Anda di halaman 1dari 18

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.

Y DENGAN KANKER SERVIKS


DI RSUP DR. KARIADI SEMARANG

PRABANDARI MAYANG KINANTI


G3A020123

PROGRAM STUDI PROFSI NERS


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
TINJAUAN TEORI

1. PENGERTIAN

Kanker serviks adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam leher rahim atau serviks yang

terdapat pada bagian terendah rahim yang menempel pada puncak vagina (Diananda, 2008).

Kanker ini biasanya paling sering terjadi pada wanita yang berumur 35 tahun, tetapi bukti

statistik menunjukkan bahwa kanker serviks dapat juga menyerang wanita yang berumur antara

20 sampai 30 tahun (Ariani, 2015 ), sedangkan menurut Mitayani (2011) Kanker Serviks adalah

perubahan sel-sel serviks dengan karakteristik histologi. Proses perubahan pertama menjadi

tumor ini mulai terjadi pada sel-sel squamocolummar junction.Kanker serviks ini terjadi paling

sering pada usia 30 tahun sampai 45 tahun,tetapi dapat terjadi pada usia dini yaitu 18 tahun.

2. PENYEBAB KANKER SERVIKS

Penyebab kanker serviks belum jelas diketahui, namun ada beberapa faktor resiko tertentu yang

lebih besar kemungkinannya untuk menderita kanker serviks menurut Ariani (2015) dan

Diananda (2008) sebagai berikut :

a. Usia

Perempuan yang rawan mengidap kanker serviks adalah mereka yang berusia 35-50 tahun,

terutama yang telah aktif secara seksual sebelum usia 16 tahun. Hubungan seksual pada

usia terlalu dini bisa meningkatkan resiko terserang kanker serviks sebesar dua kali

dibanding perempuan yang melakukan hubungan seksual setelah usia 20 tahun.

b. Sering berganti pasangan

Semakin banyak berganti-ganti pasangan maka tertularnya infeksi HPV juga semakin tinggi.

Hal ini disebabkan terpaparnya sel-sel mulut rahim yang mempuanyai pH tertentu dengan

sperma-sperma yang mempunyai pH yang berbeda-beda pada multi-patner sehingga dapat

merangsang terjadinya perubahan ke arah displasia.


c. Merokok

Pada wanita perokok konsentrasi nikotin pada getah serviks 56 kali lebih tinggi dibandingkan

didalam serum, efek langsung bahan tersebut pada serviks adalah menurunkan status imun

lokal sehingga dapat menjadi kokarsinogen infeksi virus.

d. Hygiene dan Sirkumsisi

Diduga adanya pengaruh mudah terjadinya kanker serviks pada wanita yang pasangannya

belum disirkumsisi. Hal ini karena pada pria non sirkum hygiene penis tidak terawat

sehingga banyak kumpulankumpulan smegma.

e. Status sosial ekonomi

Karsinoma serviks banyak dijumpai pada golongan sosial ekonomi rendah dan kemungkinan

faktor sosial ekonomi erat kaitannya dengan gizi, imunitas dan kebersihan perorangan. Pada

golongan sosial Poltekkes Kemenkes Padang ekonomi rendah umumnya kuantitas dan

kualitas makanan kurang hal ini yang mempengaruhi imunitas tubuh.

f. Terpapar virus Human immunodeficiency virus (HIV) atau penyebab AIDS merusak sistem

kekebalan tubuh pada perempuan.

Hal ini dapat menjelaskan peningkatan risiko kanker serviks bagi perempuan dengan AIDS.

