Anda di halaman 1dari 15

LAMPIRAN C

1. Perhitungan Analisis Frekuensi

a. Curah Hujan Bulanan Maksimum

Tabel C.1 Data Curah Hujan Bulanan Maksimum

Setelah mendapatkan nilai curah hujan bulanan maksimum baru dilakukan


analisis frekuensi. Dari analisis frekuensi ini dapat diketahui distribusi mana yang
cocok digunakan pada penelitian ini. Untuk itu dilakukan beberapa perhitungan
distribusi berikut :

b. Distribusi Normal

Tabel C.2 Perhitungan Standar Deviasi Distribusi Normal

52
LAMPIRAN C

Diketahui :
Sx = 31,86
X = 119,10
KT = 2,330
XTr = X + KTr x Sx
XTr = Perkiraan nilai yang diharapkan terjadi dengan periode ulang T tahunan
X = Nilai rata-rata hitung variat
Sx = Deviasi standar nilai variat
KTr = Faktor frekuensi, merupakan fungsi dari peluang atau periode ulang.
XTr = X + KTr x Sx
= (119,10+ 2,330𝑥 31,86) = 193,33

Tabel C.3 Perhitungan Periode Ulang Curah Hujan Distribusi Normal

c. Distribusi Log Normal


Tabel C.4 Perhitungan Standar Deviasi Distribusi Log Normal

53
LAMPIRAN C

Diketahui :
Slog x = 0,302
Log X = 119,10
Log XTr = Log X + Ktr . Slog x
Log XTr = Besarnya curah hujan yang mungkin terjadi pada periode ulang T
tahun
R = Curah hujan rata–rata
Ktr = Standar variabel untuk periode ulang 100 tahun
Slog x = Standar deviasi
Log XTr = Log X + Ktr . Slog x
= 119,10 + (3,45 𝑥 0,302)
= 120,14

Tabel C.5 Perhitungan Periode Ulang Curah Hujan Distribusi Log Normal

d. Distribusi Gumbel
Langkah-langkah perhitungan curah hujan rencana dengan Distribusi
Gumbel adalah sebagai berikut:

1. Hitung standar deviasi


n
(Yi − Yr)2
Sx =
n−1
n−1

54
LAMPIRAN C

2. Hitungan Rata-rata

𝑥𝑖
10

Dimana :
Sx : :Reduced standard deviation
Yr : Rata-rata curah hujan (mm)
Yt : Reduced variasi sebagai periode ulang
K : Faktor Frekuensi

Tabel C.6 Perhitungan Standar Deviasi Metode Gumbel

Hitung nilai faktor frekuensi (K)

𝑌𝑡 − 𝑌𝑛
𝐾=
𝑆𝑛
4,6001 − 0,4952
𝐾= = 4,32
0,9496

55
LAMPIRAN C

Nilai Yn dapat dilihat pada Table B.1 Halaman 45, nilai Sn dapat dilihat
pada Tabel B.2 Halaman 45 dan nilai Yt dapat dilihat pada Tabel B.3 Halaman
45.

a. Hitung hujan dalam periode ulang T tahun


Xtr = X +(K . Sx)
= 119,10 + (4,32 𝑥 31,86) = 256,735

Tabel C.7 Perhitungan Curah Hujan Rencana Periode Ulang T tahun Metode
Gumbel

e. Distribusi Log Pearson III

Distribusi Log Pearson Tipe III atau Distribusi Extrim Tipe III
digunakan untuk analisis variabel hidrologi dengan nilai varian minimum
misalnya analisis frekuensi distribusi dari debit minimum (lowflows).
Distribusi Log Pearson Tipe III, mempunyai koefisien kemencengan
(Coefisienofskwennes) .

