurang
ppm.
dimanfaatkan dari Kalimantan. Tumbuhan
Penelitian ini akan dilakukan dengan
belimbing hutan (Baccaurea angulata Merr.)
beberapa tahap pengerjaan yaitu maserasi,
merupakan salah satu spesies dari genus
ekstraksi dan fraksinasi kemudian
Baccaurea yang berpotensi sebagai sumber
dilanjutkan dengan uji metabolit sekunder.
antioksidan alami. Penelitian sebelumnya
menunjukkan bahwa fraksi metanol buah
METODOLOGI PENELITIAN
belimbing hutan memiliki aktivitas
antioksidan (Ahmed et al, 2014). Pohonnya Alat dan Bahan
memiliki ketinggian sekitar 8-10 m, memiliki Alat-alat yang digunakan adalah batang
daun tebal dan luas serta daunnya pengaduk, blender, corong kaca, corong
berbentuk elips. B. angulata Merr. pisah, gelas beaker, kaca arloji, kuvet, labu
merupakan tanaman buah musiman dan ukur, neraca analitik, pipet volum, pipet
buah tumbuh pada batang dan cabang tetes, rotary evaporator, spatula dan tabung
pohon (Rukayah, 2002). reaksi.
Spesies dari Baccaurea yang telah diteliti Sampel tumbuhan yang digunakan adalah
antara lain B. macrocarpa yang diketahui daun belimbing hutan. Bahan kimia yang
mengandung alkaloid, flavonoid dan digunakan antara lain akuades (H2O), asam
saponin. B. macrocarpa juga diketahui asetat (C2H4O2), asam askorbat (C6H8O6),
dapat menghambat radikal bebas DPPH asam klorida (HCl), asam sulfat (H2SO4),
dengan nilai EC50 33,11 ppm (Tirtana, dkk., besi (III) klorida (FeCl3), dietil eter
2013). Ekstrak buah B. lanceolata (Miq.) ((C2H5)2O), etil asetat (CH3COOC2H5), n-
Mull. Arg) diketahui memiliki kemampuan heksana (C6H14), magnesium (Mg), metanol
menghambat radikal bebas DPPH dan fraksi (CH3OH), natrium hidroksida (NaOH),
etil asetat kulit buahnya memiliki bioaktivitas natrium klorida (NaCl), pereaksi Dragendroff,
terhadap larva udang dengan nilai LC50 pereaksi Hager, pereaksi Liebermann-
sebesar 23,2190 ppm (Manullang, dkk., Bouchard, pereaksi Meyer dan seng (Zn).
2013). Penelitian lain yang dilakukan