Para ilmuwan percaya bahwa sistem kekebalan tubuh adalah penting dalam

menghancurkan sel-sel kanker dan memperlambat pertumbuhan serta penyebaran. Pada

perempuan HIV, kanker pra serviks bisa berkembang menjadi kanker yang invasif lebih cepat

dari biasanya.

g. Faktor genetik

Terjadinya mutasi sel pada sel epitel skuamosa serviks yang menyebabkan terjadinya kanker

serviks pada wanita dan dapat diturunkan melalui kombinasi genetik dari orang tua ke

anaknya.
3. KLASIFIKASI

Menurut padila (2015) Klasifikasi pertumbuhan sel kanker serviks sebagai berikut :

a. Mikroskopis

1) Displasia Displasia ringan terjadi pada sepertiga bagaian basal epidermis. Displasia berat

terjadi pada dua pertiga epidermis hampir tidak dapat dibedakan dengan karsinoma

insitu.

2) Stadium karsinoma insitu Pada karsinoma insitu perubahan sel epitel terjadi pada

seluruh lapisan epidermis menjadi karsinoma sel skuamosa. Karsinoma insitu yang

tumbuh didaerah ektoserviks, peralihan sel skuamosa kolumnar dan sel cadangan

endoserviks.

3) Stadium karsionoma mikroinvasif. Pada karksinoma mikroinvasif, disamping perubahan

derajat pertumbuhan sel meningkat juga sel tumor menembus membrana basalis dan

invasi pada stoma sejauh tidak lebih 5 mm dari membrana basalis, biasanya tumor ini

asimtomatik dan hanya ditemukan pada skrining kanker.

4) Stadium karsinoma invasive Pada karsinoma invasif perubahan derajat pertumbuhan sel

menonjol besar dan bentuk sel bervariasi. Petumbuhan invasif muncul diarea bibir

posterior atau anterior serviks dan meluas ketiga jurusan yaitu jurusan forniks posterior

atau anterior, jurusan parametrium dan korpus uteri.

5) Bentuk kelainan dalam pertumbuhan karsinoma serviks Pertumbuhan eksofilik:

berbentuk bunga kol, tumbuh ke arah vagina dan dapat mengisi setengah dari vagina

tanpa infiltrasi ke dalam vagina, bentuk pertumbuhan ini mudah nekrosis dan

perdarahan. Pertumbuhan endofilik: biasanya lesi berbentuk ulkus dan tumbuh progesif

meluas ke forniks, posterior dan anterior ke korpus uteri dan parametrium.


Pertumbuhan nodul: biasanya dijumpai pada endoserviks yang lambatl aun lesi berubah

bentuk menjadi ulkus.

b. Markroskopis

1) Stadium preklinis Tidak dapat dibedakan dengan servisitis kronik biasa

2) Stadium permulaan Sering tampak sebagian lesi sekitar osteum externum

3) Stadium setengah lanjut Telah mengenai sebagian besar atau seluruh bibir porsio.

4) Stadium lanjut Terjadi pengrusakan dari jaringan serviks, sehingga tampaknya seperti

ulkus dengan jaringan yang rapuh dan mudah berdarah.

4. PATOFISIOLOGI

Karsinoma sel skuamosa biasanya muncul pada taut epitel skuamosa dan epitel kubus

mukosa endoserviks (persambungan skuamokolumnar atau zona transformasi). Pada zona

transformasi serviks memperlihatkan tidak normalnya sel progresif yang akhirnya berakhir

sebagai karsinoma servikal invasif. Displasia servikal dan karsinoma in situ (HSIL) mendahului

karsinoma invasif. Karsinoma seviks invasif terjadi bila tumor menginvasi epitelium masuk ke

dalam stroma serviks. Kanker servikal menyebar luas secara langsung ke dalam jaringan para

servikal. Pertumbuhan yang berlangsung mengakibatkan lesi yang dapat dilihat dan terlibat

lebih progresif pada jaringan servikal. Karsinoma servikal invasif dapat menginvasi atau meluas

ke dinding vagina, ligamentum kardinale dan rongga endometrium, invasi ke kelenjar getah

bening dan pembuluh darah mengakibatkan metastase ke bagian tubuh yang jauh.

