Anda di halaman 1dari 41

PAJAK PENGHASILAN

PEMOTONGAN DAN PEMUNGUTAN


PROGRAM STUDI DIPLOMA III PAJAK
2018/2019

P E R T E M U A N K E – 10 & 11
PPh PASAL 23
DASAR HUKUM
PEMOTONGAN PPh PASAL 23

•Pasal 23 UU No.7 Tahun 1983 sttd UU No.36 Tahun 2008 tentang


UU Pajak Penghasilan

PP No. 94 Tahun 2010 (Penghitungan PKP dan Pelunasan PPh


PP
Tahun Berjalan)

PER -PMK-251/PMK.03/2008 (Bunga yang tidak dipotong PPh 23)


MENKEU -PMK-141/PMK.03/2015 (Jenis Jasa lain yang Diatur dalam Pasal 23)

-PER-53/PJ/2009 (SPT Masa PPh Pasal 23)


PER
DIRJEN -PER-11/PJ/2015 (Hadiah dan Penghargaan)

-SE-12/PJ.4/1996 (pelaksanaan Pemotongan PPh 23)

SE -SE-53/PJ./2009 (definisi Jumlah Bruto Yang Dimaksud dalam Pasal 23)


-SE-106/PJ.2009 (SPT Masa PPh Pasal 23)
-SE-35/PJ./2010 (Pengertian Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan
penggunaan harta, jasa teknik, jasa manajemen, dan jasa konsultan yang
dipotong PPh Pasal 23
DEFINISI

Merupakan pajak dikenakan


terhadap WP dalam negeri dan
BUT atas penghasilan dari:

• Penanaman Modal
• Penyewaan Aset Fisik dan Finansial
• Keterlibatan Dalam Pekerjaan atau
Kegiatan
• Pemberian Jasa Tertentu
PEMOTONG PPH PASAL 23
Badan pemerintah.

Subjek pajak badan dalam negeri.

Penyelenggara kegiatan.

BUT.

Perwakilan perusahaan luar negeri lainnya.

Orang pribadi yang ditunjuk oleh Kepala KPP.


Orang Pribadi yang Ditunjuk Sebagai
Pemotong PPh Pasal 23
a. Akuntan, arsitek, dokter, Notaris, Pejabat Pembuat Akte Tanah (PPAT)
kecuali PPAT tersebut adalah Camat, pengacara, dan konsultan, yang
melakukan pekerjaan bebas;
b. Orang pribadi yang menjalankan usaha yang menyelenggarakan
pembukuan;
yang telah terdaftar sebagai Wajib Pajak dalam negeri.

Kepala Kantor Pelayanan Pajak menerbitkan Surat Keputusan Penunjukan sebagai


Pemotong Pajak Penghasilan Pasal 23 kepada Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri
tertentu, yang telah terdaftar sebagai Wajib Pajak

wajib memotong Pajak Penghasilan Pasal 23 atas pembayaran


berupa sewa
PENERIMA PENGHASILAN YANG DIPOTONG PPh PASAL
23/26

PPh PASAL 23

•WAJIB PAJAK DALAM


NEGERI

•BENTUK USAHA TETAP

6
TARIF DAN OBJEK
1. Dividen (kecuali dividen yg diterima
orang pribadi); 1. Sewa dan penghasilan lain
2. Bunga; sehubungan dengan penggunaan
harta ( exc sewa Pasal 4 ayat 2 )
3. Royalti;
2. Jasa teknik, jasa manajemen, jasa
4. Hadiah, penghargaan, bonus, dan konsultan, jasa lain ( exc Pasal 21)
sejenisnya ( exc Pasal 21)

15 % 2%

Jumlah bruto tidak termasuk PPN (Dalam hal penerima penghasilan tidak
ber-NPWP, dikenakan tarif 100 (seratus persen) lebih tinggi