Langkah – langkah perhitungan curah hujan rencana dengan Distribusi Log


Person III adalah sebagai berikut:
1. Tentukan logaritma dari semua nilai variat Y

56
LAMPIRAN C

Tabel C.8 Perhitungan Curah Hujan Rencana Distribusi Log Person Tipe III

2. Hitung rata-ratanya
log 𝑦
𝑙𝑜𝑔𝑦 = 𝑛

Log y = 20,59
n = 10
20,59
𝑙𝑜𝑔𝑋 = = 2,058
10
3. Hitung nilai deviasi standarnya dari log X

(log 𝑦−log 𝑦 )2
𝑆 𝑙𝑜𝑔𝑦 = 𝑛−1

0,0020
𝑆 𝑙𝑜𝑔𝑦 = = 0,0149
10 − 1

4. Hitungnilaikoefisienkemencengan

𝑛 𝑛𝑖=0 (log 𝑋 − log 𝑋)2


𝐶𝑠 =
(𝑛 − 1)(𝑛 − 2)(𝑆𝑙𝑜𝑔 𝑋)2
0,0200
𝐶𝑠 = =0,0186
10−1 10−2 0,0149

57
LAMPIRAN C

𝑙𝑜𝑔 𝑅𝑡 = log 𝑋 + (𝑆 log 𝑋 𝑥 𝐺)

= 2,059 + (0,0149 x (0,149))


= 2,291
RT = nlogRT
= 102,291
= 195,26

TabelC.9 Perhitungan Periode Ulang Curah Hujan Rencana Distribusi Log Person
III

f. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Jenis – Jenis Distribusi

Tabel C.10 Perhitungan Jenis – Jenis Distribusi

Jenis Hasil
No. Syarat Kesimpulan
Distribusi Hitungan

Cs ≈ 0 Cs = -0.66 Tidak memenuhi


1 Normal
Ck ≈ 3 Ck = 2.90 Tidak memenuhi
Log Cs ≤ 3 Cv -0.923 ≤ 0,064 Tidak memenuhi
2
Normal CS > 0 -0.923 > 0 Tidak memenuhi
Cs ≤ 1,1396 Cs = -0.66 Memenuhi
3 Gumbel
Ck ≤ 5,4002 Ck = 2.03 Memenuhi
Log
4 Cs ≠ 0 Cs ≠ -0.92 Tidak memenuhi
Pearson III

Dari hasil perhitungan diatas yang memenuhi syarat adalah Distribusi


Gumbel dengan syarat Cs ≤ 1,1396 hasil Cs = -0.66 dan syarat Ck ≤ 5,4002 hasil
Ck = 2.03.

58
LAMPIRAN C

2. Menghitung Debit Banjir Periode Ulang Metode Weduwen

Periode pengamatan 100 tahun, dari grafik pada lampiran Der Weduwen
didapatkan mn = 1,05 Data Curah Hujan Bulanan Maksimum (Rn) = 1191 mm

 Luas DAS Krueng Baru (A) = 1778 km2

 Kemiringan dasar sungai rata-rata (S) = 0,051

 Waktu rencana (ti) = 14,30 jam

 Koefisien perbandingan curah hujan (mi):

- m2 = 0,40

- m5 = 0,60

- m10 = 0,70

- m20 = 0,81

- m25 = 0,82

- m50 = 0,95

- m100 = 1,05

Dicoba Untuk ti = 14,30 jam dan menghitung β, l, α dan t sebagai berikut:

1. Menentukan Koefesien Reduksi (β)


𝑡+1
120+ 𝑥𝐴
𝑡+9
β=
120+𝐴

14,30+1
120+ 𝑥 1778
14,30+9
β=
120+1778

15,30
120+ 𝑥 1778
23,3
β=
1898

15,30
120+ 𝑥 1778
23,3
β=
1898

120+ 0,65𝑥 1778


β=
1898

59
LAMPIRAN C

1898,65
β=
1898

β=1

2. Menentukan Intensitas Hujan (I)

2,4 𝑥 𝑡 +300
I=
(6 𝑥 𝑡)+7

2,4 𝑥 14,30 +300


I=
(6 𝑥 14,30)+7

334,32
I=
92,8

I = 3,60

3. Menentukan Koefesien Pengaliran (a)


4,1
a = 1-
𝐼+7

4,1
a = 1-
3,60+7

4,1
a = 1-
10,6

a = 1- 0,38

a = 0,62

4. Lamanya Hujan (t)

0,476 𝑥 𝐴 3/8
t=
𝑎 𝑥 β x I 1/8 𝑥 (𝑆)1/4

0,476 𝑥 1778 3/8


t=
0,67 𝑥 1 x 3,60 1/8 𝑥 (0,051)1/4

0,476 𝑥 16,54
t=
2,42 1/8 𝑥 (0,475)