Tidak ada tanda atau gejala yang spesifik untuk kanker servik. Karsinoma servikal invasif

tidak memilki gejala, namun karsinoma invasif dini dapat menyebabkan sekret vagina atau

perdarahan vagina. Walaupun perdarahan adalah gejala yang signifikan, perdarahan tidak selalu

muncul pada saat awal, sehingga kanker dapat sudah dalam keadaan lanjut pada saat

didiagnosis. Jenis perdarahan vagina yang paling sering adalah pasca coitus atau bercak antara
menstruasi. Bersamaan dengan tumbuhnya tumor, gejala yang muncul kemudian adalah nyeri

punggung bagian bawah atau nyeri tungkai akibat penekanan saraf lumbosakralis, frekuensi

berkemih yang sering dan mendesak, hematuri atau perdarahan rektum (Price & Wilson, 2012).

Pada pengobatan kanker serviks sendiri akan mengalami beberapa efek samping antara

lain mual, muntah, sulit menelan, bagi saluran pencernaan terjadi diare gastritis, sulit membuka

mulut, sariawan, penurunan nafsu makan ( biasa terdapat pada terapi eksternal radiasi ). Efek

samping tersebut menimbulkan masalah keperawatan yaitu nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh. Sedangkan efek dari radiasi bagi kulit yaitu menyebabkan kulit merah dan kering

sehingga akan timbul masalah keperawatan resiko tinggi kerusakan integritas kulit. Semua tadi

akan berdampak buruk bagi tubuh yang menyebabkan kelemahan atau kelemahan sehingga

daya tahan tubuh berkurang dan resiko injury pun akan muncul. Tidak sedikit pula pasien

dengan diagnosa positif kanker serviks ini merasa cemas akan penyakit yang dideritanya.

Kecemasan tersebut bias dikarenakan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit,

ancaman status kesehatan dan mitos dimasyarakat bahwa kanker tidak dapat diobati dan selalu

dihubungkan dengan kematian (Aspiani, 2017).

5. TANDA GAN GEJALA

Menurut Ariani (2015) dan Padila (2015) pada tahap awal , kanker serviks stadium dini biasanya

tanpa gejala-gejala. Gejala fisik serangan penyakit ini pada umumnya dirasakan oleh penderita

kanker stadium lanjut. Gejalagejala umumyang terjadi pada penderita kanker ini adalah :

a. Ada bercak atau pendaran setelah berhubungan seksual,

b. Ada bercak atau pendarahan di luar masa haid,

c. Ada bercak atau pendarahan pada masa menopause,

d. Mengalami masa haid yang lebih berat dan lebih panjang dari biasanya, atau

e. Keluarnya bau menyengat yang tidak bisa dihilangkan walaupun sudah diobati.
Jika kanker servik sudah tingkat stdium lanjut maka gejalanya adalah :

a. Munculnya rasa sakit dan pendarahan saat berhubungan intim (contact bleeding)

b. Keputihan yang berlebihan dan tidak normal

c. Pendarahan diluar siklus menstruasi

d. Penurunan berat badan yang drastic

e. Apabila kanker sudah menyebar kepanggul, maka pasien akan menderita keluhan nyeri

punggung

f. Hambatan dalam berkemih

6. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Menurut diananda (2008) dan Ariani (2015) pemeriksaan diagnostik untuk menentukan kanker

serviks sebagai berikut :

a. Schillentest Epitel karsinoma serviks tidak mengandung glycogen karena tidak mengikat

yodium. Kalau porsio diberi yodium maka epitel karsinoma yang normal akan berwarna

coklat tua, sedang yang terkena karsinoma tidak berwarna.

b. Koloskopi Memeriksa dengan menggunakan alat untuk melihat serviks dengan lampu dan

dibesarkan 10-40 kali. Keuntungan ; dapat melihat jelas daerah yang bersangkutan sehingga

mudah untuk melakukan biopsy. Kelemahan ; hanya dapat memeiksa daerah yang terlihat

saja yaitu porsio, sedang kelianan pada skuamosa columnar junction dan intra servikal tidak

terlihat.

c. Kolpomikroskopi Melihat hapusan vagina (Pap Smear) dengan pembesaran sampai 200 kali

d. Biopsi Dengan biopsi dapat ditemukan atau ditentukan jenis karsinomanya

e. Konisasi Dengan cara mengangkat jaringan yang berisi selaput lendir serviks dan epitel

gepeng dan kelenjarnya. Konisasi dilakukan bila hasil sitologi meragukan dan pada serviks

tidak tampak kelainan-kelainan yang jelas.


f. pemeriksaan lainnya.