9
JKK, Tahun 2016, Volume 5(4), halaman 1-8 ISSN 2303-1077

Prosedur penelitian magnesium (Mg) dan asam klorida pekat


Preparasi sampel (HCl). Penambahan serbuk Mg bertujuan
Sampel daun belimbing hutan berasal dari agar membentuk ikatan dengan gugus
Desa Kelompu, Kecamatan Kembayan, karbonil pada senyawa flavonoid.
Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat. Penambahan HCl bertujuan untuk
Daun belimbing hutan dibersihkan, membentuk garam flavilium yang ditandai
kemudian dipotong tipis-tipis dan dikering dengan perubahan warna menjadi merah
anginkan. Sampel yang telah kering jingga.
dihaluskan menggunakan blender.
c. Uji Saponin
Ekstraksi Uji saponin dilakukan dengan melarutkan
Sebanyak 1,2 kg sampel daun belimbing sampel dalam akuades kemudian
hutan yang sudah dikeringkan dan dipanaskan selama 15 menit lalu dikocok
dihaluskan kemudian dimaserasi selama selama 10 detik. Jika terbentuk buih yang
3x24 jam dengan menggunakan pelarut stabil selama kurang lebih 10 menit dan
metanol pada suhu kamar. Hasil maserasi ditambahkan beberapa tetes asam klorida 2
kemudian disaring agar diperoleh filtrat yang N, maka sampel positif mengandung
terpisah dari residu. Maserat metanol saponin.
dipekatkan dengan rotary evaporator
sehingga diperoleh ekstrak metanol. d. Uji Tanin / Polifenol
Uji tanin/ polifenol dilakukan dengan
Partisi menambahkan larutan FeCl3 5 % terhadap
Ekstrak kasar metanol daun belimbing sampel. Sampel yang mengandung polifenol
hutan dilakukan partisi dengan akan membentuk senyawa kompleks Fe3+-
menggunakan pelarut n-heksana sehingga tanin / polifenol dengan ikatan koordinasi
diperoleh fraksi n-heksana dan metanol. dengan terjadinya perubahan warna menjadi
Fraksi metanol selanjutnya dilakukan partisi biru kehitaman atau hijau kecoklatan. Hal ini
kembali dengan pelarut etil asetat sehingga terjadi karena atom O pada tanin / polifenol
diperoleh fraksi etil asetat dan fraksi dapat mendonorkan pasangan elektron
metanol. Setiap fraksi metanol, fraksi n- bebasnya ke Fe3+ yang memiliki orbital d
heksana dan fraksi etil asetat yang diperoleh kosong membnetuk ikatan kovalen koordinat
dipekatkan dengan menggunakan rotary untuk menjadi suatu senyawa kompleks.
evaporator dan ditimbang.
e. Uji terpenoid dan steroid
Uji Fitokimia (Harborne, 1987) Uji nterpenoid/ steroid dilakukan dengan
Uji fitokimia meliputi uji alkaloid, flavonoid, melarutkan sampel dengan pereaksi
saponin, tanin / polifenol, terpenoid dan Liebermann Burchard (asam asetat anhidrat
steroid. Uji ini dilakukan untuk dan asam sulfat pekat). Sampel yang
mengidentifikasi senyawa metabolit mengandung senyawa golongan steroid
sekunder yang terdapat pada ekstrak daun akan berubah warna menjadi hijau kebiruan.
belimbing hutan. Sedangkan senyawa golongan triterpenoid
akan berubah warna membentuk cincin
a. Uji Alkaloid coklat atau violet.
Uji alkaloid dilakukan menggunakan
pereaksi Mayer (kalium tetraiodomerkurat HASIL DAN PEMBAHASAN
(II)), Wagner (iodin dalam kalium iodida) dan
Sampel yang digunakan dalam penelitian
Dragendroff (bismut nitrat dalam kalium
ini adalah daun tumbuhan belimbing hutan
iodida). Sampel yang mengandung alkaloid
(Baccaurea angulata Merr.) yang diambil
akan membentukendapan jingga sampai
dari Kecamatan Kembayan, Kabupaten
kecoklatan dan terbentuk endapan apabila
Sanggau. Sampel ini kemudian
direaksikan dengan masing-masing dari
dikeringanginkan di tempat yang tidak
ketiga reagen tersebut.
terkena sinar matahari langsung yang
bertujuan supaya kandungan metabolit
b. Uji Flavonoid
sekunder yang ada di sampel tidak rusak.
Identifikasi senyawa flavonoid dilakukan
Sampel yang telah kering kemudian
dengan menggunakan pereaksi serbuk