7
Jenis Jasa lain
PMK Nomor 141/PMK.03/2015 (1)
a. Jasa penilai (appraisal);
b. Jasa aktuaris;
c. Jasa akuntansi, pembukuan, dan atestasi laporan keuangan;
d. Jasa hukum;
e. Jasa arsitektur;
f. Jasa perancang kota dan arsitektur landscape;
g. Jasa perancang (design);
h. Jasa pengeboran (drilling)di bidang penambangan migas, kecuali yang
dilakukan oleh BUT;
i. Jasa penunjang di bidang usaha panas bumi dan penambangan migas;
j. Jasa penambangan dan jasa penunjang selain di bidang usaha panas bumi
dan penambangan migas;
k. Jasa penunjang di bidang penerbangan dan bandar udara;
l. Jasa penebangan hutan;
m. Jasa pengolahan limbah;
n. Jasa penyedia tenaga kerja dan/atau tenaga ahli (outsourcing services)
o. Jasa perantara dan/atau keagenan;
8
Jenis Jasa
Jenis Jasalain
lain
PMKPMKNomor
Nomor 141/PMK.03/2015
141/PMK.03/2015 (2)
p. Jasa di bidang perdagangan surat-surat berharga, kecuali yang dilakukan
oleh Bursa Efek, KSEI dan KPEI;
q. Jasa kustodian/penyimpanan/penitipan, kecuali yang dilakukan oleh KSEI;
r. Jasa pengisian suara (dubbing) dan/atau sulih suara;
s. Jasa mixing film;
t. Jasa pembuatan sarana promosi film, iklan, poster, photo, slede, klise,
banner, pamphlet, baliho, dan folder;
u. Jasa sehubungan dengan software atau hardware atau sistem komputer,
termasuk perawatan, pemeliharaan dan perbaikan;
v. Jasa pembuatan dan/atau pengelolaan website;
w. Jasa internet termasuk sambungannya;
x. Jasa penyimpanan, pengolahan, dan/atau penyaluran data informasi,
dan/atau program;

9
Jenis Jasa lain
PMK Nomor 141/PMK.03/2015 (3)

y. Jasa instalasi/pemasangan mesin, peralatan, listrik, telepon, air, gas, AC,


dan/ atau TV kabel, selain yang dilakukan oleh Wajib Pajak yang ruang
lingkupnya di bidang konstruksi dan mempunyai izin dan/ a tau sertifikasi
sebagai pengusaha konstruksi;
z. Jasa perawatan/perbaikan/pemeliharaan mesin, peralatan, listrik, telepon,
air, gas, AC, TV kabel, dan/ atau bangunan, selain yang dilakukan oleh Wajib
Pajak yang ruang lingkupnya di bidang konstruksi dan mempunyai izin dan/
atau sertifikasi sebagai pengusaha konstruksi;
aa. Jasa perawatan kendaraan dan/ atau alat transportasi darat, laut dan udara;
ab. Jasa maklon;
ac. Jasa penyelidikan dan keamanan;
ad. Jasa penyelenggara kegiatan atau event organizer;
ae. Jasa penyediaan tempat dan/atau waktu dalam media masa, media luar
ruang atau media lain untuk penyampaian informasi, dan/ atau jasa
periklanan;

10
Jenis Jasa
Jenis Jasalain
lain
PMKPMKNomor
Nomor 141/PMK.03/2015
141/PMK.03/2015 (4)
af. Jasa pembasmian hama;
ag. Jasa kebersihan atau cleaning service;
ah. Jasa sedot septic tank;
ai. Jasa pemeliharaan kolam;
aj. Jasa katering atau tata boga;
ak. Jasa freight forwarding;
al. Jasa logistik;
am. Jasa pengurusan dokumen;
an. Jasa pengepakan;
ao. Jasa loading dan unloading;
ap. Jasa laboratorium dan/ atau dilakukan oleh lembaga atau rangka penelitian
akademis;
aq. Jasa pengelolaan parkir;
ar. Jasa penyondiran tanah;
as. Jasa penyiapan dan/ atau pengolahan lahan;