7,87
t=
1,11 𝑥 0,475

60
LAMPIRAN C

7,87
t=
0,52

t = 14,30

5. Hitung Qmaks

Qmaks = a x β x I x A

Qmaks = 0,62 x 1 x 3,60 x 1778

Qmaks = 3840,48 m3/detik

6. Curah hujan dengan periode ulang i tahun (Ri)

𝑚𝑖
Ri = 𝑥 𝑅𝑛
𝑚𝑛

𝑚2 0,40
R2 = 𝑥 𝑅100 = 𝑥 1191 = 453,71 mm
𝑚100 1,05

𝑚5 0,60
R5 = 𝑥 𝑅100 = 𝑥 1191 = 680,57 mm
𝑚100 1,05

𝑚10 0,70
R10 = 𝑥 𝑅100 = 𝑥 1191 = 794 mm
𝑚100 1,05

𝑚20 0,81
R20 = 𝑥 𝑅100 = 𝑥 1191 = 918,77 mm
𝑚100 1,05

𝑚25 0,82
R25 = 𝑥 𝑅100 = 𝑥 1191 = 930,11 mm
𝑚100 1,05

𝑚50 0,95
R50 = 𝑥 𝑅100 = 𝑥 1191 = 1077,57 mm
𝑚100 1,05

𝑚100 1,05
R100 = 𝑥 𝑅100 = 𝑥 1191 = 1191 mm
𝑚100 1,05

7. Luasan Curah Hujan (Qi)

𝑅𝑖
Qi = Qmaks x
240

453,71
Q2 = 3840,48 x = 7260 m3/detik
240

680,57
Q5 = 3840,48 x = 10890 m3/detik
240

61
LAMPIRAN C

794
Q10 = 3840,48 x = 12705 m3/detik
240

918,77
Q20 = 3840,48 x = 14702 m3/detik
240

930,11
Q25 = 3840,48 x = 14883 m3/detik
240
1077,57
Q50 = 3840,48 x = 17243 m3/detik
240
1191
Q100 = 3840,48 x = 19058 m3/detik
240

Tabel C.11 Hasil Rekapitulasi Perhitungan Debit Banjir Der Weduwen (1/2)

No Periode Debit Periode Ulang Banjir


1 2 7260 m3/detik

2 5 10890 m3/detik
3 10 12705 m3/detik
4 20 14702 m3/detik
5 25 14883 m3/detik
6 50 17243 m3/detik
7 100 19058 m3/detik

3. Parameter Sungai Pada Jembatan

Debit periode ulang banjir selama 25 tahun = 14883 m3/detik, 50 tahun =


17243 m3/detik dan 100 tahun = 19058 m3/detik.

 Lebar Bentang Jembatan Melintang Sungai: 320 m


 Lebar Sungai Krueng Aceh: 60 m

1. Mencari lebar limpasan permukaan banjir pada sungai

𝑄𝑛
B=
𝐴

Lebar limpasan banjir selama 25 tahun:

14883
B= = 248 m
60

62
LAMPIRAN C

Lebar limpasan banjir selama 50 tahun:

17243
B= = 287 m
60

Lebar limpasan banjir selama 100 tahun:

19058
B= = 317 m
60

4. Penentuan Bentang Jembatan

Lebar limpasan banjir selama 25 tahun = 248 m, 50 tahun = 287 m

Dan 100 tahun = 317 m.