10
JKK, Tahun 2016, Volume 5(4), halaman 1-8 ISSN 2303-1077

dihaluskan. Proses penghalusan bertujuan


untuk memperbesar luas permukaan sampel Uji Fitokimia
sehingga kontak antara sampel dengan Uji fitokimia dilakukan sebagai uji
pelarut menjadi besar sehingga ekstrak yang pendahuluan secara kualitatif untuk
ada di dalam sampel mudah larut ke dalam mengetahui kandungan senyawa kimia
pelarut. (metabolit sekunder) dalam tumbuhan
Sampel dimaserasi selama 3x24 jam (daun). Kandungan kimia yang diuji secara
dengan pelarut metanol. Setiap 1x24 jam fitokimia pada daun tumbuhan yaitu
pelarut metanol diganti dengan yang baru. alkaloid, flavonoid, saponin, tanin/polifenol
Penggantian pelarut ini bertujuan untuk dan terpenoid/steroid. Seperti yang disajikan
mengurangi kejenuhan pelarut oleh zat pada Tabel 2.
terlarut yang berasal dari dalam sampel.
Sehingga diharapkan zat yang terdapat pada Tabel 2. Hasil uji fitokimia ekstrak kulit
sampel dapat larut sempurna. Maserasi batang belimbing hutan
adalah proses ekstraksi sederhana dengan Golongan Ek. Fraksi
merendam sampel ke dalam pelarut tertentu Senyawa MeOH N-hex EA MeOH
(metanol) yang bertujuan meningkatkan Alkaloid: + - + +
permeabilitas dinding sel melalui tiga Meyer + - + -
tahapan; (1) masuknya pelarut ke dalam Dragendroff + - - ++
dinding sel tumbuhan, (2) larutnya senyawa Wagner - - - -
pada dinding sel ke dalam pelarut, (3) difusi Flavonoid + + ++ +
senyawa oleh pelarut keluar dari dinding sel Saponin ++ - - +
tumbuhan (Harborne, 1987). Tanin/
+++ - ++ +
Ekstrak metanol yang diperoleh dari hasil polifenol
Terpenoid +++ - - -
maserasi selanjutnya dipartisi dengan
Steroid +++ + ++ +
metode ekstraksi cair-cair. Partisi yang
Keterangan : Ek. MeOH= ekstrak metanol,
digunakan pada penelitian ini menggunakan
Fraksi N-hex= fraksi n-heksana, Fraksi
2 pelarut yaitu n-heksana dan etil asetat.
MeOH= fraksi metanol, (-)= reaksi tidak ada,
Partisi adalah suatu proses pemisahan
(+)= reaksi dalam jumlah sedikit, (++)=
komponen-komponen dalam suatu senyawa
reaksi dalam jumlah sedang, (+++)= reaksi
berdasarkan perbedaan kelarutan, dengan
dalam jumlah cukup tinggi.
prinsip distribusi zat terlarut dalam dua
pelarut yang tidak saling campur. Sehingga
Tabel 2 di atas menunjukkan bahwa
senyawa polar akan lebih larut dalam pelarut
ekstrak kasar metanol mengandung
yang polar dan sebaliknya, senyawa
komponen bioaktif yang lebih banyak
nonpolar akan lebih larut dalam pelarut yang
dibandingkan dengan ekstrak dari pelarut
nonpolar.
lain. Menurut Harborne (1987), pelarut yang
bersifat polar mampu mengekstrak senyawa
Tabel 1. Berat dan rendemen hasil fraksi
alkaloid, komponen fenolik, tanin, gula, asam
kulit batang belimbing hutan
amino, glikosida. Ekstrak kasar metanol
Massa Rendemen
Sampel daun belimbing hutan mengandung alkaloid,
(g) (%)
flavonoid, saponin, tanin dan terpenoid serta
Eks kasar metanol 2 - steroid. Fraksi n-heksana hanya
Fraksi n-heksana 0,078 3,9 mengandung flavonoid dan steroid, fraksi etil
Fraksi etil asetat 0,235 11,75 asetat mengandung alkaloid, flavonoid,
Fraksi metanol 1,461 73,05 polifenol dan steroid. Sedangkan sedangkan
fraksi methanol positif mengandung alkaloid,
Hasil yang diperoleh dari ekstraksi sebesar flavonoid, saponin, dan steroid.
17,094 gram dari 1,2 kg sampel yang Senyawa yang mengandung antioksidan
digunakan. Ekstrak kasar metanol yang banyak terdapat pada alkaloid, steroid,
digunakan dalam partisi sebanyak 2 gram. flavonoid dan saponin (Kannan, et al. 2009).
Hasil yang diperoleh dari partisi ekstrak Berdasarkan hasil pengujian ekstrak daun
kasar metanol yaitu fraksi n-heksana belimbing hutan mengandung komponen
sebesar 0,078 gram, fraksi etil asetat bioaktif flavonoid pada semua pelarut. Hasil
sebesar 0,235 gram sedangkan fraksi ini menandakan bahwa ekstrak daun
metanol sebesar 1,461 gram.