11
Jenis Jasa
Jenis Jasalain
lain
PMKPMKNomor
Nomor 141/PMK.03/2015
141/PMK.03/2015 (5)
at. Jasa pembibitan dan/ atau penanaman bibit;
au. Jasa pemeliharaan tanaman;
av. Jasa pemanenan;
aw. Jasa pengolahan hasil pertanian, perkebunan, perikanan, peternakan, dan/
atau perhutanan;
ax. Jasa dekorasi;
ay. Jasa pencetakan/penerbitan;
az. Jasa penerjemahan;
ba. Jasa pengangkutan/ekspedisi kecuali yang telah diatur dalam Pasal 15
Undang-Undang Pajak Penghasilan;
bb. Jasa pelayanan kepelabuhanan;
bc. Jasa pengangkutan melalui jalur pipa;
bd. Jasa pengelolaan penitipan anak;
be. Jasa pelatihan dan/ atau kursus;
bf. Jasa pengiriman dan pengisian uang ke ATM;

12
Jenis Jasa
Jenis Jasalain
lain
PMKPMKNomor
Nomor 141/PMK.03/2015
141/PMK.03/2015 (6)
bg. Jasa sertifikasi;
bh. Jasa survey;
bi. Jasa tester, dan
bj. Jasa selain jasa-jasa tersebut di atas yang pembayarannya dibebankan pada
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah.

13
Pengecualian Pemotongan PPh Pasal 23 ayat
(1) huruf c angka 2

Dikecualikan dari pemotongan Pajak


Penghasilan PPh Pasal 23 dalam hal imbalan
sehubungan dengan jasa lain tersebut telah
dikenai Pajak Penghasilan yang bersifat final
berdasarkan peraturan perundang-undangan
tersendiri

14
Ilustrasi (1)
PT. Kanjuruhan merupakan sebuah badan usaha yang bergerak
di bidang pengolahan limbah. Di tanggal 1 Februari 2012 sebuah
kontrak ditandatangani untuk melaksanakan teknik sanitary landfill di
10 lokasi dengan imbalan jasa sebesar Rp 35.000.000,00. Berapakah
besarnya PPh 23 yang dipotong oleh klien terhadap PT. Kanjuruhan?
Jawaban:
Beban PPh 23 = 2% x 35.000.000
= Rp 700.000,00

15
Ilustrasi (2)
Tn. Balaputradewa melakukan peminjaman uang pada 1 Juli 2012
senilai Rp 1.000.000,00 kepada Tn. Samarotungga dengan tingkat
bunga 8% per tahun. Kesepakatan mensyaratkan Tn. Balaputradewa
membayarkan bunga pada 31 Juni 2012 dan 2013, serta
mengembalikan seluruh pokok pinjaman pada saat pembayaran bunga
kedua. Berapakah besar beban PPh 23 masing – masing di tahun 2012
dan 2013?

Jawaban:
Beban PPh 23 2012 = Beban PPh 23 2013
= 15% x 8% x 1.000.000
= 15% x 80.000
= Rp 120.000,00 16
TIDAK DIKENAKAN
PEMOTONGAN PPh PASAL 23/26