1. Mencari lebar limpasan permukaan banjir pada sungai

L=b

Lebar bentang jembatan periode banjir selama 25 tahun:

L = 248 m ≈ 250 m

Lebar bentang jembatan periode banjir selama 50 tahun:

L = 287 m ≈ 290 m

Lebar bentang jembatan periode banjir selama 100 tahun:

L = 317 m ≈ 320 m

2. Gambar perencanaan lebar bentang jembatan, pilar serta bentuk abutment.

Dari hasil perhitungan lebar limpasan permukaan banjir pada DAS


Krueng Aceh di dapatkan hasil penentuan lebar bentang melintang jembatan
untuk debit periode ulang banjir selama 25 tahun.

63
LAMPIRAN C

250
LEBAR MELINTANG JEMBATAN 250M
LANTAI & BALOK JEMBATAN OPRIT
OPRIT
ABUTMENT PILAR ABUTMENT
LEBAR DEBIT 3
LIMPASAN BANJIR 248M BANJIR 14883 M /Det
16.58 17.64

23.30
6.95

PONDASI PONDASI
GROUTED
RIPRAP
PONDASI

Gambar 4.2.1 perencanaan lebar bentang jembatan, pilar serta bentuk abutment
untuk sungai limpasan banjir dengan periode ulang selama 25 tahun.

Dari hasil perhitungan lebar limpasan permukaan banjir pada DAS Krueng
Aceh di dapatkan hasil penentuan lebar bentang melintang jembatan untuk debit
periode ulang banjir selama 50 tahun.
290
LEBAR MELINTANG JEMBATAN 290M
LANTAI & BALOK JEMBATAN OPRIT
OPRIT
ABUTMENT PILAR ABUTMENT
LEBAR DEBIT
3
LIMPASAN BANJIR 287M BANJIR 17243 M /Det
16.58 17.64

23.30
10.04

PONDASI PONDASI
GROUTED
RIPRAP
PONDASI

Gambar 4.2.1 perencanaan lebar bentang jembatan, pilar serta bentuk abutment
untuk sungai limpasan banjir dengan periode ulang selama 50 tahun.

Dari hasil perhitungan lebar limpasan permukaan banjir pada DAS Krueng
Aceh di dapatkan hasil penentuan lebar bentang melintang jembatan untuk debit
periode ulang banjir selama 100 tahun.

64
LAMPIRAN C

320
LEBAR MELINTANG JEMBATAN 320M
LANTAI & BALOK JEMBATAN OPRIT
OPRIT
ABUTMENT ABUTMENT
PILAR
LEBAR DEBIT
3
LIMPASAN BANJIR 317M BANJIR 19058 M /Det

16.58 17.64

23.30 11.98

PONDASI PONDASI
GROUTED
RIPRAP
PONDASI

Gambar 4.2.3 perencanaan lebar bentang jembatan, pilar serta bentuk abutment
untuk sungai limpasan banjir dengan periode ulang selama 100 tahun.

1. Gambar perencanaan penempatan Grouted Riprap pada pilar serta


Abutment Jembatan.

Untuk mengatasi scouring (gerusan) menggunakan grouted riprap yaitu


dengan cara menepatkan batuan pada dasar sungai disekitar pilar atau abutmen.

Gambar 4.2.4 grouted riprap pada dasar sungai, pilar serta abutmen jembatan.

65
LAMPIRAN C

Berdasarkan hasil analisis lebar bentang jembatan melintang sungai


dengan debit periode ulang banjir selama 25 tahun dengan debit 14883 m3/det,
lebar limpasan banjir 248 m dan lebar bentang 250 m, hasil analisis periode ulang
banjir selama 50 tahun adalah debit 17243 m3/det, lebar limpasan banjir 287 m
dan lebar bentang 290 m, untuk periode ulang selama 100 tahun dengan debit
19058 m3/det, lebar limpasan banjir 317 m dan lebar bentang 320 m. Untuk
mencegah terjadinya scouring dilakukan dengan penepatan batuan (grouted
riprad) pada dasar sungai, pada pilar serta abutmen. Perbandingan lebar bentang
jembatan melintang sungai hasil analisis berdasarkan debit periode ulang banjir
adalah 25 tahun lebar bentang 250 m, 50 tahun lebar bentang 290 m, 100 tahun
lebar bentang 320 m dan lebar bentang jembatan dilokasi adalah 320 m.

66

Anda mungkin juga menyukai