1) Pemeriksaan hematology (Hb, Ht, lekosit, trombosit, LED, golongan darah, masa

peredaran dan masa pembekuan)

2) Pemeriksaan biokimia darah meliputi SGOt dan SGPT.

3) Pemeriksaan kardiovaskular, antara lain EKG.

4) Pemeriksaan system respiratorius dan urologi serta tes alergi terhadap obat.

7. PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan Medis Menurut Tanto (2014) penatalaksanaan medis secara umum

berdasarkan stadium kanker serviks:

STADIUM PENATALAKSANAAN

0 : Biopsi kerucut Histerektomi transvaginal Ia Biopsi kerucut Histerektomi transvaginal

Ib,Iia : Histerektomi radikal dengan limfadenektomi panggul dan evaluasi kelenjar limfe

paraaorta (bila terdapat metastasis dilakukan radioterapi pasca pembedahan

IIb, III, IV : Histerektomi transvaginal

IVa, Ivb : Radioterapi Radiasi paliatif Kemoterapi

Menurut Ariani (2015) dan Diananda (2008) pilihan pengobatan yang bisa dilakukan adalah

pembedahan, terapi radiasi (radioterapi), kemoterapi, atau kombinasi metode-metode tersebut.

a. Operasi atau pembedahan Pembedahan merupakan pilihan untuk perempuan dengan

kanker serviks stadium I dan II.

1) Trakelektomi radikal (Radical Trachelectomy) Mengambil leher rahim, bagian dari

vagina, dan kelenjar getah bening di panggul. Pilihan ini dilakukan untuk perempuan

denga tumor kecil yang ingin mencoba untuk hamil di kemudian hari.

2) Histerektomi total Mengangakat leher rahim dan rahim.


3) Histerektomi radikal Mengangkat leher rahim, beberapa jaringan di sekitar leher rahim,

rahim, dan bagian dari vagina.

4) Saluran telur dan ovarium Mengangkat kedua saluran tuba dan ovarium. Pembedahan

ini disebut salpingo-ooforektomi.

5) Kelenjar getah bening Mengambil kelenjar getah bening dekat tumor untuk melihat

apakah mengandung leher rahim. Jika sel kanker telah histerektomy total dan radikal

mencapai kelenjar getah bening, itu berarti penyakit ini mungkin telah menyebar ke

bagian lain dari tubuh.


ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN CA SERVIKS

Tanggal Pengkajian : Kamis, 25 Maret 2021

Nama pasien : Ny. Y Nama Mahasiswa : Prabandari

Alamat : Ambarawa Status Marital : Menikah

Umur : 43 tahun Status Obstetri : G2 P2 A0

Pekerjaan : IRT HPHT : 25 Februari 2021

Agama : Islam Suku Bangsa : Jawa

1. Keluhan Utama

Pasien mengatakan keluar darah bergumpal dari kemaluan dan terasa nyeri pada perut bagian

bawah.

2. Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien mengatakan sebelum masuk rumah sakit sering mengalami keputihan serta keluar darah

bergumpal dari kemaluan selama lebih dari 3 bulan, awalnya pasien mengira hal tersebut adalah

haid namun karena berlangsung cukup lama akhirnya pada tanggal 20 Maret 2021 suami pasien

membawa pasien untuk memeriksakan keadaannya ke RSUD Ambarawa. Setelah dilakukan

pemeriksaan di RSUD Ambarawa barulah pasien mengetahui bahwa pasien menderita kanker

serviks dan telah mencapai stadium IIb. Kemudian pasien dirujuk ke RSUP Kariadi untuk

dilakukan pengobatan dengan kemoradioterapi. Pasien masuk ke RSUP KAriadi melalui IGD

tanggal 25 Maret 2021 pukul 15.00 WIB karena mengalami perdarahan yang cukup banyak dari

kemaluan dan kemudian di rawat di ruang Mawar dan sedang menunggu untuk proses
pengobatan kemoradioterapinya. Saat dilakukan pengkajian tanggal 25 Maret 2021 jam 15.15

WIB pasien mengatakan masih keluar darah dari kemaluan terasa sedikit nyeri pada area perut

bagian bawah dengan skala nyeri 4, seperti ditusuk-tusuk, selama 4-8 menit dan terasa hilang

timbul, pasien mengatakan cemas akan kondisinya, pasien mengatakan takut perdarahan akan

terjadi, pasien mengatakan takut penyakitnya semakin parah setelah kemoterapi, pasien

mengatakan kepala pusing, pasien terlihat pucat, lemas, pasien sering menanyakan tentang

kondisinya pada perawat.

3. Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien mengatakan sebelumnya pernah di rawat di rumah sakit karena sakit kanker serviks 1

bulan yang lalu.

4. Riwayat Penyakit Keluarga

Pasien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit kanker ataupun

penyakit lainnya seperti Hipertensi, Diabetes melitus dan lainnya.

5. Riwayat Menstruasi

a. Umur menarche : 13 tahun

b. Siklus haid : 28 hari

c. Lama haid : 7 hari

d. Jumlah darah haid : 3x ganti pembalut

e. HPHT : 20 Febuari 2021

f. Dismenorhea : ya

g. Spotting : ya

h. Menorrhagia : ya

i. Metrorhagia : ya
6. Riwayat perkawinan

a. Lama menikah : 20 tahun

b. Pernihakan ke :1

c. Usia pertama menikah : 23 tahun

7. Riwayat obstetric

no Tahun Tempat Umur Jenis Jenis Penyulit Jenis Keadaan

partus/abortus partus hamil persalinan penolong kelainan anak

/BBL
1. 1998 Pustu 38 normal bidan Plasenta acreta - Baik

minggu
2 2005 RS 37 SC dokter Letak lintang - Baik

minggu

8. Keluarga Berencana

a. Metode KB terakhir : implant

b. Lama penggunaan : 2 tahun

c. Keluhan/komplikasi :-

d. Rencana KB yang digunakan : suntik

9. Riwayat Ginekologi

a. Infertlititas :-

b. Kasus perkosaan :-

c. Kanker kandungan :-

d. Polip serviks :-

e. PMS :-

f. Mioma uteri :-
g. Servisitis kronis :-

h. Infeksi virus :-

i. Endometris :-

10. Pemeriksaan Fisik

a. Antripometri

1) TB : 160 cm

2) BB saat ini : 57 kg

3) Lingkar Lengan : 25 cm

b. TTV

1) TD : 130/100 mmHg

2) N : 88x/menit

3) RR : 23x/menit

4) S : 36,5 C

c. Keadaan umum : lemah

d. Kulit, Kuku : kulit lembab, elastis, kuku bersih

e. Kepala : bentuk kepala mesochepal, rambut bersih

f. Leher : simetris tidak ada pembesaran polip

g. Thorak : simetris, tidak ada lesi, tidak ada nyeri tekan

h. Jantung : baik

i. Paru : baik

j. Mamae : simetris, tidak ada lesi, tidak ada nyeri tekan

k. Abdomen : simetris, terdapat nyeri tekan di bagian bawah

l. Ekstremitas : baik, tidak ada kelemahan pada ekstremitas, tidak ada lesi, tidak ada

nyeri
11. Pemeriksaan penunjang

a. Pemeriksaan laboratorium tanggal 25 Maret 2021

1) Leukosit 15,86 10^3/𝜇L (Normal: 4,80-10,80 10^3/𝜇L)