A. PENGHASILAN YG DIBAYAR ATAU TERUTANG KPD BANK;


B. SEWA YG DIBAYARKAN ATAU TERUTANG SEHUBUNGAN DGN SEWA GUNA USAHA DENGAN HAK
OPSI;
C. DEVIDEN ATAU BAGIAN LABA YG DITERIMA ATAU DIPEROLEH PERSEROAN TERBATAS SEBAGAI
WP DALAM NEGERI,KOPERASI, BUMN/D, DARI PENYERTAAN MODAL PADA BADAN USAHA YANG
DIDIRIKAN DAN BERTEMPAT KEDUDUKAN DI INDONESIA DGN SYARAT :
1) DIVIDEN BERASAL DARI CADANGAN LABA YG DITAHAN DAN
2) BAGI PERSEROAN TERBATAS, BUMN/BUMD YG MENERIMA DIVIDEN, KEPEMILIKAN
SAHAM PADA BADAN YG MEMBERIKAN DIVIDEN PALING RENDAH 25 PERSEN DARI
JUMLAH MODAL YG DISETOR ;
DIVIDEN YANG DITERIMA OLEH ORANG PRIBADI
D. BAGIAN LABA YG DITERIMA ATAU DIPEROLEH ANGGOTA DARI PERSEROAN KOMANDITER YG
MODALNYA TIDAK TERBAGI ATAS SAHAM-SAHAM, PERSEKUTUAN, PERKUMPULAN, FIRMA DAN
KONGSI, TERMASUK PEMEGANG
UNIT PENYERTAAN KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF;
E. SISA HASIL USAHA (SHU) KOPERASI YG DIBAYARKAN KEPADA ANGGOTANYA;
F. PENGHASILAN YG DIBAYAR ATAU TERUTANG KEPADA BADAN USAHA ATAS JASA KEUANGAN YG
BERFUNGSI SEBAGAI PENYALUR PINJAMAN DAN/ATAU PEMBIAYAAN YG DIATUR DENGAN
PERATURAN MENTERI KEUANGAN
17
JUMLAH BRUTO (1)
a. untuk jasa katering adalah seluruh jumlah penghasilan dengan nama dan
dalam bentuk apapun yang dibayarkan, disediakan untuk dibayarkan, atau
telah jatuh tempo pembayarannya oleh badan pemerintah, subjek pajak
badan dalam negeri, penyelenggara kegiatan, bentuk usaha tetap, atau
perwakilan perusahaan luar negeri lainnya kepada Wajib Pajak dalam
negeri atau bentuk usaha tetap;
b. untuk jasa selain jasa katering adalah seluruh jumlah penghasilan dengan
nama dan dalam bentuk apapun yang dibayarkan, disediakan untuk
dibayarkan, atau telah jatuh tempo pembayarannya oleh badan
pemerintah, subjek pajak badan dalam negeri, penyelenggara kegiatan,
bentuk usaha tetap, atau perwakilan perusahaan luar negeri lainnya
kepada Wajib Pajak dalam negeri atau bentuk usaha tetap, tidak termasuk:
1. pembayaran gaji, upah, honorarium, tunjangan dan pembayaran lain
sebagai imbalan sehubungan dengan pekerjaan yang dibayarkan oleh
Wajib Pajak penyedia tenaga kerja kepada tenaga kerja yang melakukan
pekerjaan, berdasarkan kontrak dengan pengguna jasa; (dibuktikan dgn
kontrak kerja dan daftar pembayaran);
2. pembayaran atas pengadaan/pembelian barang atau material
(dibuktikan dgn faktur pembelian barang atau material);

18
.
JUMLAH BRUTO (2)
3. pembayaran kepada pihak ketiga untuk selanjutnya
dibayarkan melalui penyedia jasa (dibuktikan dgn faktur
tagihan dari pihak ketiga disertai dengan perjanjian
tertulis);
4. pembayaran penggantian biaya (reimbursement) yaitu
penggantian pembayaran atas biaya yang telah
dibayarkan penyedia jasa kepada pihak ketiga(dibuktikan
dgn faktur tagihan atau bukti pembayaran yang telah
dibayarkan oleh penyedia jasa kepada pihak ketiga).

c. Dalam hal tidak terdapat bukti sebagaimana dimaksud


huruf b, jumlah bruto sebagai dasar pemotongan Pajak
Penghasilan Pasal 23 adalah sebesar keseluruhan
pembayaran kepada penyedia jasa, tidak termasuk Pajak
Pertambahan Nilai.

19
Ilustrasi (3.1)
Fa. Mengwi sebagai pihak pertama pada tanggal 2 Maret 2012
menandatangani kontrak dengan Koperasi Wora - Wari selaku
perusahaan agen periklanan sebagai pihak kedua untuk membuat
media. Rincian keterangan terkait nilai kontrak adalah:

Pembelian material iklan Rp 35.000.000,00


Jasa konsultan iklan 7.500.000,00
Upah agen 5.000.000,00
Biaya pemasangan iklan ke perusahaan media 50.000.000,00
Total Rp 97.500.000,00

Berapakah besarnya PPh 23 yang dipotong antar setiap pihak yang


terlibat dalam kontrak ini?