11
JKK, Tahun 2016, Volume 5(4), halaman 1-8 ISSN 2303-1077

belimbing hutan memiliki aktivitas Properties of Underutilized


antioksidan walaupun tergolong sangat Baccaurea angulata Fruit,
lemah. Flavonoid memiliki kerangka dasar International Journal of Advances in
yang terdiri dari 15 atom karbon, yang dua Agricultural & Environmental Engg
cincin benzen terikat pada suatu rantai (IJAAEE), 1: 144-150
propane membentuk susunan C6-C3-C6. Chen C. Y. O., Blumberg, J. B., 2007.
Rahmayani et al, (2013) menyatakan bahwa Phytochemical Composition of Nuts.
flavonoid berfungsi sebagai antioksidan Asia Pacific Journal of Clinical
lemak pada manusia. Flavonoid dapat Nutrition, 1:329-32
digunakan untuk mengurangi resiko Harborne, J. B., 1987, Metode Fitokimia,
beberapa penyakit kronis dengan Penuntun Cara Modern Menganalisis
kemampuannya sebagai antioksidan, anti- Tumbuhan, Penterjemah: K.
inflamasi, dan anti-proliferasi (Chen dan Padmawinata dan I. Soediro, terbitan
Blumberg, 2007). ke-2, Penerbit ITB, Bandung.
Steroid juga terdeteksi pada semua Kannan, A., Hettiarachchy, N., Arayan, S.,
pelarut. Steroid merupakan golongan 2009, Colon and Breast Anti-Cancer
senyawa triterpenoid. Pranoto et al, (2012) Effects of Peptide Hydrolysates
melaporkan bahwa senyawa turunan Derived from Rice Bran. The Open
terpenoid memiliki aktivitas sebagai anti Bioactive Compounds Jurnal, 2:17-
mikroba dan anti jamur. Senyawa steroid 20.
dapat digunakan sebagai bahan dasar Manullang, L., Daniel, Arung, E. T., 2013, Uji
pembuatan obat (Harborne, 1987). Toksisitas dan Antioksidan Ekstrak
Ekstrak daun Belimbing Hutan pada Buah Kelepesoh (Baccaurea
ekstrak kasar metanol dan fraksi metanol Lanceolata (Miq.) Mull. Arg), Jurnal
terdeteksi mengandung saponin. Saponin Science East Borneo, 1:1.
merupakan senyawa aktif permukaan dan Panjaitan, M. P., Alimuddin, A. H.,
bersifat seperti sabun yang dapat dideteksi Adhitiyawarman, 2014, Skrining
berdasarkan kemampuannya membentuk Fitokimia dan Uji Aktivitas
busa. Saponin termasuk golongan Antioksidan Ekstrak Metanol Kulit
triterpenoid yang mempunyai kerangka Batang Ceria (Baccaurea hookeri),
karbon berdasarkan isoprena. Septiadi et al. Jurnal Kimia Khatulistiwa, 3:17-21.
(2013) melaporkan bahwa saponin Pranoto, E. N., Ma’ruf W. F., Pringgenies, D.,
berkontribusi sebagai anti jamur dengan 2012, Kajian Aktivitas Bioaktif
mekanisme menurunkan tegangan Ekstrak Teripang Pasir (Holothuria
permukaan membran sterol sehingga protein scabra) Terhadap Jamur Candida
dan enzim dalam sel mikroba terlepas. albicans. Jurnal Pengolahan dan
Bioteknologi Hasil Perikanan, 1:1-8.
SIMPULAN Rahmayani, U., Pringgenies, D., Djunaedi,
A., 2013, Uji Aktivitas Antioksidan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
Ekstrak Kasar Keong Bakau
dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa
(Telescopium telescopium) dengan
ekstrak kasar metanol mengandung alkaloid,
Pelarut yang Berbeda Terhadap
flavonoid, saponin, polifenol, terpenoid
Metode DPPH (diphenil picril
maupun steroid, fraksi n-heksana hanya
hidrazil). Journal of Marine Research,
mengandung flavonoid dan steroid, fraksi etil
2:36-45
asetat mengandung alkaloid, flavonoid,
Rukayah, A., 2002, Buah-buahan Malaysia,
polifenol dan steroid. Sedangkan sedangkan
Dewan Bahasa dan Pustaka, Kuala
fraksi metanol positif mengandung alkaloid,
Lumpur.
flavonoid, saponin, dan steroid.
Septiadi, T., Pringgenies. D., Radjasa., O.K.,
2013, Uji Fitokimia dan Aktivitas Anti
DAFTAR PUSTAKA
Jamur Ekstrak Teripang Keling
Ahmed, I. A., Mikail, M. A., Ibrahim, M., (Holoturia atra) dari Pantai
Hazali, N., Rasad, M. S. B. A., Abdul Bandengan Jepara Terhadap Jamur
Ghani, R., Wahab, R. A., Candida Albicans. Journal Of Marine
Solachuddin, Arief, J., Yahya, M. N. Research, 2:76-84.
A., 2014, In vitro Antioxidant

12
JKK, Tahun 2016, Volume 5(4), halaman 1-8 ISSN 2303-1077

Tirtana, E., Idiawati, N., Warsidah, Jayuska,


A., 2013, Analisa Proksimat, Uji
Fitokimia dan Aktivitas Antioksidan
Pada Buah Tampoi (Baccaurea
macrocarpa), Jurnal Kimia
Khatulistiwa, 2:42-45

13

Anda mungkin juga menyukai