2) Eritrosit 3,36 10^6/𝜇L (Normal: 4,20-5,40 10^6/𝜇L)

3) Haemoglobin 7,9 g/dl (Nomal: 12-16 g/dl)

4) Hematokrit 24,5 % (Normal: 37-54%)

b. Rontgen tanggal 25 Maret 2021

Kesan : Foto thorax dalam batas normal

c. Echocardiography tanggal 25 Maret 2021

Kesan : Normal Echocardiography

d. USG tanggal 25 Maret 2021

Kesan : tampak lesi hiperedoic diproyeksi cerviks ukuran 3,9 x 5,2 cm. Penyokong gambaran

massa serviks.

e. Patologi Anatomi

Kesimpulan : Cervix, biopsi : carsinoma cervix invasive

12. Pemeriksaan Ginekologi

a. Abdomen : nyeri tekan bagian bawah

b. Pengeluaran pervagina

1) Lendir : ya

2) Air ketuban : tidak

3) Darah : ya

4) Lendir darah : ya

13. Kesimpulan

Pasien mengalami Ca serviks stadium IIB.


14. Diagnosa Keperawatan

a. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera biologis

DS : pasien mengatakan nyeri pada perut bagian bawah

DO :

P : saat beraktivitas

Q : ditusuk-tusuk

R : perut bagian bawah

S:4

T : hilang timbul

b. Ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informasi

DS : pasien mengatakan cemas karena kondisinya

DO : pasien tampak menanyakan tentang kondisinya kepada perawat

15. Intervensi Keperawatan

a. Nyeri akut

Manajemen Nyeri

1) Observasi

a) Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi frekuensi, kualitas, dan intensitas nyeri.

b) Identifikasi skala nyeri

2) Terapeutik

a) Berikan teknik non farmakologis untuk meredakan nyeri

3) Edukasi

a) Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri

4) Kolaborasi

a) Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu


b. Ansietas

Reduksi Anxietas

1) Observasi

a) Identifikasi saat tingkat anxietas berubah

b) Monitor tanda-tanda anxietas

2) Terapeutik

a) Pahami situasi yang membuat anxietas

b) Dengarkan dengan penuh perhatian

3) Edukasi

a) Latih teknik relaksasi

16. Implementasi Keperawatan

a. Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi frekuensi, kualitas, dan intensitas nyeri.

DS : pasien mengatakan nyeri pada bagian perut bawah, nyeri hilang timbul

DO : pasien tampak meringis

b. Mengidentifikasi skala nyeri

DS : pasien mengatakan nyeri dengan skala 4

DO : pasien tampak gelisah

c. Memberikan teknik non farmakologis untuk meredakan nyeri

DS : pasien mengatakan sudah bisa melakukan teknik nafas dalam untuk mengurangi nyeri

DO : pasien kooperatif

d. Mengkolaborasi pemberian analgetik

DS : pasien mengatakan nyeri berkurang setelah diberikan obat

DO : pasien tampak lebih tenang

e. Memonitor tanda-tanda anxietas


DS : pasien mengatakan cemas dengan penyakitnya

DO : pasien tampak bertanya kepada perawat mengenai penyakitnya

f. Melatih teknik relaksasi

DS : pasien mengatakan lebih tenang setelah mendengar terapi murottal untuk meredakan

cemasnya

DO : pasien kooperatif

17. Evaluasi

25 Maret 2021

S : Pasien mengatakan nyeri

O:

P : nyeri bertambah saat beraktifitas

Q : ditusuk-tusuk

R : perut bagian bawah

S:4

T : hilang timbul

A : masalah belum teratasi

P : lanjutkan intervensi

S : pasien mengatakan cemas karena penyakitnya

O : pasien tampak cemas, pasien selalu bertanya tentang kondisinya kepada perawat

A : masalah belum teratasi

P : lanjutkan intervensi

Anda mungkin juga menyukai