20
Ilustrasi (3.2)
Jawaban:
Beban PPh 23 dipotong Koperasi Wora – Wari kepada Fa. Mengwi, jika
terdapat bukti pendukung rincian transaksi
= 2% x (7.500.000 )
= Rp 150.000,00
Jika tidak terdapat bukti pendukung rincian transaksi
= 2% x (7.500.000 + 5.000.000 + 35.000.000)
= 2% x 47.500.000
= Rp 950.000,00
Beban PPh 23 dipotong Fa. Mengwi kepada perusahaan media
= 2% x 50.000.000
= Rp 1.000.000,00

21
Ilustrasi (4)
CV. Daha yang beraktivitas menyediakan Asisten Rumah Tangga (ART)
mendapat kontrak untuk menyediakan 5 orang ART, tetapi tenaga kerja
dimaksud tetap menjadi tenaga kerja CV. Daha. Kontrak menyepakati bahwa
pembayaran atas penyerahan jasa oleh CV. Daha terdiri atas gaji tenaga
kerja sebesar Rp 2.500.000,00 per orang per bulan dan imbalan atas
penyediaan ART sebesar Rp 500.000,00 per bulan. Berapakah besarnya PPh
23 yang dipotong oleh klien?

Jawaban:

Jika terdapat bukti pendukung atas rincian besarnya tagihan, maka


Beban PPh 23 = 2% x 500.000
= Rp 10.000,00

Jika tidak terdapat bukti pendukung atas rincian besarnya tagihan, maka
22
Beban PPh 23 = 2% x 13.000.000
= Rp 260.000,00
DIVIDEN

DIVIDEN MERUPAKAN:
• BAGIAN LABA YANG DIPEROLEH PEMEGANG SAHAM
• BAGIAN LABA YANG DIPEROLEH PEMEGANG POLIS ASURANSI
• PEMBAGIAN SISA HASIL USAHA KOPERASI YANG DIPEROLEH
ANGGOTA KOPERASI.

Penjelasan Pasal 4 (1) huruf g UU PPh

Kode MAP : 411124


KJS : 101 23
TERMASUK DALAM PENGERTIAN DIVIDEN

• Pembagian Laba (langsung/tidak langsung, dg nama dan dalam bentuk apapun)


• Pembayaran kembali karena likuidasi yang melebihi jumlah modal yang disetor;
• Pemberian saham bonus yang dilakukan tanpa penyetoran
• Pembagian laba dalam bentuk saham
• Pencatatan tambahan modal yang dilakukan tanpa penyetoran;
• Jumlah yang melebihi jumlah setoran sahamnya yang diterima/diperoleh
pemegang saham karena pembelian kembali saham-saham oleh perseroan
• Pembayaran kembali seluruhnya atau sebagian dari modal yang disetorkan, jika
dalam tahun-tahun yang lampau diperoleh keuntungan, kecuali jika pembayaran
kembali itu adalah akibat dari pengecilan modal dasar (statuter) yang dilakukan
secara sah;
• Pembayaran sehubungan dengan tanda-tanda laba, termasuk yang diterima
sebagai penebusan tanda-tanda laba tersebut;
• Bagian laba sehubungan dengan pemilikan obligasi;
• Bagian laba yang diterima oleh pemegang polis;
• Pembagian berupa sisa hasil usaha kepada anggota koperasi; (bukan objek PPh
23)
• Pengeluaran perusahaan untuk keperluan pribadi pemegang saham yang
dibebankan sebagai biaya perusahaan. 24
PEMBAGIAN LABA

Pembagian laba secara langsung dan/atau


tidak langsung yang berasal dari saldo
laba termasuk saldo laba berdasarkan
proyeksi laba tahun berjalan merupakan
objek pajak, kecuali bagian laba yang bukan
objek pajak sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 4 ayat (3) huruf f UU PPh (Pasal
6 PP 94 TAHUN 2010)

25
DEVIDEN YG TIDAK DIPOTONG PASAL 23

Diterima PT, Kop,


Bagian Laba Yang
BUMN/BUMD, atas penyertaan Diterima oleh Anggota
dengan syarat Dari Perseroan Yang
1. Berasal dari cadangan R/E, Modalnya Tidak Terbagi
dan Atas Saham termasuk
2. Kepemilikan paling rendah Kontrak Investasi
25% dari modal disetor
Kolektif

Deviden Yang SHU Koperasi


Diterima OP (Objek Kepada
PPh Pasal 4 ayat 2) Anggotanya
DIVIDEN TERSELUBUNG

PINJAMAN PEMEGANG SAHAM

IMBALAN BUNGA
MELEBIHI KEWAJARAN

Selisih dengan tingkat bunga yang berlaku di pasar, diperlakukan


sebagai Deviden
Dan Bunga ini non deductible 27
BUNGA

BUNGA DAN IMBALAN LAINNYA


YANG DITERIMA ATAU DIPEROLEH OLEH:
• WP OP DALAM NEGERI
• WP BADAN DALAM NEGERI

TERMASUK PENGERTIAN BUNGA:


•PREMIUM terjadi apabila surat obligasi dijual di atas nilai
nominalnya (penghasilan bagi yang menerbitkan)
•DISKONTO terjadi apabila surat obligasi dibeli di bawah nilai
nominalnya (penghasilan bagi yang membeli)
•IMBALAN SEHUBUNGAN DENGAN JAMINAN PENGEMBALIAN
UTANG

Kode MAP : 411124


KJS : 102
PINJAMAN TANPA BUNGA DARI
PEMEGANG SAHAM
(Pasal 12 PP 94 Tahun 2010)

Diperkenankan apabila:

pinjaman tersebut berasal dari dana milik pemegang saham itu sendiri
dan bukan berasal dari pihak lain;
modal yang seharusnya disetor oleh pemegang saham pemberi
pinjaman telah disetor seluruhnya;
pemegang saham pemberi pinjaman tidak dalam keadaan merugi; dan
perseroan terbatas penerima pinjaman sedang mengalami kesulitan
keuangan untuk kelangsungan usahanya.

Jika tidak memenuhi ketentuan diatas, terutang Bunga dengan


tingkat suku Bunga WAJAR (sesuai prinsip kewajaran dan
kelaziman)
BUNGA TIDAK DIPOTONG PASAL 23
(Pasal 12 PP 94 Tahun 2010)

Jika Terutang kepada bank

Jika Terutang kepada badan usaha atau jasa keuangan yang


berfungsi sebagai penyalur pinjaman (termasuk pembiayaan
berbasis syariah) dengan syarat:
1. Telah memperoleh ijin usaha dari MK
2. Memberikan sarana pembiayaan bagi usaha mikro, kecil,
menengah, dan koperasi, termasuk PT (Persero) Permodalan
Nasional Madani.
Bunga Deposito, Tabungan (yang didapatkan dari Bank), dan
Diskonto SBI

Bunga Obligasi

Bunga simpanan yang dibayarkan Koperasi kepada anggota


koperasi Orang Pribadi (WP OP)
ROYALTY
Penjelasan Pasal 4 (1) huruf h UU PPh

jumlah yang dibayarkan/terutang dengan cara/perhitungan apa pun,


baik dilakukan secara berkala maupun tidak, sebagai imbalan atas:

• Penggunaan atau hak menggunakan hak cipta di bidang kesusastraan, kesenian


atau karya ilmiah, paten, desain atau model, rencana, formula atau proses rahasia,
merek dagang, atau bentuk hak kekayaan intelektual/industrial atau hak serupa
lainnya
• Penggunaan atau hak menggunakan peralatan/perlengkapan industrial, komersial,
atau ilmiah;
• Pemberian pengetahuan atau informasi di bidang ilmiah, teknikal, industrial, atau
komersial;
• Pemberian bantuan tambahan atau pelengkap sehubungan dengan penggunaan
atau hak menggunakan berupa penerimaan atau hak menerima rekaman gambar
atau rekaman suara atau keduanya,
• Penggunaan atau hak menggunakan film gambar hidup (motion picture films), film
atau pita video untuk siaran televisi, atau pita suara untuk siaran radio; dan
• Pelepasan seluruhnya atau sebagian hak yang berkenaan dengan penggunaan atau
pemberian hak kekayaan intelektual/industrial atau hak-hak lainnya sebagaimana
tersebut di atas. Kode MAP : 411124
31
KJS : 103
ROYALTY HASIL KARYA SINEMATOGRAFI

dengan pemindahan seluruh dengan memberikan hak menggunakan hak cipta hasil
hak cipta tanpa persyaratan Karya Sinematografi kepada pihak lain untuk
tertentu, termasuk tanpa ada mengumumkan dan/atau memperbanyak ciptaannya
kewajiban pembayaran atau produk hak terkaitnya, dengan persyaratan
kompensasi di kemudian tertentu seperti penggunaan Karya Sinematografi untuk
hari (INI TIDAK TERMASUK jangka waktu atau wilayah tertentu (INI TERMASUK
PENGERTIAN ROYALTI); PENGERTIAN ROYALTI)

dengan memberikan hak


menggunakan hak cipta hasil
dengan memberikan hak menggunakan hak cipta
Karya Sinematografi kepada
hasil Karya Sinematografi kepada pihak lain untuk
pihak lain tanpa hak untuk
mengumumkan ciptaannya dengan menggunakan
mengumumkan dan/atau
pola bagi hasil antara pemegang hak cipta dan
memperbanyak ciptaannya atau
pengusaha bioskop (INI TERMASUK PENGERTIAN
produk hak terkaitnya (INI TIDAK
ROYALTI)
TERMASUK PENGERTIAN
ROYALTI)
PENGHASILAN DARI SEWA
SE – 35/PJ/2010

PENGHASILAN YG DITERIMA/DIPEROLEH SEHUBUNGAN DGN KESEPAKATAN UNTUK MEMBERIKAN


HAK MENGGUNAKAN HARTA SELAMA JANGKA WAKTU TERTENTU BAIK DENGAN PERJANJIAN
TERTULIS MAUPUN TIDAK TERTULIS SEHINGGA HARTA TERSEBUT HANYA DAPAT DIGUNAKAN
OLEH
PENERIMA HAK SELAMA JANGKA WAKTU YANG TELAH DISEPAKATI

ADANYA KESEPAKATAN UNTUK MEMBERIKAN HAK


MENGGUNAKAN HARTA;

ADANYA PERJANJIAN SEWA-MENYEWA BAIK LISAN/TULISAN

HARTA TERSEBUT HANYA DAPAT DIGUNAKAN OLEH


PENERIMA HAK SELAMA JANGKA WAKTU YANG DISEPAKATI

Kode MAP : 411124


KJS : 100 33
JASA TEKNIK
SE – 35/PJ/2010

PEMBERIAN INFORMASI YG BERKENAAN DGN PENGALAMAN DLM BIDANG


INDUSTRI, PERDAGANGAN, DAN ILMU PENGETAHUAN

MELIPUTI
UMUMNYA DIBERIKAN SEKALI,
UNTUK SUATU MIS : - PENELITIAN JENIS TANAH
PROYEK UNTUK BANGUNAN,
- PEMBUATAN DESIGN
TERTENTU BANGUNAN.

UMUMNYA DIBERIKAN LEBIH DARI SEKALI/TERUS-MENERUS:


MIS: - DLM BENTUK GAMBAR,
UNTUK SUATU
- PETUNJUK PRODUKSI,
JENIS PRODUK - PERHITUNGAN-2,
TERTENTU - PETUNJUK DAN LATIHAN
KPD PEGAWAI

PEMBERIAN BERKENAAN DENGAN PENGALAMAN-PENGALAMAN


INFORMASI DI BIDANG MANAJEMEN

34
JASA MANAJEMEN
SE – 35/PJ/2010

PEMBERIAN JASA
DENGAN IKUT SERTA SECARA LANGSUNG
DALAM MELAKSANAKAN ATAU MENGELOLA MANAJEMEN

MENDAPATKAN BALAS JASA


BERUPA

IMBALAN MANAJEMEN
(MANAGEMENT FEE)

35
JASA KONSULTAN
SE – 35/PJ/2010

PEMBERIAN ADVICE (PETUNJUK, PERTIMBANGAN, ATAU NASIHAT)


PROFESIONAL DALAM SUATU
BIDANG USAHA, KEGIATAN, ATAU PEKERJAAN YG
DILAKUKAN OLEH TENAGA AHLI ATAU PERKUMPULAN TENAGA AHLI, YG
TIDAK DISERTAI DGN KETERLIBATAN LANGSUNG PARA TENAGA AHLI
TERSEBUT DALAM PELAKSANAANNYA

36
SAAT TERUTANG PPH PASAL 23

Saat terutang adalah pada saat dilakukannya:

1. Pembayaran Penghasilan
2. Disediakan Untuk Dibayarkannya Penghasilan (deviden)
3. Jatuh Temponya Pembayaran Penghasilan (bunga dan sewa)
4. Saat Yang Ditentukan Dalam Kontrak/Perjanjian/Faktur
(Royalty, Imbalan Jasa)

Tergantung Peristiwa Yang Terjadi Terlebih dahulu

Saat Pemotongan adalah Pada Akhir Bulan Saat Terutang

Pasal 15 ayat 3 PP 94 Tahun 2010


SAAT DISEDIAKAN UNTUK
DIBAYAR
Recording Date,
Tanggal Penentuan
Kepemilikan
Perusahaan Go Pubic
Pemegang Saham
Yang Berhak Atas
Deviden

Saat Dibukukan
Sebagai Utang
Perusahaan Tidak Go Deviden Yaitu Saat
Pubic Diumumkan Atau
Ditentukan dalam
RUPS
TATA CARA PEMOTONGAN
PPh PASAL 23/26

PADA AKHIR BULAN SAAT TERUTANG

BUKTI PEMOTONGAN

1 UNTUK WP PENERIMA PENGHASILAN


F.1.1.33.06
2 LAMPIRAN SPT MASA PPh PASAL 23/26
3
ARSIP PEMOTONG

39
TATA CARA PENYETORAN
PPh PASAL 23/26
JUMLAHKAN PPh PSL 23/26 DALAM
BUKTI PEMOTONGAN
SELAMA SATU BULAN TAKWIM PER KJS

DISETOR KE BANK PERSEPSI ATAU


KANTOR POS DAN GIRO DGN MENGGUNAKAN BILLING SYSTEM

PALING LAMBAT TGL 10 BULAN TAKWIM


BERIKUTNYA SETELAH BULAN SAAT
TERUTANGNYA PAJAK

APABILA TGL 10 JATUH PD HARI LIBUR,


MAKA PENYETORAN DILAKUKAN PADA
HARI KERJA BERIKUTNYA

40
TATA CARA PELAPORAN
PPh PASAL 23/26

MENGISI DGN LENGKAP DAN BENAR


SPT MASA PPh PSL 23/26 (F.1.1.32.03)
RANGKAP 2

LAMPIRAN

* BUKTI SETORAN PPh PSL 23/26


* DAFTAR BUKTI PEMOTONGAN PPh PSL 23/26
* LEMBAR KE-2 BUKTI PEMOTONGAN

KE KPP/ PALING LAMA


KP2KP/EFILING TANGGAL 20 BULAN BERIKUTNYA*

PD HARI KERJA JIKA JATUH PD


BERIKUTNYA HARI LIBUR
41

Anda mungkin juga menyukai